Share

Bab 7. Meminta Bantuan

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 15:25:49

Karyawan perempuan itu berbicara pada Leo sambil menatap Ellena. Matanya menampakkan kecemburuan. Mungkin karena, meskipun Resta terlihat miskin, tapi memiliki wajah yang sangat cantik.

"Seseorang mencari Tuan Hanz?" Tanya Leo. Dia melirik ke tempat istirahat di ruang tunggu dengan penasaran. Saat matanya tertuju pada Ellena, dia seketika membeku. Kemudian, matanya tampak terkejut. “Wanita itu? Bukankah itu,.. Nona Ellena yang Tuan minta untuk aku selidiki tadi? Kenapa dia ada di sini?” pikirnya.

Karyawan resepsionis itu melihat perubahan ekspresi Leo, dan mengira jika Sekretaris Leo itu juga tidak senang melihat Ellena yang menolak untuk pergi dari sini.

Nada bicara karyawan itu terdengar semakin meremehkan. "Saya belum pernah melihat orang yang begitu tak tahu malu seperti wanita itu.”

Leo berjalan menuju ruang tunggu sambil mengeluarkan ponselnya dan menelepon. Setelah teleponnya terhubung, ia berkata dengan lembut, "Tuan, Nona Ellena datang ke perusahaan dan mengatakan jika dia sedang mencari Anda. Bagaimana ini?”

Suara Hanzero terdengar rendah dan dingin di ujung telepon saat ia bertanya, "Nona Ellena yang mana?"

“Ellena!” Leo mengulang dengan nada lebih tinggi.

"Dia?" Hanzero tampak terkejut mendengarnya kali ini.

"Benar. Dia. Apa Tuan bersedia bertemu dengannya? Aku dengar, dia sudah menunggu selama dua jam.”

Setelah hening beberapa detik, Hanzero memerintah, "Bawa dia ke atas.”

"Baik, Tuan."

Leo menutup teleponnya dan berjalan ke arah Ellena, lalu memanggilnya dengan sopan, "Nona Ellena."

Ellena mendongak dan melihat seorang lelaki menawan yang mengenakan jas sudah berdiri di depannya. Dia tertegun sejenak. "Anda..."

Leo berkata, "Saya adalah Sekretaris Tuan Hanzero. Saya baru saja mendengar bahwa Nona mencari Tuan Hanzero. Benarkah?"

Ellena segera berdiri dan menjawab, "Benar. Aku ingin bertemu dengan Hanzero... Eh, bukan, maaf. Maksudnya, aku ingin bertemu dengan Tuan Hanzero untuk membicarakan sesuatu. Apa Anda bisa membawaku untuk bertemu dengannya? Tapi, aku tidak membuat janji dengannya.” Tatapan mata Ellena memohon, dia takut pria ini akan menolaknya. Dia segera menambahkan, "Aku hanya perlu waktu sepuluh menit. Tidak, lima menit. Aku tidak akan mengganggu waktu Tuan Hanzero lebih lama.”

Leo mengangguk dan tersenyum, "Tuan Hanzero sudah mengatakan akan menemuimu. Mari ikut denganku."

Ketika kedua karyawan wanita di meja resepsionis melihat Leo membawa Ellena ke lift, ekspresi mereka tiba-tiba berubah.

"Bagaimana mungkin? Kukira, Tuan Leo akan mengusirnya."

"Dia malah membawanya naik? Mustahil jika wanita itu mengenal Tuan Hanzero!"

Saat mereka memikirkan kemungkinan tentang kenapa Ellena tidak diusir, ekspresi mereka seketika berubah menjadi tidak enak dipandang.

Leo membawa Ellena ke lift dan mereka langsung naik menuju lantai atas. Saat tiba di depan kantor Hanzero, Leo mengetuk pintu. Ellena bisa mendengar suara yang dingin dari dalam sana. Suara itu penuh dengan daya tarik dan keeleganan yang berkelas.

Hanya dengan mendengar suara itu, bisa ditebak kalau orang di dalam kantor itu tidak cukup ramah dan tidak mudah untuk didekati. Dengan perasaan gelisah, Ellena mengikuti Leo masuk ke dalam kantor.

"Tuan Hanz, Nona Ellena sudah datang.”

