Selamat membaca.“Luna.”Kegelapan perlahan-lahan mulai berubah menjadi terang. Luna akhirnya membuka matanya dengan benar dan Hadar senantiasa memeluk Luna.Pergerakan Luna membangunkan Hadar.Mata keduanya bertemu, dalam diam Hadar tersenyum melihat Luna yang tak mendorongnya pergi.“Kau punya banyak waktu untuk beristirahat, maka beristirahatlah!” Ucap Hadar setengah memberikan perintah.“Kau marah.” tebak Luna. Pasalnya Hadar tak mungkin mendekatinya tanpa izin, apalagi sampai memeluknya dengan posesif dalam keadaan setengah telanjang.Hadar tersenyum sambil mengelus helai rambut Luna, lalu menghirupnya dalam-dalam. Dengan tatapan tajam Hadar berkata, “78 hari, itu angka yang cukup besar untukku. Apakah kamu selalu berpikir semua akan normal jika kau melakukan pengorbanan? Memang banyak yang akan selamat, tapi ada satu yang hancur.” “Aku tak sedang berkorban.”“Satu hari yang kau inginkan itu membuatku terus berpikir untuk menghancurkan dunia ini. Luna, aku cukup sabar untuk menu
Selamat membaca.“Berhenti Nona, kau di larang untuk meninggalkan kediaman.” Ella menodongkan senjata pada Luna.Dia punya.Luna terkejut, tapi ia tahu kalau Ella tak mungkin bisa membunuhnya yang membawa ingatan akan bangsa Diversm.“Nona?Lumayan, tapi Anda tak bisa memutuskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan!” Dorong Luna sekali lagi.Dia berjalan melewati Ella namun Igel muncul tepat depan Luna sambil menahan bahu kiri Luna. “Bisa dengarkan aku?” Luna langsung menggelengkan kepalanya pada Igel. “Semua bukan tentang dirimu. Kami sedang berusaha menyelamatkanmu, tidak bisakah kau menghargainya.” tegas Igel.Luna menghentikan langkahnya berbalik menatap ke arah Igel sambil berkata, “Kau benar, semua tidak tentangku. Tidak bisakah kalian menghargai aku sebagai manusia?”“Luna dengar …,”“Manusia tanpa gelar tak pernah mendapatkan perlindungan dari para prajurit.”“Kami bukan prajurit.”“Lalu apa? Pahlawan.” Luna menyeringai. “Kalau bukan keduanya tolong jangan halangi jalanku.
Selamat membaca.Dor!“Kau ingin membunuhku?” tanya Luna. Dia menatap takut ke arah Bara yang baru saja melepaskan satu peluru ke arahnya.Untung saja melesat.Dokumen yang Luna bawa berhamburan di lantai. Tapi tak cukup buruk dari jantungnya yang hampir copot karena ulah Bara.Dia ingin protes tapi saat melihat wajah tak bersahabat Bara, selalu menakutkan dan selalu menatap Luna dengan tatapan jijik dan muak.“Jangan pernah Luna kalau kau yang memberikanku kesempatan untuk menghancurkan hidupmu. Dan aku, MEMBERIKANMU KESEMPATAN UNTUK MEMBALASKU LUNA!”Bara mengeram. “Tapi apa yang kau lakukan? Berkeliaran, bermain dan melakukan banyak sekali drama yang tidak berguna. Kau menyukai peranmu hm?” Bara terlihat sangat frustasi.Ini pertama kalinya Bara marah padanya. Entah Luna harus senang atau dia harus sedih.“Kali ini apa yang aku lakukan?” tanya Luna serius. Dia coba untuk melawan rasa takutnya. “Haruskah kau menyalahkan atas semuanya?” Bara tak menjawab.Dan Luna tak bisa menyembun
Selamat membaca.Dua jam belum berlalu. Luna masih memiliki banyak waktu, akan tetapi ia sudah kembali.Seperti biasa, Hadar menyambutnya dengan tulus dan ramah. Dan sekali lagi mereka semua terkejut karena Hadar selalu benar—Luna selalu kembali tapi.“Rupanya sang burung membawa begitu banyak Luka.” Ejek Ella. “Apakah kali ini sayapmu patah Nona?” tanya Ella.Dia selalu penasaran pada setiap tindakan Luna. Baginya itu sangat menarik tapi ketika ia semakin dekat dengan bidak Luna. Semakin ia bisa melihat keretakan dan jurang di samping kiri dan kanannya.Itu sebabnya ia merasa kasihan.“Ella.” Hadar memperingatkan dengan tajamnya.Pria itu merangkul Luna dan membawanya untuk beristirahat saja. Tapi Luna menghentikan langkahnya.Tatapan Luna memburam dengan air mata tanpa tanya. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Clara.Melepas tangan Hadar, Luna berjalan dengan langkah panjang ke arah Clara. “Kakakmu mencarimu. Pulanglah!”“Tidak. Sampai aku mendapatkan penjelasan darimu!”“Cla
