Share

Kesempatan Kedua : Dimanja Tiga Penguasa
Kesempatan Kedua : Dimanja Tiga Penguasa
Author: azzurayna

#1. Akhir Mengenaskan

“Karena toh sebentar lagi kau akan mati, tidak ada gunanya lagi aku masih di sini.”

Serena, seorang gadis tengah terkulai lemah di atas lantai dingin tersebut, menatap sosok pria berjas putih yang kini berdiri tidak jauh darinya. Ada banyak luka dan bekas luka di kulitnya yang putih pucat.

“Sayang sekali,” ucap pria asing tersebut sembari menendang tubuh Serena pelan, membuatnya berbaring terlentang, sekaligus mengerang pelan. “Aku pikir tubuhmu akan bertahan lebih lama dari perkiraan awal, Nona Seraphine.”

Netra biru Serena yang biasanya tampak indah kini terlihat sayu dan berkaca-kaca menahan rasa sakit dari penyiksaan yang tidak kunjung berakhir.

Dengan sekuat tenaga, Serena mencoba meraih kaki pria muda tersebut, mencoba memohon untuk terakhir kalinya. Namun, yang ia dapatkan justru sebuah tendangan.

“Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu,” ucap sosok itu dengan dingin, sebelum melangkah pergi.

‘Tidak!’

Serena berusaha memanggil, sosok itu, tapi ia tidak bisa mengeluarkan suara apa pun selain erangan kesakitan. Bibirnya robek, lidahnya kaku, dan tenggorokannya terasa terbakar setiap kali Serena berusaha bicara.

Air mata mulai kembali membasahi kulit wajahnya yang kotor.

“Bagaimana bisa semuanya jadi seperti ini?” batin gadis itu sembari menatap kegelapan.

Ia tidak punya teman, tidak ada keluarga. Kini menyongsong kematian seorang diri.

“Jika saja waktu itu aku tidak merasa iri dan mengusik Cecillia, apakah aku bisa tetap hidup?”

Benar, selama beberapa waktu, Serena dikuasai rasa iri dan mengganggu gadis yang amat dicintai itu, hingga mengakibatkan Serena menjadi sasaran tiga penguasa paling ditakuti.

Dimulai dari Roderick Moonstone, pria yang selama ini berperan sebagai kakaknya saat Serena di keluarga Moonstone. Pria itulah yang pertama membiarkan para bawahannya merisak Serena. Padahal, yang Serena tahu, Roderick sebenarnya bukan pria kejam.

Namun, pria itulah yang justru memulai neraka bagi Serena.

Tidak berhenti sampai di sana, Serena juga dijadikan target perburuan manusia oleh Zachery Waverly, seorang pria yang terobsesi pada Cecillia yang amat menggemari koleksi senjata. Masih terngiang di telinga Serena semua desing peluru dan gonggongan anjing itu saat ia kabur membelah hutan.

Hingga akhirnya, Serena tertangkap oleh Lionel, pewaris utama rumah sakit terbesar di negara tersebut. Setelah menyiksa dan meracuninya entah selama beberapa lama hingga Serena hanya bisa merasakan rasa sakit di tubuhnya, pria itu meninggalkannya begitu saja.

Menyongsong kematian.

“Tuhan, aku berdosa,” batin Serena, putus asa. “Semoga dengan kematian ini, aku bisa menebus semua kesalahanku pada–”

“Oh, masih hidup?”

Sepasang mata biru Serena yang masih terbuka sontak makin membelalak ketika mendengar suara lembut kekanakan tersebut. Langkah kaki sosok itu begitu ringan, hampir tidak terdengar.

Seketika lampu menyala, membuat Serena menyipitkan matanya saat memandang ke arah sosok yang baru datang tersebut.

Cecillia Moonstone.

“Kamu keras kepala ya,” komentar gadis itu dengan suara manis. Senyum dan ucapannya sungguh berbanding terbalik. “Kenapa belum mati juga?”