Setelah selesai memberitahukan kedatangan Ellena, Leo berbalik arah dan pergi meninggalkannya. Kemudian, pintu kantor perlahan tertutup. Hanya tersisa Ellena di dalam ruangan yang besar itu dan seorang pria yang duduk di meja kerja sambil membaca dokumen.

Ruangannya tampak sangat maskulin. Sebagian besar perabotan di dalamnya berwarna hitam dan jika bukan hitam, sisanya berwarna abu-abu. Warna yang monoton membuat ruangan itu terlihat sangat suram.

Hanya ada beberapa pot tanaman yang ditempatkan di beberapa sisi untuk sedikit mengurangi warna monoton di dalam ruangan. Tak lupa, seorang pria sedang duduk di meja kerja hitam dan membenamkan diri dalam pekerjaannya.

Ellena mengangkat matanya dan diam-diam melirik Hanzero. Dia bisa merasakan aura yang kuat dari pria itu. Pria itu mengenakan kemeja hitam dan penampilannya sangat menawan. Karena pria itu menunduk, dia hanya dapat melihat garis besar wajahnya.

Saat dia sedang memandangi Hanzero dari atas hingga bawah, tiba-tiba pria itu mengangkat kepalanya. Mata Ellena bertemu dengan sepasang mata dingin milik Hanzero yang dalam.

Dia pun seketika terkesiap. Saat matanya tertuju pada wajah tampan pria itu, jantungnya tiba-tiba berdetak semakin cepat.

Ellena belum pernah melihat pria setampan itu. Setiap garis dan lekuk di wajah pria itu bagaikan dipahat dengan sempurna tanpa cela sedikitpun. Penampilan Hanzero benar-benar tak tertandingi, namun tidak ada ekspresi yang terlihat di wajahnya.

Alisnya berkerut dengan sangat indah dan seluruh tubuhnya juga memancarkan aura dingin. Bahkan, meskipun dipisahkan oleh jarak, Ellena dapat merasakan udara dingin yang datang dari pria itu.

Ketika Hanzero menatap mata Ellena dengan dingin, Ellena seakan berhenti bernafas selama beberapa detik.

Ellena tertegun saat menatap wajah tampan pria itu dan tiba-tiba pikirannya kosong hingga suara dingin itu memanggilnya, "Nona Ellena."

Ellena tersadar. Dia baru saja menatap wajah Hanzero yang dingin itu. Dia pun menggigit bibirnya dan merasa sedikit kebingungan. "Halo, Tuan Hanzero."

“Aku tidak tahu kenapa Nona mencariku. Ada apa, Nona?” Hanzero merasa jika gadis ini sama sekali tidak ingat dengannya.

Ellena tampak baru sepenuhnya tersadar. Begitu mendengar Hanzero mengajukan pertanyaan, barulah ia kembali teringat pada tujuannya datang ke sini.

Sambil menahan perasaan aneh di hatinya, ia memilah-milah pikirannya dan menjawab, "Tuan Hanzero, aku butuh bantuanmu."

Hanzero mengangkat alisnya.

Ellena juga tahu bahwa tiba-tiba meminta bantuan kepada orang asing yang baru ditemuinya adalah hal yang aneh. Tapi, Ellena tidak terlalu memusingkannya. Dia melakukan ini semua demi Kelvin.

Setelah terdiam beberapa saat dia melanjutkan perkataannya, "Adikku mengalami serangan jantung dan perlu segera dioperasi. Aku mendengar kalau dulu Tuan Hanzero adalah ahli di bidang terkait. Aku harap,”

"Kamu berharap aku membantumu dengan mengoperasi adikmu?" tanya Hanzero. Melihat wajah Ellena yang memerah, seperti sulit melanjutkan perkataannya.

"Iya. Begitu." Ellena menghela nafas dan menatap Hanzero dengan tatapan memohon. "Tolong bantu adikku, Tuan. Adikku, dia masih sangat muda…”

Hanzero mengangkat tangannya dan memotong perkataan Ellena. “Karena kamu datang sendiri padaku, kamu seharusnya sudah tahu kalau aku sudah bertahun-tahun lamanya tidak berkecimpung di dunia kedokteran.”

“Iya, aku tahu.” Ellena mengangguk. “Tapi aku percaya jika Tuan Hanzero adalah pria yang baik dan tidak akan mungkin membiarkan orang hampir mati tanpa membantu.”

