Share

Bab 4. Curiga

Penulis: Ayu Sekti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 15:57:50

Malam itu Aisyah masih dalam mobil. Ia masih memikirkan siapa nomor asing yang ada di WA-nya. Dia bingung, akan mengirim pesan atau tidak soalnya dia belum kenal apakah pemilik nomor asing itu orang baik atau orang jahat.

"Syah, kamu bengong? Kamu lagi mikir apa sih? Bentar lagi kita sampai lho?" tanya mama Linda yang memperhatikan tingkah Aisyah yang aneh.

"Enggak kok Mah. Aisyah hanya sedikit lelah," jawab Aisyah sekenanya. Dia bingung mau jawab apa. Ia tak mau jika mertuanya tahu tentang pesan dari nomor tak dikenal tersebut.

"Kalau kamu nggak enak badan bilang ya? Nanti setelah ketemu Devan, Mama mau beli madu stamina untuk kamu. Sepertinya kamu kurang sehat."

Bu Linda memperhatikan Aisyah sepertinya sedang kurang enak badan. Ia berencana untuk membelikan madu agar Aisyah sehat kembali

"Terserah Mama saja. Makasih ya Ma. Mama baik banget sama aku."

Ketahuilah, kenapa Aisyah datang ke rumah mama Linda bukan orang tuanya, karena orang tua Aisyah sudah tiada. Terjadi kecelakaan yang tak diinginkan pada dua tahun yang lalu.

"Biasa saja, Syah. Mama gak mau kamu sakit. Lagian di rumah banyak orderan 'kan? Tuh, dah sampai Bandara. Kita persiapan!"

Beberapa menit kemudian, mobil milik mama Linda sudah terparkir di tempat parkiran. Sopir, mama Linda dan Aisyah turun dari mobil dan menuju tempat untuk menunggu penumpang pesawat.

Beberapa menit setelah naik Eskalator, mereka sampai di ruang tunggu. Dan ternyata seorang pria tampan yang mengenakan jacket kulit berwarna hitam sudah berada di situ.

"Mama! Pak Dadang. Oh ada Aisyah. Ini Devan!"

Ternyata Devan sudah berada di ruang tunggu. Saat itu Devan terlihat semakin tampan.

"Devan, kamu sudah menunggu. Maaf yah, Mama telat. Tapi Alhamdulillah, kita sudah bisa bertemu dengan kesayangan Mama."

Devan memeluk sang Mama karena sangat kangen. Beberapa tahun Devan tugas di Luar Negeri dan itu sangat membuat rindu akan Tanah Air dan keluarga. Pada hari itu, akhirnya Devan bisa kembali pulang. Ia sudah mengurusi dokumen penting untuk pindah bekerja di Tanah Air. Agar ia tak jauh dari keluarganya.

"Telat tidak apa-apa, Mah. Yang penting Devan sudah bertemu kalian. Ada Aisyah. Bagaimana kabar kamu? Kok sepertinya kamu lagi sedih."

Setelah berpelukan dengan sang mama, ia melihat ke arah Aisyah dan menyapanya dengan hangat.

"Nggak papa kok Kak. Mungkin aku kecapekan karena orderan sangat banyak," jawab Aisyah yang berusaha menyembunyikan hatinya yang lagi sakit. Dengan adanya Devan, sedikit terobati rasa sakitnya.

Devan sangat mirip dengan Denis. Bedanya Devan lebih putih dan lebih tinggi. Sehingga Devan terlihat pria yang sangat mempesona.

"Aisyah orderan menjahitnya banyak Van. Ini Mama mau beli madu sama camilan. Kamu jagain Aisyah sebentar. Pak Dadang ikut sama Mamah."

Tidak lama, Mama Linda dan Pak Dadang membeli sesuatu di kantin yang berada dalam Bandara tersebut. Di ruang tunggu, Aisyah ditemani oleh Devan.

