Share

bab 6. Ondel-Ondel

Penulis: Ayu Sekti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 16:41:17

"Aku orang yang sangat mencintaimu."

"Suatu saat kamu akan tahu siapa aku sebenarnya."

"I Love You Vorefer"

Begitulah jawaban chat WA dari nomor asing. Nomor asing itu belum mengakui siapa sebenarnya dia. Yang membuat Aisyah semakin penasaran.

'Siapa sih. Bikin penasaran saja. Hati lagi sakit gini kok dikerjain orang. Aku biarkan saja deh. Pusing,' batin Aisyah yang pusing dengan chat yang baru saja masuk.

Mama Linda terlihat tidur. Hanya Devan dan dirinya yang tak bisa tidur. Sesekali Devan yang berada di depan, menatap kaca spion mobil untuk melihat Aisyah. Devan menatap tajam ke arah Aisyah hingga Aisyah merasa bergetar hatinya.

'Mas Devan kok lihatin aku seperti itu sih? Ada apa dengannya? Tuhan, berikan hamba petunjuk,' batin Aisyah kembali.

Aisyah yang lagi ada masalah dengan Denis ditambah bertemu dengan Devan yang bersikap aneh pada dirinya membuat hatinya semakin gundah.

"Syah, kita sudah sampai belum? Mamah ketiduran ya? Sudah malam juga sih."

Tidak lama, Mama Linda terbangun dari tidurnya. Ternyata beliau masih di mobil dan belum sampai rumahnya.

"Belum sampai Mah. Mungkin bentar lagi," jawab Aisyah sambil tersenyum.

Sepuluh menit kemudian, mereka sudah sampai rumah. Setelah mobil terparkir, mereka segera ke dalam rumah dan tidur di ruangan masing-masing.

***

Pagi pun tiba. Aisyah sudah bangun sedari pagi dan sudah sibuk di dapur untuk memberi kejutan pada mertua dan keluarganya. Ia sudah memasak nasi goreng terasi dan soto seger. Nanti mereka bisa memilih menu masakan yang diminati.

Sesekali ia melihat gawainya yang sedari tadi ditelepon oleh Zaki. Aisyah tidak menjawab telepon dari Zaki karena ia ingin memberi pelajaran kepada suaminya itu.

"Syah, kamu sudah bangun? Kamu lagi masak? Baunya harum banget."

Tidak lama setelah Aisyah mengintip gawainya, muncul Mama Linda yang baru saja bangun.

"Aisyah masak nasi goreng terasi sama soto. Mamah suka nggak? Mamah dan Mas Devan pasti lapar. Aisyah sengaja memasak untuk kalian," jawab Aisyah yang telah selesai memasak.

"Wah, nasi goreng terasi masakan favorit Devan dan Denis lho. Apalagi soto. Pasti kamu sering masak itu di rumah ya?"

Mama Linda sangat senang memiliki mantu pengertian seperti Aisyah. Mama Linda mengacungkan dua jempol kepada Aisyah.

"Iya Mah, Mas Denis suka banget sama masakan ini," jawab Aisyah yang terlihat lesu ketika ia mengucapkan kata Denis. Sebenarnya ia malas membicarakan tentang Denis. Kepergiannya ke rumah sang mertua agar ia melupakan Denis dan rasa sakitnya bisa terobati.

"Yasudah, ayo kita sarapan. Tuh Devan sudah ada di ruang makan."

Mama Linda mengajak Aisyah untuk segera sarapan karena Devan juga sudah berada di ruang makan. Tidak lama, mereka bertiga sudah berada di ruang makan.

"Devan, ini masakan Aisyah lho. Dimakan yuk? Kasihan dia lelah, tapi sudah memasak untuk kita."

Mama Linda mulai mengambil piring dan sendok yang sudah disiapkan oleh Aiyah. Beliau menyuruh Devan memakan hasil jerih payah Aisyah. Tidak lama, mereka bertiga menikmati sarapan.

