Selamat membaca.Dia pergi, dia benar-benar pergi–Hadar jelas-jelas berbeda dari pria yang memiliki obsesi yang berlebihan sampai tak ingin melepas wanita yang ia cintai.‘‘Jangan salah paham Luna, Hadar pergi karena ia memiliki kepercayaan yang kau tawarkan. Jadi,’’ Igel menatap Luna yang sedang tersenyum. ‘‘Jadi jangan pernah rusak kepercayaan itu.’’Perkataan Igel seperti sebuah saran yang halus, tapi Luna selalu mendengarnya sebagai sebuah peringatan yang tulus.Luna tak mengatakan apapun, ia hanya menatap ke arah dimana Hadar pergi, seolah masih berada di sana. Dia tersenyum karena jika Hadar mau maka dia tidak akan menempatkan Igel disisinya, sebab ia pernah memanfaatkan Igel untuk mati saat itu.‘‘Dan jangan pernah berpikir untuk meminta hal gila itu lagi.’’‘‘Aku tidak akan memintanya padamu.’’‘‘Luna, Hadar tidak akan senang.’’Luna menepuk pundak Igel singkat. ‘‘Aku tahu.’’ ucapnya sebelum masuk kembali ke dalam.’’***Pagi-pagi buta, Luna terlihat em. ‘‘Hadar sialan, brengs
Selamat membaca.Dari pada mendengar keluhan Luna atas keputusan Hadar yang memang bisa dibilang sepihak. Saat Igel pergi, Luna mengambil kesempatan untuk meninggalkan semua pengawasan Igel. Yap, inilah rencana yang telah ia tunggu.Malam itu, Luna selalu takut pada Hadar. Tapi ia juga tahu kalau Hadar punya batasan yang tak bisa ia langgar.Ketidakhadiran Hadar membuat Luna leluasa untuk melaksanakan usahanya untuk membalas Eridani sekaligus mencari tahu permasalahan awal kacaunya hidupnya. ‘‘Dan jika Hadar ada dalam permainan ini maka aku akan berhenti.’’ sebab aku tidak pernah menang melawan Hadar–Sambung Luna membatin.***‘‘Halo?’’Luna mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal. ‘‘Luna, ayah sudah melakukan yang ayah bisa. Jadi sekarang apakah ayah bisa menjemputmu?’’Sambungan terputus. Luna memutus telepon sepihak setelah menyuruh ayahnya sendiri untuk mengosongkan mineral di seluruh kota. Tapi.‘‘Astaga,’’ Luna menggeram marah saat melihat ke ponsel salah satu penumpang da
Selamat membaca.“Izinkan aku bertemu dengan Bara!”“Tidak.”Clara menghalangi jalan sambil menggelengkan kepalanya. Dia menatap Luna dari atas kepala sampai ke ujung kakinya dengan senyuman mengejek. “Kau punya masalah tuan putri?”“Clara, aku harus bertemu dengan Bara. Ini penting, tolong mengertilah!” ‘Hahaha’ Tawa Clara membuat Luna mengerutkan keningnya. “Ingatlah posisimu sekarang tidak untuk menawar denganku. Sekarang berbaliklah dan pergi dari sini.”Dia ditinggalkan. Clara sama sekali tak peduli pada Luna, apalagi saat melihat Luna yang datang dalam kondisi kacau dengan lebam di tubuhnya.“Kenapa kau sangat jahat padaku? Memangnya aku lakukan sampai membuatmu marah? Bukankah semua yang kau punya disini karena….”Plak!Akh! Luna memegang pipi kanannya. Sontak wajahnya menoleh ke arah berlawanan—tapi ia hanya menganggap itu sebagai salam penyambutan.“Clara aku mohon. Aku kehabisan waktu.” Ucap Luna setengah memohon.Clara berdecak sebelum berkata, “ikut aku!” dan Luna mengiku
Selamat membaca.Hadar tidak memiliki alasan untuk menahan perpisahannya dengan Bara dan Luna tidak memiliki alasan lagi untuk mempercayai Bara, suaminya saat ini. Akh!Luna terjatuh dari tangga, tapi dia tak merasa ada yang sakit. Secara fisik tidak, tapi secara mental. Dia terluka.Bangkit. Luna berjalan sempoyongan keluar dari perusahaan, Clara bahkan tak ingin menghentikan Luna sementara Bara mengawasi dari tempat paling tinggi dengan alis yang mengkerut ke bawah.Di depan gerbang Igel muncul dengan mobil. Dia terlihat sangat cemas tapi saat ia mencoba mendekati Luna. Yap, tubuhnya terdorong singkat.Hanya tatapan marah dari Luna.***Di tengah perjalanan yang penuh dengan ribuan tanya. Igel setia untuk mengikuti Luna dari belakang.Ia tahu kalau ini pada akhirnya terjadi. Jarak, Igel merasakan itu.“Wah. Sangat luar biasa melihat Diversm memiliki hubungan dengan manusia.”Igel langsung berdiri di depan Luna. “Kalian?” Igel menatap semuanya dengan tatapan waspada.Sementara Luna
