“Tuan, apa maksudmu, penyakitmu sudah mulai membaik?” Tanya Leo.
“Aku juga nggak tahu.” Hanzero terdiam beberapa saat dan menyerngitkan alisnya. “Dia, sepertinya tidak sama dengan wanita yang lain. Tubuhku sama sekali tidak menolaknya dan malah sangat suka saat dia mendekatiku.” Ini belum pernah terjadi sebelumnya! Setelah terdiam, Hanzero kembali berbicara dengan pelan. “Semalam aku tidur cukup tanpa mimpi buruk lagi.” Leo benar-benar terkejut lalu bertanya, “Bagaimana sebenarnya?” Hanzero menggosok alisnya. Suaranya sedikit serak, “Kalau aku tahu, aku nggak akan meneleponmu. Aku juga sedang memikirkannya, apa ini ada hubungannya dengan wanita itu?” Leo segera berkata dengan nada yang cukup serius. “Apa Anda ingin tahu, apa itu ada hubungannya dengan wanita itu? Caranya sangat gampang. Tuan Hanzero bisa mendekati wanita itu sekali lagi. Dengan begitu, Anda akan tahu yang sebenarnya dan apa yang sedang terjadi padamu.” Hanzero lagi-lagi hanya bisa terdiam, sampai Leo kembali berbicara. “Tuan Hanzero, aku sedang tidak bercanda. Kalau semua ini memang benar karena wanita itu, maka dia adalah penyelamatmu!” Penyelamatku? Batin Hanzero. Dunia Hanzero memang telah hilang selama lebih dari 25 tahun dan selama itu dia sudah mulai terbiasa dengan hidupnya yang hampa dan dalam kegelapan. Jika dia tidak pernah merasakan cahaya dan kehangatan, mungkin dia akan terus terbiasa dengan hidupnya yang seperti ini. Namun setelah dia mengalami kejadian yang sangat indah seperti semalam, dia tidak pernah ingin kembali ke dunia gelapnya lagi. Lalu jika benar wanita itu adalah penyelamatnya, artinya dia harus mendapatkan wanita itu bagaimanapun caranya. — Saat ini Ellena sudah sampai di depan rumah sakit. Begitu dia turun dari taksi, dia langsung berlari ke rumah sakit. Dia berlari terlalu cepat dan tergesa-gesa sampai dia hampir terjatuh saat menaiki tangga rumah sakit. Saat itu, Leo berada dalam sebuah mobil Bentley hitam yang terparkir tidak jauh dari sana. Saat Leo melihat Ellena bergegas ke rumah sakit, dia langsung meraih ponselnya untuk menelepon seseorang. Setelah tersambung, dia berbicara dengan penuh hormat. “Tuan Hanzero.” “Ada apa?” jawab orang di ujung telepon sana. Suaranya terdengar rendah tapi dingin. “Aku sudah mengikuti arahan Tuan Hanzero untuk mengikuti wanita itu. Sepertinya telah terjadi sesuatu dengan keluarganya. Dia baru saja naik taksi menuju rumah sakit. Wajahnya terlihat sedih dan dia sangat terburu-buru. Tuan Hanzero, di rumah sakit ini bukankah ada temanmu? Apa Anda ingin berbicara dengannya?” Seperti biasa, Leo tidak akan berani banyak bicara mengenai urusan pribadi bosnya. Apalagi ini adalah pertama kalinya Hanzero memintanya untuk mengikuti orang lain dan orang itu adalah seorang wanita. Wanita itu adalah wanita yang tadi pagi keluar dari kamar Tuan Hanzero. Mengingat hal itu, Leo menduga kalau wanita ini pasti berbeda dengan wanita lainnya karena sebelumnya bahkan tidak ada bayangan wanita di sekitar Tuan Hanzero. Hanzero terdiam beberapa saat, kemudian berkata, “Kamu masuklah, dan lihat dengan teliti.” “Baik, Tuan.” — Saat Ellena tiba, Kelvin masih berada di ruang gawat darurat untuk diselamatkan oleh tim dokter. Setelah menunggu di luar selama lebih dari satu jam, pintu ruang operasi akhirnya terbuka. Para dokter keluar satu demi satu. Ellena buru-buru berjalan menghadang dokter pertama yang keluar untuk bertanya, “Bagaimana kondisi adikku?” Dokter itu membuka maskernya lalu menjawab, “Kondisi pasien sudah stabil. Untuk sementara ini dia tidak dalam bahaya.” “Jadi adikku sekarang