Share

Bab 5. Kesambet

Penulis: Ayu Sekti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 16:26:43

"Itu lho Ma, teman aku SMA dulu. Dia selalu ngejar aku terus Mah. Padahal, akunya nggak suka," jawab Devan ketika ia dan Aisyah kepergok membicarakan sesuatu. Devan tidak terlalu jujur dengan wanita yang dibicarakan yang ternyata Mawar. Mawar yang kini telah menjadi istri keduanya Denis.

"Yang benar? Terus kapan kamu mau menikah? Kalau dah punya cewek, kenalin ke Mamah ya?"

Bu Linda meledek Devan karena beliau menginginkan anaknya segera menikah.

"Uhuk uhuk uhuk!"

Devan malah tersedak karena wanita yang sangat dia cintai berada di sampingnya. Ia tak mungkin mencari wanita lain karena hatinya masih belum bisa move on.

"Kok malah tersedak? Ini ada air mineral cepat diminum. Oh, ya, mie ayamnya kita makan yuk? Keburu medok."

Mengetahui Devan tersedak, Mama Linda menyodorkan air mineral. Ia khawatir dengan anaknya yang tiba-tiba tersedak.

Akhirnya, Aisyah bersama Mama, Devan dan pak sopir makan mie ayam dan camilan bersama. Hati Aisyah yang lara sedikit terobati kala ia bersama dengan keluarga yang hangat.

Apalagi ada Devan yang selalu memberi senyum tulus kepada Aisyah. Sesekali Devan mencuri-curi pandang ke Aisyah. Hati Devan sangat terharu melihat Aisyah sedang disakiti oleh adiknya sendiri.

"Devan, Aisyah, kalian itu makannya sama-sama rakus. Kalian lagi kesambet apa sih? Tapi Mama senang, kalian doyan mie ayamnya. Jadi Mama belinya nggak sia-sia. Nanti kalau kurang bisa nambah."

Mama Linda terkejut melihat Aisyah dan Devan sangat lahap memakan mie ayam. Mereka seperti memiliki ikatan batin yang kuat.

"Enak banget Mah mie ayamnya. Di London nggak ada makanan seenak ini. Makanya Devan kepingin pulang. Kuliner Indonesia 'The Best' Mah. Kalau Aisyah mah mungkin lagi PMS itu?"

Devan mencoba mencairkan suasana agar tidak tegang. Dan Mama Linda tidak curiga bahwa Aisyah sedang ada masalah dengan Denis.

"PMS. Ih, Mas Devan sok tahu. Emang iya. Kok tahu sih? Beneran lho Aisyah lagi dapat tamu. Emang suka makan banyak kalau Aisyah lagi dapet," jawab Aisyah jujur sambil berusaha untuk tertawa. Ia ingin keluarganya tidak ikut merasakan kesedihannya.

"Hem. Anak Mama suka cari tahu tentang kebiasaan cewek ya? Kok pertanyaan Mamah nggak dijawab sih, Van. Kamu udah ada kenalan cewek apa belum? Kalau belum, Mamah punya kenalan lho. Dia wanita mandiri juga seperti Aisyah."

Diam-diam, Mama Linda sudah menyiapkam calon istri untuk Devan. Mama Linda memang sangat memperdulikan anaknya.

"Apa? Mamah mau ngenalin aku sama cewek? Devan malas Mah. Devan belum siap nikah. Devan masih ingin menata karir," jawab Devan dengan tegas.

Sama sekali Devan tidak tertarik dengan wanita kenalan mamanya. Ia mencari alasan agar mamanya tidak curiga bahwa wanita yang ia cintai adalah Aisyah.

"Menata karir gimana sih, Van? Pekerjaan kamu 'kan sudah mapan. Usaha Catering kamu juga berkembang pesat. Mumpung belum tua kamu secepatnya harus menikah. Atau, kalau nggak mau dengan pilihan Mama ya kamu cari sendiri. Tampan gitu kok sulit cari cewek. Devan-Devan!"

Di depan Aisyah Mama Linda mengomel ke Devan karena Devan keras kepala dan sulit diberi tahu.

"Mah, pelan-pelan kenapa sih banyak orang. Nanti kalau Devan bertemu dengan wanita yang tepat, Devan langsung kenalin sama Mamah. Tapi Mama harus janji?" jawab Devan sambil melihat Aisyah dengan serius. Diperhatikan seperti itu, Aisyah menjadi malu-malu kucing. Betapa tidak, Devan itu sangat mempesona.

