Selamat membaca.Ribuan kali ia berpikir bahwa ia masih berada di waktu yang lain, namun semuanya tampak nyata. Tidak ada yang pecah atau yang mengalami keretakan hanya saja sikap Hadar sedikit berbeda dari ingatan nya. “Haruskah aku mencobanya kembali,” menghilang dalam waktu dan memastikan hari ini–sambung Luna dalam hati.“Apa yang ingin kau coba?” Suara itu membuat Luna menoleh ke samping. Di mana Hadar berada, pria itu masuk dengan pakaian yang cukup berantakan–Luna tidak tahu Hadar pergi ke mana setelah menjemput nya dari rumah ayahnya. Tapi dia mencium aroma terbakar sedari tadi.“Aku akan mandi.”Luna mengerutkan keningnya bingung. “Di kamar ini? Apa di kamarmu tidak punya kamar mandi?” “Kau benar, tetapi jika aku berjalan dengan handuk saja itu tidak akan terdengar baik.”“Kenapa kau berjalan hanya dengan handuk?” Luna berpikir sambil menerka-nerka apa yang sebenarnya ingin dilakukan Hadar. “Hadar, Bukankah kita hanya akan berciuman?” tanya Luna memastikan.“Kau yakin tidak
Selamat membaca.Luna mencoba untuk mendorong tubuh Hadar agar menjauh darinya, tapi Hadar terus membuat Luna merasa nyaman dengan pemulihan yang ia lakukan.Mata Hadar menatap dalam netra mata Luna yang mulai menutup sambil mengukir senyuman kecil dari sudut bibirnya. Ia senang Karena Luna menikmatinya, meski Hadar tahu kalau kenikmatan yang Luna rasakan bukan tentang hasratnya tapi tapi lebih seperti infus bagi tubuh Luna.Hadar tidak tidak pernah keberatan, selama Luna tidak menganggapnya sebagai gangguan.Di peluklah Luna yang mulai tertidur dengan sangat erat.***Di tempat lain, seorang pria muncul dalam sebuah ruangan mewah di lantai tertinggi. Tempat pimpinan Eridani berada. Ukiran nama dan foto dalam frame besar membuat pria itu tersenyum.Dia menyentuh pelan meja besar dengan dokumen di beberapa sisi yang tidak tertata rapi. ‘‘Apa kau bukan manusia?’’Sebuah suara membuat Horna membaikan tubuhnya, pria dengan mata yang tentu saja berbeda dari manusia normal itu terlihat sed
Selamat membaca.‘‘Kalian terlihat seperti ingin berperang?’’ timpal Luna asal.Ella tersenyum pada Luna sebelum berkata, ‘‘berkat kau, kita akan berperang melawan bangsa kita sendiri.’’ Ella kini menatap Hadar. ‘‘Sangat menyenangkan saat melihat orang yang selalu membela bangsanya, ingin berperang melawan bangsanya.’’ Ella kini berkata sambil menatap ke arah Luna.Menjadikan Luna sebagai alasan utama perang yang dimaksud oleh Ella.‘‘Tidak akan ada yang berperang. Jangan berlebihan!’’ tegas Hadar.‘‘Kenapa tidak?’’‘‘Mereka tidak datang untuk membunuh Luna, Ella.’’ timpal Igel.Ella terlihat tak senang sementara Luna masih tidak mendapatkan penjelasan dari siapa yang akan datang, itu sebabnya kini ia menatap ke arah Hadar. Dengan tatapan meminta penjelasan.‘‘Siapa yang akan datang Hadar?’’‘‘Taraka dan pasukannya.’’Tunggu, Taraka dan pasukannya? Luna tersenyum kaku, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. ‘‘Taraka? kenapa?’’Hadar tak menjawab. Dia tahu alasan mereka datan
Selamat membaca.‘‘Kau tahu, ketika kau menghampiriku. Maka tidak pernah ada jalan untuk kembali.’’Luna menatap Horna yang berada di sampingnya, Pria yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan penuh hak mutlak, seakan tidak akan pernah melupakan Luna justru hanya membuat Luna tersenyum.Horna mengangkat satu alisnya ke atas. ‘‘Kau tersenyum?’’ ‘‘Kau ingin mendengar sebuah kisah?’’‘‘Aku bisa mendengarnya sepanjang hari.’’Dia terdengar seperti mencintai Luna, tapi Luna tak terpikir demikian. Diamnya Luna justru Horna semakin penasaran. Mata mereka bertemu, dan saat itu juga Luna berkata, ‘‘Sayangnya aku tidak akan pernah ada dalam ceritamu.’’‘‘Apa maksudmu?’’ Luna tersenyum. ‘‘Kau akan menjadi salah satu penyebab mengapa aku harus mati.’’ Luna berkata dengan tatapan lirih. Rasa sakit Luna seolah dirasakan oleh Horna, dia lalu berhenti. Kemudian menatap Luna dalam dalam.Para Taraka menatap tuan mereka yang tiba-tiba berhenti, sebelum Horna meminta mereka untuk pergi lebih du
