Tidak disangka Bianca benar-benar berniat untuk mendekati Reynard. Hal itu membuat Aurel merasa kesal dan bahkan juga merasa gelisah. Bagaimana jika Reynard menerima Bianca?
Bianca pun terlihat sangat bersemangat dan tersenyum hangat pada Reynard. Pria tampan dan kaya yang ia inginkan, karena memiliki identitas yang luar biasa di belakangnya. Bagaimana tidak Reynard adalah CEO sukses, yang memiliki aset milyaran di berbagai tempat. “Hai, Kak. Aku tidak tahu kau memiliki kafe sebagus ini, dan … teman pria yang tampan, kenalkan dia padaku,” ujar Bianca menatap Reynard dengan tatapan terpesona. Aurel terperangah mendengar perkataan Bianca. “Kakak?” desis Aurel sinis. “Kau memang kakakku, ibuku menikah dengan ayah, jadi kita saudara sekarang,” balas Bianca semakin membuat Aurel kesal. “Kau Reynard bukan, bisakah kita berteman?” Bianca mengulurkan tangannya pada Reynard. Namun, Reynard hanya menatap dingin Bianca tidak berniat menyambut tangan wanita yang sudah menyakiti Aurel. Hal itu, membuat Aurel tersenyum, karena ternyata Reynard tidak mudah dihadapi oleh Bianca. Bianca tersenyum tipis, melihat penolakan dari Reynard, bahkan enggan menyambut tangannya. “Apa Aurel berbicara omong kosong tentangku pada Rey?” batinnya kesal, merasa Aurel sudah lebih dulu memutus jalan baginya untuk dekat dengan Reynard. “Kalian akan makan siang, kita makan siang bersama ya, Kak, aku juga ingin merasakan makanan yang dijual di kafemu?” “Kau bisa pesan dan tentunya harus bayar. Ah ya, aku bukan kakakmu, jadi berhenti memanggilku kakak!” ucap Aurel pada Bianca. “Rey, kita makan di ruanganku saja, aku tidak berselera makan jika ada orang luar di sini.” Reynard tersenyum dan mengangguk, mengikuti langkah Aurel yang berjalan ke arah ruangan kerjanya. Mengabaikan Bianca yang berharap bisa dekat dengan Reynard. Bianca tentunya sangat kesal dengan perlakuan Aurel, yang begitu mengabaikannya, bahkan membawa Reynard bersamanya. Hal itu memperkuat pikirannya jika Aurel memang sudah membicarakan keburukannya ada Reynard. “Jika kau membuatku kehilangan muka di hadapan Reynard. Maka aku lakukan apa yang kamu lakukan, aku akan buat Reynard membenci, hingga tidak ada lagi yang akan menyukaimu,” gumam Bianca dengan penuh ambisi untuk membuat Aurel kalah darinya. Bianca menatap kafe Aurel yang cukup mewah, hal itu kembali membuat ia merasa iri, karena ia tidak memiliki usaha apapun, bahkan Danu belum memberikan dia jabatan di perusahaan, padahal Bianca sudah memintanya. “Lihat saja kedepannya, kau akan kehilangan semua yang kau miliki, Aurel. Karena semua akan menjadi milikku!” Sementara itu di ruangan kerja Aurel, Reynard cukup terkejut mendengar cerita Aurel jika Bianca tertarik padanya, setelah beberapa kali melihatnya mengantar dan menjemput Aurel ke rumah. “Biarkan saja, aku sama sekali tidak akan tertarik padanya. Sejak awal sudah aku katakan. Jika hanya satu wanita yang aku inginkan, itu adalah dirimu, Aurelia,” ucap Reynard. Aurel tersenyum, “ aku merasa tidak enak padamu, karena aku masih belum memiliki perasaan, hingga kau harus menungguku lagi. Padahal, pasti banyak wanita yang mengejarmu, lebih baik dariku, lebih cantik dariku.” Reynard menggelengkan kepalanya, “karena itulah, aku memilihmu, karena kamu harus dikejar, bukan mengejarku. Wanita-wanita yang menyukaiku, mereka tidak tulus, hanya melihat kekayaanku dan jabatanku di perusahaan. Aku tertarik padamu sejak kuliah, karena kamu adalah wanita sederhana, walau ternyata identitasmu juga tidak biasa, ayahmu juga seorang CEO sukses, tapi kamu malah memilih jalan untuk membangun usaha sendiri. Aku suka wanita sepertimu, selain karena kau baik