"Janji apaan sih, Van? Mama selalu setuju dengan pilihanmu. Asalkan jangan sama wanita yang nggak bener. Nanti Mama dan Papa nggak merestui hubungan kalian," jawab Mama Linda dengan bijak. Ia tahu kemauan anaknya yang ingin mencari cinta sejatinya sendiri. Karena Devan bukan pria yang suka diatur.

"Jika Devan sudah menemukan, Mamah jangan marah dengan wanita pilihan Devan apa pun itu keadaannya! Masa iya, Devan milih wanita yang nggak bener? Emangnya wanita yang nggak bener bisa setia?"

Devan sangat takut jika rasa cintanya kepada Aisyah diketahui oleh sang Mama. Dan dia takut, jika Aisyah memang jodohnya, ia takut kedua orang tuanya tidak merestui hubungan mereka.

"Haha, Devan, kamu lucu sekali. Mama janji deh akan merestui hubungan kalian. Soalnya Mama nggak mau kamu menjadi duda tua," jawab Mama Linda yang sudah menghabiskan satu mangkuk mie ayam.

"Makasih Mah. Mah, sepertinya Aisyah dan Pak Dadang dah ngantuk tuh. Kita pulang sekarang yuk? Nanti Devan yang nyopir juga gak papa kalau Pak Dadang capek."

Devan memang pria baik hati. Ia memikirkan kondisi orang lain walaupun dirinya juga sangat lelah.

"Saya tidak mengantuk kok Den Devan. Malah saya semangat menjemput Den Devan," jawab Pak Dadang yang sedari tadi diam dan menjadi pendengar yang baik. Pak Dadang adalah sopir kepercayaan keluarganya Devan.

"Yasudah, yuk kita pulang. Aisyah dah ngantuk 'kan? Makasih ya Syah, kamu dah nemenin Mamah menjemput Devan. Tanpa ada kamu nggak seru."

Mama Linda sangat senang ketika Aisyah mau diajak menjemput Devan karena ada taman untuk mengobrol.

"Lumayan ngantuk Mah. Iya kita pulang yuk. Dah tengah malam nih. Keburu ada hantu. Eh, nggak deh. Hantunya Kak Devan tuh."

Aisyah masih saja berkelakar dengan Devan. Ia ingin segera melupakan kesedihannya. Dengan cara itulah ia bisa tertawa kembali.

"Awas nanti Syah, aku jadi Genderuwo dan bikin kamu nggak bisa tidur. Haha!" jawab Devan yang berusaha menimpali perkataan Aisyah yang semakin seru. Bersama Aisyah, hidup Devan menjadi seru.

"Haha. Kalian lucu sekali kalau berkelakar. Yuk, jalannya kita percepat agar kita cepat sampai ke tempat parkir."

Koper milik Devan ia dorong sendiri menuju tempat parkir bersama dengan keluarganya. Ia juga tidak sabar ingin cepat sampai rumah.

Beberapa menit kemudian Devan dan keluarganya sudah berada di mobil dan mereka dalam perjalanan pulang. Saat berada di mobil semuanya terdiam.

'Mas Denis! Malam ini pasti kalian sedang berdua melakukan malam pertama. Kau sangat kejam Mas. Awas saja, Aisyah nggak pulang dalam beberapa hari ini. Silakan, puaskan dirimu menikmati malam di atas penderitaan istri!' batin Aisyah yang mulai teringat dengan Denis. Ia mengira Denis sedang bersenang-senang dengan Mawar malam itu. Dalam detik itu, Aisyah berusaha melupakan Denis.

Hingga Aisyah teringat pada chat yang belum ia balas. Kemudian ia mulai membalas chat nomor baru yang membuat dirinya penasaran.

"Maaf, Anda siapa ya?"

"Kenal saja belum, kok kamu sudah bilang ke aku jika kamu merindukanmu?

"Jawab!"

Akhirnya Aisyah sudah membalas chat WA yang belum dijawab. Hatinya mulai sedikit lega kala ia bisa menjawab chat tersebut.

Tring!

Beberapa detik kemudian, bunyi notifikasi chat WA terdengar. Hatinya berdebar-debar ingin segera melihat jawaban chat tersebut.

