Share

Bab 3. Buaya

Penulis: Ayu Sekti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 15:57:50

Mas, itu suara Ibuku. Kenapa sih Ibu teriak-teriak bikin repot saja. Yuk, kita lihat ke sana!" kata Mawar dengan perasaan panik. Ia tahu betul dengan siapa suara orang yang sedang berteriak.

Suara teriakan yang memanggil Denis ternyata adalah ibunya Mawar. Tidak lama mawar dan Denis menuju pintu depan untuk menemui mertua barunya. Sangat kesal sebenarnya Denis harus bertemu dengan mertua rewel.

"Ada apa Bu?" tanya Mawar kepada sang ibu setelah sampai di depan pintu.

"Ibu minta uang tiga juta ya buat melunasi bayar cicilan beli kulkas? Kalau tidak bisa lunas hari ini, rumah Ibu yang kecil itu mau di sita, Mawar. Kalau kamu tidak punya. Pinjam dulu sama Denis. Dia 'kan kaya."

Baru beberapa hari menjadi keluarga Denis, keluarganya Mawar sudah meminta uang jutaan.

"Banyak banget sih, Bu? Bikin Mawar malu saja."

Mawar merasa malu dengan Denis karena sang Ibu meminta uang pada Denis yang belum lama menikah dengannya.

"Namanya juga kredit kepada Rentenir. Cepetan, ada uangnya 'kan?"

Ibunya Mawar melirik ke arah Denis yang terlihat kesal. Masalah dengan Aisyah belum kelar kini timbul masalah baru lagi.

"Mas, gimana ini? Aku nggak ada uang sebanyak itu," ujar Mawar yang mencoba berbicara kepada Denis. Ia berharap Denis mau melunasinya.

"Haduh, Ibu. Ini sudah malam. Lain kali kalau tidak punya simpanan, jangan suka beli barang yang tidak terlalu penting ya?"

Denis pusing mengetahui bahwa ia harus menanggung biaya cicilan dari ibu mertuanya.

"Barang kurang penting? Kulkas itu penting, Denis! Kamu mau melunasi atau tidak? Kalau gak mau, siap-siap Ibu jadi gelandangan," ujar ibunya Mawar yang mencoba mendesak Denis.

"Okelah akan saya bayar, tapi jangan diulang ya, Bu. Banyak kebutuhan yang harus Denis beli. Ini uangnya."

Akhirnya Denis mengambil uang dari dompetnya. Dan ternyata uangnya pas tiga juta. Ia belum ngambil di ATM lagi.

"Nah gitu dong, itu namanya mantu idaman. Dah ya, jaga baik-baik si Mawar."

Akhirnya Denis memberikan uang tiga juta kepada mertuanya Mawar. Setelah mendapatkan apa yang dimau, ibunya Mawar pulang kembali.

"Astaghfirullah Denis, ternyata Mawar itu istri kedua kamu? Kamu bodoh Denis, wanita sempurna seperti Aisyah kamu sakiti. Kamu main serong dengan anaknya tukang nguras duit? Bibi nggak akan anggap kamu saudara lagi jika kamu seperti itu! Mawar juga, kamu wanita gatel! Ngapain kamu di rumah Denis!"

Percakapan antara ibunya Mawar dan Denis tadi, ternyata didengar oleh tetangganya tak lain adalah bibinya Denis. Beliau kaget dan marah kala melihat Mawar sudah menjadi istri Denis.

"Saya nggak sengaja, Bi. Ini kecelakaan. Tolong Bibi jangan membuat pikiran Denis semakin kacau. Mawar sudah sah menjadi istriku, mau gimana lagi, Bi," jawab Denis kepada Bibinya dengan muka lesu.

"Dasar pria buaya kamu Denis. Ya itu terserah kamu. Kamu akan siap-siap sengsara menjadi istrinya Mawar. Bye, Bibi mau tidur dan malam. Dari pada pusying mikirin Buaya jantan dan buaya betina seperti kalian!"

Bibinya Denis sangat benci dengan Pelakor sehingga omongannya kepada Mawar dan Denis tak ada manis-manisnya. Mawar dan ibunya pun terkenal dengan wanita matre yang sering hutang. Hidupnya selalu ingin bergaya mewah. Mereka sama-sama janda.

***

Kembali ke Aisyah

Aisyah kini sudah berada di rumah mertuanya. Di sana hanya ada mama mertuanya. Sementara papa mertuanya masih di kantor mengurusi usaha yang beliau kelola.

Setengah jam Aisyah sampai di rumah mertuanya. Kini mereka ada di ruang tengah yang sedang membicarakan sesuatu.