"Aisyah, kamu baik-baik saja 'kan? Sekarang banyak murungnya ya? Pertama dulu aku lihat kamu, kamu sangat ceria dan seperti boneka."

Devan mulai mengawali pembicaraan karena sedari tadi Aisyah termenung dan tidak seperti biasanya.

"Apa sih Mas, ada masalah sebenarnya. Tapi jangan bilang Mamah ya? Sepertinya Mas Devan adalah orang yang tepat untuk aku ajak berdiskusi."

Aisyah sudah tidak tahan lagi atas kelakuan Denis padanya. Ia akan menceritakan masalahnya pada kakak iparnya.

"Tuh kan kamu ada masalah. Firasat aku itu tajam, Syah. Cepat cerita. Keburu Mamah datang."

Devan tahu siapa Aisyah. Karena dulu Devan adalah kakak kelas Aisyah waktu SMA. Devan mengenalkan Denis pada Aisyah. Dan ternyata kini Aisyah berjodoh dengan Denis.

"Mas Denis menikah lagi Kak. Dia jahat banget."

Aisyah akhirnya mengeluarkan unek-uneknya kepada Devan karena ia sudah tidak tahan.

"Benarkah? Sialan si Denis. Awas ya jika nanti ketemu sama aku. Kamu jangan sedih lagi. Urusan ini, biar saya yang akan memberi pelajaran. Suruh jagain Aisyah, tapi malah selingkuh. Sialan! Maafin Kak Devan tak bisa jagain kamu Syah. Hingga kamu kini tersakiti!"

Devan kaget mendengar wanita yang dicintai secara diam-diam disakiti oleh adiknya sendiri. Rasa marah menggelora kepada Denis. Ia akan memberi pelajaran kepada Denis.

"Benar dia menikah lagi. Tapi Mas Devan jangan kasar sama Denis. Nanti kalau ada apa-apa Mas bisa dilaporkan ke Polisi. Kita harus elegan menghadapi orang seperti Mas Denis. Mulutnya memang manis, tapi ternyata dia busuk. Bagaimana tidak, istri barunya kini hamil."

Kehamilan Mawar juga tak lupa ia ceritakan kepada Devan. Tak ada yang perlu disembunyikan lagi. Aisyah ingin segera menyelesaikan masalahnya dengan Denis. Ia sudah muak dengan seorang Denis.

"Denis menghamili gundiknya? Brengsek juga si Denis. Ini harus secepatnya diselesaikan Syah. Tapi kamu harus tetap tenang. Memang siapa istri barunya Denis? Apa aku kenal?" tanya Devan yang penasaran siapa sebenarnya istri barunya Denis.

"Mawar. Tetangga sendiri," jawab Aisyah dengan lesu. Aisyah sekatang sangat benci dengan Mawar. Yang dulunya sahabat baik, ternyata menusuk dari belakang.

"Mawar yang janda itu? Sialan!"

Devan terkejut ketika mendengar bahwa istri barunya Denis adalah Mawar.

"Kamu kenal, Mas? Kok wajah kamu aneh begitu?"

Aisyah melihat wajah Devan berubah aneh kala mendengar bahwa istri baru Denis adalah Mawar.

'Syah, kalau kamu sedih gitu, kamu semakin cantik. Maafkan aku dulu malah mengenalkan adikku padamu yang ternyata brengsek. Ketahuilah, aku sangat mencintaimu. Dan yang mengirim chat itu sebenarnya aku. Aku takut mengungkapkan cinta kepadamu. Aku takut kamu menolak,' batin Devan yang sedang melamum.

"Mas Devan! Kamu kok diam gitu! Mas Devan sakit!" ulang Aisyah menanyakan Devan yang tiba-tiba terdiam.

"Nggak sakit kok. Begini, Mawar itu dulu mantan pacar aku. Jadinya aku kaget. Mereka cocok. Satu buaya betina dan yang satu adalah buaya jantan! Dulu Mawar pacarnya banyak. Sama seperti dengan Denis."

