Share

Bab 4. Penyelamatku?

“Tuan, apa maksudmu, penyakitmu sudah mulai membaik?” Tanya Leo.

“Aku juga nggak tahu.” Hanzero terdiam beberapa saat dan menyerngitkan alisnya. “Dia, sepertinya tidak sama dengan wanita yang lain. Tubuhku sama sekali tidak menolaknya dan malah sangat suka saat dia mendekatiku.”

Ini belum pernah terjadi sebelumnya!

Setelah terdiam, Hanzero kembali berbicara dengan pelan. “Semalam aku tidur cukup tanpa mimpi buruk lagi.”

Leo benar-benar terkejut lalu bertanya, “Bagaimana sebenarnya?”

Hanzero menggosok alisnya. Suaranya sedikit serak, “Kalau aku tahu, aku nggak akan meneleponmu. Aku juga sedang memikirkannya, apa ini ada hubungannya dengan wanita itu?”

Leo segera berkata dengan nada yang cukup serius. “Apa Anda ingin tahu, apa itu ada hubungannya dengan wanita itu? Caranya sangat gampang. Tuan Hanzero bisa mendekati wanita itu sekali lagi. Dengan begitu, Anda akan tahu yang sebenarnya dan apa yang sedang terjadi padamu.”

Hanzero lagi-lagi hanya bisa terdiam, sampai Leo kembali berbicara. “Tuan Hanzero, aku sedang tidak bercanda. Kalau semua ini memang benar karena wanita itu, maka dia adalah penyelamatmu!”

Penyelamatku? Batin Hanzero.

Dunia Hanzero memang telah hilang selama lebih dari 25 tahun dan selama itu dia sudah mulai terbiasa dengan hidupnya yang hampa dan dalam kegelapan.

Jika dia tidak pernah merasakan cahaya dan kehangatan, mungkin dia akan terus terbiasa dengan hidupnya yang seperti ini.

Namun setelah dia mengalami kejadian yang sangat indah seperti semalam, dia tidak pernah ingin kembali ke dunia gelapnya lagi.

Lalu jika benar wanita itu adalah penyelamatnya, artinya dia harus mendapatkan wanita itu bagaimanapun caranya.

Saat ini Ellena sudah sampai di depan rumah sakit. Begitu dia turun dari taksi, dia langsung berlari ke rumah sakit. Dia berlari terlalu cepat dan tergesa-gesa sampai dia hampir terjatuh saat menaiki tangga rumah sakit.

Saat itu, Leo berada dalam sebuah mobil Bentley hitam yang terparkir tidak jauh dari sana. Saat Leo melihat Ellena bergegas ke rumah sakit, dia langsung meraih ponselnya untuk menelepon seseorang. Setelah tersambung, dia berbicara dengan penuh hormat. “Tuan Hanzero.”

“Ada apa?” jawab orang di ujung telepon sana. Suaranya terdengar rendah tapi dingin.

“Aku sudah mengikuti arahan Tuan Hanzero untuk mengikuti wanita itu. Sepertinya telah terjadi sesuatu dengan keluarganya. Dia baru saja naik taksi menuju rumah sakit. Wajahnya terlihat sedih dan dia sangat terburu-buru. Tuan Hanzero, di rumah sakit ini bukankah ada temanmu? Apa Anda ingin berbicara dengannya?”

Seperti biasa, Leo tidak akan berani banyak bicara mengenai urusan pribadi bosnya. Apalagi ini adalah pertama kalinya Hanzero memintanya untuk mengikuti orang lain dan orang itu adalah seorang wanita.

Wanita itu adalah wanita yang tadi pagi keluar dari kamar Tuan Hanzero. Mengingat hal itu, Leo menduga kalau wanita ini pasti berbeda dengan wanita lainnya karena sebelumnya bahkan tidak ada bayangan wanita di sekitar Tuan Hanzero.

Hanzero terdiam beberapa saat, kemudian berkata, “Kamu masuklah, dan lihat dengan teliti.”

“Baik, Tuan.”

Saat Ellena tiba, Kelvin masih berada di ruang gawat darurat untuk diselamatkan oleh tim dokter. Setelah menunggu di luar selama lebih dari satu jam, pintu ruang operasi akhirnya terbuka.

Para dokter keluar satu demi satu. Ellena buru-buru berjalan menghadang dokter pertama yang keluar untuk bertanya, “Bagaimana kondisi adikku?”

Dokter itu membuka maskernya lalu menjawab, “Kondisi pasien sudah stabil. Untuk sementara ini dia tidak dalam bahaya.”

“Jadi adikku sekarang aman kan?”

“Begitulah.”