Bab terkait

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   bab 6. Ondel-Ondel

    "Aku orang yang sangat mencintaimu." "Suatu saat kamu akan tahu siapa aku sebenarnya." "I Love You Vorefer" Begitulah jawaban chat WA dari nomor asing. Nomor asing itu belum mengakui siapa sebenarnya dia. Yang membuat Aisyah semakin penasaran. 'Siapa sih. Bikin penasaran saja. Hati lagi sakit gini kok dikerjain orang. Aku biarkan saja deh. Pusing,' batin Aisyah yang pusing dengan chat yang baru saja masuk. Mama Linda terlihat tidur. Hanya Devan dan dirinya yang tak bisa tidur. Sesekali Devan yang berada di depan, menatap kaca spion mobil untuk melihat Aisyah. Devan menatap tajam ke arah Aisyah hingga Aisyah merasa bergetar hatinya. 'Mas Devan kok lihatin aku seperti itu sih? Ada apa dengannya? Tuhan, berikan hamba petunjuk,' batin Aisyah kembali. Aisyah yang lagi ada masalah dengan Denis ditambah bertemu dengan Devan yang bersikap aneh pada dirinya membuat hatinya semakin gundah. "Syah, kita sudah sampai belum? Mamah ketiduran ya? Sudah malam juga sih." Tidak lama, Mama Linda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bodo Amat

    "Mas Denis?" Kamu mau belanja juga?"Aisyah dan Devan terkejut kala melihat Denis dan Mawar juga berada di Super Market. Mawar dan Denis pun juga sangat terkejut melihat Aisyah belanja dengan Devan."Mas Devan! Ka—kamu bisa sama istriku?"Denis sangat malu sekali ketika Devan melihat Mawar bergandengan tangan dengannya. Yang seharusnya kakaknya tersebut jangan sampai tahu dalam waktu yang secepat ini. Namun, takdir berkata lain."Yang mana istrimu? Yang kau gandeng siapa?" tanya Devan dengan pertanyaan cerdasnya. Devan sangat geram melihat sang adik berjalan mesra dengan Mawar. Padahal istri pertamanya sedang bersedih hati."Dia temanku, Mas. Mas Devan kapan datang? Aisyah, kenapa kamu nggak balas telepon dari saya?"Denis berbohong dan tidak mengakui Mawar sebagai istri keduanya karena ada Devan. Ia mengalihkan pembicaraan dengan bertanya kepada Aisyah."Jangan berbohong, kamu memang brengsek! Plak! Plak!"Karena Devan sangat emosi, dia menampar adiknya sendiri. Dia tidak peduli Deni

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab. 8. Ketika di Kafe

    "Aku akan mencoba menelepon mamaku dulu."Pada siang itu, Denis dan Mawar masih terjebak di Super Market karena belum bisa membayar barang belanjaan mereka.Solusi terakhir, Denis akan menelepon mamanya. Ia tidak mau kalau dilaporkan kepada pihak kepolisian. Tidak lama, Denis segera menghubungi mamanya.Ternyata sang mama mengangkat telepon dari Denis."Ada apa Denis?" tanya Mama Linda yang ada di seberang sana."Mah, Denis minta bantuan boleh gak? Denis dalam keadaan darurat nih?"Denis mencoba mengawali pembicaraan telepon kepada sang mama dengan nada panik."Ada apa Denis? Kamu di mana?" tanya Mama Linda dengan rasa penasaran."Mah, nomor rekening aku, tolong, ditransfer uang lima juta bisa nggak? Nanti kalau sudah gajian, Denis ganti. Aku ada di Super Market dan kebetulan ATM-nya dibawa Aisyah. Plis Mah, Denis nggak mau masuk penjara," tutur Denis yang menelepon mamanya dengan nada memelas."Kamu belanja di Super Market habis lima juta? Buat beli apa aja, Denis? Tumben kamu belan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 9. Suara Apa Itu?