"Tumben kamu ke sini, Syah. Denis nggak kamu ajak? Ini 'kan hari Minggu? Apa orderannya sudah selesai?"

Mama Linda yang sedang menikmati bakso panas, menanyakan kedatangan Aisyah yang tidak biasanya.

"Pesanan banyak Mah, tapi Aisyah jenuh ingin mendinginkan pikiran. Em, Mas Denis lagi tidur. Mungkin dia capek. Aku sengaja ke sini sendirian Mah," jawab Aisyah bohong. Ia belum siap menceritakan pernikahan suaminya dengan mawar. Takut mertuanya kenapa-kenapa.

"Oh. Yasudah. Kebetulan Mama mau pergi ke Bandara. Temani Mamah ya? Devan mau pulang dari tugasnya di luar negeri. Ia pindah ngantor di Indonesia. Katanya kangen Mama dan Papa. Mau gak?"

Mama Linda tak curiga sedikitpun. Ia malah menyuruh Aisyah menemani ke Bandara menjemput anak sulungnya yang belum menikah.

"Oh. Jadi Mas Devan mau pulang? Oke lah Mah, Aisyah ikut. Dari pada di rumah bosan," jawab Aisyah sambil menyendok bakso pemberian sang mertua.

Rasanya hangat ketika menyeruput kuah bakso panas saat hati sedang tersakiti.

"Yasudah, ayo kita persiapan. Habiskan dulu baksonya. Makannya pelan-pelan Aisyah! Seperti orang lagi patah hati saja. Kamu sedang tidak bertengkar dengan Denis 'kan?" tanya Mama Linda dengan penasaran.

Tidak biasanya Aisyah makan rakus seperti itu. Mama Linda kini mulai curiga dengan tingkah Aisyah yang tidak seperti biasanya.

"Nggak papa kok Ma. Seharian Aisyah belum makan. Tahu sendiri orderan sangat banyak jadi nggak sempat makan," jawab Aisyah yang memang seharian belum makan karena moodnya sedang tidak enak.

"Yasudah kalau tidak apa-apa. Mama berharap kalian itu selalu rukun dan setia sampai tua. Awas saja jika Denis punya wanita lain. Mama nggak akan anggap lagi dia sebagai anak Mama."

Mama Linda tidak akan memaafkan anaknya sendiri jika anaknya berbuat serong dengan wanita lain. Tanpa sadar, bahwa sang anak sudah melanggar hal tersebut.

"Uhuk uhuk uhuk!"

Aisyah terbatuk kala mendengar mama Linda membicarakan tentang pengkhianatan. Pikirannya menjadi bimbang apakah ia harus bercerita secepatnya atau tidak.

"Syah, kamu kok tersedak? Kamu masuk angin? Kamu nggak papa 'kan? Maaf kalau Mama menakuti kamu."

Mama Linda panik dengan keadaan Aisyah sekarang. Ia mendekati Aisyah lebih dekat lagi dan memegang bahu mantunya.

"Nggak papa, Ma. Nanti juga baikan sendiri. Yuk, kita ke Bandara. Jangan sampai telat jemput Kak Devan. Pakai mobilku saja ya Mah?"

Sebelum mama Linda semakin curiga, Aisyah berdiri dan ingin segera ke Bandara.

"Yasudah. Pakai mobil Mama saja. Nanti pak Dadang yang akan menyetir."

Tidak lama, Mama Linda mulai memanggil pak Dadang yang berada di pos depan dan menyuruhnya untuk tugas malam.

Beberapa menit kemudian, mereka sudah dalam perjalanan menuju Bandara

Tring!

Saat Aisyah duduk dalam mobil, ia mendengar notif pesan WA dan terlihat nomor baru masuk. Tidak lama, Aisyah mulai membuka chat WA.

"Assalamu'alaikum. Aisyah manis."

"Bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu namun, kau sudah menjadi milik seseorang."

Begitulah chat WA yang baru saja dibaca oleh Aisyah.

Degh!

'Pesan dari siapa ini? Aneh? Kok dia merindukanku?' batin Aisyah dengan hati yang bertanya-tanya.

Hatinya berdebar-debar kala membaca chat nomor asing tersebut.

