BAB 7
“Apa? Tidak mungkin!” pekik Debbie menggeleng tak percaya. “Kalian pasti keliru! Mana mungkin nyonya memberikan hartanya pada orang asing!”
Brad yang tak kalah kaget, hanya bisa berdiri dan diam. Membaca situasi apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Namun diliriknya Debbie menjadi yang paling frontal menolak kenyataan ini.
“Kenapa, Nyonya Debbie? Sepertinya Anda keberatan?” tanya balik salah satu pria yang kini mengkode Brad untuk mengekor mereka.
Brad mulai berani mengangkat dagunya, menatap Debbie dengan seringai wajah yang jelas menyebalkan di wajah wanita itu. Sudah mulai paham apa yang terjadi, Brad pun baru terbuka bagaimana sikap Debbie selama ini kepadanya.
“Lalu, Anda sendiri untuk apa masih ada di tempat ini, Nyonya Debbie? Bukankah sudah tidak ada lagi yang perlu Anda rawat di sini?”
Belum apa-apa Brad kini berani membuat Debbie tak sanggup mengungkapkan alasannya, tetap bertahan di mansion mewah ini.
Langkah Brad pun terayun ringan, mengikuti dua pria yang kini memintanya duduk di ruang kerja, berhadapan dengan beberapa lembar berkas yang harus Brad baca dan setujui. Nyatanya dua orang tersebut tidak berbohong padanya, nama Diego Bradley memang benar-benar tercantum secara resmi dalam dokumen yang Alberta tinggalkan sebelum pergi.
“Nyonya Alberta mewariskan seluruh hartanya untukku?” gumam Brad tidak serta merta jumawa, meski kini ia telah resmi menjadi pewaris tunggal atas harta Alberta yang melimpah.
Kenyataan bahwa dua pria yang menemuinya adalah seorang pengacara dan notaris, sebagai segelintir orang yang tidak berkhianat atas wasiat yang sudah Alberta tinggalkan untuknya.
Brad mendengarkan sendiri, rentetan aset dan harta yang dibacakan dan sungguh di luar perkiraannya, bahwa wanita selemah Alberta memiliki kekayaan yang luar biasa.
“Tuan, apa nyonya Alberta tidak memiliki keluarga satu pun? Kenapa dia memberikan semua yang dimiliki untukku?” tanya Brad setelah menandatangani serah terima wasiat itu.
Begitu tak menyangka saat ia juga membaca sendiri barisan tulisan seolah Alberta tengah bicara kalau akan memberikan seluruh harta pada dirinya saat meninggal nanti.
“Jangan bingung, anak muda. Laksanakan saja apa yang mendiang inginkan, kalau kamu tidak ingin dihantui nyonya yang belum tenang.”
‘Sial!’ batin Brad kini merasa terbebani, dengan semua yang dimilikinya. Alberta tidak serta merta memberi secara cuma-cuma, namun mewariskan rasa dendamnya pula yang mau tidak mau harus Brad laksanakan sampai tuntas.
Bukan hanya mansion mewah, namun juga perusahaan dan lahan perkebunan serta harta tak bergerak lainnya kini resmi menjadi milik Brad seorang. Sedikit tergelitik kenapa tidak ada satu pun keluarga Alberta yang tersisa, atau paling tidak mengusik apa yang wanita itu miliki saat ini.
“Baiklah, Nyonya Alberta. Jika ini yang Anda inginkan. Aku akan tetap menjalankan perintah Anda. Terlalu banyak penghianat di hidup Anda, Nyonya!”
Brad mengeratkan kepalan tangannya, dengan sebuah janji yang akan merubah hidupnya setelah ini.
Beberapa hari setelah kematian Alberta, Brad langsung bergerak menyelidiki apa yang sebenarnya menjadi penyebab kematiannya yang mendadak. Tidak bisa melakukan autopsi karena jasad Alberta sudah menjadi abu, kini Brad menyisir satu persatu orang yang setiap hari dan sampai sekarang masih ada di mansion ini.
Seharian berada di kamarnya, Brad hanya menghabiskan waktu dengan melihat tayangan CCTV dan memundurkan waktunya.
“Kenapa semua orang berkhianat padamu, Nyonya? Apa yang mereka cari? Anda begitu baik, tapi nasib membawa Anda ke pusaran para pengkhianat!”
Paham kekayaan sudah digenggamnya, Brad pun berubah wujud menjadi pria yang kaya raya dengan segala kekuasaannya.
“Nyonya Debbie, tunggu!” panggil Brad kala berpapasan dengan wanita yang masih betah di mansion ini meski tak ada lagi yang dirawatnya saat ini.
Bahkan Brad tak segan menahan lengan wanita itu lalu memandangnya intens, penuh kecurigaan.
