Share

Bab 5. Kesambet

Penulis: Ayu Sekti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 16:26:43

"Itu lho Ma, teman aku SMA dulu. Dia selalu ngejar aku terus Mah. Padahal, akunya nggak suka," jawab Devan ketika ia dan Aisyah kepergok membicarakan sesuatu. Devan tidak terlalu jujur dengan wanita yang dibicarakan yang ternyata Mawar. Mawar yang kini telah menjadi istri keduanya Denis.

"Yang benar? Terus kapan kamu mau menikah? Kalau dah punya cewek, kenalin ke Mamah ya?"

Bu Linda meledek Devan karena beliau menginginkan anaknya segera menikah.

"Uhuk uhuk uhuk!"

Devan malah tersedak karena wanita yang sangat dia cintai berada di sampingnya. Ia tak mungkin mencari wanita lain karena hatinya masih belum bisa move on.

"Kok malah tersedak? Ini ada air mineral cepat diminum. Oh, ya, mie ayamnya kita makan yuk? Keburu medok."

Mengetahui Devan tersedak, Mama Linda menyodorkan air mineral. Ia khawatir dengan anaknya yang tiba-tiba tersedak.

Akhirnya, Aisyah bersama Mama, Devan dan pak sopir makan mie ayam dan camilan bersama. Hati Aisyah yang lara sedikit terobati kala ia bersama dengan keluarga yang hangat.

Apalagi ada Devan yang selalu memberi senyum tulus kepada Aisyah. Sesekali Devan mencuri-curi pandang ke Aisyah. Hati Devan sangat terharu melihat Aisyah sedang disakiti oleh adiknya sendiri.

"Devan, Aisyah, kalian itu makannya sama-sama rakus. Kalian lagi kesambet apa sih? Tapi Mama senang, kalian doyan mie ayamnya. Jadi Mama belinya nggak sia-sia. Nanti kalau kurang bisa nambah."

Mama Linda terkejut melihat Aisyah dan Devan sangat lahap memakan mie ayam. Mereka seperti memiliki ikatan batin yang kuat.

"Enak banget Mah mie ayamnya. Di London nggak ada makanan seenak ini. Makanya Devan kepingin pulang. Kuliner Indonesia 'The Best' Mah. Kalau Aisyah mah mungkin lagi PMS itu?"

Devan mencoba mencairkan suasana agar tidak tegang. Dan Mama Linda tidak curiga bahwa Aisyah sedang ada masalah dengan Denis.

"PMS. Ih, Mas Devan sok tahu. Emang iya. Kok tahu sih? Beneran lho Aisyah lagi dapat tamu. Emang suka makan banyak kalau Aisyah lagi dapet," jawab Aisyah jujur sambil berusaha untuk tertawa. Ia ingin keluarganya tidak ikut merasakan kesedihannya.

"Hem. Anak Mama suka cari tahu tentang kebiasaan cewek ya? Kok pertanyaan Mamah nggak dijawab sih, Van. Kamu udah ada kenalan cewek apa belum? Kalau belum, Mamah punya kenalan lho. Dia wanita mandiri juga seperti Aisyah."

Diam-diam, Mama Linda sudah menyiapkam calon istri untuk Devan. Mama Linda memang sangat memperdulikan anaknya.

"Apa? Mamah mau ngenalin aku sama cewek? Devan malas Mah. Devan belum siap nikah. Devan masih ingin menata karir," jawab Devan dengan tegas.

Sama sekali Devan tidak tertarik dengan wanita kenalan mamanya. Ia mencari alasan agar mamanya tidak curiga bahwa wanita yang ia cintai adalah Aisyah.

"Menata karir gimana sih, Van? Pekerjaan kamu 'kan sudah mapan. Usaha Catering kamu juga berkembang pesat. Mumpung belum tua kamu secepatnya harus menikah. Atau, kalau nggak mau dengan pilihan Mama ya kamu cari sendiri. Tampan gitu kok sulit cari cewek. Devan-Devan!"

Di depan Aisyah Mama Linda mengomel ke Devan karena Devan keras kepala dan sulit diberi tahu.

"Mah, pelan-pelan kenapa sih banyak orang. Nanti kalau Devan bertemu dengan wanita yang tepat, Devan langsung kenalin sama Mamah. Tapi Mama harus janji?" jawab Devan sambil melihat Aisyah dengan serius. Diperhatikan seperti itu, Aisyah menjadi malu-malu kucing. Betapa tidak, Devan itu sangat mempesona.

