Share

Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!
Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!
Author: Any Anthika

Bab 1. Ini Tak Biasa

Malam ini, Ellena akan pergi menemani Reno untuk ke pesta pernikahan kerabat keluarga Sanjaya.

Meskipun Keluarga Lewis tidak mendapatkan undangan khusus, mungkin karena saat ini perusahaan mereka masih ada di masa penurunan yang kritis, tetapi Ellena tetap harus hadir untuk menemani Reno, calon suaminya dari keluarga Sanjaya.

Ellena sudah bersiap, dia kemudian mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi nomor Reno. Tetapi, berulang kali panggilannya tidak diangkat justru tidak lama setelah itu nomor Reno tidak aktif lagi.

Dia menunduk, menatap ponselnya. Dia tidak memiliki pikiran buruk apapun dan berinisiatif untuk menunggu Reno di luar gerbang asrama tempat tinggalnya sekarang ini.

Begitu dia keluar dari gerbang, dia melihat mobil Reno terparkir di ujung sana sedikit jauh dari jalan besar. Resta berjalan untuk menghampiri. Tapi baru beberapa langkah berjalan, Ellena menghentikan langkahnya karena melihat Reno dan Salma sedang berdiri berhadap-hadapan di sana.

Mereka terlihat akrab, padahal selama ini mereka tidak terlihat dekat. Ditambah lagi dia melihat Salma mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggang Reno. Melihat hal itu membuat wajah Ellena tiba-tiba menjadi pucat.

‘Apa ada sesuatu di antara mereka berdua?’

Karena ingin mendengar apa yang sedang mereka bicarakan, Ellena bersembunyi di balik pohon besar yang ada tidak jauh dari mereka berdiri.

“Sayang..” Ellena mendengar suara Salma memanggil calon tunangannya. Sedangkan Reno melihat sekeliling untuk memastikan keadaan aman bagi mereka.

Saat Reno hendak menoleh ke arahnya mengintip, gadis itu segera bersembunyi dengan baik. Lalu dia mendengar Reno berkata, “Salma, tadi kamu bilang mau bilang sesuatu yang penting. Apa itu? Kita jangan lama-lama di sini, kakakmu sudah menungguku.”

Suara Salma terdengar manja dan malu-malu saat berkata, “Reno, aku hamil.”

“Apa? Kamu hamil?” Reno terkejut, dia seperti belum percaya.

“Iya, aku hamil anak kita, kamu akan segera menjadi seorang ayah. Apa kamu bahagia?”

Reno menundukkan kepalanya, “Apa benar kamu hamil?” Tanyanya.

“Iya, usia kandungannya baru sebulan.” Salma mengangkat kepalanya sedikit dan melihat ke tempat Ellena bersembunyi. Dia menipiskan bibirnya, matanya terlihat dingin dan terlihat sedikit senyum sinis dari sudut bibirnya. Dia sebenarnya sudah menyadari jika di sana ada Ellena yang sedang menguping pembicaraan mereka.

Salma hamil anak Reno? Ellena bukan hanya terkejut, tapi tubuhnya menjadi gemetaran dan lemas. Dia tidak menyangka jika adik tirinya itu berusaha mendekati Reno. Dan yang paling tidak menyangka ternyata Reno juga telah mengkhianatinya.

Pikiran Ellena tiba-tiba kosong. Setelah beberapa saat, terdengar suara Reno berkata pada Salma, “Ayo kita pergi dulu. Jangan biarkan kakakmu curiga. Kita harus menjemputnya segera.”

Ellena melihat mereka berdua berdiri berhadap-hadapan tanpa jarak. Kemudian mereka berciuman. Meskipun itu hanya beberapa saat, setelah itu mereka pergi ke dalam asrama, tetapi hati Ellena rasanya sangat tersayat. Dia menunduk dengan mata yang merah, hatinya begitu sakit. Dia berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu.

Setelah beberapa lama berjalan, dia terlihat kebingungan. Ketika dia tengah berjalan, dia melihat beberapa pria berpakaian hitam datang dari arah berlawanan. Saat dia hendak minggir agar tidak menabrak mereka, salah satu dari pria itu malah menangkapnya.

Lalu terdengar orang itu berkata, “Ini dia wanita itu, sudah ketemu. Ayo bawa!”