“Untuk siapa Anda bekerja di tempat ini?”
Debbie mengerutkan wajahnya tak senang, masih belum mengakui kalau saat ini Brad lah pemilik dari segala yang ada di sini.
“Kamu bertanya sebagai apa?”
Brad mengangkat satu sudut bibirnya, menatap Debbie tajam ditambah seringai wajah yang tak senang padanya.
“Sebagai … orang yang akan mengusir Anda dari rumah ini!”
Dan Brad mulai mengeluarkan titahnya, pada tim keamanan rumah untuk menyeret Debbie dan beberapa orang yang dianggapnya hanya sebagai benalu di rumah ini. Langkah cepat Brad tak langsung menghubungi polisi untuk menangani mereka, namun tetap menepikan secara rapat demi memancing siapa yang berada di balik keberadaan mereka selama ini.
Tidak hanya di rumah, di perusahaan pun Brad kini melakukan penyisiran terhadap siapapun yang tidak bisa menerima keberadaannya. Dengan orang-orang baru, kini Brad sudah menyaring siapapun yang ada di lingkarang kehidupannya.
Mulai menjalankan warisan bisnisnya, Brad merekrut orang-orang yang profesional di bidangnya demi membekali dirinya dengan segala ilmu untuk menjadi lelaki yang kaya dan semestinya.
“Tidak ada lagi yang bisa merendahkanku setelah ini!” geram Brad dengan mata tajamnya, berjanji tak akan ada lagi yang bisa memandangnya sebelah mata.
Baru beberapa hari menikmati kekayaannya, Brad kini pun memiliki seorang asisten pribadi, yang ia rekrut secara khusus dan penelitian latar belakang secara teliti. Pria itu pun tahu apa yang akan Brad capai dan kerjakan setelah ini.
“Tuan, Brad. Ada laporan terbaru.”
Brad mendongak saat tengah sibuk di perusahaan kala sang asisten memasuki ruang kerjanya.
“Berita apa yang kamu bawa, Shane?”
“George Garcia, ternyata dia masih hidup, Tuan!”
“Sudah kubilang, aku tidak bisa ya tidak bisa!” sembur Bradley pada dua rekannya yang menyodorkan secarik dokumen untuk ia tanda tangani.“Kau ini, sudah miskin banyak gengsi! Kau pikir akan jadi cepat kaya kalau hanya makan komisi saja dari tempat ini, hehh?!”Satu staf divisi pemasaran dan seorang staf divisi keuangan perusahaan asuransi menekan Brad yang dianggap terlalu jenius dan menonjol dengan jabatannya yang masih sebagai agen baru.“Lakukan apa yang kalian inginkan dan jangan melibatkan aku!”Tak ingin memperpanjang urusan, Brad segera beranjak pergi dari mereka yang menawarkan rencana busuk untuk memainkan dana perusahaan. Rencana yang sudah ia dengar sejak beberapa bulan lalu dan kini coba mereka realisasikan dengan melibatkan dirinya.Di sebuah pertemuan tiga bulanan, Brad yang baru terhitung baru bergabung beberapa bulan di perusahaan asuransi kini harus menyerahkan laporan pekerjaannya. “Diego Bradley, target pekerjaanmu tidak tercapai bulan ini!”Brad mendelik kaget, b
“Siapa di sana!”Keberadaan Brad mau tidak mau akhirnya terlihat. Tak peduli dirinya akan diapakan setelah ini, pemuda itu tetap menggedor jendela kaca hingga pergerakan di dalam kamar itu akhirnya terintervensi.“Hei, kalian apakan wanita itu!”Brad terus menggedor, sampai kemudian tirai jendela besar itu tertutup rapat hingga ia tak bisa melihat apapun di dalam sana. Dengan napas terengah, Brad mencoba mencari jalan masuk lain. Sampai ia bertemu handle pintu yang kemudian ia coba buka paksa.Sebuah dorongan dari dalam ruangan membuat Brad mundur selangkah, seorang pria bertubuh tegap langsung melayangkan tinju padanya, tanpa bertanya siapa dan untuk apa dirinya ada di balkon kamar ini. “Apa yang kalian lakukan? Kalian pembunuh?”Bugh!Bukannya mendapat jawaban, Brad kembali mendapatkan bogem mentah di wajahnya sampai ia terhuyung mundur. Pandangan Brad menoleh, situasi di kamar itu begitu misterius, namun kata hatinya mengatakan ia harus menghentikan sesuatu.Brad pun melawan, sam