"Janji apaan sih, Van? Mama selalu setuju dengan pilihanmu. Asalkan jangan sama wanita yang nggak bener. Nanti Mama dan Papa nggak merestui hubungan kalian," jawab Mama Linda dengan bijak. Ia tahu kemauan anaknya yang ingin mencari cinta sejatinya sendiri. Karena Devan bukan pria yang suka diatur.

"Jika Devan sudah menemukan, Mamah jangan marah dengan wanita pilihan Devan apa pun itu keadaannya! Masa iya, Devan milih wanita yang nggak bener? Emangnya wanita yang nggak bener bisa setia?"

Devan sangat takut jika rasa cintanya kepada Aisyah diketahui oleh sang Mama. Dan dia takut, jika Aisyah memang jodohnya, ia takut kedua orang tuanya tidak merestui hubungan mereka.

"Haha, Devan, kamu lucu sekali. Mama janji deh akan merestui hubungan kalian. Soalnya Mama nggak mau kamu menjadi duda tua," jawab Mama Linda yang sudah menghabiskan satu mangkuk mie ayam.

"Makasih Mah. Mah, sepertinya Aisyah dan Pak Dadang dah ngantuk tuh. Kita pulang sekarang yuk? Nanti Devan yang nyopir juga gak papa kalau Pak Dadang capek."

Devan memang pria baik hati. Ia memikirkan kondisi orang lain walaupun dirinya juga sangat lelah.

"Saya tidak mengantuk kok Den Devan. Malah saya semangat menjemput Den Devan," jawab Pak Dadang yang sedari tadi diam dan menjadi pendengar yang baik. Pak Dadang adalah sopir kepercayaan keluarganya Devan.

"Yasudah, yuk kita pulang. Aisyah dah ngantuk 'kan? Makasih ya Syah, kamu dah nemenin Mamah menjemput Devan. Tanpa ada kamu nggak seru."

Mama Linda sangat senang ketika Aisyah mau diajak menjemput Devan karena ada taman untuk mengobrol.

"Lumayan ngantuk Mah. Iya kita pulang yuk. Dah tengah malam nih. Keburu ada hantu. Eh, nggak deh. Hantunya Kak Devan tuh."

Aisyah masih saja berkelakar dengan Devan. Ia ingin segera melupakan kesedihannya. Dengan cara itulah ia bisa tertawa kembali.

"Awas nanti Syah, aku jadi Genderuwo dan bikin kamu nggak bisa tidur. Haha!" jawab Devan yang berusaha menimpali perkataan Aisyah yang semakin seru. Bersama Aisyah, hidup Devan menjadi seru.

"Haha. Kalian lucu sekali kalau berkelakar. Yuk, jalannya kita percepat agar kita cepat sampai ke tempat parkir."

Koper milik Devan ia dorong sendiri menuju tempat parkir bersama dengan keluarganya. Ia juga tidak sabar ingin cepat sampai rumah.

Beberapa menit kemudian Devan dan keluarganya sudah berada di mobil dan mereka dalam perjalanan pulang. Saat berada di mobil semuanya terdiam.

'Mas Denis! Malam ini pasti kalian sedang berdua melakukan malam pertama. Kau sangat kejam Mas. Awas saja, Aisyah nggak pulang dalam beberapa hari ini. Silakan, puaskan dirimu menikmati malam di atas penderitaan istri!' batin Aisyah yang mulai teringat dengan Denis. Ia mengira Denis sedang bersenang-senang dengan Mawar malam itu. Dalam detik itu, Aisyah berusaha melupakan Denis.

Hingga Aisyah teringat pada chat yang belum ia balas. Kemudian ia mulai membalas chat nomor baru yang membuat dirinya penasaran.

"Maaf, Anda siapa ya?"

"Kenal saja belum, kok kamu sudah bilang ke aku jika kamu merindukanmu?

"Jawab!"

Akhirnya Aisyah sudah membalas chat WA yang belum dijawab. Hatinya mulai sedikit lega kala ia bisa menjawab chat tersebut.

Tring!