"Huem. Enak banget nasi gorengnya. Jika ini dijual di Restoran London, pasti laku. Suer."

Devan memuji masakan Aisyah yang ternyata sangat lezat. Masakan Aisyah layak menjadi masakan yang berkelas.

"Masa sih, Kak? Masakan orang kampung gini kok dijual di Luar Negeri. Hehe. Pastinya ya kalah jauh."

Aisyah merendahkan diri walau dipuji. Ia tak ingin menjadi wanita yang suka dipuji.

"Serius lah, Syah. Apa perlu bukti? Aku punya teman asli orang London yang tinggal tidak jauh di sini. Tes rasa ke dia? Mau gak?"

Devan tidak hanya memuji. Ia ingin membuktikan bahwa masakan Aisyah seperti masakan para Chef terkenal di London. Ada-ada saja.

"Hahaha. Sudah-sudah. Dihabisin dulu sarapannya. Memang kalian kalau mengobrol itu bikin Mamah sakit perut. Kalian itu sama-sama lucu. Lapar seperti ini, kita habiskan dulu, oke?"

Mama Linda tertawa mendengar perdebatan antara Devan dan Aisyah.

"Oke Mah. Semua nasi itu, Devan habiskan ya? Mamah kalau nambah pakai sotonya saja. Nasi gorengnya khusus buat Devan," tutur Devan sambil menambah nasi goreng yang berada di bakul nasi. Semua sisa nasi goreng yang masih tersedia, akan dihabiskan oleh Devan karena pria itu sepertinya sangat lapar dan lebih suka nasi gorengnya dari pada soto.

Di depan Devan, ada Aisyah yang mengamati Devan sambil tertawa. Pipi Devan terlihat gembul saat memakan nasi goreng terlalu banyak.

"Iya. Habiskan saja. Mamah nanti ambil soto ayamnya. Mamah suka kalau nasi gorengnya cepat habis karena keburu dingin. Oh, iya, stok bahan masakan Mamah habis, Mamah sebenarnya mau ke kantor papa ada urusan. Mama bingung ini."

Mama Linda menginginkan Devan berbelanja di Super Market memberi kebutuhan pokok yang telah habis. Beliau memancing agar Devan mau membeli.

"Aisyah saja Mah, yang belikan Mamah keperluan bahan pokok. Sekalian Aisyah beli beras. Kebetulan stok beras di rumah menipis."

Aisyah bersedia membelikan mama mertuanya membelikan bahan pokok karena sekalian beli beras. Hitung-hitung meringankan beban mertua.

"Loh, apa kamu tidak dicari Si Denis? Terus orderan menjahit kamu gimana?"

Mamah Linda khawatir jika Aisyah dimarahi oleh Denis jika lama pergi.

"Aisyah sudah pamit kok Mah. Tenang saja. Soal menjahit, bisa diatur," jawab Aisyah berbohong.

Hari ini adalah hari Senin di mana Denis masuk kerja pagi sekali. Yang biasanya Aisyah selalu menyediakan keperluan sang suami, tapi hari ini Aisyah malah pergi. Aisyah ingin memberi pelajaran kepada sang suami bahwa tanpa dirinya pasti Denis kesusahan.

"Mah, Aisyah, saya antar ya? Biar cepat. Kasihan kalau Aisyah menyetir sendiri."

Setelah Devan selesai sarapan, ia menawarkan diri untuk mengantar Aisyah ke Super Market karena toko tersebut letaknya lumayan jauh dari komplek perumahan tersebut.

"Bagaimana, Aisyah. Apa kamu mau diantar oleh Devan?"

Mama Linda setuju saja jika Aisyah diantar oleh Devan dengan syarat, Aisyah menyetujuinya.

"Boleh. Yasudah, kita pergi sekarang ya Kak. Tapi saya nunggu Mamah mencatat bahan apa saja yang dibeli."