“Kamu mengenalnya?”Pertanyaan Alberta membuat Brad terkesiap dari lamunan sesaatnya.“Eumm, maaf. Ti-tidak, Nyonya,” jawab Brad lantas mengangguk untuk menyetujui tawaran Alberta. “Mohon maaf, Nyonya. Kenapa mantan suami Anda melakukan semua ini?”Pandangan Alberta mendadak buram dan nanar. Membayangkan hal pahit yang menyebabkan ia mendapatkan predikat sebagai wanita cacat, Alberta pun menangis getir.“Nyonya ….”Dan pandangan Brad pun begitu iba, pada wanita yang kini meratapi nasibnya. Meski memiliki banyak harta melimpah, namun hidupnya seolah hampa. “Anda tenang saja, Nyonya. Saya akan melakukan apapun untuk mengembalikan hidup Anda bahagia seperti sebelumnya!” janji Brad terlihat begitu tulus, di mata Alberta yang kini menyerahkan semua rasa dendamnya pada pemuda itu.Merawat Alberta tanpa rasa jijik, Brad yang diselimuti rasa iba dan dendam bahkan lama-lama merasakan wanita itu seperti ibunya sendiri. Melihat ketulusan Brad yang merawatnya berhari-hari ini, Alberta pun tak se
“Sial!” umpat Brad kesal begitu keluar dari gedung perusahaan itu. “Ternyata kelicikan mereka sudah terlalu jauh!”Sadar yang dilawannya tidak sepadan, Brad tak bisa menggunakan emosinya untuk cepat bertindak. Mempercepat langkahnya keluar dari tempat berhawa panas itu, Brad masih kembali ke mansion dengan tangan hampa. Baru akan menyiapkan makan siang untuk Alberta, pemuda itu melihat ada dua orang pria asing berada di kamar. Brad langsung menaruh rasa curiga, lebih tepatnya waspada karena siapapun bisa memanfaatkan ketidakberdayaan Alberta untuk kepentingan apapun.“Nyonya Debbie, siapa mereka?”“Pengacara dan notaris. Kamu jangan menguping, menepi saja dan jangan coba mencari tahu!”Asisten wanita itu mengultimatum Brad yang menyunggingkan senyum tipisnya. Debbie belum tahu saja kalau Alberta sudah memberinya banyak sekali uang hingga ia bisa melakukan apapun untuk membalas dendam.Setelah hampir satu jam, dua pria itu lantas keluar dari kamar. Brad yang standby dengan berdiri teg
“Untuk apa Anda masih bertanya, Tuan Garcia? Bukankah Anda punya kemampuan untuk mengetahui segalanya?” Pertanyaan balik Brad membuat wajah George Garcia menggelap. Pria itu mengangkat dagunya, pun dengan satu sudut alisnya yang ikut terangkat kala menyisir wajah Brad dengan segala keberanian untuk mengangkat wajah di hadapannya, meski dalam kondisi tubuh terluka, namun masih kuat melangkah.“Kamu sendiri yang memutuskan berhadapan denganku, Diego Bradley!”Suara dingin George sempat membuat langkah Brad terhenti sejenak, hingga kini pemuda itu lantas pergi dengan langkah besar menuju kembali ke mansion Alberta.“Nyonya, maaf ….”“Lain kali buang gegabahmu!” ucap Alberta langsung membuat Brad terkesiap kaget.“Jadi, Anda yang—”“Bagaimana aku bisa mengandalkanmu?” potong Alberta tanpa berekspresi saat Brad menunduk di hadapannya. “Maaf, Nyonya. Tapi saya sudah melakukan—”“Mulai besok masuklah ke perusahaanku. Kamu akan belajar menemukan kelicikan manusia!”Brad mengangguk, lalu kem
BAB 6“Tidak mungkin!” pekik Brad auto keringat dingin, jantungnya terasa berdebar tak beraturan.Langkahnya terayun cepat memasuki mansion, namun malah ada beberapa orang yang menghalangi pergerakannya memasuki rumah besar itu. “Kenapa kalian menghalangiku masuk? Pagi tadi nyonya Alberta masih baik-baik saja!” erang Brad pada beberapa orang asing yang menghadang langkahnya. “Kemana saja kamu seharian ini, Brad? Tugasmu itu menjaga Nyonya, bukan menggantikan pekerjaan nyonya Alberta!”Suara Debbie menghentikan pergerakan Brad yang akan merangsek masuk, namun seperti kini ia tengah dihalangi untuk melihat kondisi Alberta secara langsung.“Apa yang terjadi? Kenapa nyonya Alberta bisa meninggal?!”Tak ada yang menggubris suara erangan Brad yang sangat terpukul. Bahkan ia belum sepenuhnya menjalankan misi dengan sempurna, namun Alberta keburu tidak bisa melihat hasil pembalasan dendamnya.Bahkan tiba-tiba, mayat Alberta akan segera diurus kremasinya, tanpa satu pun keluarga di sisinya. E