Beberapa detik kemudian, bunyi notifikasi chat WA terdengar. Hatinya berdebar-debar ingin segera melihat jawaban chat tersebut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   bab 6. Ondel-Ondel

    "Aku orang yang sangat mencintaimu." "Suatu saat kamu akan tahu siapa aku sebenarnya." "I Love You Vorefer" Begitulah jawaban chat WA dari nomor asing. Nomor asing itu belum mengakui siapa sebenarnya dia. Yang membuat Aisyah semakin penasaran. 'Siapa sih. Bikin penasaran saja. Hati lagi sakit gini kok dikerjain orang. Aku biarkan saja deh. Pusing,' batin Aisyah yang pusing dengan chat yang baru saja masuk. Mama Linda terlihat tidur. Hanya Devan dan dirinya yang tak bisa tidur. Sesekali Devan yang berada di depan, menatap kaca spion mobil untuk melihat Aisyah. Devan menatap tajam ke arah Aisyah hingga Aisyah merasa bergetar hatinya. 'Mas Devan kok lihatin aku seperti itu sih? Ada apa dengannya? Tuhan, berikan hamba petunjuk,' batin Aisyah kembali. Aisyah yang lagi ada masalah dengan Denis ditambah bertemu dengan Devan yang bersikap aneh pada dirinya membuat hatinya semakin gundah. "Syah, kita sudah sampai belum? Mamah ketiduran ya? Sudah malam juga sih." Tidak lama, Mama Linda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bodo Amat

    "Mas Denis?" Kamu mau belanja juga?"Aisyah dan Devan terkejut kala melihat Denis dan Mawar juga berada di Super Market. Mawar dan Denis pun juga sangat terkejut melihat Aisyah belanja dengan Devan."Mas Devan! Ka—kamu bisa sama istriku?"Denis sangat malu sekali ketika Devan melihat Mawar bergandengan tangan dengannya. Yang seharusnya kakaknya tersebut jangan sampai tahu dalam waktu yang secepat ini. Namun, takdir berkata lain."Yang mana istrimu? Yang kau gandeng siapa?" tanya Devan dengan pertanyaan cerdasnya. Devan sangat geram melihat sang adik berjalan mesra dengan Mawar. Padahal istri pertamanya sedang bersedih hati."Dia temanku, Mas. Mas Devan kapan datang? Aisyah, kenapa kamu nggak balas telepon dari saya?"Denis berbohong dan tidak mengakui Mawar sebagai istri keduanya karena ada Devan. Ia mengalihkan pembicaraan dengan bertanya kepada Aisyah."Jangan berbohong, kamu memang brengsek! Plak! Plak!"Karena Devan sangat emosi, dia menampar adiknya sendiri. Dia tidak peduli Deni

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab. 8. Ketika di Kafe

    "Aku akan mencoba menelepon mamaku dulu."Pada siang itu, Denis dan Mawar masih terjebak di Super Market karena belum bisa membayar barang belanjaan mereka.Solusi terakhir, Denis akan menelepon mamanya. Ia tidak mau kalau dilaporkan kepada pihak kepolisian. Tidak lama, Denis segera menghubungi mamanya.Ternyata sang mama mengangkat telepon dari Denis."Ada apa Denis?" tanya Mama Linda yang ada di seberang sana."Mah, Denis minta bantuan boleh gak? Denis dalam keadaan darurat nih?"Denis mencoba mengawali pembicaraan telepon kepada sang mama dengan nada panik."Ada apa Denis? Kamu di mana?" tanya Mama Linda dengan rasa penasaran."Mah, nomor rekening aku, tolong, ditransfer uang lima juta bisa nggak? Nanti kalau sudah gajian, Denis ganti. Aku ada di Super Market dan kebetulan ATM-nya dibawa Aisyah. Plis Mah, Denis nggak mau masuk penjara," tutur Denis yang menelepon mamanya dengan nada memelas."Kamu belanja di Super Market habis lima juta? Buat beli apa aja, Denis? Tumben kamu belan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 9. Suara Apa Itu?

