Selamat membaca.“Izinkan aku bertemu dengan Bara!”“Tidak.”Clara menghalangi jalan sambil menggelengkan kepalanya. Dia menatap Luna dari atas kepala sampai ke ujung kakinya dengan senyuman mengejek. “Kau punya masalah tuan putri?”“Clara, aku harus bertemu dengan Bara. Ini penting, tolong mengertilah!” ‘Hahaha’ Tawa Clara membuat Luna mengerutkan keningnya. “Ingatlah posisimu sekarang tidak untuk menawar denganku. Sekarang berbaliklah dan pergi dari sini.”Dia ditinggalkan. Clara sama sekali tak peduli pada Luna, apalagi saat melihat Luna yang datang dalam kondisi kacau dengan lebam di tubuhnya.“Kenapa kau sangat jahat padaku? Memangnya aku lakukan sampai membuatmu marah? Bukankah semua yang kau punya disini karena….”Plak!Akh! Luna memegang pipi kanannya. Sontak wajahnya menoleh ke arah berlawanan—tapi ia hanya menganggap itu sebagai salam penyambutan.“Clara aku mohon. Aku kehabisan waktu.” Ucap Luna setengah memohon.Clara berdecak sebelum berkata, “ikut aku!” dan Luna mengiku
Selamat membaca.Hadar tidak memiliki alasan untuk menahan perpisahannya dengan Bara dan Luna tidak memiliki alasan lagi untuk mempercayai Bara, suaminya saat ini. Akh!Luna terjatuh dari tangga, tapi dia tak merasa ada yang sakit. Secara fisik tidak, tapi secara mental. Dia terluka.Bangkit. Luna berjalan sempoyongan keluar dari perusahaan, Clara bahkan tak ingin menghentikan Luna sementara Bara mengawasi dari tempat paling tinggi dengan alis yang mengkerut ke bawah.Di depan gerbang Igel muncul dengan mobil. Dia terlihat sangat cemas tapi saat ia mencoba mendekati Luna. Yap, tubuhnya terdorong singkat.Hanya tatapan marah dari Luna.***Di tengah perjalanan yang penuh dengan ribuan tanya. Igel setia untuk mengikuti Luna dari belakang.Ia tahu kalau ini pada akhirnya terjadi. Jarak, Igel merasakan itu.“Wah. Sangat luar biasa melihat Diversm memiliki hubungan dengan manusia.”Igel langsung berdiri di depan Luna. “Kalian?” Igel menatap semuanya dengan tatapan waspada.Sementara Luna
Selamat membaca.“Luna.”Kegelapan perlahan-lahan mulai berubah menjadi terang. Luna akhirnya membuka matanya dengan benar dan Hadar senantiasa memeluk Luna.Pergerakan Luna membangunkan Hadar.Mata keduanya bertemu, dalam diam Hadar tersenyum melihat Luna yang tak mendorongnya pergi.“Kau punya banyak waktu untuk beristirahat, maka beristirahatlah!” Ucap Hadar setengah memberikan perintah.“Kau marah.” tebak Luna. Pasalnya Hadar tak mungkin mendekatinya tanpa izin, apalagi sampai memeluknya dengan posesif dalam keadaan setengah telanjang.Hadar tersenyum sambil mengelus helai rambut Luna, lalu menghirupnya dalam-dalam. Dengan tatapan tajam Hadar berkata, “78 hari, itu angka yang cukup besar untukku. Apakah kamu selalu berpikir semua akan normal jika kau melakukan pengorbanan? Memang banyak yang akan selamat, tapi ada satu yang hancur.” “Aku tak sedang berkorban.”“Satu hari yang kau inginkan itu membuatku terus berpikir untuk menghancurkan dunia ini. Luna, aku cukup sabar untuk menu
Selamat membaca.“Berhenti Nona, kau di larang untuk meninggalkan kediaman.” Ella menodongkan senjata pada Luna.Dia punya.Luna terkejut, tapi ia tahu kalau Ella tak mungkin bisa membunuhnya yang membawa ingatan akan bangsa Diversm.“Nona?Lumayan, tapi Anda tak bisa memutuskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan!” Dorong Luna sekali lagi.Dia berjalan melewati Ella namun Igel muncul tepat depan Luna sambil menahan bahu kiri Luna. “Bisa dengarkan aku?” Luna langsung menggelengkan kepalanya pada Igel. “Semua bukan tentang dirimu. Kami sedang berusaha menyelamatkanmu, tidak bisakah kau menghargainya.” tegas Igel.Luna menghentikan langkahnya berbalik menatap ke arah Igel sambil berkata, “Kau benar, semua tidak tentangku. Tidak bisakah kalian menghargai aku sebagai manusia?”“Luna dengar …,”“Manusia tanpa gelar tak pernah mendapatkan perlindungan dari para prajurit.”“Kami bukan prajurit.”“Lalu apa? Pahlawan.” Luna menyeringai. “Kalau bukan keduanya tolong jangan halangi jalanku.