Si

Bab terkait

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 4. Curiga

    Malam itu Aisyah masih dalam mobil. Ia masih memikirkan siapa nomor asing yang ada di WA-nya. Dia bingung, akan mengirim pesan atau tidak soalnya dia belum kenal apakah pemilik nomor asing itu orang baik atau orang jahat. "Syah, kamu bengong? Kamu lagi mikir apa sih? Bentar lagi kita sampai lho?" tanya mama Linda yang memperhatikan tingkah Aisyah yang aneh. "Enggak kok Mah. Aisyah hanya sedikit lelah," jawab Aisyah sekenanya. Dia bingung mau jawab apa. Ia tak mau jika mertuanya tahu tentang pesan dari nomor tak dikenal tersebut. "Kalau kamu nggak enak badan bilang ya? Nanti setelah ketemu Devan, Mama mau beli madu stamina untuk kamu. Sepertinya kamu kurang sehat." Bu Linda memperhatikan Aisyah sepertinya sedang kurang enak badan. Ia berencana untuk membelikan madu agar Aisyah sehat kembali "Terserah Mama saja. Makasih ya Ma. Mama baik banget sama aku." Ketahuilah, kenapa Aisyah datang ke rumah mama Linda bukan orang tuanya, karena orang tua Aisyah sudah tiada. Terjadi kece

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 5. Kesambet

    "Itu lho Ma, teman aku SMA dulu. Dia selalu ngejar aku terus Mah. Padahal, akunya nggak suka," jawab Devan ketika ia dan Aisyah kepergok membicarakan sesuatu. Devan tidak terlalu jujur dengan wanita yang dibicarakan yang ternyata Mawar. Mawar yang kini telah menjadi istri keduanya Denis. "Yang benar? Terus kapan kamu mau menikah? Kalau dah punya cewek, kenalin ke Mamah ya?" Bu Linda meledek Devan karena beliau menginginkan anaknya segera menikah. "Uhuk uhuk uhuk!" Devan malah tersedak karena wanita yang sangat dia cintai berada di sampingnya. Ia tak mungkin mencari wanita lain karena hatinya masih belum bisa move on. "Kok malah tersedak? Ini ada air mineral cepat diminum. Oh, ya, mie ayamnya kita makan yuk? Keburu medok." Mengetahui Devan tersedak, Mama Linda menyodorkan air mineral. Ia khawatir dengan anaknya yang tiba-tiba tersedak. Akhirnya, Aisyah bersama Mama, Devan dan pak sopir makan mie ayam dan camilan bersama. Hati Aisyah yang lara sedikit terobati kala ia bersama den

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   bab 6. Ondel-Ondel

    "Aku orang yang sangat mencintaimu." "Suatu saat kamu akan tahu siapa aku sebenarnya." "I Love You Vorefer" Begitulah jawaban chat WA dari nomor asing. Nomor asing itu belum mengakui siapa sebenarnya dia. Yang membuat Aisyah semakin penasaran. 'Siapa sih. Bikin penasaran saja. Hati lagi sakit gini kok dikerjain orang. Aku biarkan saja deh. Pusing,' batin Aisyah yang pusing dengan chat yang baru saja masuk. Mama Linda terlihat tidur. Hanya Devan dan dirinya yang tak bisa tidur. Sesekali Devan yang berada di depan, menatap kaca spion mobil untuk melihat Aisyah. Devan menatap tajam ke arah Aisyah hingga Aisyah merasa bergetar hatinya. 'Mas Devan kok lihatin aku seperti itu sih? Ada apa dengannya? Tuhan, berikan hamba petunjuk,' batin Aisyah kembali. Aisyah yang lagi ada masalah dengan Denis ditambah bertemu dengan Devan yang bersikap aneh pada dirinya membuat hatinya semakin gundah. "Syah, kita sudah sampai belum? Mamah ketiduran ya? Sudah malam juga sih." Tidak lama, Mama Linda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 1. Gugup

    Dek, Mas mau bicara padamu. Hentikan pekerjaan menjahitmu sebentar saja!" Pada siang hari, Aisyah menghentikan pekerjaannya karena sang suami tiba-tiba memanggilnya. Tidak lama Aisyah berjalan ke arah ruang TV di mana suaminya berada. Menjahit adalah pekerjaan yang digeluti oleh seorang Aisyah sejak sebelum menikah hingga kini. Ia sangat pandai membuat pakaian apa saja. "Ada apa Mas? Apa Mas menyuruh saya untuk membuatkan kopi? Perasaan baru saja tadi saya buatkan," tanya Aisyah sambil meletakkan bobot bokong di sofa. Hari ini suami Aisyah yang bernama Denis libur bekerja di kantor sehingga mereka leluasa untuk mengobrol. "Eng—enggak Dek. Mas mau memberi tahu hal penting. Tapi kamu jangan marah ya?" Dengan gugup Denis menyampaikan maksudnya kepada sang istri. "Hal apa Mas yang mau kamu bicarakan? Cepat katakan!" Hati Aisyah berubah panik. Hatinya tak karuan kala suaminya gugup mengatakan sesuatu hingga membuat pikirannya menerawang ke mana-mana. "Anu, Dek. Mas sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 2. Munafik