Waktu itu juga, Aisyah ingin segera berbelanja dan akan diantar oleh Devan.

"Ini, Syah. Sudah Mamah catat dari kemarin kebutuhan yang menipis. Kalian hati-hati ya? Mamah keburu pergi ini."

Setelah Mama Linda memberikan catatan belanja dan uang, beliau segera pergi ke kantor suaminya.

Sementara Aisyah dan Devan juga segera menuju mobil untuk pergi ke Super Market. Tidak lama, Aisyah dan Devan sudah di mobil dan mulai perjalanan. Dua puluh menit kemudian, mereka sampai di Super Market.

"Syah, aku ikut kamu ya? Saya takut kamu diculik Ondel-Ondel," kata Devan yang mulai berkelakar kembali.

"Hehe, Kak Devan lucu banget sih. Terserah Kakak saja," jawab Aisyah sambil menoleh ke arah Devan sambil tersenyum manis kepadanya.

"Serius. Aku takut adekku yang imut ini diculik Ondel-Ondel. Bisa saja 'kan, Ondel-Ondelnya naksir kamu terus diculik?"

Devan memang pandai berbicara sampai Aisyah tertawa. Pria itu ingin menghibur Aisyah agar tidak sedih lagi.

"Aisyah! Mas Devan! Kamu ada di sini!"

Ketika Aisyah memilih belanjaan bersama Devan, ada seseorang yang memanggil mereka.

Devan dan Aisyah kemudian menoleh ke sumber suara. Mereka sangat terkejut kala melihat siapa yang memanggil mereka.

Bab terkait

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bodo Amat

    "Mas Denis?" Kamu mau belanja juga?"Aisyah dan Devan terkejut kala melihat Denis dan Mawar juga berada di Super Market. Mawar dan Denis pun juga sangat terkejut melihat Aisyah belanja dengan Devan."Mas Devan! Ka—kamu bisa sama istriku?"Denis sangat malu sekali ketika Devan melihat Mawar bergandengan tangan dengannya. Yang seharusnya kakaknya tersebut jangan sampai tahu dalam waktu yang secepat ini. Namun, takdir berkata lain."Yang mana istrimu? Yang kau gandeng siapa?" tanya Devan dengan pertanyaan cerdasnya. Devan sangat geram melihat sang adik berjalan mesra dengan Mawar. Padahal istri pertamanya sedang bersedih hati."Dia temanku, Mas. Mas Devan kapan datang? Aisyah, kenapa kamu nggak balas telepon dari saya?"Denis berbohong dan tidak mengakui Mawar sebagai istri keduanya karena ada Devan. Ia mengalihkan pembicaraan dengan bertanya kepada Aisyah."Jangan berbohong, kamu memang brengsek! Plak! Plak!"Karena Devan sangat emosi, dia menampar adiknya sendiri. Dia tidak peduli Deni

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab. 8. Ketika di Kafe

    "Aku akan mencoba menelepon mamaku dulu."Pada siang itu, Denis dan Mawar masih terjebak di Super Market karena belum bisa membayar barang belanjaan mereka.Solusi terakhir, Denis akan menelepon mamanya. Ia tidak mau kalau dilaporkan kepada pihak kepolisian. Tidak lama, Denis segera menghubungi mamanya.Ternyata sang mama mengangkat telepon dari Denis."Ada apa Denis?" tanya Mama Linda yang ada di seberang sana."Mah, Denis minta bantuan boleh gak? Denis dalam keadaan darurat nih?"Denis mencoba mengawali pembicaraan telepon kepada sang mama dengan nada panik."Ada apa Denis? Kamu di mana?" tanya Mama Linda dengan rasa penasaran."Mah, nomor rekening aku, tolong, ditransfer uang lima juta bisa nggak? Nanti kalau sudah gajian, Denis ganti. Aku ada di Super Market dan kebetulan ATM-nya dibawa Aisyah. Plis Mah, Denis nggak mau masuk penjara," tutur Denis yang menelepon mamanya dengan nada memelas."Kamu belanja di Super Market habis lima juta? Buat beli apa aja, Denis? Tumben kamu belan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 9. Suara Apa Itu?