    Aisyah memberontak. "Mas Denis, lepaskan! Nanti sore saya itu mau pulang! Mobil aku masih di rumah Mamah. Jangan seperti anak kecil kenapa? Tolong lepaskan tangan saya!"Di siang itu Aisyah berteriak. Ia meminta agar dilepaskan tangannya yang dipegang erat oleh Denis. Ia malu dilihat orang banyak di dalam Kafe tersebut."Mobilnya diambil nanti saja! Sekarang pulang pakai mobil saya!" jawab Denis dengan nada tegas.Denis tidak mau jika Aisyah dekat dengan Devan. Pria itu sangat takut kehilangan Aisyah. Denis tetap keras kepala tidak mau melepaskan tangan istrinya. Denis sadar, Aisyah adalah berlian baginya.Devan mendekati Denis dengan geram. "Lepaskan tangan Aisyah, atau kamu akan berduel dengan kakakmu ini! Kau jangan suka paksa wanita yang tak berdaya! mentang-mentang dirimu kuat!"Devan berdiri untuk melepaskan tangan Aisyah yang dipegang oleh Denis dengan kuat. Susah payah Devan melepas tangan Denis yang teramat kuat dan akhirnya, Devan berhasil melepas tangan Aisyah. Aisyah lega

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 10. Lapar

    Saat sore hari Aisyah telah selesai membuat nasi goreng. Bangunlah Denis dan Mawar yang sedang bersenang-senang di kamar pribadi milik Aisyah. Denis dan Mawar juga sangat lapar sehingga kedua parasit itu meminta nasi goreng buatan Aisyah. Denis dan Mawar pergi ke ruang makan dan meminta nasi goreng ke Aisyah. Saat Denis menyapa Aisyah, Aisyah langsung menoleh ke belakang mengarah ke ruang makan. "Buat sendiri lah Mas. Dari pagi aku tuh nggak makan. Mawar 'kan pandai membuat nasi uduk." Aisyah sengaja tidak mau berbagi nasi goreng dengan suami dan madunya karena ia melihat Denis malah enak-enakan di kamar bersama Mawar. Wajah Denis memerah. "Pelit amat sih, Syah. Aku ini lagi kehabisan uang. Dikala susah, kamu nggak mau berbagi. Kasihan Mawar juga!" Denis berdiri dan mendesak Aisyah untuk membagi nasi goreng. Ia sangat lapar. Aisyah geram. "Lah, dari tadi pagi kalian nggak masak? Ditinggal sehari saja, rumah berantakan. Mawar ngapain saja?" tanya Aisyah sambil meletakkan nasi gor

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 11. Siapa?

    Denis yang seharusnya mengajak Mawar untuk beli bakso, tiba-tiba ia mendengar suara rintihan dari Aisyah yang ternyata salah satu jari tangan milik Aisyah terkena jarum jahit. Melihat hal tersebut, Denis berlari untuk membantu Aisyah mengobati luka dengan betadin yang sudah ia siapkan. "Syah, luka ini harus diperban sementara biar cepat sembuh ya? Kamu jangan menjahit dulu kalau tangan kamu lagi sakit!" Saking cemasnya, Denis sampai lupa dengan Mawar yang masih berdiri di balik pintu sambil menyobek-nyobek uang kertasnya. "Mas, biarkan luka ini yang perban aku saja. Kamu mau pergi cari makan dengan Mawar 'kan?" tanya Aisyah yang merasa iba jika Mawar belum makan. Denis menepuk jidat. "Benar juga. Mawar belum makan. Aku sampai lupa. Yasudah, Mas tinggal dulu ya? Kamu istirahat dulu saja," kata Denis yang sok manis di depan Aisyah. Denis kemudian menemui yang ternyata Mawar berdiri di balik pintu sambil menundukkan kepala. " Mawar, kita jadi makan 'kan?" tanya Denis yang juga m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 12 Memohon

    Malam itu, Mama Linda mendengar ada suara yang terjatuh. "Pasti itu Mawar! Aku harus ke kamarnya sekarang!" Denis khawatir jika Mawar terjadi sesuatu padanya sehingga ia segera ke kamar milik Mawar. Setelah samapi di kamar di mana Mawar berada, ternyata Mawar pingsan. Dan lemari dalam keadaan terbuka lebar. Astaghfirullah, pasti ini gara-gara Mawar lapar. Betapa bodohnya aku membuat istriku kelaparan!" Denis menangisi Mawar. Ia langsung membaringkan Mawar di tempat tidur. "Ada apa ini? Apakah dia istri kedua kamu, Denis?" tanya Mama Linda dengan raut wajah panik. "Mawar pingsan Mah. Iya dia istri kedua Denis. Mah, aku sudah tidak ada uang buat beli makan. Mungkin Mawar pingsan gara-gara tidak makan seharian," kata Denis lesu. Mama Linda menggelengkan kepala. "Uang kamu ke mana saja! Kamu bohongi Mama ya. Orang kantor tidak menyuruh kamu membeli peralatan kantor lho. Atau jangan-jangan, uang yang Mama kasih lima juta itu untuk dia! Duit kamu habis gara-gara istri ked

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 13. Kau Jahat Mas!