Selamat membaca.“Luna.”Kegelapan perlahan-lahan mulai berubah menjadi terang. Luna akhirnya membuka matanya dengan benar dan Hadar senantiasa memeluk Luna.Pergerakan Luna membangunkan Hadar.Mata keduanya bertemu, dalam diam Hadar tersenyum melihat Luna yang tak mendorongnya pergi.“Kau punya banyak waktu untuk beristirahat, maka beristirahatlah!” Ucap Hadar setengah memberikan perintah.“Kau marah.” tebak Luna. Pasalnya Hadar tak mungkin mendekatinya tanpa izin, apalagi sampai memeluknya dengan posesif dalam keadaan setengah telanjang.Hadar tersenyum sambil mengelus helai rambut Luna, lalu menghirupnya dalam-dalam. Dengan tatapan tajam Hadar berkata, “78 hari, itu angka yang cukup besar untukku. Apakah kamu selalu berpikir semua akan normal jika kau melakukan pengorbanan? Memang banyak yang akan selamat, tapi ada satu yang hancur.” “Aku tak sedang berkorban.”“Satu hari yang kau inginkan itu membuatku terus berpikir untuk menghancurkan dunia ini. Luna, aku cukup sabar untuk menu
Selamat membaca.“Berhenti Nona, kau di larang untuk meninggalkan kediaman.” Ella menodongkan senjata pada Luna.Dia punya.Luna terkejut, tapi ia tahu kalau Ella tak mungkin bisa membunuhnya yang membawa ingatan akan bangsa Diversm.“Nona?Lumayan, tapi Anda tak bisa memutuskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan!” Dorong Luna sekali lagi.Dia berjalan melewati Ella namun Igel muncul tepat depan Luna sambil menahan bahu kiri Luna. “Bisa dengarkan aku?” Luna langsung menggelengkan kepalanya pada Igel. “Semua bukan tentang dirimu. Kami sedang berusaha menyelamatkanmu, tidak bisakah kau menghargainya.” tegas Igel.Luna menghentikan langkahnya berbalik menatap ke arah Igel sambil berkata, “Kau benar, semua tidak tentangku. Tidak bisakah kalian menghargai aku sebagai manusia?”“Luna dengar …,”“Manusia tanpa gelar tak pernah mendapatkan perlindungan dari para prajurit.”“Kami bukan prajurit.”“Lalu apa? Pahlawan.” Luna menyeringai. “Kalau bukan keduanya tolong jangan halangi jalanku.
Selamat membaca.Dor!“Kau ingin membunuhku?” tanya Luna. Dia menatap takut ke arah Bara yang baru saja melepaskan satu peluru ke arahnya.Untung saja melesat.Dokumen yang Luna bawa berhamburan di lantai. Tapi tak cukup buruk dari jantungnya yang hampir copot karena ulah Bara.Dia ingin protes tapi saat melihat wajah tak bersahabat Bara, selalu menakutkan dan selalu menatap Luna dengan tatapan jijik dan muak.“Jangan pernah Luna kalau kau yang memberikanku kesempatan untuk menghancurkan hidupmu. Dan aku, MEMBERIKANMU KESEMPATAN UNTUK MEMBALASKU LUNA!”Bara mengeram. “Tapi apa yang kau lakukan? Berkeliaran, bermain dan melakukan banyak sekali drama yang tidak berguna. Kau menyukai peranmu hm?” Bara terlihat sangat frustasi.Ini pertama kalinya Bara marah padanya. Entah Luna harus senang atau dia harus sedih.“Kali ini apa yang aku lakukan?” tanya Luna serius. Dia coba untuk melawan rasa takutnya. “Haruskah kau menyalahkan atas semuanya?” Bara tak menjawab.Dan Luna tak bisa menyembun
Selamat membaca.Dua jam belum berlalu. Luna masih memiliki banyak waktu, akan tetapi ia sudah kembali.Seperti biasa, Hadar menyambutnya dengan tulus dan ramah. Dan sekali lagi mereka semua terkejut karena Hadar selalu benar—Luna selalu kembali tapi.“Rupanya sang burung membawa begitu banyak Luka.” Ejek Ella. “Apakah kali ini sayapmu patah Nona?” tanya Ella.Dia selalu penasaran pada setiap tindakan Luna. Baginya itu sangat menarik tapi ketika ia semakin dekat dengan bidak Luna. Semakin ia bisa melihat keretakan dan jurang di samping kiri dan kanannya.Itu sebabnya ia merasa kasihan.“Ella.” Hadar memperingatkan dengan tajamnya.Pria itu merangkul Luna dan membawanya untuk beristirahat saja. Tapi Luna menghentikan langkahnya.Tatapan Luna memburam dengan air mata tanpa tanya. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Clara.Melepas tangan Hadar, Luna berjalan dengan langkah panjang ke arah Clara. “Kakakmu mencarimu. Pulanglah!”“Tidak. Sampai aku mendapatkan penjelasan darimu!”“Cla