Bab terkait

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 8. Kamu Harus Menikah Denganku Terlebih Dahulu

    Pria baik? Hanzero tertawa, seakan baru saja mendengar sesuatu yang menarik. Dia meletakkan dokumen di tangannya lalu berdiri dan berjalan perlahan ke arah Ellena kemudian dia berhenti tepat di hadapan wanita itu.Ellena menjadi gugup, jarak antara mereka kini sangatlah dekat hingga dia bisa menghirup aroma dari tubuh Hanzero dan hal ini membuat pria itu terlihat semakin menawan di matanya.Setelah mereka saling berpandangan wajah Ellena memerah, dia pun melangkah mundur sambil menggigit bibirnya. “Tuan Hanzero, aku,”“Nona, aku ini seorang pengusaha.” Kata Hanzero sambil memandang Ellena dan sedikit mengangkat bibir tipisnya. “Dalam perhitungan bisnis karena Nona Ellena yang membutuhkan bantuanku, kira-kira keuntungan apa yang bisa Nona berikan padaku?”Ellena terdiam beberapa detik untuk berpikir, lalu menjawab. “Tuan Hanzero, aku tidak tahu apa yang anda inginkan. Aku juga tidak mempunyai apa-apa, tapi kalau anda ingin aku membayar, aku pasti akan mengusahakan, entah meskipun itu c

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 9. Aku Ingin Bertemu Adik Ipar

    Meskipun pernikahan ini tampaknya memang sengaja diatur oleh Hanzero, dia tetap bingung saat memandang Ellena yang murung. Hatinya jadi merasa tidak nyaman.Ellena menoleh ke arah Hanzero saat mendengar pria itu berbicara dengannya. Wajah pria itu juga tampak sangat tampan dari samping. Matanya - setengah menyipit dan dua kancing di bagian leher kemeja hitamnya yang bermerk terbuka hingga memperlihatkan tulang lehernya yang seksi. Jakunnya membuatnya terlihat seksi dan nafasnya semakin mendalam.Ellena harus mengakui jika Hanzero memang terlihat sangat menawan dan juga sangat kaya.Dia mulanya mengira Hanzero adalah nama dari anggota keluarga Brahmana saja, tapi ternyata dia adalah pewaris tunggal Perusahaan Grup Brahmana, kini menjabat sebagai presiden perusahaan itu.Keluarga Sanjaya yang dianggap sebagai keluarga yang terkenal, tetapi sepuluh dari keluarga Sanjaya tetap tidak akan sebanding dengan satu keluarga Brahmana. Sebenarnya jika dipikir-pikir , pihak yang mengambil keuntung

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 10. Aku Kakak Iparmu

    Kelvin hanya menjadi salah satu aspek pertimbangan Ellena. Di sisi lain, dia merasa pernikahannya dengan pria ini pasti tidak akan bertahan lama. Mungkin Hanzero hanya tiba-tiba terpikir untuk menikahinya sekarang dan setelah beberapa saat, pria itu akan merasa bosan lalu menceraikannya.Ellena tidak peduli jika orang lain tahu bahwa dia sudah menikah atau belum. Tapi, Kelvin adalah satu-satunya orang yang dia pedulikan. Gadis ini sudah tidak bisa menyembunyikan pikirannya karena Hanzero tiba-tiba bisa menebak apa yang sedang ia pikirkan.Wajah tampan Hanzero berubah suram dan sosok pria itu memancarkan aura dingin. "Jadi maksudmu, kamu ingin merahasiakan pernikahan kita?"Hanzero tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. ‘Wanita-wanita lain yang menginginkanku pasti ingin mendeklarasikan hubungan mereka denganku kepada dunia. Tapi, wanita di depanku ini... Dia malah sangat takut jika orang lain tahu soal hubungan kami. Apa dia hanya berpura-pura atau dia masih ingat mantan tu

