Rafael termasuk dalam kelas istimewa.Jika dia terlibat, pada akhirnya kasusnya pasti akan hilang karena reputasinya harus dijaga.Sudah menjadi rahasia umum jika para tuan muda ini sedang mencari wanita untuk diajak bermain-main, tetapi jika diumumkan secara terbuka pasti juga bukan sesuatu yang bisa dibanggakan.Ketika saatnya tiba, Karina tidak hanya tidak bisa melindungi hak-haknya, tetapi juga akan dihadapkan dengan cemoohan dan ejekan dari semua orang.Selain itu yang lebih penting lagi, Karina tidak ingin Rafael terjerumus ke dalam skandal seperti itu.Rafael bisa dibilang paling lugu dalam masalah ini, karena dia telah dijebak oleh adiknya sendiri dan tidak sengaja tidur dengan Karina.Namun, jika kejadian ini sampai terungkap, pasti akan menjadi pukulan telak bagi citra publik Rafael.Karina menimbangnya untuk beberapa lama. Dia merasa enggan, marah dan kesal. Namun, pada akhirnya dia memutuskan untuk menyelesaikan masalah tersebut.Memohon banding tidak akan ada gunanya bagi
Sejak Rafael mengatakannya, Karina melanjutkan untuk pergi ke kampus dengan suasana hati yang tidak tenang.Setiap kali melihat sosok Simon di kelas, dia merasa ketakutan sekaligus bersyukur. Karina takut orang ini masih hidup, tetapi juga beruntung dia tidak dihabisi oleh Rafael.Dalam beberapa hari terakhir, Yani juga tidak mengganggunya. Karina menjalani hidup cukup tenang.Tepat ketika Karina berpikir bahwa perdamaian seperti ini akan bertahan selamanya, sebuah 'penjelasan' yang disebutkan Rafael akhirnya datang.Pada hari ini, Karina telah menyelesaikan kelas dan hendak pergi ke laboratorium untuk melihat-lihat.Lalu, dia bertemu Jeremy saat di perjalanan.Jeremy memiliki senyum ramah di wajahnya, kacamata berbingkai emasnya menambahkan aroma kutu buku padanya."Nona Karina, Tuan Muda Rafael mengundangmu untuk menonton pertunjukan.""Menonton pertunjukan?"Karina mengerjapkan matanya.Sejak kapan Rafael terobsesi dengan pertunjukan? Kenapa dia tidak tahu?Karina tidak tahu banyak
Salah satu dari mereka menendang perut Simon dengan keras, lalu membuatnya mengerang kesakitan lagi."Sudah kubilang, nggak ada masalah yang nggak bisa diselesaikan oleh Rafael,"Jonny berkata pada Karina sambil tersenyum dan berjalan mendekat.Rafael memegang Karina dengan satu tangan, lalu menopang dagunya dengan tangan lainnya dengan malas. Sudut bibirnya sedikit terangkat saat dia melihat 'pertunjukan konyol' di depannya.Rafael ibarat seorang kaisar yang menguasai dunia, auranya yang kuat menjadikannya terlihat unik di antara banyak orang. Siapa pun yang memahami kebenaran pasti tahu siapa sosok inti dari sekelompok tuan muda ini.Rafael hanya perlu duduk di sini dan mengeluarkan perintah dengan mudah. Akan ada banyak orang yang akan bertindak untuknya satu per satu, bahkan Rafael tidak perlu menggerakkan satu jari pun.Dua pria kuat dan tinggi terus memukuli Simon, kemudian terdengar erangan teredam di ruang luas tersebut.Para tuan muda di sekitarnya berdiri di samping sambil me
Para preman itu mengangguk. Satu orang mengangkat kepala Simon, sedangkan yang lain mengangkat kakinya, lalu membawanya itu keluar.Tatapan Karina terus tertuju ke arah menghilangnya Simon, kemudian menghela napas dalam hati. Saat mengetahui kesenjangan kekuatan antara kedua belah pihak dan membuatnya menderita, Simon tidak akan mengganggunya lagi, 'kan?Masalah ini pasti akan segera sampai ke telinga Yani. Dia adalah orang yang cerdas dan pasti dia tidak akan melakukan hal yang sia-sia.Ini adalah hal yang dipikirkan Karina sekarang.Namun, dia mengabaikan bahaya dari sifat manusia. Kebencian bisa membuat seseorang kehilangan akal sehatnya dan berubah menjadi monster berjalan.Begitu masalah ini selesai, suasana kembali santai.Tidak, sebenarnya suasananya cukup santai. Semua orang menganggap ini sebagai sebuah pertunjukan. Tidak ada yang merasa tertekan, kecuali Karina."Biar aku perkenalkan kamu pada semua orang. Ini Karina, dia adalah orangnya Rafael. Kalau suatu hari bertemu lagi,