    Aisyah memberontak. "Mas Denis, lepaskan! Nanti sore saya itu mau pulang! Mobil aku masih di rumah Mamah. Jangan seperti anak kecil kenapa? Tolong lepaskan tangan saya!"Di siang itu Aisyah berteriak. Ia meminta agar dilepaskan tangannya yang dipegang erat oleh Denis. Ia malu dilihat orang banyak di dalam Kafe tersebut."Mobilnya diambil nanti saja! Sekarang pulang pakai mobil saya!" jawab Denis dengan nada tegas.Denis tidak mau jika Aisyah dekat dengan Devan. Pria itu sangat takut kehilangan Aisyah. Denis tetap keras kepala tidak mau melepaskan tangan istrinya. Denis sadar, Aisyah adalah berlian baginya.Devan mendekati Denis dengan geram. "Lepaskan tangan Aisyah, atau kamu akan berduel dengan kakakmu ini! Kau jangan suka paksa wanita yang tak berdaya! mentang-mentang dirimu kuat!"Devan berdiri untuk melepaskan tangan Aisyah yang dipegang oleh Denis dengan kuat. Susah payah Devan melepas tangan Denis yang teramat kuat dan akhirnya, Devan berhasil melepas tangan Aisyah. Aisyah lega

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 10. Lapar

    Saat sore hari Aisyah telah selesai membuat nasi goreng. Bangunlah Denis dan Mawar yang sedang bersenang-senang di kamar pribadi milik Aisyah. Denis dan Mawar juga sangat lapar sehingga kedua parasit itu meminta nasi goreng buatan Aisyah. Denis dan Mawar pergi ke ruang makan dan meminta nasi goreng ke Aisyah. Saat Denis menyapa Aisyah, Aisyah langsung menoleh ke belakang mengarah ke ruang makan. "Buat sendiri lah Mas. Dari pagi aku tuh nggak makan. Mawar 'kan pandai membuat nasi uduk." Aisyah sengaja tidak mau berbagi nasi goreng dengan suami dan madunya karena ia melihat Denis malah enak-enakan di kamar bersama Mawar. Wajah Denis memerah. "Pelit amat sih, Syah. Aku ini lagi kehabisan uang. Dikala susah, kamu nggak mau berbagi. Kasihan Mawar juga!" Denis berdiri dan mendesak Aisyah untuk membagi nasi goreng. Ia sangat lapar. Aisyah geram. "Lah, dari tadi pagi kalian nggak masak? Ditinggal sehari saja, rumah berantakan. Mawar ngapain saja?" tanya Aisyah sambil meletakkan nasi gor

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 11. Siapa?

    Denis yang seharusnya mengajak Mawar untuk beli bakso, tiba-tiba ia mendengar suara rintihan dari Aisyah yang ternyata salah satu jari tangan milik Aisyah terkena jarum jahit. Melihat hal tersebut, Denis berlari untuk membantu Aisyah mengobati luka dengan betadin yang sudah ia siapkan. "Syah, luka ini harus diperban sementara biar cepat sembuh ya? Kamu jangan menjahit dulu kalau tangan kamu lagi sakit!" Saking cemasnya, Denis sampai lupa dengan Mawar yang masih berdiri di balik pintu sambil menyobek-nyobek uang kertasnya. "Mas, biarkan luka ini yang perban aku saja. Kamu mau pergi cari makan dengan Mawar 'kan?" tanya Aisyah yang merasa iba jika Mawar belum makan. Denis menepuk jidat. "Benar juga. Mawar belum makan. Aku sampai lupa. Yasudah, Mas tinggal dulu ya? Kamu istirahat dulu saja," kata Denis yang sok manis di depan Aisyah. Denis kemudian menemui yang ternyata Mawar berdiri di balik pintu sambil menundukkan kepala. " Mawar, kita jadi makan 'kan?" tanya Denis yang juga m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 12 Memohon