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 11. Kami Sudah Menikah

    Kelvin diam-diam melirik Hanzero dan tiba-tiba memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Ia merasa bahwa Hanzero tidak begitu baik.Pria yang mengaku sebagai kakak iparnya ini jelas tidak sama dengan Reno. Dia jauh lebih tampan daripada Reno. Auranya bahkan jauh lebih kuat dan tak terkalahkan hingga tidak akan pernah bisa ditandingi oleh Reno. Jika tidak ada perbandingan, kondisi Reno juga sebenarnya sudah sangat baik. Tetapi, jika dibandingkan dengan pria ini, perbedaannya begitu kentara, seperti langit dan bumi. Satu adalah tuan muda di keluarga biasa, sedangkan satunya lagi adalah pria dengan kekuatan yang berasal dari keluarga kekaisaran. Sama sekali tidak ada bandingannya.‘Kak Ellena memiliki dua pria! Aku rasa perbuatan seperti itu sangat tidak bermoral, seperti menipu. Tapi, Kak Ellena adalah kakak kandungku. Jika Kakak benar-benar melakukan hal seperti itu, apa yang harus aku lakukan?’ pikir Kelvin.Saat Kelvin sedang berpikir dan tidak tahu harus memaafkan Ellena a

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 12. Apa Kamu Mengintimidasi Gadis Itu?

    "Ya.""Kapan?""Baru hari ini. Kami datang ke kantor urusan sipil, sebelum datang kesini melihatmu."Awalnya, Ellena ingin menyembunyikan pernikahan mereka dari adiknya. Namun karena Hanzero tidak berniat menyembunyikannya, dia tidak akan menyembunyikannya lagi.Kelvin langsung tersedak oleh air liurnya sendiri; dia merasa jika ini semua sangat luar biasa dan seperti mimpi.Bukan hanya Ellena yang sakit, saat mendengar penjelasan kakaknya, Kelvin mengepalkan tangannya. “Tunggu aku sembuh dan dewasa. Aku akan membalas semua perlakuan mereka pada kita. Pada ayah juga.”Ellena tersenyum pahit, “Jangan begitu, ayah adalah satu-satunya orang tua yang kita punya.” Dia hanya berusaha menenangkan hati adiknya. Padahal dia sendiri juga merasa kecewa pada sang ayah."Kakak, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Apa kalian melakukan pernikahan kilat?" tanya Kelvin, dia sedikit khawatir jika pengkhianatan Reno lah yang membuat kakaknya mencari pria secara acak untuk segera dinikahi.Tapi, Kakak Ipa

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 13. Bertemu Mereka

    “Hah?" Sopir mendadak tersedak karena mendengar pertanyaan Ellena. Karena ketahuan, dia menjawab dengan agak gugup, "Jangan salah paham, Nyonya. Saya tidak punya maksud lain. Saya hanya, hanya ingin tahu...""Ingin tahu?" ulang Ellena, sambil mengerutkan kening dengan ragu."Ya, saya ingin tahu," jawab sopir itu. Dia melirik ke kaca spion lagi, lalu berkata, "Sebelum Nyonya, tidak ada wanita lain di sekitar Tuan Hanzero. Bahkan, Tuan Hanzero tidak pernah memiliki hubungan asmara dengan lawan jenis. Sudah tak terhitung berapa banyak wanita yang Nyonya Besar perkenalkan, tapi Tuan Hanzero tidak mempedulikan satupun dari mereka. Inilah alasan Tuan Besar dan Nyonya Besar merasa sangat cemas.”"Tidak mungkin! Kamu bilang, dia tidak pernah berpacaran sekalipun?" tanya Ellena dengan terkejut.Pria tampan dan kaya seperti Hanzero pasti akan sangat menarik bagi lawan jenis sejak pandangan pertama. Bagaimana mungkin dia tidak pernah berpacaran?Sopir itu memandang Ellena dari kaca spion dengan

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 14. Difitnah

    Salma tampaknya baru saja mencoba rok dan berdiri di depan cermin ruang ganti. Lalu, ia berbalik dan mendongak sambil tersenyum kepada pria di sebelahnya."Ya, kelihatan bagus," jawab Reno. Wajah tampan pria itu terlihat lembut dan suaranya juga terdengar sangat lembut. Dia mengulurkan tangannya, kemudian mengelus kepala wanitanya dan berkata, "Sayangku, kamu terlihat cantik memakai baju apapun."Panggilan 'Sayang' Reno kepada Salma membuat para pemilik toko di sekitar mereka iri. Salah satu pegawai toko memuji dan berkata, "Ya, Nona Salma memang sangat cantik.”Para pegawai memang mengenal Salma karena dia sudah sering berbelanja kemari.“Anda sangat cantik dan penampilannya sangat menawan. Sangat pantas memakai pakaian apapun. Tuan Reno juga pria yang luar biasa. Nona Salma dan Tuan Reno sangat cocok dan serasi.”Senyuman di wajah Salma tampak semakin merekah. Dia menatap Reno dengan manis dan berkata, "Lihat. Mereka sangat pandai berbicara. Aku malu kalau sampai nggak beli rok ini.

