Share

Entah mengapa

Aku kembali menatap liontin pemberian Budhe, aku sedikit menunduk merasai takdir yang seolah mempermainkanku. Kisahku yang mungkin hampir sama dengan kisah di sebuah sinetron dilayar televisi. Setidaknya aku butuh referensi di kehidupanku saat ini. Meski yang paling tepat kita mencontoh kehidupan Rasulullah, tapi aku hanya manusia biasa bukan. Yang hanya bisa mengeluh dan tak terima dengan apa yang aku pikirkan.

Setidaknya aku masih punya iman untuk tak meninggalkan perintah-NYA. Jam sudah bergerak menunjuk pukul delapan malam. Dan itu artinya aku sudah merenungi nasibku selama satu jam lebih.

Merasa netraku mulai lelah, aku menghela nafas panjang, sambil mengambil ponsel di atas nakas di dalam kamar tempat tidurku. Aku lupa jika akan mengambilkan unag untuk Elsa. Aku keluar membawa uang lima ratus ribu, duduk mendekati Elsa. Berharap agar ia mau menerimanya, aku harap agar bisa berikan kepada Ibu dari teman dekatku.

"El, ini uangnya buat, Ibumu."

Aku memberikan uang itu pada Elsa.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status