dan cantik, tapi karena alasan lain yang tadi aku sebutkan tadi, kau bukan wanita yang mau berusaha bukan meminta.” “Dan saat ini, aku tidak ingin apa-apa, aku hanya ingin kebahagiaanku, apalah arti dari semua aset yang aku miliki, malah justru membuat sebuah keluarga hancur,” ucap Aurel merasa sedih dengan semua yang sudah ia lalui. Ia berjuang karena ingin kedua orang tuanya bangga, bisa berhasil berkat usahanya sendiri, tai justru digagalkan dengan pengkhianatan ayahnya. Maka, semua yang kini ia dapatkan seolah tidak lagi berharga. Reynard pun memeluk Aurel, karena ia tahu wanita di depannya saatnya ini sangatlah rapuh. Berada dipelukan Reynard, tangis Aurel pun kini pecah, seolah semua kegelisahan di hatinya ia curahkan semua di pundak pria yang begitu menyayanginya. Ada kenyamanan yang membuatnya bisa terbuka pada Reynard, tapi Aurel tidak tahu apakah ini cinta atau hanya sekedar nyaman berada disisinya. Namun, Aurel tentu berharap jika perasaan yang kini kurasakan adalah perasan cinta, karena Reynard kini adalah pria satu-satunya yang mampu membuatnya merasa tenang dan nyaman. “Rey, bisakah aku meminta satu hal padamu?” tanya Aurel setelah perasaannya merasa tenang. “Tentu katakanlah,” ujar Reynard. “Mungkin ini terdengar egois, tapi … kumohon, tetaplah disisiku, jangan tinggalkan aku dengan wanita lain. A–ku janji, aku akan menata hatiku hanya untukmu. Karena entah mengapa, aku merasa gelisah ketika Bianca berkata dia menyukaimu. Aku hanya butuh waktu untuk meyakinkan perasaanku saja, Rey. Apakah kau mau?” Reynard pun tersenyum dan dengan perasaan senang ia pun mengangguk setuju, “aku sudah katakan, aku akan menunggumu, sampai kau mau menikah denganku.” “Me–menikah?” “Ya, aku tidak ingin bermain-main dengan hubungan, dan aku juga sudah yakin dengan perasaanku padamu. Kau adalah wanita terakhir yang aku inginkan,” ucap Reynard Tanpa ragu. Aurel pun tersenyum, tapi juga menunduk malu dengan perkataan Reynard. Pernikahan belum ada dalam rencananya di waktu dekat, tapi ia senang karena Reynard seserius itu kepadanya. *** Malam harinya, di kediaman Wiratama Aurel kini sudah kembali berhadapan dengan ayahnya, Danu. Tanpa ada alasan yang Aurel ketahui, Danu tiba-tiba menamparnya cukup kuat, hingga membuat wajah Aurel memerah, bahkan sudut bibirnya terlihat berdarah. Aurel menatap marah pada pria yang selama ini ia hormati dan sayangi, matanya memerah, air matanya menetes. “Apa, apa lagi sekarang, hah?” tanya Aurel dengan penuh kekesalan. “Kau membuat Reynard membenci Bianca, Aurel. Mengapa kau lakukan itu hah!” “Lantas, apa Anda perlu menamparku?” tatapan Aurel tajam pada ayahnya, seolah ia tidak terima jika harus terus disalahkan. “Reynard, tidak menyukainya itu bukan salahku.” “Itu pasti karena kau sudah berkata omong kosong pada Reynard bukan? Aurel, kau tidak ingin Reynard jadi milikku?” desis Bianca. “Bukankah kau bilang dia hanya temanmu. Apakah ini caramu untuk membuat harga diri Bianca jatuh, kau benar-benar kurang ajar, Aurelia!” geram Meriam yang berdiri di samping Bianca. “Apa, harga diri?” desis Aurel. Entah apa yang dikatakan oleh Bianca pada Danu hingga membuat ayahnya sangat marah padanya,tapi yang jelas, Bianca atau Meriam, sangat ingin membuat Danu membenci dirinya. “Aku tidak tahu apa yang dia katakan padamu tentangku, tapi jika Anda percaya padanya, maka Anda benar-benar bukanlah ayah untukku lagi, Anda adalah orang lain bagiku! Dan kau, cih … kau sama saja dengan ibumu.” “Apa maksudmu Aurel?” tanya Danu nyaris berteriak, tidak senang dengan perkataan Aurel seolah memojokkan Meriam serta Bianca.Aurelia menatap Danu dengan tatapan sinis. “Maksudku? Hahaha, aku rasa Anda lebih tahu apa yang aku maksud. Cih, aku benar-benar muak bisa berada di sekitar kalian.”