    Malam itu, Mama Linda mendengar ada suara yang terjatuh. "Pasti itu Mawar! Aku harus ke kamarnya sekarang!" Denis khawatir jika Mawar terjadi sesuatu padanya sehingga ia segera ke kamar milik Mawar. Setelah samapi di kamar di mana Mawar berada, ternyata Mawar pingsan. Dan lemari dalam keadaan terbuka lebar. Astaghfirullah, pasti ini gara-gara Mawar lapar. Betapa bodohnya aku membuat istriku kelaparan!" Denis menangisi Mawar. Ia langsung membaringkan Mawar di tempat tidur. "Ada apa ini? Apakah dia istri kedua kamu, Denis?" tanya Mama Linda dengan raut wajah panik. "Mawar pingsan Mah. Iya dia istri kedua Denis. Mah, aku sudah tidak ada uang buat beli makan. Mungkin Mawar pingsan gara-gara tidak makan seharian," kata Denis lesu. Mama Linda menggelengkan kepala. "Uang kamu ke mana saja! Kamu bohongi Mama ya. Orang kantor tidak menyuruh kamu membeli peralatan kantor lho. Atau jangan-jangan, uang yang Mama kasih lima juta itu untuk dia! Duit kamu habis gara-gara istri ked

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 13. Kau Jahat Mas!

    Malam itu, Aisyah masih menguping pembicaraan madu dan sang suami. Ia semakin penasaran dengan sikap Mawar kepada Denis. "Kamu nggak ngantuk Dek? Mas temani bobok ya?" Ketika Mawar sedang mual-mual karena hamil, Denis ingin tidur bersama Mawar. Pria itu sudah kecanduan servis yang dilakukan oleh Mawar. "Ngantuk sih Mas. Ah, geli Mas. Kamu jangan na kal ya? Mas, mas!" Tidak lama, terdengar lenguhan panas di antara keduanya. Mereka saling beradu kasih dan tenggelam dalam kenikmatan surga dunia. 'Mas, kau jahat sekali. Dalam kesedihanku, kamu masih saja bisa bermesraan dengan Mawar,' batin Aisyah yang semakin terkoyak. Ketika Denis dan Mawar sedang melakukan surga dunia, Aisyah mulai meninggalkan tempat itu. Aisyah kembali ke kamarnya. Ia menangis lagi. Melempar bantal, guling dan selimut. Saking sakit hatinya, ia tidak bisa mengontrol emosinya. Tring! Tidak lama, ketika Aisyah hanyut dalam tangisan, Terdengar bunyi notifikasi WA. "Ponsel Mas Denis ada di sini? Tumbe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 14. Pinjam Uangnya, Syah!

    Pagi itu, ketika Denis menarik tangan secara paksa milik Aisyah, Jiho memarahi Denis agar tidak berbuat kasar kepada istrinya. Denis melebarkan mata melihat ke arah Jiho. "Jangan urusi urusan rumah tangga orang lain. Aisyah itu istriku, aku berhak mengajak dia pulang," jawab Denis dengan ketus. Denis cemburu berat ketika Aisyah membeli bubur ayam di warungnya Hihi yang gantengnya selangit. Jiho mendengus pelan. "Tapi ya jangan kasar sama istri toh Mas Denis, 'kan kasihan, dia itu wanita yang harusnya diperlakukan secara lembut," tutur Jiho yang iba melihat Aisyah ditarik paksa oleh Denis. Denis semakin marah. "Kamu itu belum berumah tangga, jadi nggak tahu gimana rasanya jadi aku, Jiho. Dahlah jangan banyak ceramah di sini. Kalau mau ceramah, di Masjid atau majlis ta'lim sana!" Denis masih membantah ucapan Jiho yang jelas-jelas memberikan arahan baik. Denis tetap saja memaksa Aisyah untuk segera pulang ke rumahnya. Jiho menggelengkan kepala. *** Denis dan Aisyah pun sampai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Sesuatu