"Agh!" Mulut Serena tidak bisa mengatakan kata-kata lain. Ia menatap sosok itu dengan sorot mata tak percaya.

Apa yang Cecillia lakukan di sini? Bagaimana ia bisa berada di sini!?

Terkikik lucu karena Serena tidak bisa bicara, Cecillia tiba-tiba menarik rambut Serena. Iris merahnya menyala menakutkan tatkala memandangi helaian surai indah di jemarinya.

"Sayang sekali kamu harus menemui ajalmu di sini ya,” ucap Cecillia senyum liciknya. “Padahal aku senang sekali bermain denganmu.”

“Kau tahu,” lanjut Cecillia, “betapa malangnya dirimu, Serena? Bisa-bisanya kau jatuh begitu saja di setiap jebakanku.”

Serena terkesiap. ‘Apa!?’ batinnya.

“Ya. Akulah yang membuat seakan-akan kau menggangguku, merundungku,” ucap Cecillia dengan tawa kecil. “Aku menempatkan mata-mata sebagai temanmu, memanfaatkan rasa rendah diri dan kecemburuanmu untuk menghiburku.” Ia meringis mengerikan. “Terima kasih sudah menerima peran jahat dalam hidupku. Berkatmu, aku bisa mendapatkan ketiga pria penguasa itu sekaligus.”

Dengan kemarahan dan tenaga terakhirnya, Serena berusaha meraih Cecillia, tapi nahas, perutnya justru diinjak oleh wanita jahat itu. Rasanya sangat sesak, hingga napas Serena kian melemah, cahaya matanya mulai meredup.

"Wah, kau menggeliat, mirip cacing, haha!" Tawa gila Cecillia bergema ke seluruh ruangan. Mata merahnya menyala menakutkan, senyumannya yang lebar membuatnya terlihat bagaikan iblis yang baru saja merangkak ke dunia dari alam bawah.

Serena meronta-ronta, masih berjuang melepaskan injakan kaki Cecillia dari perutnya. Namun, usahanya mustahil.

Perlahan, kegelapan menyergap dirinya sekali lagi.

Di akhir kesadarannya, Serena hanya bisa mendengar suara menjijikkan milik Cecillia.

“Selamat tinggal, gadis bodoh.”

Tidak!

Pikiran Serena meronta. Ia tidak ingin mati dalam ketidakadilan seperti ini.

Jikalau Tuhan benar-benar ada dan mendengarnya, Serena ingin keadilan, dia ingin keadilan!

Air mata mengalir dari sudut matanya, Serena ingin kembali ... dia ingin mengubah segalanya, orang-orang setia yang sudah dia buang, orang-orang tidak bersalah yang dia sakiti, dia juga ingin menebus dosa-dosanya.

‘Tuhan ... berikan aku kesempatan ….’

***

"Panggilkan Dokter, Nona terluka!"

Suara riuh berisik orang-orang membuat kepalanya terasa pusing, tubuhnya mati rasa, matanya berkunang-kunang. Dengan usaha penuh, gadis muda yang bersimbah darah setelah jatuh dari anak tangga itu akhirnya berhasil membuka mata.

"Nona! Nona, pertahankan kesadaran anda! Jangan tertidur, Dokter akan datang!"

Gadis itu, Serena Seraphine, menatap wajah familier yang berkeliling di sekitarnya.

Sempat terpikir, apakah ia sudah berada di neraka. Tapi mengapa tidak ada api? Bukankah neraka penuh api?

Ah, Serena tidak tahu, yang jelas kepalanya terasa pusing dan kesadarannya kembali hilang, lambat laun dia pun jatuh pingsan.

"Keribuatan apa lagi yang dia ciptakan?"

Samar-samar, sisa kesadaran Serena bisa mendengar suara familier yang sudah dia hafal selama bertahun-tahun.

“Hah? Roderick?” Otak Serena berputar. “Kenapa ada Roderick di neraka?”

Setelah itu, dia kembali terjatuh sepenuhnya ke dalam kegelapan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status