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 15. Kamu Adalah , Nyonya Pemilik Mall Itu

    Ketika mata Ellena menatap beberapa pegawai toko dengan dingin, mereka semua tertunduk dan merasa sedikit ketakutan. Mereka tidak menyangka jika Ellena yang hanya wanita miskin bisa berani bertingkah begitu sombong. "Hahaha..." salah satu pegawai toko tertawa mengejek, "Memfitnah? Kami tidak memfitnahmu. Jangan berani datang ke toko barang bermerek jika tidak mempunyai uang. Kalau kamu tidak berniat mencuri, untuk apa lagi kamu datang ke sini?" "Benar. Jelas-jelas kamu adalah seorang pencuri dan berani mengancam kami. Kamu bicara seakan kamu adalah orang yang sangat baik, dan bahkan meminta kami untuk membayar. Siapa kamu?" "Oh... Kami sangat takut! Dia menanyakan bayarannya!" "Kakak," seru Salma. Dia tersenyum manis dan berkata dengan lembut. "Kalau kamu ada masalah, kamu bisa memberitahuku dan Reno. Kami akan membantumu.” Perkataan Salma seolah menginformasikan apa yang dikatakan beberapa pegawai toko barusan, seakan dia juga menganggap Ellena datang ke toko untuk menguntit

Bab terbaru

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 41. Hanzero Datang

    Reni tidak kalah ketakutan dan terjatuh ke lantai. Wajahnya juga berubah menjadi pucat. Mereka semua masih pelajar. Meskipun mereka agak sombong dan mendominasi, mana mereka bisa melihat adegan kekerasan seperti itu? Sekarang mereka sudah sangat ketakutan setengah mati setelah menyaksikan kedua kaki David dipatahkan hingga pingsan. Mereka menangis, dan seluruh tubuh mereka gemetar.Pengawal itu berjalan ke arah Ellena dan membungkukkan badan dengan sikap yang sangat hormat, lalu bertanya, "Nona Ellena, apa mereka berdua ini teman sekelas Nona? Nona Ellena ingin kami melakukan apa terhadap mereka berdua?""Ellena, kami salah. Tolong maafkan kami.""Ellena, karena kita tinggal di asrama yang sama, semoga kamu bisa memaafkan kami kali ini."Vira dan Reni gemetar hebat karena takut membayangkan kaki mereka akan dipatahkan. Mereka berdua memohon belas kasihan pada Ellena dan terus menangis hingga air mata dan ingus mereka bercucuran. Saat ini mereka berdua tampak begitu malu dan tertekan.

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 40. Sangat Ketakutan

    Vira dan Reni juga menoleh saat mendengar gerakan itu. Mereka semua mendadak tertegun ketika mereka melihat sekelompok pria berotot, tinggi, kekar, dan berseragam hitam berjalan ke arah mereka. Ada sekitar sepuluh pria berotot dengan tinggi di atas 185 cm. Dilihat dari fisik mereka, sepertinya semua sangat terlatih dan kuat. Para pria berseragam itu jelas tidak sebanding dengan sekelompok berandalan dari pihak mereka.Sementara beberapa orang masih belum menyadari kenapa sekelompok pria berseragam hitam ini muncul di sini, mereka mendengar salah satu dari pria itu berkata dengan suara berat, "Tuan kita sudah memerintahkan untuk jangan sampai melepaskan satu pun dari mereka."Setelah pria itu berkata begitu, sekelompok pria berseragam hitam bergegas mendekat. Para berandalan kecil yang akan menangkap Ellena adalah orang pertama yang mereka tangkap. Tak lama kemudian, terdengar beberapa teriakan yang menyedihkan dengan suara patah tulang yang samar-samar. Dalam sekejap mata, beberapa

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 39. Sekelompok Pria Berpakaian Hitam Datang.