aman kan?” “Begitulah.” “Terima kasih, Dokter, terima kasih.” Ellena merasa begitu lega sampai air matanya jatuh di pipinya yang pucat. --- Di sisi lain, Hanzero duduk di meja hitam di ruangan kantor presiden Brahmana Internasional. Sekretaris Leo meletakkan hasil selidikannya di atas meja kemudian dia mundur ke samping pria itu dengan lembut. “Ini adalah informasi wanita yang memasuki kamar Anda tadi malam.” Hanzero menundukkan kepalanya dan mengecek tumpukan kertas yang baru saja diberikan Leo padanya. Wajah menawannya akan membuat siapapun yang memandangnya menjadi jatuh cinta. Bibir merahnya yang seksi tampak sangat menarik. Leo diam-diam melihat ke arah Hanzero, dia sendiri tidak bisa menahan diri untuk menelan ludah. Bahkan seorang pria seperti Leo pun dapat dibuat terpesona oleh keindahan bosnya ini. Setelah beberapa saat, Hanzero mendongak dan melihat ke atas. Wajah pria itu tetap menawan namun matanya sangat dingin. Tiba-tiba pintu kantor didorong terbuka dan kemudian Kimmy masuk ke dalam ruangan. “Kak Hanzero, apa kamu mencariku?” Kimmy yang baru saja datang ke kantor Hanzero bertanya. Dia mengikat rambutnya dan mengenakan anting berlian hitam yang mengkilap di satu telinganya. Wajahnya terlihat tampan tapi pria itu terlihat sedikit gugup. Setelah dia masuk beberapa langkah, dia tidak berani lanjut berjalan lagi. Dia berdiri dan mengambil jarak dari tempat Hanzero. Wajahnya menunduk seperti sedang sangat khawatir. “Kak Hanz, aku tahu ini salahku. Aku nggak punya hati nurani sampai tadi malam aku melakukan hal yang brengsek semacam itu. Tapi aku hanya menuruti keinginan mereka saja. Ini juga demi kebaikanmu. Kamu boleh memarahi dan memukulku, tapi jangan mengirimku kembali ke luar negeri.” Hanzero mengangkat pandangannya dan mencibir, “Kamu cukup berani ya? Memarahimu sepertinya hukuman paling ringan atas apa yang kamu lakukan semalam. Mungkin melemparmu ke kandang singa baru cukup untuk menghukummu!” “Kak, aku tahu aku salah.” Kimmy sangat takut sampai wajahnya pucat. Dia berjalan ke samping Hanzero lalu berlutut di lantai dan memeluk paha Hanzero. “Aku tidak akan pernah berani mengulanginya lagi. Meskipun keluarga kita memaksaku. Kasihanilah aku. Tolong lepaskan aku kali ini saja. Lagi pula, tadi malam kan, kamu juga nggak kehilangan keperjakaan. Jadi untuk apa menghukumku?” Hanzero langsung menatap Kimmy dengan tajam. “Sebaiknya, kamu jelaskan apa yang terjadi semalam. Kalau tidak, kamu benar-benar akan ku lempar ke kandang singa!” Kimmy sangat terkejut hingga tersedak, dia sungguh tampak menyedihkan. “Kakak, lepaskan aku untuk kali ini. Aku bersumpah! Aku tidak akan pernah melakukannya lagi! Lagipula, wanita cantik itu kecelakaan di jalan dan tidak jadi dikirim ke kamarmu.” Wajah Hanzero tiba-tiba berubah dan kilat aneh melintas di matanya dengan sangat cepat. “Kamu bilang wanita itu mengalami kecelakaan mobil?” “Iya benar. Sekarang dia masih terbaring di rumah sakit.” Kimmy menjelaskan lagi dengan sangat jelas. Wajah Hanzero masih tampak tenang tapi sebenarnya hatinya sudah bergetar. Seharusnya Kimmy tidak akan berani lagi untuk berbohong. Tapi jika wanita yang mereka siapkan untuknya ternyata mengalami kecelakaan mobil, lalu siapa wanita yang tidur dengannya semalam? Hanzero sampai mengerutkan kening dengan kuat. Kimmy tidak hanya terkejut, tapi juga kembali merasa sangat takut saat melihat perubahan ekspresi Hanzero. “Kakak, aku sudah selesai menjelaskannya. Lagipula tidak terjadi apapun pada kakak, kan? Wanita itu juga nggak sampai ke kamar kakak karena kecelakaan. Jadi