    Malam itu, Aisyah masih menguping pembicaraan madu dan sang suami. Ia semakin penasaran dengan sikap Mawar kepada Denis. "Kamu nggak ngantuk Dek? Mas temani bobok ya?" Ketika Mawar sedang mual-mual karena hamil, Denis ingin tidur bersama Mawar. Pria itu sudah kecanduan servis yang dilakukan oleh Mawar. "Ngantuk sih Mas. Ah, geli Mas. Kamu jangan na kal ya? Mas, mas!" Tidak lama, terdengar lenguhan panas di antara keduanya. Mereka saling beradu kasih dan tenggelam dalam kenikmatan surga dunia. 'Mas, kau jahat sekali. Dalam kesedihanku, kamu masih saja bisa bermesraan dengan Mawar,' batin Aisyah yang semakin terkoyak. Ketika Denis dan Mawar sedang melakukan surga dunia, Aisyah mulai meninggalkan tempat itu. Aisyah kembali ke kamarnya. Ia menangis lagi. Melempar bantal, guling dan selimut. Saking sakit hatinya, ia tidak bisa mengontrol emosinya. Tring! Tidak lama, ketika Aisyah hanyut dalam tangisan, Terdengar bunyi notifikasi WA. "Ponsel Mas Denis ada di sini? Tumbe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05

Bab terbaru

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Habiskan

    "Maaf kalau saya punya salah dengan kalian. Jangan diperpanjang masalah ini," pinta Dokter Spesialis Anak tersebut. Dokter itu merasa malu ketika Devan tiba-tiba masuk ke ruangan periksa."Oke, saya maklumi. Terima kasih sudah memeriksa anak saya. Aisyah, ayo kita pulang. Harusnya tadi aku ikut masuk ke dalam ruangan ini!" ujar Devan sambil menarik pelan tangan Aisyah. Ia tidak mau Aisyah mengenal dokter tampan yang bernama Weldan tersebut. Aisyah menuruti perkataan Devan sambil menggendong Aslam yang mulai berhenti menangis. Entah mengapa sesudah diperiksa oleh Dokter Weldan, tiba-tiba tangisan Aslam berhenti. Melihat keajaiban itu, Aiayah menoleh ke arah Dokter Weldan. Dokter itu tersenyum hangat ke arah Aisyah. Aisyah langsung ke posisi semula. Ia takut dosa dengan pandangan yang tidak seharusnya ia berikan. Hatinya berdebar-debar melihat tatapan Dokter Weldan yang tidak biasa. "Kenapa dengan Dokter Weldan ya? Tatapannya aneh?" batin Aisyah. Ia takut akan terjadi apa-apa antar

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   116

    Pagi itu, Aslam menangis sangat keras. Kebetulan Aiayah sedang di kamar mau memberikan ASI pada Aslam. Namun, Aslam tidak mau minum. Ia malah menangis terus. "Bagaimana ini Mas, Aslam nangis terus?" Aisyah kemudian menggendong Aslam karena tangis sang bayi tak kunjung berhenti juga. "Coba aku cek apa Aslam badannya panas?" Devan mengambil alat pendeteksi demam bayi yang berada di dalam nakas. Setelah dicek hasilnya membuat terkejut. "Sayang, cepet tidur ya. Anak mama jangan nangis lagi," tutur Aisyah sambil menimang-nimang Aslam yang masih menangis. Tidak lama, Devan datang dan memeriksa suhu badan bayi mungil tersebut. "Sayang, suhu badan Aslam tinggi. Ayo kita bawa dia ke Dokter sebelum terlambat," ujar Devan yang cepat-cepat ingin ke dokter karena badan anaknya demam tinggi. "Baiklah. Ayo kita ke dokter! Ini tinggal bawa tas penting dan popok bayi! Bawa susu formula nggak Mas?" tanya Aisyah takut terjadi apa-apa saat berada di dokter nanti. Devan tersenyum sambil mempersiap