    Ekspresi wajah David menjadi tidak enak dipandang. Dia baru saja ditolak di depan umum. Matanya menggelap, kemudian dia berbicara lagi dengan suara yang dua kali lipat lebih dingin, "Kamu tahu perusahaan Raharja?"Ellena tersenyum dingin dan merentangkan tangannya. "Aku nggak tahu. Apa ada yang salah? Apa nama itu sangat terkenal? Tapi aku belum pernah dengar."David merasa marah karena kali ini dia dibantah lagi. Para pemuda generasi kedua keluarga kaya biasanya hanya ingin bersenang-senang dan akan menggunakan berbagai cara.Mengejar wanita juga merupakan hal yang mudah bagi mereka. Ini adalah pertama kalinya seorang wanita berani mempermalukannya dengan menolaknya lagi dan lagi."Gadis bodoh! Kamu kuberi kesempatan, tetapi kamu malah nggak tahu malu. Aku bertanya sekali lagi, kamu mau pergi denganku atau nggak?"Vira dan Reni yang mulanya kesal karena David menyukai Ellena, kini mulai merasa senang. Mereka bersorak dalam hati saat melihat Ellena malah benar-benar menjadi nggak tahu

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 38. Menolak Tawaran

    Ketika pandangan Vira bertemu dengan kedua mata dingin Ellena, dia nggak dapat menahan rasa takut di hatinya. Secara naluriah, dia ingin melangkah mundur. Tetapi, saat dia memikirkan begitu banyak orang yang memperhatikannya, dia menggertakkan gigi dan mengutuk dengan marah, “Wanita jalang!"Vira kemudian melayangkan tangannya ke arah wajah Ellena. Tapi, mana mungkin Ellena membiarkan Vira menamparnya begitu saja? Sebelum tamparan Vira mendarat di wajahnya, dia menangkap Vira di udara."Ah, sakit! Jalang, lepaskan aku!"Pergelangan tangan Vira dicengkeram dengan erat hingga Vira merintih kesakitan. Dia berusaha keras melepaskan cengkraman tangan Ellena. Namun, kekuatan tangan Ellena sangat besar.Terlebih lagi, Vira adalah seorang yang manja. Ellena hanya menggunakan sedikit kekuatan, tapi wajah Vira sudah sampai memerah karena kesakitan. Vira nggak memperdulikan citranya lagi dan berteriak dengan keras, "Ellena! Lepaskan aku! Aku mau bertarung denganmu!""Oh, oke."Ellena mengangguk

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 37. Ellena Melawan Orang

    Leo mengingat jika sebentar lagi dia akan menghadapi begitu banyak eksekutif senior. Dia merasa tertekan. Kenapa aku merasa akhir-akhir ini Tuan Hanzero semakin hari semakin berubah? Saat Hanzero mengatakan akan pulang kerja lebih awal, pria itu memang benar pulang lebih awal.Tetapi, Tuan Hanzero barusan pergi begitu saja setelah membuka pertemuan penting yang baru setengah jalan. Jelas-jelas dia tidak pernah seperti ini sebelumnya!Sedangkan di Asrama.Begitu Ellena merapikan tempat tidur, dia mendengar suara keras dari lantai bawah. Sepertinya ada banyak langkah kaki beberapa orang berlari keluar dari kamar masing-masing untuk menonton. Ellena dan Yunita pun juga keluar.Mereka melongokkan kepala ke bawah dan melihat sekelompok pemuda berpakaian yang trendi ingin memasuki asrama perempuan. Bibi penjaga asrama yang sudah berusia lebih dari lima puluh tahun tentu saja bukan lawan pemuda-pemuda itu. Jika bibi penjaga asrama ingin menghentikan mereka, dia pasti tidak akan sanggup mela

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 36. Diatas Langit Masih Ada Hanzero

    Suara itu seperti seutas tali yang menggelitik hati Ellena dengan lembut. Dia merasa tenang. Saat ini Ellena benar-benar merasa beruntung memiliki seseorang yang bisa diandalkan.Dia tampaknya telah menemukan pelabuhannya, sehingga dia tidak perlu lagi khawatir terkena angin dan hujan lagi. Dia belum pernah merasakan kedamaian dan ketenangan hati seperti ini.Setelah menutup telepon, Ellena menyimpan ponselnya dan berjalan menuju kamar tidur. Dia merapikan kembali barang-barangnya yang dilempar oleh Vira ke lantai.Melihat Ellena kembali ke kamar, dua teman sekamar yang lain saling memandang dan bertanya, "Ellena, kamu benar-benar nggak mau bersembunyi untuk sementara waktu?""Ellena, kamu masih punya waktu untuk pergi sekarang," kata Yunita yang masih sangat khawatir.Ellena berjongkok di lantai dan mengembalikan barang-barangnya satu per satu ke tempat tidur. Dia berkata pada Yunita dengan tenang, "Yunita, kapan kamu melihatku menderita?"Yunita memikirkannya. Ellena memang terlihat