Devan mulai menceritakan masa lalunya kepada Aisyah. Ternyata, Mawar pernah menjadi masa lalu Devan.

"Dunia itu sempit ya Kak? Jadi Denis itu playboy? Pantas. Aku juga nggak nyangka Mawar adalah mantan kak Devan. Kak Devan cemburu?" tanya Aisyah yang jaim kepada Devan.

Curhat dengan Devan membuat Aisyah sedikit melupakan lara hatinya. Rasa ingin tahunya kepada Devan semakin menggila entah mengapa.

"Iya dia Playboy. Apa? Aku cemburu? Cuih. Wanita murahan seperti itu kok bisa aku cemburu. Yang ada, dulu dia ngejar-ngejar aku. Kamu jangan berpikir yang aneh-aneh boneka."

Devan tertawa kecil karena pertanyaan Aisyah menurutnya sangat lucu. Tanpa sadar, Aisyahlah yang membuat Devan tak betah di Luar Negeri. Devan selalu ingin melihat senyum Aisyah yang cantik.

"Siapa wanita murahan itu Devan? Lagi membicarakan cewek ya?"

Tidak lama, setelah curhat panjang dengan Devan, Mama Linda datang dan Pak Dadang. Mereka membawa mie ayam dan jajanan yang lumayan banyak.

Mama Linda meledek pembicaraan Devan dan Aisyah. Mama Linda penasaran dengan apa yang sedang dibicarakan oleh Devan dan Aisyah. Tergerak hatinya untuk mencari tahu.

Bab terkait

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 5. Kesambet

    "Itu lho Ma, teman aku SMA dulu. Dia selalu ngejar aku terus Mah. Padahal, akunya nggak suka," jawab Devan ketika ia dan Aisyah kepergok membicarakan sesuatu. Devan tidak terlalu jujur dengan wanita yang dibicarakan yang ternyata Mawar. Mawar yang kini telah menjadi istri keduanya Denis. "Yang benar? Terus kapan kamu mau menikah? Kalau dah punya cewek, kenalin ke Mamah ya?" Bu Linda meledek Devan karena beliau menginginkan anaknya segera menikah. "Uhuk uhuk uhuk!" Devan malah tersedak karena wanita yang sangat dia cintai berada di sampingnya. Ia tak mungkin mencari wanita lain karena hatinya masih belum bisa move on. "Kok malah tersedak? Ini ada air mineral cepat diminum. Oh, ya, mie ayamnya kita makan yuk? Keburu medok." Mengetahui Devan tersedak, Mama Linda menyodorkan air mineral. Ia khawatir dengan anaknya yang tiba-tiba tersedak. Akhirnya, Aisyah bersama Mama, Devan dan pak sopir makan mie ayam dan camilan bersama. Hati Aisyah yang lara sedikit terobati kala ia bersama den

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   bab 6. Ondel-Ondel

    "Aku orang yang sangat mencintaimu." "Suatu saat kamu akan tahu siapa aku sebenarnya." "I Love You Vorefer" Begitulah jawaban chat WA dari nomor asing. Nomor asing itu belum mengakui siapa sebenarnya dia. Yang membuat Aisyah semakin penasaran. 'Siapa sih. Bikin penasaran saja. Hati lagi sakit gini kok dikerjain orang. Aku biarkan saja deh. Pusing,' batin Aisyah yang pusing dengan chat yang baru saja masuk. Mama Linda terlihat tidur. Hanya Devan dan dirinya yang tak bisa tidur. Sesekali Devan yang berada di depan, menatap kaca spion mobil untuk melihat Aisyah. Devan menatap tajam ke arah Aisyah hingga Aisyah merasa bergetar hatinya. 'Mas Devan kok lihatin aku seperti itu sih? Ada apa dengannya? Tuhan, berikan hamba petunjuk,' batin Aisyah kembali. Aisyah yang lagi ada masalah dengan Denis ditambah bertemu dengan Devan yang bersikap aneh pada dirinya membuat hatinya semakin gundah. "Syah, kita sudah sampai belum? Mamah ketiduran ya? Sudah malam juga sih." Tidak lama, Mama Linda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 1. Gugup