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   115. Nama

    Terima kasih, Mas. Kau sangat mencintaiku. Aku juga mencintaimu Mas. Semoga kita diselamatkan dari mara bahaya apa pun. Kita tidur yuk?" ajak Aisyah kepada sang suami denga lembut. Aisyah lelah sekali akibat kejadian yang tidak diinginkan kemarin terjadi. "Iya, Sayang. Kita tidur sekarang juga. Sini aku temenin, biar kamu hangat dan cepat tidur."Malam itu, keluarka kecil mulai tertidur. Alhamdulillah, dedek bayi juga tertidur dan tidak terlalu rewel. ***Pagi pun tiba. Aisyah sudah bangun pada pagi itu. Ia sudah menyiapkan sarapan pagi dan dibantu oleh wanita seumuran Mbok Ghinah. Devan berusaha mencari ART di rumahnya agar pekerjaan Aisyah terasa ringan. Sementara Devan sedang menimang bayi di pagi itu, ketika Aiayah dan ART baru sedang sibuk dengan pekerjaan rumah. "Sayang, kamu tampan sekali seperti ayah. Semoga menjadi anak Sholeh ya? Satu lagi. Kamu harus nurut sama Mama. Mama itu dah berkorban besar mengurus kamu. Sekarang dedek udah mandi, tidur yah?" Devan mengajak berbi

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   114. Gila

    Kalau kamu tidak mau menikah dengan aku, terpaksa aku akan membuang bayi imut kamu ke hutan. Kamu akan merasakan kesedihan yang teramat sangat!"Jiho sudah tidak waras. Cinta buta melupakan segalanya. Yang dulunya dia pria pendiam dan baik, kini berubah jahat dan tidak mempunyai belas kasihan. "Memangnya menikah dengan wanita beristri itu mudah? Malah nanti kamu yang akan masuk penjara karena memaksa menikah denganku? Mana mungkin aku bercerai dengan Mas Devan? Gila kau!" Aisyah geram dengan sikap Jiho yang semakin memaksa. Aisyah diikat di kursi dan tidak bisa gerak sama sekali. Sementara bayi yang masih merah terbaring di bok kecil. Bayi mungil tersebut menangis mencari sang ibu. Jika menangis, Jiho akan melepas Aisyah dan menyuruh untuk memberikan ASI secara eksklusif. "Mudah saja. Asalkan kamu mau bercerai dengan Devan. Atau kalau kamu tidak mau dedek mungil menjadi sasaran! Nih dah aku masukin ke keranjang, tinggal aku buang!" Devan mengancam serius jika Aisyah masih saja

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   113. Vila

    Dua jam kemudian, Devan dan kedua anak buahnya sampai di alamat tujuan. Di mana villa yang diduga milik Jiho. "Bos, mobil kita parkir agak jauh dari vila itu agar kita tidak diketahui bahwa kita sedang ke sana. Tunggu jam delapan malam lalu kita beraksi!" usul Johni sambil memarkir mobil agak jauh di Vila tepatnya di bawah pohon mangga di pelataran luas yang di depannya ada rumah kosong. "Iya. Ini sudah jam 8 malam. Ayo kita beraksi!" ujar Devan sambil turun dari mobil. Diikuti dengan kedua anak buahnya menuju vila. Ketika sampai di villa yang dimaksud, Devan dan kedua anak buahnya berjalan mengendap-endap. Saat di depan pintu gerbang, tiga orang pria berdiri di depan gerbang. "Jon, ternyata rumah ini banyak yang menjaganya. Saya semakin yakin jika Aisyah berada dalam vila asing tersebut." Sebuah bangunan di dekat hutan yang mempunyai gerbang hitam dan dijaga oleh beberapa pengawal. Devan dan teman-temannya berdiri di balik pohon mangga untuk menyusun siasat agar mereka

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   112. Nyonya Lin Lin

    "Yang benar, Mas Devan? Jika Neng Aisyah sudah pulang? Saya tadi juga ikut mengantar dia ke rumah sakit dengan Mas Jiho. Dia yang menanggung biaya persalinan Neng Aisyah. Saya tadi buru-buru pulang, karena anak saya nangis yang masih kecil," tutur ibu paruh baya yang bernama Bi Munah. Bi Munah terpaksa pulang awal karena kondisi mendesak. Walau sebenarnya beliau ingin menemani Aisyah sampai bisa pulang dengan selamat. "Berarti ini pasti pelakunya Jiho. Dia tega menculik istriku. Terima kasih infonya Bi. Kami akan ke rumah Jiho sekarang. Bi, Devan nitip rumah ini, jika ada orang yang mencurigakan datang ke rumah ini, saya ditelepon atau chat saja. Terima kasih, Ibu sudah berusaha menyelamatkan istri saya. Saya sangat teledor menjadi suami hingga payah seperti ini!" ujar Devan kepada Bi Minah dengan serius. "Siap Mas Devan. Kami tetangga akan menjaga rumah Mas Devan. Nanti saya akan lapor Pak Hansip untuk menjaga rumah ini karena terbukti Neng Aisyah dibawa pergi sama seseorang. Semo