    'Keterlaluan kalian. Di belakangku yang sedang nestapa ini, kalian masih bisa berpelukan mesra. Awas kamu Mas! Tapi sabar. Aku harus elegan dan nggak boleh kalah dari maduku. Tak akan kubiarkan rumah ini menjadi milik mawar. Yang merintis pengorbanan aku, yang menuai dia!' batin Aisyah yang masih berdiri di balik pintu. Aisyah mulai menghapus netranya yang basah. Ia mulai balik ke kamarnya kembali untuk menata hati dan pikirannya yang terkoyak. Tok tok tok! "Dek, tolong dibuka pintunya. Kamu belum makan 'kan? Ada seseorang yang mau memberi makanan enak ke kamu." Menginjak Maghrib, Aisyah yang masih berada di kamarnya, mendengar suara suaminya sedang memanggil dan mengetuk pintu. Denis mencoba merayu Aisyah dengan memberikan makanan. Ceklek! Pintu pun segera terbuka. Kemudian Aisyah keluar dan menutupi rasa sedihnya. "Ada apa Mas?" tanya Aisyah dengan mata nanar menatap ke arah Denis. Aisyah berada di depan Denis yang sedang membawa bok makanan berisi nasi uduk dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28

Bab terbaru

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   bab 6. Ondel-Ondel

    "Aku orang yang sangat mencintaimu." "Suatu saat kamu akan tahu siapa aku sebenarnya." "I Love You Vorefer" Begitulah jawaban chat WA dari nomor asing. Nomor asing itu belum mengakui siapa sebenarnya dia. Yang membuat Aisyah semakin penasaran. 'Siapa sih. Bikin penasaran saja. Hati lagi sakit gini kok dikerjain orang. Aku biarkan saja deh. Pusing,' batin Aisyah yang pusing dengan chat yang baru saja masuk. Mama Linda terlihat tidur. Hanya Devan dan dirinya yang tak bisa tidur. Sesekali Devan yang berada di depan, menatap kaca spion mobil untuk melihat Aisyah. Devan menatap tajam ke arah Aisyah hingga Aisyah merasa bergetar hatinya. 'Mas Devan kok lihatin aku seperti itu sih? Ada apa dengannya? Tuhan, berikan hamba petunjuk,' batin Aisyah kembali. Aisyah yang lagi ada masalah dengan Denis ditambah bertemu dengan Devan yang bersikap aneh pada dirinya membuat hatinya semakin gundah. "Syah, kita sudah sampai belum? Mamah ketiduran ya? Sudah malam juga sih." Tidak lama, Mama Linda

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 5. Kesambet

    "Itu lho Ma, teman aku SMA dulu. Dia selalu ngejar aku terus Mah. Padahal, akunya nggak suka," jawab Devan ketika ia dan Aisyah kepergok membicarakan sesuatu. Devan tidak terlalu jujur dengan wanita yang dibicarakan yang ternyata Mawar. Mawar yang kini telah menjadi istri keduanya Denis. "Yang benar? Terus kapan kamu mau menikah? Kalau dah punya cewek, kenalin ke Mamah ya?" Bu Linda meledek Devan karena beliau menginginkan anaknya segera menikah. "Uhuk uhuk uhuk!" Devan malah tersedak karena wanita yang sangat dia cintai berada di sampingnya. Ia tak mungkin mencari wanita lain karena hatinya masih belum bisa move on. "Kok malah tersedak? Ini ada air mineral cepat diminum. Oh, ya, mie ayamnya kita makan yuk? Keburu medok." Mengetahui Devan tersedak, Mama Linda menyodorkan air mineral. Ia khawatir dengan anaknya yang tiba-tiba tersedak. Akhirnya, Aisyah bersama Mama, Devan dan pak sopir makan mie ayam dan camilan bersama. Hati Aisyah yang lara sedikit terobati kala ia bersama den

