Share

Bab 150 Transfer ERC

Author: Misya Lively
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kanaya berdiri di depan jendela ruangan ICU ibunya. Ia belum lama datang, baru saja menggantikan Laila menunggui Ayunda.

Kedua mata sayu Kanaya menatap dengan sedih ke arah sosok Ayunda yang masih terbaring dengan mata terpejam. Sampai hari ini, ibunya itu belum juga sadarkan diri.

Ibu, bangunlah. Jangan tinggalkan Kanaya sendiri, ucap Kanaya di dalam hati.

Merasa sedih sendiri, pandangan Kanaya turun ke bawah ke arah perutnya, bertepatan dengan bulir-bulir air mata mengalir di pipinya.

Ia mengelus dengan lembut perutnya, berusaha menenangkan bayi dalam kandungannya yang bergerak, merespon kesedihannya.

Kanaya tidak tahu harus bagaimana. Ia tidak bisa berpura-pura bahagia saat hatinya sedang merasakan sedih.

Ah, seandainya saja bayi dalam kandungannya tidak ikut bersedih merasakan suasana hatinya, mungkin Kanaya tidak harus merasa bersalah karenanya.

Tiba-tiba saja sepasang tangan dari arah belakang, menangkup kedua tangannya yang ada di atas perutnya.

Kanaya hafal betul siapa pe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Emily Sakai
ya... kok tiada iklan sekarang ya
goodnovel comment avatar
Triana wahyuningsih Wahyuningsih
semoga si Elsie jahat tuuh segera ketahuan gemesss aku
goodnovel comment avatar
Lolitha Audyalista
jatuh cinta pada wanita yg bsa memberi anak lebih baik Bastian...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 151 DI ERC

    Dengan menggunakan mobil, Bastian dan Kanaya memasuki halaman gedung ERC. Mereka turun di basement dan langsung naik ke lantai 10, ruangan ICU poliklinik jantung rumah sakit itu.Ayunda sudah lebih dahulu sampai di sana. Transfer rumah sakit yang dilakukan oleh tim medis yang dipimpim Ardyan berlangsung dengan rapi dan cepat.Mengingat kondisi kesehatan Ayunda, ia dipindahkan dengan menggunakan helikopter khusus medis dengan didampingi oleh beberapa orang staf medis yang handal. Bastian membawa Kanaya ke sebuah ruangan yang terlihat seperti sebuah kamar lengkap dengan sofa, meja, dan ranjang rumah sakit.Akan tetapi yang berbeda adalah dari kamar itu adalah Kanaya bisa langsung melihat ruangan ICU tempat ibunya berada hanya berbatas sebuah dinding kaca. Seperti ia memiliki ruang tunggu ICU pribadi.Saat itu, proses transfer Ayunda sudah selesai dilakukan dan ibunya sudah terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan mata terpejam seakan tidak terjadi apa-apa. Kanaya merasa sangat leg

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 152 Menemui Ayunda

    Kanaya menatap deretan huruf di sebuah dinding. Intensive Coronary Care Unit (ICCU) adalah tempat ibunya di rawat. Ia berdiri di depan pintu masuk area itu dengan mengenakan gaun isolasi, sarung tangan, penutup sepatu dan masker. Kanaya berencana menemui ibunya di ruangan itu setelah pagi tadi Ardyan memastikan kondisi ibunya stabil dan mengatakan jika ia bisa menemui ibunya.“Ayo Kanaya, kalau kamu sudah siap, sebaiknya kita segera masuk,” ucap Ardyan yang berdiri di sampingnya. Dia pun telah mengenakan pakaian isolasi untuk memasuki ICCU, sama seperti Kanaya.Kanaya mengangguk mengiyakan, dan mereka pun masuk ke dalam area ICCU itu.Area ICCU itu terbagi ke dalam beberapa unit ruangan berbeda untuk setiap pasien. Dan unit Ayunda berada di ujung koridor, bersebelahan dengan ruang tunggu VIP yang Kanaya tempati.“Kanaya, kamu bisa mengajak ibumu bicara. Bicarakan apa saja yang bisa membuat ibumu mempunyai semangat dan keinginan yang kuat untuk hidup.”“Kamu boleh memegang tangannya