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 35. Tidak Ada Yang bisa Menyakitimu

    Ellena hanya menatap Reni dengan dingin. Saat Reni bergegas mendekatinya, Ellena dengan santai mengulurkan satu kakinya dan menjegal Reni."Ah!" Reni jatuh ke lantai dengan keras, hidungnya membentur lantai hingga hampir mengeluarkan air mata.“Dasar kamu, Ellena! Beraninya kamu melakukan ini sama aku dan Vira! Aku nggak akan melepaskanmu!" Teriaknya dengan penuh amarah.Vira, yang masih merasa pusing setelah jatuh, perlahan menyentuh dahinya yang berdarah. Dia terkejut dan semakin murka. "Ellena, beraninya kamu... Wanita jalang! Apa kamu pikir Reno masih mau melindungi kamu sekarang? Kamu tunggu saja. Aku akan buat kamu malu di kampus!""Kamu tunggu saja, Ellena! Kami akan buat kamu nyesel!" bentak Vira dengan penuh kebencian.Vira dan Reni bangun dari lantai, wajah mereka penuh amarah. Setelah melontarkan sumpah serapah, keduanya buru-buru keluar kamar.Melihat kejadian itu, Yunita langsung panik. "Ellena, bagaimana ini? Vira dan Reni kenal dekat sama kakak senior itu. Dia generasi

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 34. Ellena Melawan Orang

    "Hm." Ellena mengangguk. "Aku turun ya? Emm, itu... sampai jumpa," ujarnya dengan malu dan ragu. Ellena kemudian hampir membuka pintu dan bersiap untuk keluar."Apa aku sudah mengizinkanmu pergi?"Suara Hanzero terdengar samar-samar dari belakang Ellena. Tapi itu tetap membuat Ellena berhenti dan menoleh lalu bertanya, "Apa ada hal yang lain?"Pria tampan itu mengerutkan kening dan tampak sedikit tidak senang. "Kemarilah sebentar."Ellena ragu-ragu untuk menggerakkan tubuhnya. Begitu dia mendekat, Hanzero menariknya ke dalam pelukannya. Sebelum dia sempat bereaksi, ciuman panas pria itu jatuh ke bibirnya.Ellena seperti hampir pingsan dan membuat Hanzero tersadar lalu segera melepaskannya. Jari Hanzero menempel di bibir Ellena, dan dia berkata, "Maaf. Ini cuma untuk ciuman perpisahan."Ellena hanya bisa menarik napas panjang dan nggak tahu mau bicara apa, lalu dia bergerak untuk turun.Saat dia sudah keluar dari mobil, kakinya masih lemas. Dia menutupi pipinya yang merah, lalu melirik

  • Kesalahan Semalam: Manisnya Suami Triliuner!   Bab 33. Mengantar Ke Kampus

    Beberapa pelayan yang berdiri di ruang makan merasa terkejut dengan adegan ini. Wanita muda itu tampaknya sangat dicintai oleh Tuan mereka. Walaupun dia cantik, dia masih sangat muda. Mereka sungguh tidak menyangka Tuan mereka akan menyukai gadis seusia itu.Tapi, mereka merasa lega. Tuan mereka ternyata benar-benar sembuh dari penyakitnya.Hanzero tidak melepaskan pelukannya. Sebaliknya, dia mengangkat dagu Ellena dan mengelusnya dengan lembut, lalu berkata dengan suara rendah, "Kamu semalam memelukku sampai pagi. Sekarang aku gantian memelukmu kok nggak boleh?”Ellena membuka matanya lebar-lebar. "Aku... Aku tadi malam...""Ya." Hanzero menyentuh pipi Ellena dengan ujung jarinya dan bergumam pelan."Tau nggak, kamu semalam seperti gurita yang nggak mau melepaskan mangsanya. Kamu tidur dengan sangat nyenyak, sementara aku nggak bisa tidur sepanjang malam."Wajah Ellena semakin memerah. Mungkin semalam dia kecapean sampai tertidur di mobil Hanzero dan tidak mengingat apapun lagi setel

DMCA.com Protection Status