Share

Ketiban Warisan Janda Kaya
Ketiban Warisan Janda Kaya
Penulis: Ryazelva

1. Hanya Karyawan Rendahan

“Sudah kubilang, aku tidak bisa ya tidak bisa!” sembur Bradley pada dua rekannya yang menyodorkan secarik dokumen untuk ia tanda tangani.

“Kau ini, sudah miskin banyak gengsi! Kau pikir akan jadi cepat kaya kalau hanya makan komisi saja dari tempat ini, hehh?!”

Satu staf divisi pemasaran dan seorang staf divisi keuangan perusahaan asuransi menekan Brad yang dianggap terlalu jenius dan menonjol dengan jabatannya yang masih sebagai agen baru.

“Lakukan apa yang kalian inginkan dan jangan melibatkan aku!”

Tak ingin memperpanjang urusan, Brad segera beranjak pergi dari mereka yang menawarkan rencana busuk untuk memainkan dana perusahaan. Rencana yang sudah ia dengar sejak beberapa bulan lalu dan kini coba mereka realisasikan dengan melibatkan dirinya.

Di sebuah pertemuan tiga bulanan, Brad yang baru terhitung baru bergabung beberapa bulan di perusahaan asuransi kini harus menyerahkan laporan pekerjaannya. 

“Diego Bradley, target pekerjaanmu tidak tercapai bulan ini!”

Brad mendelik kaget, begitu manajer membacakan rekap hasil kerjanya di akhir triwulan.

“Tidak target? Bagaimana bisa? Bukankah di laporan yang saya buat sudah jelas?”

Sebuah berkas dalam map dokumen hampir melayang ke wajah Brad yang kemudian menangkapnya, hingga kini sebuah data pun diperlihatkan di layar ruang meeting di hadapan para petinggi perusahaan.

Data yang membuat wajah Brad berkerut tak percaya, bahwa hasil pekerjaannya selama ini ternyata dihitung berbeda di mata manager.

“Hanya ini yang bisa kamu laporkan? Apa saja yang selama ini kamu kerjakan, hehh!”

Merasa telah dibuat malu, apalagi ini rapat tiga bulanan yang dihadiri oleh dan petinggi perusahaan, termasuk Presdir George Garcia. Brad membuka kembali laporan pekerjaannya yang bagi dirinya sudah lebih dari cukup memenuhi target perusahaan bulan ini. 

“Lima essential critical care, sepuluh asuransi premium plus, lima proteksi diri extra, simply home platinum, dan Enhanced Premium Waiver, bukankah semua sudah melebihi target bulanan saya?” Brad membacakan kembali hasil pekerjaannya.

“Lalu, dengan detail itu, apa dana yang masuk ke perusahaan sudah sesuai?”

Deg!

Brad mulai tertekan, apalagi pandangan semua pejabat kini terarah padanya. Dibukanya kembali nominal polis yang seharusnya masuk sesuai dengan jenis asuransi yang ia laporkan.

Bagaimana bisa nominal yang sudah ia hitung benar menjadi berkurang seperti ini? Meski hanya pegawai bawahan, namun otak Brad tidak bodoh untuk melakukan penghitungan. Bahkan sebelum rapat ini, pencapaian Brad malah jauh melampaui para agen lainnya.

“Gaji dan komisimu ditahan bulan ini, sampai kau bisa menjelaskan dengan benar semua ketimpangan yang terjadi!”

Brad menunduk kaku, bahkan dirinya tidak diberikan kesempatan untuk menjelaskan di hadapan semua petinggi. 

Saat tiba waktunya Brad menghadap ke pucuk pimpinan untuk menjelaskan semuanya, di dalam ruangan keramat itu ternyata sudah ada beberapa petinggi yang siap menghakiminya. 

“Maaf, ada apa ini?”

Sebuah salinan surat pelaporan dari Kepolisian ditunjukkan pada Brad yang makin tak paham situasinya.

“Bagian pengaduan pelanggan menerima puluhan laporan, dana nasabah banyak yang raib. Dan mereka sudah melapor ke polisi. Setelah kami lakukan investigasi, namamu ada dalam lingkaran penggelapan itu. Apa pembelaanmu, Diego Bradley?”

“Apa? Penggelapan? Saya tidak pernah melakukan hal itu!”

“Silahkan jelaskan semuanya di kantor polisi. Setelah ini petugas berwenang akan menjemputmu!”