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 153 Dokter Harapan

    Kanaya sedang beristirahat di dalam ruangan tunggu VIP-nya saat ia mendengar ketukan di pintu sebelum pintu itu terbuka.“Halo Kanaya,” Ardyan melangkah masuk.Namun bukan hanya Ardyan yang datang kali ini. Ia datang bersama beberapa orang yang mengenakan jas dokter dan pakaian petugas medis.Kanaya beranjak berdiri dan menatap mereka semua. Dan Tatapan wajahnya berhenti pada sosok pria paruh baya yang wajahnya sempat ia lihat di layar televisi beberapa kali. Dokter Nathan? “Maaf menunggu waktu istirahatmu. Aku ingin memperkenalkanmu dengan Dokter Nathan, yang akan menangani pengobatan ibumu,” ucap Ardyan sambil tersenyum memperkenalkan Dokter Nathan dan timnya yang sore itu datang untuk bertemu Kanaya dan melihat kondisi Ayunda.“Do-dokter Nathan, Sa-saya Kanaya, putrinya Ayunda,” ucap Kanaya dengan terbata-bata sambil menjabat tangan Dokter itu. Ia masih tidak percaya bisa bertemu dengan Dokter yang sangat ia harapkan itu.Nathan tersenyum dan menatap Kanaya. Awalnya, ia tampak ter

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 154 Penasarannya Ardyan

    Bastian terbangun saat merasakan smartwatch miliknya bergetar karena adanya panggilan telepon masuk. Dengan memicingkan matanya, ia melihat siapa yang menghubunginya terlebih dahulu sebelum beranjak duduk dan meraih telepon genggamnya. “Halo Zra? Hm, tunggu di bawah. Aku segera turun,” jawab Bastian kepada Ezra yang menghubunginya. Asistennya itu sudah datang untuk menjemputnya karena pagi itu ia harus pergi ke airport untuk melanjutkan perjalanan bisnisnya keluar kota. Setelah membasuh wajahnya dan membersihkan dirinya, Bastian menghampiri Kanaya. Istrinya itu masih tidur dengan lelap, dan meskipun ia ingin sekali membangunkannya, namun Bastian tidak sampai hati melakukannya. Ia membungkuk dan mengecup kening Kanaya perlahan, sebelum ia berpjndah mengecup perutnya. “Papa harus pergi. Kamu harus jaga ibumu dengan baik ya jagoan? Ibumu sangat membutuhkan dukunganmu sekarang. Jangan nakal, Papa akan pulang secepatnya. Papa sayang kamu,” bisiknya pelan pada sang buah hati. Ia ters

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 155 Kabar Baik?

    Sinar matahari pagi menyentuh kulit Kanaya melalui sela-sela tirai ruang tunggu. Ia terbangun, dan menyadari matahari telah tinggi dan ia tidur terlalu lelap.Sambil berbaring di ranjang rumah sakit, Kanaya mengingat-ingat di mana ia tidur semalam. Hal terakhir yang Kanaya ingat adalah ia sedang bermain dengan telepon genggamnya di sofa. Tetapi ternyata, pagi ini ia bangun di atas ranjang. Kanaya sampai berpikir jika ia terlalu lelah dan mengantuk hingga lupa kapan ia pindah ke atas ranjang.Kanaya refleks men oleh ke ruang kosong di sampingnya. Dan tanpa disadarinya, tangannya mengelus bagian kosong itu.Kanaya merasa heran, karena tiba-tiba saja ia memikirkan Bastian.Apakah karena ia mulai terbiasa tidur bersama Bastian? Atau ia merindukan pria itu?Ah, sudahlah. Batin Kanaya merasa tidak seharusnya memikirkan Bastian lagi.Ia harus ingat pada tekadnya untuk tidak lagi membiarkan hatinya mengagumi, dan merindukan pria itu.Kanaya mengesampingkan perasaannya dan beranjak bangun. D