    Dek, Mas mau bicara padamu. Hentikan pekerjaan menjahitmu sebentar saja!" Pada siang hari, Aisyah menghentikan pekerjaannya karena sang suami tiba-tiba memanggilnya. Tidak lama Aisyah berjalan ke arah ruang TV di mana suaminya berada. Menjahit adalah pekerjaan yang digeluti oleh seorang Aisyah sejak sebelum menikah hingga kini. Ia sangat pandai membuat pakaian apa saja. "Ada apa Mas? Apa Mas menyuruh saya untuk membuatkan kopi? Perasaan baru saja tadi saya buatkan," tanya Aisyah sambil meletakkan bobot bokong di sofa. Hari ini suami Aisyah yang bernama Denis libur bekerja di kantor sehingga mereka leluasa untuk mengobrol. "Eng—enggak Dek. Mas mau memberi tahu hal penting. Tapi kamu jangan marah ya?" Dengan gugup Denis menyampaikan maksudnya kepada sang istri. "Hal apa Mas yang mau kamu bicarakan? Cepat katakan!" Hati Aisyah berubah panik. Hatinya tak karuan kala suaminya gugup mengatakan sesuatu hingga membuat pikirannya menerawang ke mana-mana. "Anu, Dek. Mas sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 2. Munafik

    'Keterlaluan kalian. Di belakangku yang sedang nestapa ini, kalian masih bisa berpelukan mesra. Awas kamu Mas! Tapi sabar. Aku harus elegan dan nggak boleh kalah dari maduku. Tak akan kubiarkan rumah ini menjadi milik mawar. Yang merintis pengorbanan aku, yang menuai dia!' batin Aisyah yang masih berdiri di balik pintu. Aisyah mulai menghapus netranya yang basah. Ia mulai balik ke kamarnya kembali untuk menata hati dan pikirannya yang terkoyak. Tok tok tok! "Dek, tolong dibuka pintunya. Kamu belum makan 'kan? Ada seseorang yang mau memberi makanan enak ke kamu." Menginjak Maghrib, Aisyah yang masih berada di kamarnya, mendengar suara suaminya sedang memanggil dan mengetuk pintu. Denis mencoba merayu Aisyah dengan memberikan makanan. Ceklek! Pintu pun segera terbuka. Kemudian Aisyah keluar dan menutupi rasa sedihnya. "Ada apa Mas?" tanya Aisyah dengan mata nanar menatap ke arah Denis. Aisyah berada di depan Denis yang sedang membawa bok makanan berisi nasi uduk dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 3. Buaya

    Mas, itu suara Ibuku. Kenapa sih Ibu teriak-teriak bikin repot saja. Yuk, kita lihat ke sana!" kata Mawar dengan perasaan panik. Ia tahu betul dengan siapa suara orang yang sedang berteriak. Suara teriakan yang memanggil Denis ternyata adalah ibunya Mawar. Tidak lama mawar dan Denis menuju pintu depan untuk menemui mertua barunya. Sangat kesal sebenarnya Denis harus bertemu dengan mertua rewel. "Ada apa Bu?" tanya Mawar kepada sang ibu setelah sampai di depan pintu. "Ibu minta uang tiga juta ya buat melunasi bayar cicilan beli kulkas? Kalau tidak bisa lunas hari ini, rumah Ibu yang kecil itu mau di sita, Mawar. Kalau kamu tidak punya. Pinjam dulu sama Denis. Dia 'kan kaya." Baru beberapa hari menjadi keluarga Denis, keluarganya Mawar sudah meminta uang jutaan. "Banyak banget sih, Bu? Bikin Mawar malu saja." Mawar merasa malu dengan Denis karena sang Ibu meminta uang pada Denis yang belum lama menikah dengannya. "Namanya juga kredit kepada Rentenir. Cepetan, ada uangnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28