    Aisyah memberontak. "Mas Denis, lepaskan! Nanti sore saya itu mau pulang! Mobil aku masih di rumah Mamah. Jangan seperti anak kecil kenapa? Tolong lepaskan tangan saya!"Di siang itu Aisyah berteriak. Ia meminta agar dilepaskan tangannya yang dipegang erat oleh Denis. Ia malu dilihat orang banyak di dalam Kafe tersebut."Mobilnya diambil nanti saja! Sekarang pulang pakai mobil saya!" jawab Denis dengan nada tegas.Denis tidak mau jika Aisyah dekat dengan Devan. Pria itu sangat takut kehilangan Aisyah. Denis tetap keras kepala tidak mau melepaskan tangan istrinya. Denis sadar, Aisyah adalah berlian baginya.Devan mendekati Denis dengan geram. "Lepaskan tangan Aisyah, atau kamu akan berduel dengan kakakmu ini! Kau jangan suka paksa wanita yang tak berdaya! mentang-mentang dirimu kuat!"Devan berdiri untuk melepaskan tangan Aisyah yang dipegang oleh Denis dengan kuat. Susah payah Devan melepas tangan Denis yang teramat kuat dan akhirnya, Devan berhasil melepas tangan Aisyah. Aisyah lega

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 10. Lapar

    Saat sore hari Aisyah telah selesai membuat nasi goreng. Bangunlah Denis dan Mawar yang sedang bersenang-senang di kamar pribadi milik Aisyah. Denis dan Mawar juga sangat lapar sehingga kedua parasit itu meminta nasi goreng buatan Aisyah. Denis dan Mawar pergi ke ruang makan dan meminta nasi goreng ke Aisyah. Saat Denis menyapa Aisyah, Aisyah langsung menoleh ke belakang mengarah ke ruang makan. "Buat sendiri lah Mas. Dari pagi aku tuh nggak makan. Mawar 'kan pandai membuat nasi uduk." Aisyah sengaja tidak mau berbagi nasi goreng dengan suami dan madunya karena ia melihat Denis malah enak-enakan di kamar bersama Mawar. Wajah Denis memerah. "Pelit amat sih, Syah. Aku ini lagi kehabisan uang. Dikala susah, kamu nggak mau berbagi. Kasihan Mawar juga!" Denis berdiri dan mendesak Aisyah untuk membagi nasi goreng. Ia sangat lapar. Aisyah geram. "Lah, dari tadi pagi kalian nggak masak? Ditinggal sehari saja, rumah berantakan. Mawar ngapain saja?" tanya Aisyah sambil meletakkan nasi gor

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 11. Siapa?

    Denis yang seharusnya mengajak Mawar untuk beli bakso, tiba-tiba ia mendengar suara rintihan dari Aisyah yang ternyata salah satu jari tangan milik Aisyah terkena jarum jahit. Melihat hal tersebut, Denis berlari untuk membantu Aisyah mengobati luka dengan betadin yang sudah ia siapkan. "Syah, luka ini harus diperban sementara biar cepat sembuh ya? Kamu jangan menjahit dulu kalau tangan kamu lagi sakit!" Saking cemasnya, Denis sampai lupa dengan Mawar yang masih berdiri di balik pintu sambil menyobek-nyobek uang kertasnya. "Mas, biarkan luka ini yang perban aku saja. Kamu mau pergi cari makan dengan Mawar 'kan?" tanya Aisyah yang merasa iba jika Mawar belum makan. Denis menepuk jidat. "Benar juga. Mawar belum makan. Aku sampai lupa. Yasudah, Mas tinggal dulu ya? Kamu istirahat dulu saja," kata Denis yang sok manis di depan Aisyah. Denis kemudian menemui yang ternyata Mawar berdiri di balik pintu sambil menundukkan kepala. " Mawar, kita jadi makan 'kan?" tanya Denis yang juga m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 12 Memohon

    Malam itu, Mama Linda mendengar ada suara yang terjatuh. "Pasti itu Mawar! Aku harus ke kamarnya sekarang!" Denis khawatir jika Mawar terjadi sesuatu padanya sehingga ia segera ke kamar milik Mawar. Setelah samapi di kamar di mana Mawar berada, ternyata Mawar pingsan. Dan lemari dalam keadaan terbuka lebar. Astaghfirullah, pasti ini gara-gara Mawar lapar. Betapa bodohnya aku membuat istriku kelaparan!" Denis menangisi Mawar. Ia langsung membaringkan Mawar di tempat tidur. "Ada apa ini? Apakah dia istri kedua kamu, Denis?" tanya Mama Linda dengan raut wajah panik. "Mawar pingsan Mah. Iya dia istri kedua Denis. Mah, aku sudah tidak ada uang buat beli makan. Mungkin Mawar pingsan gara-gara tidak makan seharian," kata Denis lesu. Mama Linda menggelengkan kepala. "Uang kamu ke mana saja! Kamu bohongi Mama ya. Orang kantor tidak menyuruh kamu membeli peralatan kantor lho. Atau jangan-jangan, uang yang Mama kasih lima juta itu untuk dia! Duit kamu habis gara-gara istri ked

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 13. Kau Jahat Mas!