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 156 Tak Kenal

    “Dokter Ardy, bagaimana sebenarnya keadaan Ibu? Kenapa ibu tidak bisa mengenali saya?” tanya Kanaya pada Ardyan dengan khawatir.Dua hari yang lalu, setelah diketahui Ayunda memberikan respon fisik terhadap stimulasi indera pendengaran, peraba dan pengelihatan, Ardyan melakukan serangkaian tes dan terapi untuk meningkatkan kesadaran Ayunda.Dan akhirnya tadi pagi Ayunda benar-benar sadarkan diri. Ia bisa melihat dan menggerakkan bagian tubuhnya meskipun dengan perlahan. Namun, ia tidak mengenali Kanaya.Hal ini membuat Kanaya menjadi khawatir. Ardyan yang merupakan seorang neurosurgeon telah melakukan serangkaian tes, termasuk tes darah, tes kognitif, CT Scan dan MRI serta EEG pada otak untuk mengetahui jika ada kerusakan atau cedera pada otak Ayunda. Dan hasilnya baru ia ketahui siang tadi.“Dari hasil tes yang sudah dilakukan memang ada sedikit cedera di bagian memori yang terjadi karena kurangnya pasokan oksigen dalam otak akibat serangan jantung yang terjadi tempo hari. Dan ini l

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 157 Pantang Menyerah

    “Ibu mungkin tidak ingat saya. Nama saya Bastian. Saya menantu ibu dan ayah dari bayi yang Kanaya kandung,” ucap Bastian sambil meraih tangan Ayunda, kemudian menciumnya.Kanaya begitu terkejut dengan pengakuan Bastian. Kenapa dia melakukan itu, dan sejak kapan dia ada di sini? Bukankah dia sedang keluar kota?“Saya sangat senang bisa bertemu dengan ibu. Maaf kalau saya baru bisa datang menengok. Saya harus pergi keluar kota beberapa hari terakhir ini,” tambah Bastian. Kemudian ia dengan mesranya merangkul Kanaya dan bertanya, “Sayang, kamu tadi cerita apa sama ibu?”“Ooh, mmm nggak, aku belum cerita apa-apa.” Kanaya segera tersadar dan menjawab dengan gugup. Mau tidak mau ia harus mengikuti sandiwara Bastian.“Jadi kamu suaminya Naya?” tanya Ayunda sambil menatap Bastian dari ujung kepala hingga ujung kaki, memperhatikan dan berusaha mengingat wajahnya.“Iya Bu, kami baru menikah beberapa bulan yang lalu dan Kanaya sedang mengandung anak pertama kami,” jawab Bastian sambil menyentu

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 158 Jejak

    Elsie dan Rosa sedang berada di sebuah toko pakaian wanita di Central Square Mall, salah satu mall besar di Emerald City sore itu.“Coba lihat ini Els, bagus tidak kalau aku pakai ini untuk acara baby showermu nanti?” Rosa membentangkan sebuah gaun berwarna putih di hadapannya. Elsie menoleh dan memperhatikan gaun itu. Gaun itu sangat bagus dan akan menarik perhatian banyak orang. Akan tetapi ia tidak mengatakan hal itu pada Rosa.“Aku rasa baju ini kurang bagus Ros. Coba kamu cari yang lain. Bagaimana kalau yang ini?” Elsie meraih gaun berwarna biru dari salah satu rak gantung di toko itu dan memberikannya pada Rosa.Elsie tidak mau Rosa memakai gaun putih itu dan merebut pusat perhatian orang-orang darinya. Bagaimana pun dirinya adalah bintang di acara baby shower ‘bayi dalam kandungannya’. Ia tidak akan membiarkan Rosa merusak momen besarnya itu.Acara baby shower yang ia rancang bersama Miranda untuk bayi laki-laki mereka akan bertemakan warna biru, putih dan silver. Ia dan Bast