Selamat membaca.Matahari di hari yang baru telah terbit namun kisah kemarin masih belum selesai.Gedor! Gedor! Gedor!Vega dan Igel serta yang lainnya berkumpul, mereka mencoba untuk mendobrak masuk namun Hadar menghilangkan semua akses masuk.Prang!Akh! “Hadar kau…ugh!” Luna merangkak di atas tempat tidur mencoba untuk menghindari Hadar dengan nafas terengah-engah. Akan tetapi Hadar menarik kaki Luna dan membuat tubuh Luna tertarik ke arah Hadar.Kini posisi mereka saling tumpang tindih. “Kau tidak menginginkan perpisahan ku dengan Bara!”“Luna kau menyakiti dirimu sendiri.”“KAU TIDAK JUJUR HADAR!” bentak Luna.Ia menggigit bibir bawahnya menatap Hadar. “Dimana surat cerai nya?” tanya Luna baik-baik. “DIMANA HADAR? TO-TOLONG BEKERJASAMALAH.” Luna menangis. ketakuHadar mengangkat tangannya dan Luna sontak menutup wajahnya. “Kau takut padaku. Aku tidak jahat, jadi jangan takut.” Helaan nafas Hadar begitu berat di setiap kata nya. “Jangan menghindari mataku.”Luna gemetar. Dan hati
Selamat membaca.Pemadaman listrik kala itu menjadi berita paling panas yang sempat menggemparkan dunia. Beberapa orang menyebut kalau itu adalah Kematian Bulan, karena pada saat itu bulan menghilang tapi hanya satu orang saja yang tak peduli pada berita lama itu.Dan dia adalah Luna. Gadis yang kini belajar di perguruan tinggi, Fakultas ternama di kotanya hanya menghabiskan waktu duduk dan belajar dengan giat.Eridamus yang ia kenal sebagai Eridani karena ulah Hadar menentang keinginannya, tetapi Luna meminta hal itu sebagai bayaran untuk tutup mulut.Semua kembali seperti sedia kala. Ayahnya yang menganggap dia memiliki aura buruk seperti pemikiran keluarga yang lain—itu memang rencananya, tapi satu-satunya yang tidak kembali adalah Clara.Hadar menginginkan Clara, dan Bara masih tidak ingin memberikan surat perceraiannya. Ingatannya sama saja, belenggunya masih hilang.“Luna, apa kau menghayal lagi?” tanya Monika. Gadis dengan rambut blonde yang kini menjadi teman dekat Luna meski
Selamat membaca.Pemimpin Fakultas membuat pertemuan umum yang tidak diinginkan Luna terjadi.Kini Luna terkurung dalam ruangan bersama orang-orang yang menatapnya dengan tatapan marah.“Kau membuat pertukaran lagi?”Hadar terdengar sangat marah. Sedang Luna mencoba untuk tak melihat matanya, karena lebih baik bagi Luna untuk tidur sedikit lebih lama daripada bergantung pada orang yang salah.“Kau melanggar janjimu. Batas, aku juga memilikinya Luna, Aku … Mencarimu tetapi tidak ku temukan kamu di manapun. Aku juga menunggumu dengan kepercayaan yang sama tapi kamu tidak pernah datang! Apakah kebencianmu lebih besar dari rasa cintaku padamu?”Luna tak menjawab.Hal itu membuat putus asa juga sakit hati. “Hentikan pertukarannya!” titah Hadar.“Tidak mau.”“Luna.” Vega terlihat cemas tapi kali ini Hadar benar, pertukaran itu bisa membuat Luna koma dalam waktu yang lama.“Tidak mau?”“Aku harap aku tidak perlu mengulanginya untuk kedua kalinya. Dan aku harap, kau tidak mencoba untuk menung
Selamat membaca.Mata Luna mulai terbuka, dan nafasnya tidak lah stabil. Dia merasa sangat lelah dan pusing, pandangan buram itu lama-lama mulai terlihat dengan jelas.“Kau baik-baik saja?”“Hm?” Luna mencoba untuk mencari kesadarannya. Namun bukan tempat gelap, tapi UKS di kampus nya. “Ini….”“Baru beberapa menit kau hilang dari pandangan kami namun kau sudah terluka seperti ini?”“Awww.” Luna memegang kepalanya yang berdenyut. Sudah di perban dengan baik, Ella terlihat memutar bola matanya.Tak lama Hadar beserta Horna serta Igel masuk ke dalam ruangan secara bersamaan. “Vega sedang membelikan makanan.” ucap Hadar seolah tahu kalau Luna sedang mencari keberadaan Vega.Dibandingkan hal itu. Luna ingin pergi dari sini secepat mungkin namun Ella menahannya tetap di atas tempat tidur.Lalu Hadar datang dan yap. “Apa yang….”Dia langsung mencium Luna dan membuat Luka pada dahi Luna perlahan membaik. Setelah itu ia. “Maaf.” Ucap Hadar karena berani mencium Luna tanpa seizinnya.Luna denga