Rafael mendengus, mengulurkan tangannya dan menarik wajah mulus Karina sambil menjawab, "Aku akan tetap menyerangmu, bagaimana kalau begitu?""Kamu!"Karina sangat marah, kenapa orang ini sangat kekanak-kanakan?"Aku paling benci kalau orang lain mencubit wajahku," ucap Karina dengan marah sambil menutupi pipinya yang agak merah.Alis Rafael terangkat. Setelah mendengar ini, alih-alih menahan diri, dia justru malah makin intensif. Dia memeluk Karina lebih erat lagi, mengulurkan tangannya dan mencubit wajah Karina. Kali ini dengan kekuatan yang jauh lebih pelan.Rafael sangat mendominasi dan sombong, lalu dia menyahut, "Aku cuma suka mencubit wajahmu."Dasar iblis kekanak-kanakan ini!Karina sekali lagi berpikir untuk menepis Rafael dan melemparkannya ke dalam parit.Melihat ekspresi Karina yang kesal tetapi takut berbicara, Rafael justru merasa sangat bahagia. Senyuman di wajahnya bahkan makin dalam."Ayo, aku akan mengajarimu cara bermain biliar.""Nggak mau."Jika Karina membiarkan R
Zayn tersenyum sambil menjawab, "Aku nggak bisa mengendalikan tanganku untuk beberapa saat."Sambil berkata demikian, Zayn berjalan ke sofa, mengambil mantelnya, lalu menyampirkan di bahunya dengan santai. Dia melambaikan tangannya kepada semua orang seraya berpamitan, "Aku pergi dulu.""Cepat sekali? Nggak menunggu Tuan Muda Rafael?"Zayn mengangkat bahunya, dengan senyum acuh tak acuh di wajahnya seraya menyahut, "Membosankan bersama kalian, lebih baik bersama para gadis-gadis imut itu.""Ha, tunggu saja sampai kamu kelelahan dan mati."Jonny berkata dengan setengah bercanda.Semua orang tidak peduli jika Zayn pergi lebih dulu dan sepertinya sudah terbiasa dengan perilakunya.Tuan muda seperti mereka biasanya punya beberapa perempuan yang mereka pilih dan kebanyakkan tidak berubah.Namun, Zayn berbeda. Pria itu berganti wanita lebih cepat dari berganti pakaian. Dia bisa dekat dengan seseorang, lalu detik berikutnya langsung melupakannya, kemudian kembali dekat dengan orang lain.Jadi
Setelah itu.Karina tersipu seraya mengenakan pakaiannya. Dia benar-benar menggila karena menemani Rafael.Ya ampun.Ketika keluar nanti, bagaimana tatapan yang akan dilayangkan oleh para tuan muda saat melihatnya?Karina memikirkannya dan merasa dia bisa merangkak ke dalam celah di bawah tanah.Rafael duduk di atas sofa di ruang santai, menyaksikan dengan rasa puas saat tubuh Karina tampak jelas dan senyuman penuh kasih sayang muncul samar di wajah tampannya. Dia mengulurkan tangan panjangnya dan membawa Karina kembali ke pelukannya."Ah!"Karina terjatuh ke dalam dada yang kokoh tanpa pertahanan apa pun. Sentuhan panas datang dari belakang, membuat tubuhnya menjadi kaku."Rafael, sudah cukup!""Sejujurnya, itu masih belum cukup bagiku."Rafael memeluk Karina dari belakang, melingkarkan lengannya di pinggang gadis itu sambil mencium leher rampingnya satu demi satu dan berkata, "Tapi tubuhmu terlalu rapuh dan aku takut menyakitimu."Ini adalah kekhawatiran paling tidak senonoh yang per
Lupakan saja, ini hanyalah hormon yang berlalu. Ini adalah reaksi fisiologis Karina yang tak terhindarkan, bukan detak jantung cepat yang disebabkan oleh emosi.Setelah sekian lama bergaul dengan Rafael, Karina akhirnya berubah menjadi wanita yang keras kepala dan sombong."Baiklah, aku percaya padamu," kata Rafael tidak terus mengganggu gadis itu.Pria yang selalu khawatir wanitanya selingkuh, menandakan bahwa dia cukup gagal.Rafael berpikir bahwa dirinya adalah seorang bangsawan yang sukses, jadi dia tidak akan melakukan hal-hal di bawah standar seperti itu.Ketika Karina mendengar kata-kata Rafael, mata kuningnya sedikit bergetar, lalu dia merasakan perasaan manis di hatinya. Perasaan dipercaya membuat seseorang merasa bahagia.Dia tersenyum sambil berkata, "Rafael, terima kasih."Rafael mengerutkan bibirnya, kemudian menyahut, "Terima kasih untuk apa?"Karina tertegun sejenak, lalu dia mengerti. Gadis itu berinisiatif mencium sudut bibir Rafael sambil menjawab, "Senang sekali bisa