Latest chapter

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 362 Pengalaman Pertama

    Perlahan Bastian memindahkan Baby K ke tangan Kanaya, memastikan Kanaya memegangnya dengan benar. Kanaya sudah pernah menggendong Alea, sehingga ia tahu bagaimana memggendong seorang bayi yang masih sangat kecil. Akan tetapi, menggendong buah hatinya untuk pertama kali tidak akan pernah bisa disamakan dengan apa pun juga. Awalnya tangan Kanaya bergetar saat ia menggendong Baby K. Untungnya, Bastian menggenggam tangannnya itu dan memberinya anggukan penuh keyakinan. Berangsur-angsur gemetar di tangannya menghilang, dan ia bisa menimang buah hatinya itu. Kanaya menatap tidak putus pada Baby K, sementara airmata bahagia terus mengalir di pipinya. “Ini Mama, Nak…” ucapnya dengan lirih sebelum mendaratkan kecupan yang lama, penuh rasa sayang di kening bayi mungil itu. Kecupan demi kecupan ia daratkan di wajah Baby K, sementara ia menggendongnya, memeluknya dalam dekapannya. “Mama sayang kamu Nak… mama rindu kamu…” Akhirnya ia bisa bisa memeluk, menggendong dan mencium buah hatin

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 361 Buah Hati

    Kanaya ingat hari itu kala dokter memvonis ibunya tidak dapat lagi tertolong kecuali dengan transplantasi jantung. Ia begitu putus asa hari itu, tidak tahu darimana ia bisa mendapatkan uang 20 miliar, jumlah yang sangat fantastis untuk seseorang biasa seperti dirinya. Sebuah kebetulan ia mendengar tawaran menjadi ibu pengganti siang itu di taman rumah sakit. Yang ternyata, tidak hanya menjadi jalan keluar kesembuhan ibunya, namun juga pertemuannya dengan Bastian, laki-laki cinta pertamanya. Jika saat itu ia tidak sedang membutuhkan uang, ia mungkin tidak akan pernah berpikir untuk menjadi seorang ibu pengganti. Apalagi dengan pembuahan alami yang dijalaninya saat ini. Apakah itu takdir? Kanaya tidak tahu. Akan tetapi hatinya berdebar dengan penuh kehangatan mendengar kalimat itu keluar dari bibir Bastian. Seakan Bastian ingin menegaskan jika jalan apa pun yang akan mereka tempuh, pada akhirnya pertemuan mereka tidak akan bisa dihindari. Dan saat ini, Kanaya ingin takdir itu

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 360 Takdir

    Kanaya menunggu dengan gelisah di dalam apartemen 1011 Thrillville. Ia menunggu kepulangan Bastian. Pria itu sudah pergi sejak satu jam yang lalu dan sampai saat ini belum kembali. Di mana dia? Kenapa lama sekali? Saat sesang menatap keluar jendela, pintu apartemen itu terbuka, dan Bastian melangkah masuk. Melihat kedatangan Bastian, wajah Kanaya langsung berseri-seri. Ia pun bergegas menghampirinya. “Bas, kamu kembali!” Kanaya begitu senang sehingga senyum merekah di bibirnya. Ia memegang kedua lengan Bastian dengan antusian, lalu melihat ke belakang Bastian. Namun tidak ada seorang pun yang berada bersamanya. “Bas… di mana—?” Kanaya bingung, heran dan kecewa karena tidak melihat Baby K. Bukankah Bastian sudah berjanji akan membawa Baby K padanya pagi ini? Lalu, di mana dia? Kenapa dia kembali hanya seorang diri? “Ayo sayang, dia sudah menunggumu.” Bastian menarik tangan Kanaya bersamanya ke arah pintu. “Bas, dia— dia di bawah? Kenapa tidak dibawa naik?” Kanaya bertambah h