“Terima kasih, Dokter, terima kasih.” Ellena merasa begitu lega sampai air matanya jatuh di pipinya yang pucat.

---

Di sisi lain,

Hanzero duduk di meja hitam di ruangan kantor presiden Brahmana Internasional.

Sekretaris Leo meletakkan hasil selidikannya di atas meja kemudian dia mundur ke samping pria itu dengan lembut. “Ini adalah informasi wanita yang memasuki kamar Anda tadi malam.”

Hanzero menundukkan kepalanya dan mengecek tumpukan kertas yang baru saja diberikan Leo padanya.

Wajah menawannya akan membuat siapapun yang memandangnya menjadi jatuh cinta. Bibir merahnya yang seksi tampak sangat menarik.

Leo diam-diam melihat ke arah Hanzero, dia sendiri tidak bisa menahan diri untuk menelan ludah. Bahkan seorang pria seperti Leo pun dapat dibuat terpesona oleh keindahan bosnya ini.

Setelah beberapa saat, Hanzero mendongak dan melihat ke atas. Wajah pria itu tetap menawan namun matanya sangat dingin.

Tiba-tiba pintu kantor didorong terbuka dan kemudian Kimmy masuk ke dalam ruangan. “Kak Hanzero, apa kamu mencariku?” Kimmy yang baru saja datang ke kantor Hanzero bertanya.

Dia mengikat rambutnya dan mengenakan anting berlian hitam yang mengkilap di satu telinganya. Wajahnya terlihat tampan tapi pria itu terlihat sedikit gugup.

Setelah dia masuk beberapa langkah, dia tidak berani lanjut berjalan lagi. Dia berdiri dan mengambil jarak dari tempat Hanzero. Wajahnya menunduk seperti sedang sangat khawatir.

“Kak Hanz, aku tahu ini salahku. Aku nggak punya hati nurani sampai tadi malam aku melakukan hal yang brengsek semacam itu. Tapi aku hanya menuruti keinginan mereka saja. Ini juga demi kebaikanmu. Kamu boleh memarahi dan memukulku, tapi jangan mengirimku kembali ke luar negeri.”

Hanzero mengangkat pandangannya dan mencibir, “Kamu cukup berani ya? Memarahimu sepertinya hukuman paling ringan atas apa yang kamu lakukan semalam. Mungkin melemparmu ke kandang singa baru cukup untuk menghukummu!”

“Kak, aku tahu aku salah.” Kimmy sangat takut sampai wajahnya pucat. Dia berjalan ke samping Hanzero lalu berlutut di lantai dan memeluk paha Hanzero. “Aku tidak akan pernah berani mengulanginya lagi. Meskipun keluarga kita memaksaku. Kasihanilah aku. Tolong lepaskan aku kali ini saja. Lagi pula, tadi malam kan, kamu juga nggak kehilangan keperjakaan. Jadi untuk apa menghukumku?”

Hanzero langsung menatap Kimmy dengan tajam. “Sebaiknya, kamu jelaskan apa yang terjadi semalam. Kalau tidak, kamu benar-benar akan ku lempar ke kandang singa!”

Kimmy sangat terkejut hingga tersedak, dia sungguh tampak menyedihkan. “Kakak, lepaskan aku untuk kali ini. Aku bersumpah! Aku tidak akan pernah melakukannya lagi! Lagipula, wanita cantik itu kecelakaan di jalan dan tidak jadi dikirim ke kamarmu.”

Wajah Hanzero tiba-tiba berubah dan kilat aneh melintas di matanya dengan sangat cepat. “Kamu bilang wanita itu mengalami kecelakaan mobil?”

“Iya benar. Sekarang dia masih terbaring di rumah sakit.” Kimmy menjelaskan lagi dengan sangat jelas.

Wajah Hanzero masih tampak tenang tapi sebenarnya hatinya sudah bergetar.

Seharusnya Kimmy tidak akan berani lagi untuk berbohong. Tapi jika wanita yang mereka siapkan untuknya ternyata mengalami kecelakaan mobil, lalu siapa wanita yang tidur dengannya semalam?

Hanzero sampai mengerutkan kening dengan kuat.

Kimmy tidak hanya terkejut, tapi juga kembali merasa sangat takut saat melihat perubahan ekspresi Hanzero. “Kakak, aku sudah selesai menjelaskannya. Lagipula tidak terjadi apapun pada kakak, kan? Wanita itu juga nggak sampai ke kamar kakak karena kecelakaan. Jadi tolong lepaskan aku.”

Hanzero menurunkan matanya dan menatap tajam Kimmy, lalu dia mendorongnya dengan satu kaki. “Keluar!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status