Selamat membaca.Dor!“Kau ingin membunuhku?” tanya Luna. Dia menatap takut ke arah Bara yang baru saja melepaskan satu peluru ke arahnya.Untung saja melesat.Dokumen yang Luna bawa berhamburan di lantai. Tapi tak cukup buruk dari jantungnya yang hampir copot karena ulah Bara.Dia ingin protes tapi saat melihat wajah tak bersahabat Bara, selalu menakutkan dan selalu menatap Luna dengan tatapan jijik dan muak.“Jangan pernah Luna kalau kau yang memberikanku kesempatan untuk menghancurkan hidupmu. Dan aku, MEMBERIKANMU KESEMPATAN UNTUK MEMBALASKU LUNA!”Bara mengeram. “Tapi apa yang kau lakukan? Berkeliaran, bermain dan melakukan banyak sekali drama yang tidak berguna. Kau menyukai peranmu hm?” Bara terlihat sangat frustasi.Ini pertama kalinya Bara marah padanya. Entah Luna harus senang atau dia harus sedih.“Kali ini apa yang aku lakukan?” tanya Luna serius. Dia coba untuk melawan rasa takutnya. “Haruskah kau menyalahkan atas semuanya?” Bara tak menjawab.Dan Luna tak bisa menyembun
Selamat membaca.Dua jam belum berlalu. Luna masih memiliki banyak waktu, akan tetapi ia sudah kembali.Seperti biasa, Hadar menyambutnya dengan tulus dan ramah. Dan sekali lagi mereka semua terkejut karena Hadar selalu benar—Luna selalu kembali tapi.“Rupanya sang burung membawa begitu banyak Luka.” Ejek Ella. “Apakah kali ini sayapmu patah Nona?” tanya Ella.Dia selalu penasaran pada setiap tindakan Luna. Baginya itu sangat menarik tapi ketika ia semakin dekat dengan bidak Luna. Semakin ia bisa melihat keretakan dan jurang di samping kiri dan kanannya.Itu sebabnya ia merasa kasihan.“Ella.” Hadar memperingatkan dengan tajamnya.Pria itu merangkul Luna dan membawanya untuk beristirahat saja. Tapi Luna menghentikan langkahnya.Tatapan Luna memburam dengan air mata tanpa tanya. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Clara.Melepas tangan Hadar, Luna berjalan dengan langkah panjang ke arah Clara. “Kakakmu mencarimu. Pulanglah!”“Tidak. Sampai aku mendapatkan penjelasan darimu!”“Cla
Selamat membaca.Matahari di hari yang baru telah terbit namun kisah kemarin masih belum selesai.Gedor! Gedor! Gedor!Vega dan Igel serta yang lainnya berkumpul, mereka mencoba untuk mendobrak masuk namun Hadar menghilangkan semua akses masuk.Prang!Akh! “Hadar kau…ugh!” Luna merangkak di atas tempat tidur mencoba untuk menghindari Hadar dengan nafas terengah-engah. Akan tetapi Hadar menarik kaki Luna dan membuat tubuh Luna tertarik ke arah Hadar.Kini posisi mereka saling tumpang tindih. “Kau tidak menginginkan perpisahan ku dengan Bara!”“Luna kau menyakiti dirimu sendiri.”“KAU TIDAK JUJUR HADAR!” bentak Luna.Ia menggigit bibir bawahnya menatap Hadar. “Dimana surat cerai nya?” tanya Luna baik-baik. “DIMANA HADAR? TO-TOLONG BEKERJASAMALAH.” Luna menangis. ketakuHadar mengangkat tangannya dan Luna sontak menutup wajahnya. “Kau takut padaku. Aku tidak jahat, jadi jangan takut.” Helaan nafas Hadar begitu berat di setiap kata nya. “Jangan menghindari mataku.”Luna gemetar. Dan hati