    Malam itu, Aisyah masih menguping pembicaraan madu dan sang suami. Ia semakin penasaran dengan sikap Mawar kepada Denis. "Kamu nggak ngantuk Dek? Mas temani bobok ya?" Ketika Mawar sedang mual-mual karena hamil, Denis ingin tidur bersama Mawar. Pria itu sudah kecanduan servis yang dilakukan oleh Mawar. "Ngantuk sih Mas. Ah, geli Mas. Kamu jangan na kal ya? Mas, mas!" Tidak lama, terdengar lenguhan panas di antara keduanya. Mereka saling beradu kasih dan tenggelam dalam kenikmatan surga dunia. 'Mas, kau jahat sekali. Dalam kesedihanku, kamu masih saja bisa bermesraan dengan Mawar,' batin Aisyah yang semakin terkoyak. Ketika Denis dan Mawar sedang melakukan surga dunia, Aisyah mulai meninggalkan tempat itu. Aisyah kembali ke kamarnya. Ia menangis lagi. Melempar bantal, guling dan selimut. Saking sakit hatinya, ia tidak bisa mengontrol emosinya. Tring! Tidak lama, ketika Aisyah hanyut dalam tangisan, Terdengar bunyi notifikasi WA. "Ponsel Mas Denis ada di sini? Tumbe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05

Bab terbaru

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Sesuatu

    "Neli, kamu ngikutin kita? Kenapa tatapan kamu benci seperti itu kepada kita?" tanya Devan kepada Neli yang sudah ada tepat di belakangnya."Eng—nggak benci, saya hanya kepedasan ini Kak. Ingin beli es jeruk di taman ini," jawab Neli secara berbohong. Padahal Neli ingin mengintai pergerakan Devan dan Aisyah. Diam-diam, Neli menyembunyikan sesuatu dalam hatinya. "Jangan berbohong kamu Neli. Aku tahu kamu itu berbohong. Kamu pulang saja temani Mbok Ginah. Jangan ganggu acara kami!" jawab Devan dengan muka sinis ke arah Neli yang memang berbohong. Devan sudah pengalaman dengan wanita berwatak seperti Neli. Ia mungkin tidak akan terjebak dengan tipu muslihatnya. "Sudah, kalian jangan bertengkar. Neli, kalau kamu mau beli es jeruk lanjutkan. Jangan lupa nanti bayar sendiri, kamu masih pinjam uang aku loh. Hutang harus dibayar!" tegas Aiayah yang masih mengingat jika Neli pinjam uang kepadanya. "Eh, iya Kak, tenang saja. Nanti kalau aku sudah kerja dan gajian, hutang Kak Aisyah akan saya

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   102. Saat di Taman

    Malam itu Devan dan Aisyah sedang mengalami puncak kebahagiaan meski salah satu pihak sedang dilanda hamil muda. Devan melakukan hubungan dengan istrinya secara lembut hingga mereka sama-sama merasakan puncak kejayaan yanh memuaskan. Hingga mereka terlelap dalam mimpi. ***Pagi pun tiba. Devan sebelum subuh bangun dan mulai mandi besar. Sementara Aisyah masih saja tertidur pulas mungkin karena kelelahan. "Aisyah, bangun. Mandi besar sana. Nanti kita sholat subuh bareng."Ketika Devan sudah mandi, ia membangunkan sang istri dengan menepuk pundak. Tidak lama, Aisyah mulai terbangun. "Ada apa Mas? Haduh, kok aku belum pakai pakaian sih? Aku belum mandi ya? Ini sudah jam berapa?" Asiyah tidak sadar jika waktu itu sudah subuh karena saking lelapnya dan lelah setelah tadi malam bertempur dengan sang suami. "Sudah mandi besar sana. Nanti sholat bareng sama aku. Kamu lupa dengan pertempuran tadi malam?" Devan tersenyum kecil dan gemas melihat Aiayah yang lupa dan cemas. Seperti boneka B

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   101.