Bab terbaru

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   bab 6. Ondel-Ondel

    "Aku orang yang sangat mencintaimu." "Suatu saat kamu akan tahu siapa aku sebenarnya." "I Love You Vorefer" Begitulah jawaban chat WA dari nomor asing. Nomor asing itu belum mengakui siapa sebenarnya dia. Yang membuat Aisyah semakin penasaran. 'Siapa sih. Bikin penasaran saja. Hati lagi sakit gini kok dikerjain orang. Aku biarkan saja deh. Pusing,' batin Aisyah yang pusing dengan chat yang baru saja masuk. Mama Linda terlihat tidur. Hanya Devan dan dirinya yang tak bisa tidur. Sesekali Devan yang berada di depan, menatap kaca spion mobil untuk melihat Aisyah. Devan menatap tajam ke arah Aisyah hingga Aisyah merasa bergetar hatinya. 'Mas Devan kok lihatin aku seperti itu sih? Ada apa dengannya? Tuhan, berikan hamba petunjuk,' batin Aisyah kembali. Aisyah yang lagi ada masalah dengan Denis ditambah bertemu dengan Devan yang bersikap aneh pada dirinya membuat hatinya semakin gundah. "Syah, kita sudah sampai belum? Mamah ketiduran ya? Sudah malam juga sih." Tidak lama, Mama Linda

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 5. Kesambet

    "Itu lho Ma, teman aku SMA dulu. Dia selalu ngejar aku terus Mah. Padahal, akunya nggak suka," jawab Devan ketika ia dan Aisyah kepergok membicarakan sesuatu. Devan tidak terlalu jujur dengan wanita yang dibicarakan yang ternyata Mawar. Mawar yang kini telah menjadi istri keduanya Denis. "Yang benar? Terus kapan kamu mau menikah? Kalau dah punya cewek, kenalin ke Mamah ya?" Bu Linda meledek Devan karena beliau menginginkan anaknya segera menikah. "Uhuk uhuk uhuk!" Devan malah tersedak karena wanita yang sangat dia cintai berada di sampingnya. Ia tak mungkin mencari wanita lain karena hatinya masih belum bisa move on. "Kok malah tersedak? Ini ada air mineral cepat diminum. Oh, ya, mie ayamnya kita makan yuk? Keburu medok." Mengetahui Devan tersedak, Mama Linda menyodorkan air mineral. Ia khawatir dengan anaknya yang tiba-tiba tersedak. Akhirnya, Aisyah bersama Mama, Devan dan pak sopir makan mie ayam dan camilan bersama. Hati Aisyah yang lara sedikit terobati kala ia bersama den

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 4. Curiga

    Malam itu Aisyah masih dalam mobil. Ia masih memikirkan siapa nomor asing yang ada di WA-nya. Dia bingung, akan mengirim pesan atau tidak soalnya dia belum kenal apakah pemilik nomor asing itu orang baik atau orang jahat. "Syah, kamu bengong? Kamu lagi mikir apa sih? Bentar lagi kita sampai lho?" tanya mama Linda yang memperhatikan tingkah Aisyah yang aneh. "Enggak kok Mah. Aisyah hanya sedikit lelah," jawab Aisyah sekenanya. Dia bingung mau jawab apa. Ia tak mau jika mertuanya tahu tentang pesan dari nomor tak dikenal tersebut. "Kalau kamu nggak enak badan bilang ya? Nanti setelah ketemu Devan, Mama mau beli madu stamina untuk kamu. Sepertinya kamu kurang sehat." Bu Linda memperhatikan Aisyah sepertinya sedang kurang enak badan. Ia berencana untuk membelikan madu agar Aisyah sehat kembali "Terserah Mama saja. Makasih ya Ma. Mama baik banget sama aku." Ketahuilah, kenapa Aisyah datang ke rumah mama Linda bukan orang tuanya, karena orang tua Aisyah sudah tiada. Terjadi kece