Selamat membaca.Pemadaman listrik kala itu menjadi berita paling panas yang sempat menggemparkan dunia. Beberapa orang menyebut kalau itu adalah Kematian Bulan, karena pada saat itu bulan menghilang tapi hanya satu orang saja yang tak peduli pada berita lama itu.Dan dia adalah Luna. Gadis yang kini belajar di perguruan tinggi, Fakultas ternama di kotanya hanya menghabiskan waktu duduk dan belajar dengan giat.Eridamus yang ia kenal sebagai Eridani karena ulah Hadar menentang keinginannya, tetapi Luna meminta hal itu sebagai bayaran untuk tutup mulut.Semua kembali seperti sedia kala. Ayahnya yang menganggap dia memiliki aura buruk seperti pemikiran keluarga yang lain—itu memang rencananya, tapi satu-satunya yang tidak kembali adalah Clara.Hadar menginginkan Clara, dan Bara masih tidak ingin memberikan surat perceraiannya. Ingatannya sama saja, belenggunya masih hilang.“Luna, apa kau menghayal lagi?” tanya Monika. Gadis dengan rambut blonde yang kini menjadi teman dekat Luna meski
Selamat membaca.Kain yang dibungkus asal pada tangan Luna lepas. Perlahan senyuman pada wajah Vega berubah saat melihat tiga cincin yang ada pada jari Luna yang terluka.Seperti bekas seseorang mencoba untuk melepasnya secara paksa. “Apa ini?” Vega bertanya sambil mengerutkan kedua keningnya pada Luna yang terlihat sedang menelan salivanya kasar.“Tunggu itu…”Igel mendekat, dia mengamati cincin yang coba Luna sembunyikan.“Ini bukan apa-apa. Igel, lepaskan tanganku.”“Kau menyakiti Lunaku.” Hadar berucap sambil mencengkram pergelangan tangan Igel. Ia menatap Igel seperti ingin membunuhnya saat ini juga.Hadar tahu kalau mereka sangat penasaran tapi itu membebani Luna. Dan Hadar tidak menyukainya.Igel yang takut menarik tangannya dari Luna. “Maafkan aku.”“Tidak apa-apa…” ucapan Hadar berhenti saat mata tajam itu menatap ke arah cincin yang ada di tangan Luna. “Boleh ku lepaskan?” tanya Hadar.Dengan cepat Luna menggelengkan kepalanya. Dan itu membuat reaksi yang lainnya terlihat sa
Selamat membaca.Menyadari adanya masalah. Luna buru-buru menutupi cincin yang ada pada jarinya dengan selimut agar Hadar tak mengetahuinya.Setelah hari yang panjang, Luna hampir kesulitan untuk melanjutkan tidurnya namun karena kelelahan. Dia tertidur dengan sendirinya, untungnya Hadar tak tidur dengannya semalam. Dan hanya berjaga sebentar saja.“Huh! Syukurlah.” Luna sangat bersyukur.Dia menatap ke arah jam kuno yang terpasang dekat pintu masuk kamar, sebelum melempar selimut dan bergegas ke kamar mandi.Di kamar mandi.“Sttt!” Luna merintih sakit.Darah perlahan menetes dari pergelangan tangannya. Karena ia tak berhati-hati dalam melangkah. Itu menjadi masalah besar bagi Luna. “Sial! Apa yang harus ku lakukan?” Panik. Luna memikirkan sebuah ide untuk menutupi pergelangan tangannya yang terkilir dan sedikit terluka.Buru-buru ia membuka lemari dan merobek beberapa pakaian guna membuat sarung tangan yang tidak akan dicurigai oleh mereka semua nantinya.“Menyebalkan.”“Apanya yang
selamat membaca.Kehadiran bangsa Mimosa tentu saja menimbulkan pertanyaan besar bagi orang baru seperti Lerna—dia berpikir kalau kekuatan yang dikumpulkan oleh Hadar melebihi bantu sandungan juga pilar terkuat yang pernah diciptakan.Dalam hal ini. Mata Lerna tertuju pada Luna, satu-satunya orang yang mungkin menjadi dalang dalam semua ini.Kini ia bisa sedikit percaya pada semua yang ia lihat kala itu.Bangsa Mimosa muncul namun Hadar melihat pemimpin mereka. “Dimana…”“Maaf. Kami