“Jika kau muak dengan kami, tinggalkan saja rumah ini!” ujar Bianca.“Bianca!” bentak Danu ada putri yang selama ini ia sembunyikan.Danu, sebagai ayah dari dua orang putri, kini ia merasa bimbang, tidak bisa memutuskan sesuatu dengan pasti. Terutama pada Aurelie, putrinya yang selama ini bersamanya. Sedangkan Bianca, dia adalah putrinya yang selama ini ia sembunyikan, seolah merasa bersalah jika ia harus selalu membela Aurelia, tapi juga tidak mau membuat Aurel membencinya.Mendengar Bianca seolah ingin menyingkirkan Aurelia, hatinya merasa marah, akan tetapi setelah itu, kini ia merasa gelisah saat melihat ekspresi wajah Meriam serta Bianca yang seolah kesal padanya.“Jangan membentak Bianca, Danu. Apa-apaan kamu ini, bukankah kamu sudah berjanji, akan membuat kita bahagia?!” desis Meriam pada suaminya.“Apa ayah berpi
“Ada apa ini, siapa mereka, Ayah?” tanya Aurelia dengan pandangan terkejut dan marah, saat melihat dua wanita asing berada di rumahnya, bahkan salah satu dari mereka dengan berani meminta pekerja untuk menurunkan foto mendiang ibunya.“Perkenalkan, ini Meriam, yang akan menjadi ibu sambungmu, dan itu saudaramu, Bianca.” Tunjuk Danu pada Bianca dan juga Meriam, memperkenalkan keluarga yang selama ini ia sembunyikan pada anaknya.Aurelia terperangah, mendengar perkataan ayahnya. “Apa?!” pekik Aurelia tidak percaya. “Ayah, memiliki keluarga lain selain aku dan ibu?” Danu mengangguk, “kamu harus menerimanya. Meriam, wanita yang baik, dia akan menjadi ibumu mulai sekarang. Bianca saudaramu, usianya berbeda dua tahun di bawahmu, seharusnya kamu senang, Aurel. Kamu memiliki teman sekarang.” Aurelia tertawa, seolah perkataan ayahnya hanya lah sebuah lelucon. Senang, omong kosong, batinnya kesal.Bagaimana tidak, tepat satu minggu ibunya meninggal, ayahnya kini membawa dua wanita asing dan m
Aurelia pulang ke rumah sangat larut malam, ia menatap rumah besar dengan perasaan sedih, tidak lagi seperti dulu, dimana banyak kehangatan di dalamnya. Aurel belum turun dari mobil setelah sampai di pekarangan rumah, kakinya terasa berat untuk memasuki rumah itu, karena ada dua sosok asing, dan juga ayah yang mungkin kini ia benci.Aurelia terlalu malas untuk bertemu dengan mereka, tapi ada sebuah tekad dalam dirinya, jika ia tidak boleh mengalah, dan juga menyerah. Semua yang ada di dalam sana adalah miliknya, hak-nya, mereka, orang asing yang tidak memiliki hak sedikitpun, termasuk ayahnya yang sudah mengkhianati istri dan anaknya. Tekadnya telah bulat, ia akan membalas rasa sakit hati ibunya, yang sudah dibohongi beberapa tahun lamanya, oleh pria yang Aurel dan ibunya kira adalah pria yang baik serta jujur. Aurelia pun turun dari mobil, melangkah dengan penuh keyakinan dengan tekad yang kuat demi ibunya yang telah tiada. Saat sampai di depan pintu, Aurel tersenyum tipis saat pi
Reynard tidak fokus mengemudikan mobilnya, melihat pipi kanan Aurelia yang memerah serta kedua mata yang sembab seperti sudah menangis.Ia merasa kesal dan marah, karena wanita yang dicintainya terluka, namun ia sadar tidak bisa berbuat banyak, karena yang melakukannya adalah ayah kandung dari Aurelia, terlebih ia belum memiliki hak apapun terhadap wanita yang sudah lama ia cintai.“Sorry, kamu harus melihat hal itu. Tapi, terima kasih sudah datang di waktu yang tepat. Ada apa kamu menemuiku?” “Aku ingin mengajakmu berjalan-jalan,” seru Reynard.Aurelia pun tersenyum dan mengangguk, tidak ada jawaban apapun lagi dari mulut gadis cantik itu. Keterdiaman Aurelia yang semakin membuat Reynard ikut merasa sedih.Reynard mengerti, apa yang dirasakan oleh Aurelia saat ini, kesedihan setelah kehilangan sosok yang disayangi serta amarah karena sosok yang dikira akan menjadi satu-satunya untuk semangat hidup, justru malah menyakitinya, bahkan tanpa peduli perasaan Aurelia, dia membawa dua oran