“Presdir, saya bisa menjelaskan kalau saya tidak terlibat apapun, dan nasabah saya—”

Sayangnya, presdir George Garcia tidak memberinya kesempatan untuk membela diri. “Hari ini terakhir kalinya kamu bekerja! Nikmati perbuatan busukmu di penjara!”

Bahkan sang pucuk pimpinan pun tidak akan mendengarkan apapun yang terlontar dari karyawan kelas rendahan seperti dirinya.

Brad menggeleng, satu persatu pejabat perusahaan ia sisir wajahnya, dari manajer di atasnya, hingga sang pucuk pimpinan pun tidak melakukan pembelaan apapun padanya. Brad bahkan tak punya waktu kembali untuk membela diri.

Brad yang panik meski tidak merasa bersalah kini pun mundur dan otaknya bekerja cepat untuk meminta dirinya melarikan diri, ketimbang bertahan namun akan tetap terperosok pula dalam kekejaman para pimpinan korporat itu.

Tak mau mati sia-sia di tangan polisi, Brad yang namanya kadung tercatut dan dirinya kini resmi dinyatakan buron karena polisi tak berhasil menjemputnya di apartemen yang ia sewa.

Dua hari melarikan diri, Brad hampir putus asa karena tak memiliki siapapun yang bisa ia percaya di kota ini. Nasib perantauan dari desa kecil, Brad bahkan tak memegang uang untuk kembali ke kota asalnya.

Di tengah lelahnya, Brad baru berhenti bergerak, saat sebuah mobil polisi terlihat mendekat ke arahnya. Pemuda itu pun kembali berlari sebisanya meski tanpa tujuan yang jelas.

“Sialan! Apa mereka pikir aku ini pembunuh!” erang Brad hingga tubuhnya yang tinggi tegap akhirnya merasakan letih juga menjadi buronan selama berhari-hari.

Suara dari dalam mobil polisi pun memintanya menyerah, namun Brad tak mau mengalah pada hal yang tidak ia kerjakan. Tak peduli polisi sudah meneriakinya, Brad terus berlari hingga kini kegelapan malam seolah melenyapkan bayangan tubuhnya.

Brukkk!

“Awwhh, sshhh!” desis Brad setelah ia nekat menggelinding cepat begitu melihat ada sebuah pagar besar yang akan tertutup menggunakan remot otomatis

Kepala pemuda itu terantuk ke deretan bebatuan hingga tubuhnya kini seperti sampah yang terperosok ke semak dan beberapa tumbuhan lainnya.

“Dimana ini?” gumam Brad begitu sadar dirinya mendongak melihat sebuah mansion besar dan mewah di hadapannya.

Tak ada lagi suara kendaraan polisi terdengar, Brad merasa dirinya memasuki dimensi lain yang cukup aman meski tulangnya serasa mau patah dan napasnya hampir putus rasanya. 

“Mudah-mudahan tempat ini aman!” ucapnya perlahan lalu mengendap mengangkat langkahnya seperti penyusup untuk bisa memasuki sebuah bangunan tempat tinggal megah dengan pagar menjulang tinggi yang dari jalan saja tidak terlihat bentuknya. 

“Sepi sekali … tempat apa ini?”

Brad terus melangkah, penerangan di sepanjang taman dan jalan menuju bangunan utama sungguh temaram.

“Siapa itu!”

Suara seorang pria begitu mengetahui ada pergerakan asing di mansion ini. Lagi dan lagi Brad harus menggunakan kakinya untuk bergerak cepat, menyusuri bangunan hingga entah kekuatan dari mana yang membuat pemuda itu bisa sampai ke lantai dua meski ada sorot cahaya yang kini mengintainya. 

Dinding kaca yang super besar dengan sedikit penerangan membuat Brad memicing. Ia harus berhati-hati melangkah dan mengendap, sampai pemuda itu baru menyadari apa yang dilihatnya di balik ruangan berdinding kaca lebar dimana ada pergerakan mencurigakan di dalam sana.

“Astaga!”

Dor dor dorr!

Brad refleks menggedor jendela kaca lebar kaca dengan penutup tirai yang sedikit tersingkap di satu sisi itu. Tampak seorang pria setengah tua yang mengangkat bantal besar hendak dibenamkan paksa ke wajah seseorang yang terbujur di tempat tidur.

“Hei, hentikan! Apa yang kalian lakukan!”

Komen (3)
goodnovel comment avatar
thea&jared
kan..Bener kan
goodnovel comment avatar
enur .
Brad terkena fitnah yang sangat keji
goodnovel comment avatar
thea&jared
wwuuaahh.............ada yg dibunuh kah ????? Brad bener2 di pitnah. neehhhh.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status