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 3. Buaya

    Mas, itu suara Ibuku. Kenapa sih Ibu teriak-teriak bikin repot saja. Yuk, kita lihat ke sana!" kata Mawar dengan perasaan panik. Ia tahu betul dengan siapa suara orang yang sedang berteriak. Suara teriakan yang memanggil Denis ternyata adalah ibunya Mawar. Tidak lama mawar dan Denis menuju pintu depan untuk menemui mertua barunya. Sangat kesal sebenarnya Denis harus bertemu dengan mertua rewel. "Ada apa Bu?" tanya Mawar kepada sang ibu setelah sampai di depan pintu. "Ibu minta uang tiga juta ya buat melunasi bayar cicilan beli kulkas? Kalau tidak bisa lunas hari ini, rumah Ibu yang kecil itu mau di sita, Mawar. Kalau kamu tidak punya. Pinjam dulu sama Denis. Dia 'kan kaya." Baru beberapa hari menjadi keluarga Denis, keluarganya Mawar sudah meminta uang jutaan. "Banyak banget sih, Bu? Bikin Mawar malu saja." Mawar merasa malu dengan Denis karena sang Ibu meminta uang pada Denis yang belum lama menikah dengannya. "Namanya juga kredit kepada Rentenir. Cepetan, ada uangnya

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 2. Munafik

    'Keterlaluan kalian. Di belakangku yang sedang nestapa ini, kalian masih bisa berpelukan mesra. Awas kamu Mas! Tapi sabar. Aku harus elegan dan nggak boleh kalah dari maduku. Tak akan kubiarkan rumah ini menjadi milik mawar. Yang merintis pengorbanan aku, yang menuai dia!' batin Aisyah yang masih berdiri di balik pintu. Aisyah mulai menghapus netranya yang basah. Ia mulai balik ke kamarnya kembali untuk menata hati dan pikirannya yang terkoyak. Tok tok tok! "Dek, tolong dibuka pintunya. Kamu belum makan 'kan? Ada seseorang yang mau memberi makanan enak ke kamu." Menginjak Maghrib, Aisyah yang masih berada di kamarnya, mendengar suara suaminya sedang memanggil dan mengetuk pintu. Denis mencoba merayu Aisyah dengan memberikan makanan. Ceklek! Pintu pun segera terbuka. Kemudian Aisyah keluar dan menutupi rasa sedihnya. "Ada apa Mas?" tanya Aisyah dengan mata nanar menatap ke arah Denis. Aisyah berada di depan Denis yang sedang membawa bok makanan berisi nasi uduk dengan

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 1. Gugup

    Dek, Mas mau bicara padamu. Hentikan pekerjaan menjahitmu sebentar saja!" Pada siang hari, Aisyah menghentikan pekerjaannya karena sang suami tiba-tiba memanggilnya. Tidak lama Aisyah berjalan ke arah ruang TV di mana suaminya berada. Menjahit adalah pekerjaan yang digeluti oleh seorang Aisyah sejak sebelum menikah hingga kini. Ia sangat pandai membuat pakaian apa saja. "Ada apa Mas? Apa Mas menyuruh saya untuk membuatkan kopi? Perasaan baru saja tadi saya buatkan," tanya Aisyah sambil meletakkan bobot bokong di sofa. Hari ini suami Aisyah yang bernama Denis libur bekerja di kantor sehingga mereka leluasa untuk mengobrol. "Eng—enggak Dek. Mas mau memberi tahu hal penting. Tapi kamu jangan marah ya?" Dengan gugup Denis menyampaikan maksudnya kepada sang istri. "Hal apa Mas yang mau kamu bicarakan? Cepat katakan!" Hati Aisyah berubah panik. Hatinya tak karuan kala suaminya gugup mengatakan sesuatu hingga membuat pikirannya menerawang ke mana-mana. "Anu, Dek. Mas sudah

DMCA.com Protection Status