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   111. Panas Tak Karuan

    Devan sangat panas hati ketika yang mengangkat telepon adalah suara pria di saat istrinya sedang melahirkan. Ia merasa sangat bersalah saat itu. Ia memutuskan sambungan telepon kemudian ia mulai menuju ke Rumah Sakit Medika bersama dua orang anak buahnya yang selalu setia. Setengah jam kemudian, mereka sampai di rumah sakit Medika. Devan menanyakan di mana istrinya berada kepada salah satu perawat. "Kak, maaf, di sini ada yang bernama pasien Aisyah Humairah? Dikabarkan dia sedang melahirkan!" tanya Devan dengan penuh kecemasan. Perawat tersebut terkejut. "Oh, yang penanggung jawabnya atas nama Jiho?" tanya Suster tersebut memastikan. Devan mengangguk cepat. "Benar, Sus. Sekarang dia ada di ruang apa?" tanya Devan kembali. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu istri dan anak tercintanya. "Maaf, Pasien Nona Aisyah Humairah sudah pulang bersama Tuan Jiho. Kandungan Nona tersebut sangat sehat beserta sang Ibu. Jadi, mereka sudah diperbolehkan pulang. Kalau mau menengok merek

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   110. Siapa Kamu?

    Malam itu, Mbok Ginah merasakan kesedihan karena anak semata wayangnya dikabarkan akan pergi ke kota. Aisyah dan Devan menenangkan hati beliau agar tidak ngedrop. "Terima kasih Neng Aisyah dan Den Devan. Kalian itu baik, dan sudah Simbok anggap menjadi keluarga sendiri. Anak simbok malah bandel dan tidak pernah pengertian." Mbok Ginah masih berada di ruang tamu bersama Aisyah dan Devan. Mereka masih hanyut dalam kesedihan karena Neli nekat pergi. "Simbok istirahat dulu saja ya? Ini juga sudah petang. Mari kita sholat dan berdoa agar Neli baik-baik saja. Saya yakin, jika Neli niatnya tulus ingin mencari nafkah, pasti dia akan sukses. Mbok, jangan bersedih lagi ya?" tutur Aisyah sambil memegangi pundak Mbok Ginah yang merasa nelangsa. "Baik, Neng. Kepala saya memang dari tadi sakit. Jika Neng Aisyah dan Devan butuh makan, sudah tersedia di dapur. Saya pamit dulu." Mbok Ginah izin istirahat untuk mendinginkan pikiran dan menjaga kewarasannya karena hatinya kini tengah bersedi

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   109. Bye

    "Ya Alloh Neli, berikan amplop berisi uang itu kepada Den Devan. Ibu malu, kamu bersikap seperti itu. Kalau nanti Ibu dipecat, Ibu kerja di mana? Sudah kubilang, kalau Ibu akan memberi kamu uang saat gajian!" kata Mbok Ginah dengan memelas. Sebelum Devan marah besar, Mbok Ginah memperingatkan Neli terlebih dahulu. "Sudah, sudah. Begini saja Neli. Jika kamu tidak mau memberikan amplop itu kepada saya, jalur hukum solusinya!"Devan mulai tegas kepada Neli karena sudah mengambil barang yang bukan menjadi haknya. "Laporkan saja aku pada polisi, aku tidak takut! Aku bosan dengan kemiskinan ini. Lebih baik aku di sel penjara, dari pada bebas tapi tidak punya uang!" Neli sudah frustasi dengan hidup. Dia tidak pernah bersyukur dengan uang hasil pemberian Mbok Ginah. Padahal Mbok Ginah selalu menghemat pengeluaran."Oke, ayo ikut saya ke kantor kepolisian. Kamu itu sudah merampas uangnya Aisyah. Sama saja kamu mencuri! Jika kamu memberikan amplop beserta uang itu kepadaku, aku juga akan me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status