    "Neli, kamu ngikutin kita? Kenapa tatapan kamu benci seperti itu kepada kita?" tanya Devan kepada Neli yang sudah ada tepat di belakangnya."Eng—nggak benci, saya hanya kepedasan ini Kak. Ingin beli es jeruk di taman ini," jawab Neli secara berbohong. Padahal Neli ingin mengintai pergerakan Devan dan Aisyah. Diam-diam, Neli menyembunyikan sesuatu dalam hatinya. "Jangan berbohong kamu Neli. Aku tahu kamu itu berbohong. Kamu pulang saja temani Mbok Ginah. Jangan ganggu acara kami!" jawab Devan dengan muka sinis ke arah Neli yang memang berbohong. Devan sudah pengalaman dengan wanita berwatak seperti Neli. Ia mungkin tidak akan terjebak dengan tipu muslihatnya. "Sudah, kalian jangan bertengkar. Neli, kalau kamu mau beli es jeruk lanjutkan. Jangan lupa nanti bayar sendiri, kamu masih pinjam uang aku loh. Hutang harus dibayar!" tegas Aiayah yang masih mengingat jika Neli pinjam uang kepadanya. "Eh, iya Kak, tenang saja. Nanti kalau aku sudah kerja dan gajian, hutang Kak Aisyah akan saya

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   102. Saat di Taman

    Malam itu Devan dan Aisyah sedang mengalami puncak kebahagiaan meski salah satu pihak sedang dilanda hamil muda. Devan melakukan hubungan dengan istrinya secara lembut hingga mereka sama-sama merasakan puncak kejayaan yanh memuaskan. Hingga mereka terlelap dalam mimpi. ***Pagi pun tiba. Devan sebelum subuh bangun dan mulai mandi besar. Sementara Aisyah masih saja tertidur pulas mungkin karena kelelahan. "Aisyah, bangun. Mandi besar sana. Nanti kita sholat subuh bareng."Ketika Devan sudah mandi, ia membangunkan sang istri dengan menepuk pundak. Tidak lama, Aisyah mulai terbangun. "Ada apa Mas? Haduh, kok aku belum pakai pakaian sih? Aku belum mandi ya? Ini sudah jam berapa?" Asiyah tidak sadar jika waktu itu sudah subuh karena saking lelapnya dan lelah setelah tadi malam bertempur dengan sang suami. "Sudah mandi besar sana. Nanti sholat bareng sama aku. Kamu lupa dengan pertempuran tadi malam?" Devan tersenyum kecil dan gemas melihat Aiayah yang lupa dan cemas. Seperti boneka B

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   101.

    Dia pinjam tiga ratus ribu, Mas? Tapi aku hanya beri dia dua ratus. Aku bilang, uang yang di dompet hanya sisa segitu," jawab Aisyah yang masih menelepon Devan."Oh, yasudah nanti kita bicarakan lagi empat mata di kamar. Ini mungkin udah satu jam, aku mau lihat uji coba yang dilakukan Dokter Virginia. Kamu tetap waspada dengan Neli!'Tidak lama, sambungan telepon diputus oleh Devan. Devan mulai menemui Dokter Virginia untuk memastikan apakah hasil labnya sudah jadi. Sebelum Devan sempat berdiri dari sofa, Dokter yang dimaksud Devan ternyata mendekatinya. "Mas Devan, ayo ikut saya ke ruangan lab. Ada yang perlu saya bicarakan kepada Mas Devan!" Dengan raut wajah serius, wanita tinggi berseragam khas dokter itu mengajak Devan untuk ke ruangan lab."Bagaimana hasilnya, Dokter?" tanya Devan ketika sudah sampai di ruangan lab. Ia berharap-harap cemas dengan hasil yang akan dijelaskan oleh dokter tersebut."Hasilnya positif mengandung zat beracun. Padahal awalnya roti ini aman dan saya b