Dia? Siapa yang mereka maksud? Jangan-jangan mereka salah menangkap orang. Ellena panik sekaligus takut dan dia mencoba untuk melawan. Tetapi salah satu dari mereka mencekoki sesuatu pada mulutnya. Ellena tidak tahu apa itu, tapi dia merasa kepalanya mendadak sangat pusing, dan akhirnya dia tidak sadarkan diri.

Ketika dia sadar, orang-orang tadi sudah membawanya ke depan sebuah hotel. Ellena sudah memiliki perasaan yang buruk. Lalu dia melakukan perlawanan. Dia menginjak satu kaki orang yang memegangnya dan menggigit lengan satu orang lainnya. Ellena berhasil lepas dari mereka dan lari sembarangan masuk ke dalam hotel.

Orang-orang tadi langsung mengejarnya. Ellena tidak punya pilihan, dia juga tidak tahu ruangan apa yang telah ia masuki. Dia hanya berusaha untuk menyelamatkan diri dari kejaran para pria yang menangkapnya tadi. Dia masuk ke dalam sebuah kamar dan bersembunyi di dalam kamar mandi.

***

Diluar,

Pintu lift hotel terbuka. Di lantai kamar presidential suite, sekelompok pengawal dan staf hotel berbaris di sisi kanan dan kiri. Hanzero berjalan dengan anggun dan auranya terpancar sangat kuat. Penampilannya juga sangat menawan. Meskipun wajahnya begitu dingin tetapi terlihat lembut.

Setiap bagian wajah pria itu sangatlah indah dan sempurna hingga membuat semua orang terpesona.

Begitu dia sampai di depan pintu kamar, pengawal segera menghampiri dan membukakan pintu dengan lembut untuknya.

Dia berjalan masuk ke dalam kamar, lalu melepas dasi di lehernya dan melemparnya begitu saja.

Hanzero masih berdiri mematung, wajahnya terlihat sedih. Dia baru saja tiba di tanah air, tetapi sudah banyak yang harus dia pikirkan. Salah satunya adalah tentang kelangsungan generasi penerus keluarga Brahmana. Jika dia tidak juga sembuh dari penyakitnya ini, apa yang akan terjadi kedepannya?

Orang tuanya sudah sangat ingin dia menikah. Sudah sangat memimpikan mempunyai seorang menantu. Sedangkan dia tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya bisa pasrah karena penyakit langka yang ia derita.

Ketika dia sedang termenung, dia terkejut saat mendengar suara air yang tiba-tiba mengalir dari kamar mandi. Ternyata ada orang di dalam sana. Setelah terdiam beberapa saat, dia berjalan perlahan ke arah kamar mandi dan mengulurkan tangan untuk membuka pintu kamar mandi itu lalu berjalan ke dalamnya.

Dia tercengang ketika melihat seorang wanita yang sedang duduk di kamar mandinya. Wanita itu sangat cantik, dengan penampilan yang memukau. Dia juga memiliki sepasang mata yang indah.

Hanzero merasa sedikit kagum. Wanita itu benar-benar cantik, tapi sayangnya Hanzero tidak peduli. Secantik apapun wanita itu, dia sama sekali tidak tertarik. Bahkan ketika melihatnya, dia sudah merasa khawatir. Dia takut perutnya akan segera mual.

Hanzero berdiri di samping wanita itu sejenak, lalu dia berkata dengan dingin. “Segera keluar dari kamarku atau aku akan melemparmu!”

Perlahan wanita itu mengangkat kepalanya, dia menatap Hanzero. Saat Hanzero tidak menanggapinya, wanita itu justru mengulurkan tangannya untuk memegang celananya.

Tubuh Hanzero mendadak kaku dan tegang.

Dia berpikir mungkin dia akan segera muntah atau pingsan. Tetapi, setelah menunggu beberapa saat, reaksi penolakan dari tubuhnya tidak terjadi sedikitpun.

Hanzero tercengang, dia merasa sangat penasaran sekaligus heran. Lalu dia mendekati wanita itu untuk memastikan. Tapi ternyata, tubuhnya benar-benar tidak memunculkan reaksi apapun. Dia menunduk dan terdiam menatap wanita itu.

Hanzero belum mengerti kenapa tubuhnya bisa tidak bereaksi seperti biasanya, tetapi wanita itu tiba-tiba sudah bangun dari lantai dan melingkarkan kedua tangannya di lehernya. Tanpa diduga, tiba-tiba perempuan itu berjinjit dan mencium bibirnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status