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 359 Masalah Berdatangan

    “Hana, siapkan perlengkapan Baby K, dia akan pergi pagi ini!” perintah Bastian tanpa menghiraukan keinginan Elsie sembari fokus memperhatikan Baby K. Saat itu, raut wajah Baby K sudah tidak semerah tadi, dan tatapan matanya sudah tidak lagi bersedih. Dan ia sudah hampir menghabiskan susunya, bahkan menggapaikan tangannya memegangi jari telunjuk Bastian. Ia begitu senang bermain dengan jati itu. Ujung bibir Bastian melengkung ke atas melihat respon putranya itu. “B-bas… Bastian, apa maksudmu dia akan pergi? Apa— apa kita akan pergi ke suatu tempat?” Elsie begitu terkejut dengan ucapan Bastian. Bastian tidak pernah memberitahu jika mereka akan pergi. Pergi kemana, dan mengapa tiba-tiba? “Aku akan membawa Baby K bersamaku,” jawab Bastian sambil menatap putranya itu. “Lagipula bukankah kamu sedang lelah? Aku memberimu waktu untuk beristirahat agar dia tidak lagi mengganggu istirahatmu,” tambah Bastian sambil diam-diam tersenyum sinis. Apa? Elsie seperti tidak percaya dengan pendeng

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 358 Tertangkap Basah

    “Ah, merepotkan saja!” geramnya. Akan tetapi ia tidak bergerak dari tempatnya berdiri dan sibuk menscroll berita kejadian tadi malam. Ia membaca lagi dengan lebih detil mengenai kasus Ravioli, berharap bisa menemukan celah yang bisa menyelamatkannya jika Ravioli menyeretnya. Sementara itu, tangis Baby K semakin keras terdengar, sehingga membuatnya bertambah geram. “Hana!!” teriak Elsie dengan kesal memanggil baby sitter anak itu. Kemana baby sitter sialan itu? Batinnya dengan kesal. Karena tangisan Baby K tak kunjung reda, dengan menghentakkan kakinya ia berjalan menuju kamar Baby K. Sampai di sana, Hana tampak sedang mengganti popok bayi mungil yang sedang menangis itu. “Kenapa lagi dia? Berisik sekali!” bentak Elsie dengan kesal. “Baby K poop Bu, dan sepertinya dia juga haus,” jawab Hana yang masih merapikan baju Baby K. Ia baru sempat mengganti popoknya dan belum sempat membuatkan susu untuk bayi mungil itu. Elsie kembali berdecak dan berjalan menghampiri mereka. Ketika ma

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 357 Berita Mengejutkan

    Di kamar mandi, Elsie mencoba menghubungi Bastian, namun dua kali menghubungi, Bastian tidak mengangkat panggilan teleponnya. Semalam setelah selesai acara di Hotel Royal, Bastian pergi bersama ketiga sahabatnya. Mereka mengatakan jika sudah lama mereka tidak berkumpul dan ingin mengadakan Boy’s night, menghabiskan malam bersama sekaligus merayakan sehatnya kembali Bastian. Dan sebagai istri yang baik, ia tidak bisa melarang Bastian. Apa kata orang jika ia terlihat mengekang dan tidak percaya pada suaminya sendiri? “Kemana Bastian? Apa dia belum bangun?” gumam Elsie sambil melirik penunjuk waktu di telepon genggamnya. Jika mereka bangun sampai larut malam dan bahkan begadang sampai pagi, mungkin saja Bastian belum bangun pagi itu. Tapi tidak apa. Selama Bastian tidak ingat perempuan itu, tidak masalah jika ia pergi hangout semalaman bersama teman-temannya, batin Elsie sambil menatap wajahnya di cermin di depan wastafel. Ia tersenyum mengingat kejadian tadi malam saat Bastian b