Aurelia duduk di kamarnya, pikirannya penuh kekacauan setelah mendengar permintaan ayahnya.“Mengenalkan Bianca kepada Reynard? Omong kosong! Apa sekarang dia anak kesayangan ayah? Mungkin benar, dan aku hanyalah anak yang terbuang,” gumam Aurel dengan nada geram. Hatinya bergejolak, terutama karena Bianca bahkan meminta bantuan ayah mereka untuk hal seperti ini.Namun, bukan hanya itu yang membuat Aurel gelisah. Perasaannya bercampur aduk, ada rasa takut yang perlahan menguasainya. Ia khawatir kehilangan Reynard, pria yang selama ini membantunya melewati hari-hari berat setelah ibunya meninggal.“Bagaimana jika Reynard benar-benar memilih Bianca? Bagaimana jika dia tidak mau menungguku sampai aku siap membalas perasaannya?” pikir Aurel, hatinya semakin tidak tenang. Ia sendiri pun belum yakin dengan perasaannya terhadap Reynard.Namun entah mengapa, jika Reynard pergi dari sisinya, ia merasa gelisah. Pria yang mau sabar dengannya, menunggu dari sejak mereka kuliah. Pada awalnya Aure
Aurelia menatap Danu dengan tatapan sinis. “Maksudku? Hahaha, aku rasa Anda lebih tahu apa yang aku maksud. Cih, aku benar-benar muak bisa berada di sekitar kalian.”“Jika kau muak dengan kami, tinggalkan saja rumah ini!” ujar Bianca.“Bianca!” bentak Danu ada putri yang selama ini ia sembunyikan.Danu, sebagai ayah dari dua orang putri, kini ia merasa bimbang, tidak bisa memutuskan sesuatu dengan pasti. Terutama pada Aurelie, putrinya yang selama ini bersamanya. Sedangkan Bianca, dia adalah putrinya yang selama ini ia sembunyikan, seolah merasa bersalah jika ia harus selalu membela Aurelia, tapi juga tidak mau membuat Aurel membencinya.Mendengar Bianca seolah ingin menyingkirkan Aurelia, hatinya merasa marah, akan tetapi setelah itu, kini ia merasa gelisah saat melihat ekspresi wajah Meriam serta Bianca yang seolah kesal padanya.“Jangan membentak Bianca, Danu. Apa-apaan kamu ini, bukankah kamu sudah berjanji, akan membuat kita bahagia?!” desis Meriam pada suaminya.“Apa ayah berpi
Tidak disangka Bianca benar-benar berniat untuk mendekati Reynard. Hal itu membuat Aurel merasa kesal dan bahkan juga merasa gelisah. Bagaimana jika Reynard menerima Bianca? Bianca pun terlihat sangat bersemangat dan tersenyum hangat pada Reynard. Pria tampan dan kaya yang ia inginkan, karena memiliki identitas yang luar biasa di belakangnya. Bagaimana tidak Reynard adalah CEO sukses, yang memiliki aset milyaran di berbagai tempat.“Hai, Kak. Aku tidak tahu kau memiliki kafe sebagus ini, dan … teman pria yang tampan, kenalkan dia padaku,” ujar Bianca menatap Reynard dengan tatapan terpesona.Aurel terperangah mendengar perkataan Bianca. “Kakak?” desis Aurel sinis.“Kau memang kakakku, ibuku menikah dengan ayah, jadi kita saudara sekarang,” balas Bianca semakin membuat Aurel kesal. “Kau Reynard bukan, bisakah kita berteman?” Bianca mengulurkan tangannya pada Reynard.Namun, Reynard hanya menatap dingin Bianca tidak berniat menyambut tangan wanita yang sudah menyakiti Aurel. Hal itu, m