sedang berduka.”Mendengar itu Hadar tak bertanya lebih karena ia pasti sudah mengetahui dan membuat rencana untuk kelangsungan hidup bangsa mereka.Tetapi Hadar cukup senang karena mereka tetap datang seperti yang telah dikatakan sebelumnya. “Kami akan membantu mendapatkan Val. Sebagai gantinya, temukan orang-orang yang memegang pengawasan atas hutan ini.”Bangsa Mimosa yang bisa berubah wujud jelas bisa membantu untuk mengintai tanpa ada tahu.Mereka setuju. Dan kelihatannya Luna cukup senang akan bantua
Selamat membaca.Saat hari semakin malam. Diantara pohon-pohon, seorang pria melesat dengan sangat cepat ke area Villa. Di dekat pegunungan dia berhenti.“Aku hanya bisa mengantar kalian sampai disini.”Setelahnya dia kembali pergi.Luna menganggukan kepalanya sekali penuh hormat sebelum ia tersenyum pada Lerna yang terlihat sangat sedih, ketika melihat punggung Antares menjauh darinya.Tapi ini adalah pilihannya. Antares memilih untuk mengikuti perintah raja dan ratu dan Lerna memutuskan untuk mengikuti Luna. Karena ia tak ingin berakhir mengenaskan.Memang pada awalnya Lerna tak percaya pada Luna bahkan sejak awal mereka bertemu, Lerna tak begitu peduli tapi saat Luna memainkan perannya dia tidak ingin mengambil pilihan yang salah lagi.Kehadiran Luna pada perbatasan perlindungan membuat Igel memberi izin untuk melepas sebagian kekuatan.Sambil bergandengan tangan Luna membawa Lerna bersama dengannya. Dengan malu Lerna meraih tangan Luna.***Beberapa menit setelah Lerna bergabung.
Selamat membaca.6 jam kemudian. Luna berbaring di atas tempat tidur, dia tidak pernah merasa sesakit dan selemah ini sebelumnya.Pipinya terus merona dan otaknya sepertinya sudah sangat kacau.Andro dan Horna, Igel menemani Luna, Clara membantu Luna minum dan Vega serta Ella menjaga pintu agar tetap tertutup.“Tulang mu patah, ku rasa kalian sudah bermain tanpa menggunakan otak dan kesadaran kalian.”“Ini berlebihan.” Clara meneguk salivanya kasar, dia berujar sambil menatap paha Luna. Sebelum tatapannya tertuju pada Igel. “Aku takut.”“Aku tak akan mematahkan tubuh mu, aku bukan Hadar.”Sementara mereka sangat serius, Luna malah tertawa dan itu membuat Vega dan Ella naik darah karena Luna terlalu bebas membiarkan Hadar. Mereka sangat lah marah. “Kami tahu emosi kalian sedang baik-baik saja tapi perhatikan tubuhmu.”Em. Sebenarnya Luna sudah meminta untuk berhenti pada Hadar, tapi Hadar tak membiarkannya berhenti dan akhirnya enam jam itu menjadi maut. Luna harus bersyukur karena ha
Selamat membaca.Ini adalah suatu keuntungan bagi Luna, karena Hadar selalu menuruti dan mengikuti apa yang ia mau.Dia cukup senang sekarang, sebuah senyuman manis merekah di sudut kedua bibirnya.Luna segera meraih gagang pintu jendela, akan tetapi senyumnya tiba-tiba saja menghilang saat ia merasakan tangan Hadar yang sedang melingkar pada pinggang rampingnya.Mendapati hal itu. Luna menoleh sedikit ke arah Hadar yang malah semakin memeluknya dengan erat. Dalam hati Luna berujar, “habis lah aku!” Sesalnya kemudian.Dia mencoba untuk tetap tenang. “Hadar?”“Hm?”“Apa kau sedang mencoba untuk menahanku?”“Tidak.”Jawaban yang masuk akal tapi. APA MAKSUDNYA INI?! Luna menghela nafasnya kasar dan Hadar juga mengikuti apa yang Luna lakukan. “Aku tidak boleh?” tanya Luna setengah memelas. Tahu kalau Hadar pada akhirnya tidak setuju dan hanya memancingnya untuk menggali kebenaran tanpa bertanya sedikit pun.Maaf kan dia Val. Dia terlalu percaya diri, meski saat ini Luna pasti akan berada