    Dia pinjam tiga ratus ribu, Mas? Tapi aku hanya beri dia dua ratus. Aku bilang, uang yang di dompet hanya sisa segitu," jawab Aisyah yang masih menelepon Devan."Oh, yasudah nanti kita bicarakan lagi empat mata di kamar. Ini mungkin udah satu jam, aku mau lihat uji coba yang dilakukan Dokter Virginia. Kamu tetap waspada dengan Neli!'Tidak lama, sambungan telepon diputus oleh Devan. Devan mulai menemui Dokter Virginia untuk memastikan apakah hasil labnya sudah jadi. Sebelum Devan sempat berdiri dari sofa, Dokter yang dimaksud Devan ternyata mendekatinya. "Mas Devan, ayo ikut saya ke ruangan lab. Ada yang perlu saya bicarakan kepada Mas Devan!" Dengan raut wajah serius, wanita tinggi berseragam khas dokter itu mengajak Devan untuk ke ruangan lab."Bagaimana hasilnya, Dokter?" tanya Devan ketika sudah sampai di ruangan lab. Ia berharap-harap cemas dengan hasil yang akan dijelaskan oleh dokter tersebut."Hasilnya positif mengandung zat beracun. Padahal awalnya roti ini aman dan saya b

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   100. Menunggu Hasil

    Sore itu Pak Ujang sudah membawa Mbok Ginah dan wanita muda yang berpakaian sederhana. Namun, tidak berjilbab. Dari cara berpakaiannya wanita tersebut seperti orang desa. "Mbok Ginah? Pak Ujang? Mari silakan duduk ke sana!"Karena Devan sangat menghormati tamu yang datang, tamunya dipersilakan duduk di ruang tamu. Tidak lama, Aisyah datang menghampiri siapa tamunya tersebut dan sudah membawakan air teh dan beberapa jamuan makanan. Beberapa teko dan gelas, beserta jamuan, ia letakkan di meja tamu. "Ini Neng Aisyah? Istrinya Mas Devan ya? Manis sekali. Kenalin Neng, ini Mbok Ginah dan Ini Neli anak saya yang baru pulang kerja dari Arab. Kebetulan, dia sudah berhenti bekerja. Boleh kah dia sama Mbok bekerja di sini? Sekalian jagain Enang jika Nak Devan pergi. Nak Devan itu sudah saya anggap anak sendiri," tutur Mbok Ginah sambil duduk di samping anaknya berumur sekitar 22 tahun. Aisyah mengamati Neli dan Mbok Ginah. Kemudian ia menoleh kepada Devan. "Bagaimana Mas Devan? Apa mereka b

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   99. Kopi Susu

    Sore itu, Devan ingin membawa kue pemberian wanita asing ke Klinik milik Dokter Virginia. Namun, pria itu bingung karena Aisyah tidak mau diajak. Padahal Devan hanya ingin mengungkap keganjilan pada kue tersebut. "Syah, sebelum kue ini basi, ayo kita ke Klinik. Aku nggak mau kamu di rumah sendirian karena nggak ada yang jaga. Plis, ikut yuk? Kita harus tahu siapa wanita asing yang memberi kue pada kita itu!" Devan masih mendesak Aisyah untuk pergi ke Klinik. Baginya, keselamatan Aisyah lebih penting dari segalanya. Sedikit pun Devan nggak mau jika istri tercintanya celaka atau dijahatin orang. Apalagi Aisyah sedang mengandung benihnya. Suatu keluarga kecil yang harus diperjuangkan. "Tapi Mas, aku masih sedikit mual. Aku di rumah sendiri nggak papa. Yang jelas, kamu jangan lama-lama di sana. Aku 'kan bawa ponsel, jadi kamu jangan khawatir. Kita Bisa teleponan." Aisyah masih kelelahan sehingga ia hanya ingin di rumah untuk istirahat. Devan mendengus pelan. "Apa aku panggilkan Mbok