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 356 Kembali Bersama

    Bastian mengusap airmata itu. “Besok pagi, Sayang. Besok pagi aku akan membawanya padamu.” Kanaya masih menatapnya dengan penuh harap, sementara Bastian menatapnya dengan lembut sembari mengelus pipinya perlahan. “Malam ini biarkan dia beristirahat, Naya. Biarkan dia beristirahat agar bisa menemui ibunya besok pagi.” Kanaya akhirnya mengangguk menyetujui. Ia tahu Bastian benar. Bukan ide yang tepat untuk membawa Baby K larut malam seperti ini. Ia hanya perlu bersabar sampai besok pagi. Bastian menghembusakan nafas lega. Ia lalu menarik Kanaya duduk di ranjang bersamanya, kemudian menyodorkan telepon genggamnya. “Kalau kamu ingin melihatnya.” Kanaya tentu ingin melihatnya. Ia menerima telepon genggam itu dan melihat sosok bayi mungil di layar telepon genggam Bastian. Kanaya menoleh, menatap Bastian seperti tengah memastikan kembali jika sosok itu adalah anak mereka. “Ya, itu Baby K. Lihatlah. Ada banyak foto dia di sana.” Bastian membantu Kanaya men-scroll ke samping galeri

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 355 Rindu Buah Hati

    Bastian memutar bola matanya. Tentu ia tahu Reno masih saudaranya. Jika yang menyembunyikan Kanaya orang lain, Bastian tidak akan hanya mengecohnya saja! Ia pasti akan membuat perhitungan serius dengannya! Bastian mendesah kasar. Reno, dia itu memang selalu saja mencari masalah dan membuatnya kesal. Namun, kapan ia pernah benar-benar keras menghukumnya? “Berhenti mengkhawatirkannya. Lagipula, aku tidak melakukan apa pun padanya. Aku hanya mengambil kembali apa yang menjadi milikku. Itu saja,” ujar Bastian sambil menarik pinggang Kanaya merapat padanya. Walaupun ia tidak bisa bisa benar-benar keras menindak Reno, tetapi ia tidak ingin menampakkannya. Akan tetapi ia pun tidak ingin Kanaya menjadi khawatir. Senyum Kanaya melebar mengetahui apa yang Bastian maksud dengan “miliknya”. “Aku bukan barang, Pak Bastian. Dan aku bukan milik siapa-siapa…” Kanaya mengerling, meledek istilah yang Bastian gunakan untuknya, meskipun ia tahu apa yang Bastian maksudkan. “Kamu memang bukan ba

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 354 Rencana Berhasil

    Kenapa Bos menghubunginya? Ada apa? Bukankah dia sedang bersama pujaan hatinya, melepas rindu saat ini? Dengan harap-harap cemas Ezra mengangkat panggilan itu, dan setengah berbisik menjawab, “Halo, Bos?” Di apartemen Thrillville, Bastian merasa khawatir karena ASI Kanaya terus merembes keluar pakaian yang dikenakannya. Dan Istrinya itu meringis kesakitan setiap kali buah dadanya tersenggol, walaupun hanya sedikit saja. Bagaimana Bastian bisa tenang membiarkan Kanaya tidur kesakitan malam itu? “Zra, aku mau kamu carikan pompa ASI sekarang juga!” perintah Bastian dari ujung sambungan telepon itu. Wajah Ezra memerah mendengar perintah bosnya itu. Pompa apa? “Pom—pa ASI, Bos?” tanyanya dengan suara setengah berbisik. Masa malam-malam begini harus cari pompa—ASI? Yang benar saja! “Apa aku harus mengulangnya? Dan kenapa kamu bicara berbisik-bisik? “ tanya Bastian yang kesal dengan respon Ezra. Ezra berdehem. “Saya sedang berada di apartemen A, Bos. Saya akan kirim orang un

DMCA.com Protection Status