tolong lepaskan aku.” Hanzero menurunkan matanya dan menatap tajam Kimmy, lalu dia mendorongnya dengan satu kaki. “Keluar!”Kimmy melompat dari lantai seperti orang yang baru saja lolos dari kematian. “Baik Kak, aku akan keluar dari sini. Oke! Terima kasih ya?” Dia segera berbalik dan menyelinap pergi. Dalam sekejap mata sosok Kimmy sudah menghilang tanpa jejak.Leo hanya terdiam melihat semua itu. Kimmy benar-benar tidak bernyali, tapi bagaimana bisa dia berurusan dengan Tuan Hanzero tadi malam?Lalu tadi Kimmy mengatakan jika wanita yang tadi malam datang ke kamar Tuan Hanzero ternyata bukanlah wanita yang mereka siapkan untuknya, tapi orang lain? pikir Leo.Saat dia masih merenungkan pertanyaan ini, dia mendengar suara dingin dan dalam. “Pergi dan periksa segera, apa yang terjadi pada wanita yang muncul di kamarku tadi malam!”“Baik, Tuan Hanz!”---Di rumah sakit, akhirnya Kelvin terbangun. Ellena langsung meraih tangan adiknya. Melihat wajah adiknya yang pucat dia merasa sangat sedih. “Kelvin, apa yang kamu rasakan sekarang? Apa Kakak perlu memanggil dokter untuk memeriksamu lagi?” Tanyanya.“Tidak pe
Ellena merasa lebih santai setelah melihat Romi tersenyum padanya. Dia mengangguk dan duduk sambil membalas senyum pria itu. “Presiden, tadi perawat bilang kalau presiden mencariku untuk membicarakan tentang kondisi adikku. Benarkah?” Ellena bertanya dengan agak ragu. “Apa ada perubahan pada kondisi Kelvin?”Romi mengambil cangkir kopi di atas meja dan menyeruput kopinya sedikit, lalu menjawab, “Ya ada yang berubah sedikit.Ellena tiba-tiba menjadi gugup, “Apa itu?,”“Penyakit adikmu seharusnya dioperasi lebih awal agar hasilnya lebih optimal. Tetapi karena serangan jantungnya kambuh lagi kali ini, dia sebenarnya sudah melewati waktu yang optimal untuk operasi.”Wajah Ellena tiba-tiba berubah dan suaranya bergetar. “Apa artinya Kevin sudah melewati periode operasi terbaiknya? Apa artinya dia tidak akan mungkin bisa menjalani operasi lagi?”“Bukannya dia tidak dapat dioperasi, tapi hasil operasinya akan kurang optimal. Nona Ellena operasi adiknya tidak dapat ditunda lagi.”“Aku tahu,”
Karyawan perempuan itu berbicara pada Leo sambil menatap Ellena. Matanya menampakkan kecemburuan. Mungkin karena, meskipun Resta terlihat miskin, tapi memiliki wajah yang sangat cantik."Seseorang mencari Tuan Hanz?" Tanya Leo. Dia melirik ke tempat istirahat di ruang tunggu dengan penasaran. Saat matanya tertuju pada Ellena, dia seketika membeku. Kemudian, matanya tampak terkejut. “Wanita itu? Bukankah itu,.. Nona Ellena yang Tuan minta untuk aku selidiki tadi? Kenapa dia ada di sini?” pikirnya.Karyawan resepsionis itu melihat perubahan ekspresi Leo, dan mengira jika Sekretaris Leo itu juga tidak senang melihat Ellena yang menolak untuk pergi dari sini.Nada bicara karyawan itu terdengar semakin meremehkan. "Saya belum pernah melihat orang yang begitu tak tahu malu seperti wanita itu.”Leo berjalan menuju ruang tunggu sambil mengeluarkan ponselnya dan menelepon. Setelah teleponnya terhubung, ia berkata dengan lembut, "Tuan, Nona Ellena datang ke perusahaan dan mengatakan jika dia se