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 4. Curiga

    Malam itu Aisyah masih dalam mobil. Ia masih memikirkan siapa nomor asing yang ada di WA-nya. Dia bingung, akan mengirim pesan atau tidak soalnya dia belum kenal apakah pemilik nomor asing itu orang baik atau orang jahat. "Syah, kamu bengong? Kamu lagi mikir apa sih? Bentar lagi kita sampai lho?" tanya mama Linda yang memperhatikan tingkah Aisyah yang aneh. "Enggak kok Mah. Aisyah hanya sedikit lelah," jawab Aisyah sekenanya. Dia bingung mau jawab apa. Ia tak mau jika mertuanya tahu tentang pesan dari nomor tak dikenal tersebut. "Kalau kamu nggak enak badan bilang ya? Nanti setelah ketemu Devan, Mama mau beli madu stamina untuk kamu. Sepertinya kamu kurang sehat." Bu Linda memperhatikan Aisyah sepertinya sedang kurang enak badan. Ia berencana untuk membelikan madu agar Aisyah sehat kembali "Terserah Mama saja. Makasih ya Ma. Mama baik banget sama aku." Ketahuilah, kenapa Aisyah datang ke rumah mama Linda bukan orang tuanya, karena orang tua Aisyah sudah tiada. Terjadi kece

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 3. Buaya

    Mas, itu suara Ibuku. Kenapa sih Ibu teriak-teriak bikin repot saja. Yuk, kita lihat ke sana!" kata Mawar dengan perasaan panik. Ia tahu betul dengan siapa suara orang yang sedang berteriak. Suara teriakan yang memanggil Denis ternyata adalah ibunya Mawar. Tidak lama mawar dan Denis menuju pintu depan untuk menemui mertua barunya. Sangat kesal sebenarnya Denis harus bertemu dengan mertua rewel. "Ada apa Bu?" tanya Mawar kepada sang ibu setelah sampai di depan pintu. "Ibu minta uang tiga juta ya buat melunasi bayar cicilan beli kulkas? Kalau tidak bisa lunas hari ini, rumah Ibu yang kecil itu mau di sita, Mawar. Kalau kamu tidak punya. Pinjam dulu sama Denis. Dia 'kan kaya." Baru beberapa hari menjadi keluarga Denis, keluarganya Mawar sudah meminta uang jutaan. "Banyak banget sih, Bu? Bikin Mawar malu saja." Mawar merasa malu dengan Denis karena sang Ibu meminta uang pada Denis yang belum lama menikah dengannya. "Namanya juga kredit kepada Rentenir. Cepetan, ada uangnya

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 2. Munafik

    'Keterlaluan kalian. Di belakangku yang sedang nestapa ini, kalian masih bisa berpelukan mesra. Awas kamu Mas! Tapi sabar. Aku harus elegan dan nggak boleh kalah dari maduku. Tak akan kubiarkan rumah ini menjadi milik mawar. Yang merintis pengorbanan aku, yang menuai dia!' batin Aisyah yang masih berdiri di balik pintu. Aisyah mulai menghapus netranya yang basah. Ia mulai balik ke kamarnya kembali untuk menata hati dan pikirannya yang terkoyak. Tok tok tok! "Dek, tolong dibuka pintunya. Kamu belum makan 'kan? Ada seseorang yang mau memberi makanan enak ke kamu." Menginjak Maghrib, Aisyah yang masih berada di kamarnya, mendengar suara suaminya sedang memanggil dan mengetuk pintu. Denis mencoba merayu Aisyah dengan memberikan makanan. Ceklek! Pintu pun segera terbuka. Kemudian Aisyah keluar dan menutupi rasa sedihnya. "Ada apa Mas?" tanya Aisyah dengan mata nanar menatap ke arah Denis. Aisyah berada di depan Denis yang sedang membawa bok makanan berisi nasi uduk dengan

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 1. Gugup

    Dek, Mas mau bicara padamu. Hentikan pekerjaan menjahitmu sebentar saja!" Pada siang hari, Aisyah menghentikan pekerjaannya karena sang suami tiba-tiba memanggilnya. Tidak lama Aisyah berjalan ke arah ruang TV di mana suaminya berada. Menjahit adalah pekerjaan yang digeluti oleh seorang Aisyah sejak sebelum menikah hingga kini. Ia sangat pandai membuat pakaian apa saja. "Ada apa Mas? Apa Mas menyuruh saya untuk membuatkan kopi? Perasaan baru saja tadi saya buatkan," tanya Aisyah sambil meletakkan bobot bokong di sofa. Hari ini suami Aisyah yang bernama Denis libur bekerja di kantor sehingga mereka leluasa untuk mengobrol. "Eng—enggak Dek. Mas mau memberi tahu hal penting. Tapi kamu jangan marah ya?" Dengan gugup Denis menyampaikan maksudnya kepada sang istri. "Hal apa Mas yang mau kamu bicarakan? Cepat katakan!" Hati Aisyah berubah panik. Hatinya tak karuan kala suaminya gugup mengatakan sesuatu hingga membuat pikirannya menerawang ke mana-mana. "Anu, Dek. Mas sudah

DMCA.com Protection Status