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   100. Menunggu Hasil

    Sore itu Pak Ujang sudah membawa Mbok Ginah dan wanita muda yang berpakaian sederhana. Namun, tidak berjilbab. Dari cara berpakaiannya wanita tersebut seperti orang desa. "Mbok Ginah? Pak Ujang? Mari silakan duduk ke sana!"Karena Devan sangat menghormati tamu yang datang, tamunya dipersilakan duduk di ruang tamu. Tidak lama, Aisyah datang menghampiri siapa tamunya tersebut dan sudah membawakan air teh dan beberapa jamuan makanan. Beberapa teko dan gelas, beserta jamuan, ia letakkan di meja tamu. "Ini Neng Aisyah? Istrinya Mas Devan ya? Manis sekali. Kenalin Neng, ini Mbok Ginah dan Ini Neli anak saya yang baru pulang kerja dari Arab. Kebetulan, dia sudah berhenti bekerja. Boleh kah dia sama Mbok bekerja di sini? Sekalian jagain Enang jika Nak Devan pergi. Nak Devan itu sudah saya anggap anak sendiri," tutur Mbok Ginah sambil duduk di samping anaknya berumur sekitar 22 tahun. Aisyah mengamati Neli dan Mbok Ginah. Kemudian ia menoleh kepada Devan. "Bagaimana Mas Devan? Apa mereka b

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   99. Kopi Susu

    Sore itu, Devan ingin membawa kue pemberian wanita asing ke Klinik milik Dokter Virginia. Namun, pria itu bingung karena Aisyah tidak mau diajak. Padahal Devan hanya ingin mengungkap keganjilan pada kue tersebut. "Syah, sebelum kue ini basi, ayo kita ke Klinik. Aku nggak mau kamu di rumah sendirian karena nggak ada yang jaga. Plis, ikut yuk? Kita harus tahu siapa wanita asing yang memberi kue pada kita itu!" Devan masih mendesak Aisyah untuk pergi ke Klinik. Baginya, keselamatan Aisyah lebih penting dari segalanya. Sedikit pun Devan nggak mau jika istri tercintanya celaka atau dijahatin orang. Apalagi Aisyah sedang mengandung benihnya. Suatu keluarga kecil yang harus diperjuangkan. "Tapi Mas, aku masih sedikit mual. Aku di rumah sendiri nggak papa. Yang jelas, kamu jangan lama-lama di sana. Aku 'kan bawa ponsel, jadi kamu jangan khawatir. Kita Bisa teleponan." Aisyah masih kelelahan sehingga ia hanya ingin di rumah untuk istirahat. Devan mendengus pelan. "Apa aku panggilkan Mbok

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   98. Icip-icip

    Rina sedang mengintai di balik celah jendela yang terbuka yang ada di samping kamar yang mengarah ke jalanan luar. Karena waktu itu Aisyah ada di kamar dan beristirahat dengan Devan. Wanita itu sedang memastikan apakah kita yang ia bawa benar-benar dimakan oleh Aisyah. "Kalau kamu suka dengan roti ini, saya ambilkan pisau pemotong kue dulu ya? Agar makanannya enak!" Devan mengambil pisau roti yang ada di atas piring kecil dekat dengan nakas. Kebetulan pisau tersebut ada di situ. Devan kemudian memotong-motong kue tersebut menjadi beberapa bagian. "Mas, kalau kamu suka, diicipin dulu ya rotinya. Kelihatannya enak banget! Porsinya juga jumbo. Pasti aku nek, jika makan kue sebanya itu!" Aisyah menyuruh Devan mencicipi kue yang dibawa oleh wanita yang katanya adalah suruhan dari Dokter Virginia. Yang sebenarnya wanita tersebut adalah Rina. "Oke deh, aku makan sepotong dulu!" Lalu Devan memakan sepotong kue berwarna coklat dan putih tersebut sepotong. Ia tergoda dengan ben