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   98. Icip-icip

    Rina sedang mengintai di balik celah jendela yang terbuka yang ada di samping kamar yang mengarah ke jalanan luar. Karena waktu itu Aisyah ada di kamar dan beristirahat dengan Devan. Wanita itu sedang memastikan apakah kita yang ia bawa benar-benar dimakan oleh Aisyah. "Kalau kamu suka dengan roti ini, saya ambilkan pisau pemotong kue dulu ya? Agar makanannya enak!" Devan mengambil pisau roti yang ada di atas piring kecil dekat dengan nakas. Kebetulan pisau tersebut ada di situ. Devan kemudian memotong-motong kue tersebut menjadi beberapa bagian. "Mas, kalau kamu suka, diicipin dulu ya rotinya. Kelihatannya enak banget! Porsinya juga jumbo. Pasti aku nek, jika makan kue sebanya itu!" Aisyah menyuruh Devan mencicipi kue yang dibawa oleh wanita yang katanya adalah suruhan dari Dokter Virginia. Yang sebenarnya wanita tersebut adalah Rina. "Oke deh, aku makan sepotong dulu!" Lalu Devan memakan sepotong kue berwarna coklat dan putih tersebut sepotong. Ia tergoda dengan ben

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   97. Tamu Tak Diundang

    "Awas saja, aku tidak akan membiarkan janin yang dikandung Aisyah hidup. Kau telah mengambil Devan dariku. Aku juga bisa mengambil janinmu dan akan melenyapkannya." Siang itu, seorang wanita bergaun pink berdiri di balik pintu sambil menatap sinis ke arah Aisyah. "Ehm. Dek Rina, kenapa kamu di situ? Katanya ingin cepat pulang? Atau masih ingin mampir di sini. Nanti aku nitip uang ini untuk Mama ya?" Dokter Virginia ternyata adalah sepupunya Rina. Kebetulan Rina menjadi asisten baru Virginia saat ini. Jadi kesempatan untuk mencelakai Aisyah lebih besar. *** Pada siang itu, Aisyah sudah berada di rumahnya bersama Devan. Aisyah berbaring di ranjang tidurnya setelah meminum vitamin dari Dokter. "Sayang, kamu istirahat dulu ya? Kamu maunya dipesankan masakan apa agar nggak mual? Aku punya makanan rekomen yang sehat di restoran langgananku. Jadi, selama hamil, kamu nggak perlu repot," kata Devan sambil melihat-lihat layar ponselnya. Karena ia ingin memesan makanan online sehat

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   96. Gara-gara Es Krim

    "Nggak papa. Terima kasih suamiku, aku menangis hari ini karena bahagia sekali," kata Aisyah yang masih dipeluk oleh Devan. Mereka menikmati pemandangan dari atas kemidi putar. "Udahlah jangan menangis lagi. Nanti kita turun beli es krim ya? Atau kita naik wahana lain?" tanya Devan yang masih di atas kemidi putar. Mereka berbincang saling tertawa dalam kesenangan sampai kemidi putar berhenti. Mereka turun dari kemidi putar menuju kantin yang menyediakan berbagai makanan dan minuman termasuk es krim. Dua wadah es krim coklat vanila sudah ia pesan. Devan dan Aisyah menikmati es krim sambil duduk di taman yang di depannya penuh dengan bunga. "Es krimnya nambah nggak? Kalau nambah, saya pesankan?" Devan menikmati es krim sambil menoleh ke Aisyah yang juka menikmati es krim dengan lahap. Dalam hati ia tertawa sendiri karena istrinya sangat menggemaskan. "Udah. Tapi Mas, perutku mual banget. Aku seperti ingin muntah! Di sini nggak ada kamar mandi ya?" Ketika Aisyah suda

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   95. Kemidi Putar

    "Nggak perlu ditanggepin saja. Aku sudah sakit hati dengan Jiho. Kirain dia tulis bekerja sama denganku. Nyatanya enggak. Yuk, kita bobok. Jangan berpikir yang macam-macam ya?" Aisyah sudah tidak peduli dengan Jiho meski uangnya ada di perusahaannya Jiho yang berkisar puluhan rupiah. Itu tidak mengapa asal tidak mengganggu rumah tangga Aisyah. Akhirnya pasangan suami istri tersebut mulai tertidur. Kecurangan yang dilakukan Nilam diketahui oleh Joni, orang andalan suruhan Devan yang sukses memberikan bukti kecurangan. Sementara Bu Menik tidak terlibat dalam kasus tersebut. Yang curang Pak Karjo dan Nilam. Kini kabarnya, Nilam pergi ke kota untuk mencari pekerjaan karena hutangnya banyak, semua perhiasan yang ia pakai dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hanya ada Bu Menik yang masih sehat dan bekerja sebagai buruh tani biasa di ladangnya Aisyah. Sementara Bu Menik tidak terlibat dalam kasus tersebut. Yang curang Pak Karjo dan Nilam. *** Satu bulan kemudian, sawah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status