Selamat membaca.Ini mungkin akan menjadi hari yang sulit bagi Luna. Pasalnya Hadar hanya diam saja, ini tidak berarti baik tapi juga tidak berarti buruk entah nama yang harus Luna rayakan.Hadar mendekat dengan segelas air yang ia sodorkan pada Luna yang malah menggigit bibir bawahnya cemas.Dia lalu menguatkan dirinya untuk bertanya. “Jadi hanya diam?” Mungkin seperti sebuah pertanyaan yang akan membakarnya.Hadar tersenyum. “Aku tak ingin menyakiti kamu dengan membentakmu, cobalah untuk mengerti kalau aku bukanlah ancaman sampai harus mendapatkan tatapan menyebalkanmu saat ini my Luna.” Elusan ringan mendarat pada dagu Luna.Wanita itu menatap Hadar yang terlihat santai naik ke atas ranjang sedang dia hanya menatap gelas air yang penuh di tangannya.Prang!Tiba-tiba gelas ditangan Luna terlepas dari tangan Luna—melayang selama beberapa saat sebelum membentuk tembok kamarnya.Sontak Luna menatap ke arah Hadar. “Jangan membuat aku cemburu pada segelas air!” Pria itu menangis sambil
Selamat membaca.Saat semuanya berkumpul dan membuat semacam kelompok untuk saling berbagi cerita dan rahasia yang lucu, Luna justru m duduk diluar sambil mengawasi Clara dari jarak jauh.Dan dia benar. Clara memalingkan wajahnya dari Luna saat mata keduanya bertemu..Luna meyipitkan matanya. “Kau tidak boleh mencurigai Clara.” Seolah membaca pikiran Luna. Hadar menatap Clara yang membuat kebingungan dimata Luna.Dia benar. Mungkin Luna terlalu waspada pada salah satu orang yang berakhir sebagai temannya dan bukannya musuhnya.“Semakin dijelaskan semakin mengacaukan isi pikiranku.” “Pikiranmu bisa kacau?”Mereka berdua saling tatap. Luna lalu menganggukan kepalanya sebagai jawaban pada Hadar dengan tatapan yang cukup tajam.Tiba-tiba!BRUK!Krak!Prang!!!Igel jatuh dari atap menyambar meja kaca yang langsung hancur dibuatnya—mereka mengambil sikap waspada.Hadar menarik Luna kebelakangnya dan Ella serta yang lainnya mengakat pedang mereka bersiap untuk bertarung.“Ho. Kau ternyata
Selamat membaca.Dari balik pohon-pohon, semak-semak tinggi beberapa bayangan terlihat bergerak, mengintai di tengah kesunyian sebelum meninggalkan daerah tersebut.Hujan sudah berhenti tetapi langit tetap mendung.“Apa pembicaraan kalian berjalan dengan lancar?” tanya Igel penasaran.Luna menatap ke arah belakang Igel seolah sedang mencari seseorang. “Clara ada dimana?”“Aku menyuruhnya untuk tidur siang.”“Kenapa kau tak menemani nya?”“Itu…” Luna mengangkat satu alisnya ke atas saat Igel spontan memegang pipinya yang artinya Clara merasakan bahaya saat bersama dengan Igel.Sangat menarik.Luna tersenyum. Hal itu membuat Igel merasa malu. “Jika kau hanya ingin mengejekku sebaiknya me,nying,kir,lah dari jalanku?”“Kau yang menyapaku lebih dulu. Ingat!” Luna mendengus kesal. “Ngomong-ngomong mengapa kalian seenaknya memanggil Hadar dengan namanya dan kadang dengan sebutan Tuan?”“Sulit mendapatkan kepercayaan pria itu. Jadi jika kami kesal dan terdesak memanggilnya dengan sopan dapat