Pria baik? Hanzero tertawa, seakan baru saja mendengar sesuatu yang menarik. Dia meletakkan dokumen di tangannya lalu berdiri dan berjalan perlahan ke arah Ellena kemudian dia berhenti tepat di hadapan wanita itu.Ellena menjadi gugup, jarak antara mereka kini sangatlah dekat hingga dia bisa menghirup aroma dari tubuh Hanzero dan hal ini membuat pria itu terlihat semakin menawan di matanya.Setelah mereka saling berpandangan wajah Ellena memerah, dia pun melangkah mundur sambil menggigit bibirnya. “Tuan Hanzero, aku,”“Nona, aku ini seorang pengusaha.” Kata Hanzero sambil memandang Ellena dan sedikit mengangkat bibir tipisnya. “Dalam perhitungan bisnis karena Nona Ellena yang membutuhkan bantuanku, kira-kira keuntungan apa yang bisa Nona berikan padaku?”Ellena terdiam beberapa detik untuk berpikir, lalu menjawab. “Tuan Hanzero, aku tidak tahu apa yang anda inginkan. Aku juga tidak mempunyai apa-apa, tapi kalau anda ingin aku membayar, aku pasti akan mengusahakan, entah meskipun itu c
Malam ini, Ellena akan pergi menemani Reno untuk ke pesta pernikahan kerabat keluarga Sanjaya.Meskipun Keluarga Lewis tidak mendapatkan undangan khusus, mungkin karena saat ini perusahaan mereka masih ada di masa penurunan yang kritis, tetapi Ellena tetap harus hadir untuk menemani Reno, calon suaminya dari keluarga Sanjaya.Ellena sudah bersiap, dia kemudian mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi nomor Reno. Tetapi, berulang kali panggilannya tidak diangkat justru tidak lama setelah itu nomor Reno tidak aktif lagi.Dia menunduk, menatap ponselnya. Dia tidak memiliki pikiran buruk apapun dan berinisiatif untuk menunggu Reno di luar gerbang asrama tempat tinggalnya sekarang ini.Begitu dia keluar dari gerbang, dia melihat mobil Reno terparkir di ujung sana sedikit jauh dari jalan besar. Resta berjalan untuk menghampiri. Tapi baru beberapa langkah berjalan, Ellena menghentikan langkahnya karena melihat Reno dan Salma sedang berdiri berhadap-hadapan di sana.Mereka terlihat akrab, pad
Pagi berikutnya, Ellena terkejut saat mendapati dirinya sedang berada di ranjang besar dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.“Dimana ini?” Dia segera duduk di ranjang itu dengan selimut menggulung tubuhnya. Beberapa saat lamanya gadis itu kebingungan, lalu terdengar suara air mengalir dari kamar mandi. Dia langsung teringat dengan semua yang terjadi tadi malam. Wajahnya menjadi pucat.Tiba-tiba, dia mendengar suara air di dalam kamar mandi berhenti. Pikirannya langsung ikut berhenti dan dia segera melompat dari ranjang, lalu dengan cepat mengambil pakaiannya yang tercecer di lantai serta langsung mengenakannya. Setelah itu dia berbalik badan dan perlahan pergi dari kamar itu.Ellena berjalan keluar dari hotel. Begitu dia keluar dari gerbang, dia langsung berlari ke arah jalan. Setelah lama berlari, dia kelelahan dan mencari tempat untuk beristirahat.Dia belok ke arah taman, bersandar dibawah pohon yang ada disana dan termenung. Dia mengingat semuanya dengan jelas sekarang.Dia mene
Ellena adalah calon istri Reno. Mereka sudah saling kenal selama sepuluh tahun. Tapi Reno lebih memilih untuk percaya pada Salma. Setelah selama sepuluh tahun, Ellena memberikan perasaan penuh kasih sayang.Apa ini cara Reno mempercayainya? Di mata Reno, ternyata dia hanyalah seorang wanita yang kejam. Saat melihatnya tadi, matanya penuh cemoohan dan rasa kecewa.“Reno, apa kamu lupa siapa pacarmu? Apa kamu lupa juga siapa wanita yang sedang kamu peluk itu?”Reno membeku selama beberapa saat. Dia melihat kesedihan di wajah Ellena. Alisnya menegang, ada rasa bersalah di matanya. Tapi dia masih memegang Salma dengan erat.“Maafkan aku. Salma mengandung anakku. Jadi aku harus bertanggung jawab padanya.”“Hah?” Ellena merasa seperti sedang mendengar lelucon. “Kamu harus bertanggung jawab pada Salma? Lalu bagaimana denganku? Apa kamu sudah… punya rencana lain untukku?”Reno menutup bibirnya, dia memandang Salma yang ketakutan di lengannya. Tubuh Salma tidak berhenti bergetar dan peganganny