Aurelia duduk di kamarnya, pikirannya penuh kekacauan setelah mendengar permintaan ayahnya.“Mengenalkan Bianca kepada Reynard? Omong kosong! Apa sekarang dia anak kesayangan ayah? Mungkin benar, dan aku hanyalah anak yang terbuang,” gumam Aurel dengan nada geram. Hatinya bergejolak, terutama karena Bianca bahkan meminta bantuan ayah mereka untuk hal seperti ini.Namun, bukan hanya itu yang membuat Aurel gelisah. Perasaannya bercampur aduk, ada rasa takut yang perlahan menguasainya. Ia khawatir kehilangan Reynard, pria yang selama ini membantunya melewati hari-hari berat setelah ibunya meninggal.“Bagaimana jika Reynard benar-benar memilih Bianca? Bagaimana jika dia tidak mau menungguku sampai aku siap membalas perasaannya?” pikir Aurel, hatinya semakin tidak tenang. Ia sendiri pun belum yakin dengan perasaannya terhadap Reynard.Namun entah mengapa, jika Reynard pergi dari sisinya, ia merasa gelisah. Pria yang mau sabar dengannya, menunggu dari sejak mereka kuliah. Pada awalnya Aure
Reynard tidak fokus mengemudikan mobilnya, melihat pipi kanan Aurelia yang memerah serta kedua mata yang sembab seperti sudah menangis.Ia merasa kesal dan marah, karena wanita yang dicintainya terluka, namun ia sadar tidak bisa berbuat banyak, karena yang melakukannya adalah ayah kandung dari Aurelia, terlebih ia belum memiliki hak apapun terhadap wanita yang sudah lama ia cintai.“Sorry, kamu harus melihat hal itu. Tapi, terima kasih sudah datang di waktu yang tepat. Ada apa kamu menemuiku?” “Aku ingin mengajakmu berjalan-jalan,” seru Reynard.Aurelia pun tersenyum dan mengangguk, tidak ada jawaban apapun lagi dari mulut gadis cantik itu. Keterdiaman Aurelia yang semakin membuat Reynard ikut merasa sedih.Reynard mengerti, apa yang dirasakan oleh Aurelia saat ini, kesedihan setelah kehilangan sosok yang disayangi serta amarah karena sosok yang dikira akan menjadi satu-satunya untuk semangat hidup, justru malah menyakitinya, bahkan tanpa peduli perasaan Aurelia, dia membawa dua oran
Aurelia pulang ke rumah sangat larut malam, ia menatap rumah besar dengan perasaan sedih, tidak lagi seperti dulu, dimana banyak kehangatan di dalamnya. Aurel belum turun dari mobil setelah sampai di pekarangan rumah, kakinya terasa berat untuk memasuki rumah itu, karena ada dua sosok asing, dan juga ayah yang mungkin kini ia benci.Aurelia terlalu malas untuk bertemu dengan mereka, tapi ada sebuah tekad dalam dirinya, jika ia tidak boleh mengalah, dan juga menyerah. Semua yang ada di dalam sana adalah miliknya, hak-nya, mereka, orang asing yang tidak memiliki hak sedikitpun, termasuk ayahnya yang sudah mengkhianati istri dan anaknya. Tekadnya telah bulat, ia akan membalas rasa sakit hati ibunya, yang sudah dibohongi beberapa tahun lamanya, oleh pria yang Aurel dan ibunya kira adalah pria yang baik serta jujur. Aurelia pun turun dari mobil, melangkah dengan penuh keyakinan dengan tekad yang kuat demi ibunya yang telah tiada. Saat sampai di depan pintu, Aurel tersenyum tipis saat pi
“Ada apa ini, siapa mereka, Ayah?” tanya Aurelia dengan pandangan terkejut dan marah, saat melihat dua wanita asing berada di rumahnya, bahkan salah satu dari mereka dengan berani meminta pekerja untuk menurunkan foto mendiang ibunya.“Perkenalkan, ini Meriam, yang akan menjadi ibu sambungmu, dan itu saudaramu, Bianca.” Tunjuk Danu pada Bianca dan juga Meriam, memperkenalkan keluarga yang selama ini ia sembunyikan pada anaknya.Aurelia terperangah, mendengar perkataan ayahnya. “Apa?!” pekik Aurelia tidak percaya. “Ayah, memiliki keluarga lain selain aku dan ibu?” Danu mengangguk, “kamu harus menerimanya. Meriam, wanita yang baik, dia akan menjadi ibumu mulai sekarang. Bianca saudaramu, usianya berbeda dua tahun di bawahmu, seharusnya kamu senang, Aurel. Kamu memiliki teman sekarang.” Aurelia tertawa, seolah perkataan ayahnya hanya lah sebuah lelucon. Senang, omong kosong, batinnya kesal.Bagaimana tidak, tepat satu minggu ibunya meninggal, ayahnya kini membawa dua wanita asing dan m