Selamat membaca.Di antara malam yang gelap, dunia tanpa adanya darah. Di atas tanah yang subur dengan rumput hijau, Mayat justru menumpuk.‘‘Jika Hadar melihat ini, dia pasti sudah membinasakan kita semua.’’ Seorang wanita seksi tanpa lengan kanan tampak sedang menasehati seorang pria yang sedang membantai kaum nya sendiri.Pria itu tersenyum sinis. ‘‘Sayang, dia tak ada di dunia ini. Pria itu terobsesi pada dunia manusia.’’‘‘Tapi bagaimana jika dia kembali?’’ ‘‘Aku meragukan itu.’’ ucapnya sambil tersenyum jahat. ‘‘Para pemimpin juga tertarik pada dunia bodoh itu. Jadi kita akan aman untuk waktu yang panjang Kamila.’’Kamila justru penasaran dengan dunia yang membuat semua bangsa diversm berondong-bondong meninggalkan dunia ini? ‘‘Jadi tempat seperti apa dunia manusia itu?’’‘‘Serius Kamila, kau tidak boleh pergi ke sana.’’‘‘Itu bukan tempat yang tepat. Di sini saja sudah sangat kacau.’’***‘‘Hadar kau harus kembali. Igel mendapat pesan kalau dua anjing merah membuat kekacauan
Selamat membaca.Dia pergi, dia benar-benar pergi–Hadar jelas-jelas berbeda dari pria yang memiliki obsesi yang berlebihan sampai tak ingin melepas wanita yang ia cintai.‘‘Jangan salah paham Luna, Hadar pergi karena ia memiliki kepercayaan yang kau tawarkan. Jadi,’’ Igel menatap Luna yang sedang tersenyum. ‘‘Jadi jangan pernah rusak kepercayaan itu.’’Perkataan Igel seperti sebuah saran yang halus, tapi Luna selalu mendengarnya sebagai sebuah peringatan yang tulus.Luna tak mengatakan apapun, ia hanya menatap ke arah dimana Hadar pergi, seolah masih berada di sana. Dia tersenyum karena jika Hadar mau maka dia tidak akan menempatkan Igel disisinya, sebab ia pernah memanfaatkan Igel untuk mati saat itu.‘‘Dan jangan pernah berpikir untuk meminta hal gila itu lagi.’’‘‘Aku tidak akan memintanya padamu.’’‘‘Luna, Hadar tidak akan senang.’’Luna menepuk pundak Igel singkat. ‘‘Aku tahu.’’ ucapnya sebelum masuk kembali ke dalam.’’***Pagi-pagi buta, Luna terlihat em. ‘‘Hadar sialan, brengs
Selamat membaca.Dari pada mendengar keluhan Luna atas keputusan Hadar yang memang bisa dibilang sepihak. Saat Igel pergi, Luna mengambil kesempatan untuk meninggalkan semua pengawasan Igel. Yap, inilah rencana yang telah ia tunggu.Malam itu, Luna selalu takut pada Hadar. Tapi ia juga tahu kalau Hadar punya batasan yang tak bisa ia langgar.Ketidakhadiran Hadar membuat Luna leluasa untuk melaksanakan usahanya untuk membalas Eridani sekaligus mencari tahu permasalahan awal kacaunya hidupnya. ‘‘Dan jika Hadar ada dalam permainan ini maka aku akan berhenti.’’ sebab aku tidak pernah menang melawan Hadar–Sambung Luna membatin.***‘‘Halo?’’Luna mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal. ‘‘Luna, ayah sudah melakukan yang ayah bisa. Jadi sekarang apakah ayah bisa menjemputmu?’’Sambungan terputus. Luna memutus telepon sepihak setelah menyuruh ayahnya sendiri untuk mengosongkan mineral di seluruh kota. Tapi.‘‘Astaga,’’ Luna menggeram marah saat melihat ke ponsel salah satu penumpang da
Selamat membaca.“Izinkan aku bertemu dengan Bara!”“Tidak.”Clara menghalangi jalan sambil menggelengkan kepalanya. Dia menatap Luna dari atas kepala sampai ke ujung kakinya dengan senyuman mengejek. “Kau punya masalah tuan putri?”“Clara, aku harus bertemu dengan Bara. Ini penting, tolong mengertilah!” ‘Hahaha’ Tawa Clara membuat Luna mengerutkan keningnya. “Ingatlah posisimu sekarang tidak untuk menawar denganku. Sekarang berbaliklah dan pergi dari sini.”Dia ditinggalkan. Clara sama sekali tak peduli pada Luna, apalagi saat melihat Luna yang datang dalam kondisi kacau dengan lebam di tubuhnya.“Kenapa kau sangat jahat padaku? Memangnya aku lakukan sampai membuatmu marah? Bukankah semua yang kau punya disini karena….”Plak!Akh! Luna memegang pipi kanannya. Sontak wajahnya menoleh ke arah berlawanan—tapi ia hanya menganggap itu sebagai salam penyambutan.“Clara aku mohon. Aku kehabisan waktu.” Ucap Luna setengah memohon.Clara berdecak sebelum berkata, “ikut aku!” dan Luna mengiku