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   97. Tamu Tak Diundang

    "Awas saja, aku tidak akan membiarkan janin yang dikandung Aisyah hidup. Kau telah mengambil Devan dariku. Aku juga bisa mengambil janinmu dan akan melenyapkannya." Siang itu, seorang wanita bergaun pink berdiri di balik pintu sambil menatap sinis ke arah Aisyah. "Ehm. Dek Rina, kenapa kamu di situ? Katanya ingin cepat pulang? Atau masih ingin mampir di sini. Nanti aku nitip uang ini untuk Mama ya?" Dokter Virginia ternyata adalah sepupunya Rina. Kebetulan Rina menjadi asisten baru Virginia saat ini. Jadi kesempatan untuk mencelakai Aisyah lebih besar. *** Pada siang itu, Aisyah sudah berada di rumahnya bersama Devan. Aisyah berbaring di ranjang tidurnya setelah meminum vitamin dari Dokter. "Sayang, kamu istirahat dulu ya? Kamu maunya dipesankan masakan apa agar nggak mual? Aku punya makanan rekomen yang sehat di restoran langgananku. Jadi, selama hamil, kamu nggak perlu repot," kata Devan sambil melihat-lihat layar ponselnya. Karena ia ingin memesan makanan online sehat

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   96. Gara-gara Es Krim

    "Nggak papa. Terima kasih suamiku, aku menangis hari ini karena bahagia sekali," kata Aisyah yang masih dipeluk oleh Devan. Mereka menikmati pemandangan dari atas kemidi putar. "Udahlah jangan menangis lagi. Nanti kita turun beli es krim ya? Atau kita naik wahana lain?" tanya Devan yang masih di atas kemidi putar. Mereka berbincang saling tertawa dalam kesenangan sampai kemidi putar berhenti. Mereka turun dari kemidi putar menuju kantin yang menyediakan berbagai makanan dan minuman termasuk es krim. Dua wadah es krim coklat vanila sudah ia pesan. Devan dan Aisyah menikmati es krim sambil duduk di taman yang di depannya penuh dengan bunga. "Es krimnya nambah nggak? Kalau nambah, saya pesankan?" Devan menikmati es krim sambil menoleh ke Aisyah yang juka menikmati es krim dengan lahap. Dalam hati ia tertawa sendiri karena istrinya sangat menggemaskan. "Udah. Tapi Mas, perutku mual banget. Aku seperti ingin muntah! Di sini nggak ada kamar mandi ya?" Ketika Aisyah suda

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   95. Kemidi Putar

    "Nggak perlu ditanggepin saja. Aku sudah sakit hati dengan Jiho. Kirain dia tulis bekerja sama denganku. Nyatanya enggak. Yuk, kita bobok. Jangan berpikir yang macam-macam ya?" Aisyah sudah tidak peduli dengan Jiho meski uangnya ada di perusahaannya Jiho yang berkisar puluhan rupiah. Itu tidak mengapa asal tidak mengganggu rumah tangga Aisyah. Akhirnya pasangan suami istri tersebut mulai tertidur. Kecurangan yang dilakukan Nilam diketahui oleh Joni, orang andalan suruhan Devan yang sukses memberikan bukti kecurangan. Sementara Bu Menik tidak terlibat dalam kasus tersebut. Yang curang Pak Karjo dan Nilam. Kini kabarnya, Nilam pergi ke kota untuk mencari pekerjaan karena hutangnya banyak, semua perhiasan yang ia pakai dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hanya ada Bu Menik yang masih sehat dan bekerja sebagai buruh tani biasa di ladangnya Aisyah. Sementara Bu Menik tidak terlibat dalam kasus tersebut. Yang curang Pak Karjo dan Nilam. *** Satu bulan kemudian, sawah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status