Pria baik? Hanzero tertawa, seakan baru saja mendengar sesuatu yang menarik. Dia meletakkan dokumen di tangannya lalu berdiri dan berjalan perlahan ke arah Ellena kemudian dia berhenti tepat di hadapan wanita itu.
Ellena menjadi gugup, jarak antara mereka kini sangatlah dekat hingga dia bisa menghirup aroma dari tubuh Hanzero dan hal ini membuat pria itu terlihat semakin menawan di matanya. Setelah mereka saling berpandangan wajah Ellena memerah, dia pun melangkah mundur sambil menggigit bibirnya. “Tuan Hanzero, aku,” “Nona, aku ini seorang pengusaha.” Kata Hanzero sambil memandang Ellena dan sedikit mengangkat bibir tipisnya. “Dalam perhitungan bisnis karena Nona Ellena yang membutuhkan bantuanku, kira-kira keuntungan apa yang bisa Nona berikan padaku?” Ellena terdiam beberapa detik untuk berpikir, lalu menjawab. “Tuan Hanzero, aku tidak tahu apa yang anda inginkan. Aku juga tidak mempunyai apa-apa, tapi kalau anda ingin aku membayar, aku pasti akan mengusahakan, entah meskipun itu cukup dalam waktu berapa lama untuk aku mengumpulkan uangnya. Sungguh, aku membutuhkan bantuanmu sesegera mungkin.” Hanzero memandang wajah Ellena yang lembut dan cantik. Dia masih benar-benar mengingat wajah ini malam itu. Secara langsung Hanzero sepertinya sangat menyukai wanita ini bahkan dalam sekejap. Dia merasa kalau dia sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis ini. Dia menenangkan jantungnya yang tiba-tiba berdebar tak karuan. Kemudian dia mengatakan kata demi kata dengan sedikit penekanan. “Tapi aku tidak membutuhkan uang. Menurutmu, kalau aku menginginkan seorang istri, apa kamu bersedia memenuhinya?” “Apa?” pekik Ellena sambil mendongak kaget. Hanzero tampak tenang dan berkata santai. “Tidak ada yang gratis di dunia ini. Nona Ellena, aku bisa memenuhi permintaanmu untuk mengoperasi adikmu, tapi kamu harus menikah denganku terlebih dahulu.” Kali ini Ellena yakin jika dia tidak salah mendengar, dia semakin terkejut. Dia tidak pernah mengira jika permintaan Hanzero adalah untuk menikah dengannya. Ini terlalu konyol untuknya. Dia tidak dapat mempercayainya. “Tuan Hanzero, apa kamu serius?” Hanzero mengangkat alisnya dan berkata, “Kamu pikir aku sedang bercanda?” "Tapi kenapa?" Hanzero bukanlah orang yang kekurangan harta ataupun tidak menarik dari segi penampilan. Tidak bisakah dia menemukan seseorang untuk dijadikan istrinya? Dia malah meminta wanita yang baru pertama kali bertemu dengannya untuk menikah dengannya? Atau, jangan-jangan ada sesuatu yang disembunyikan dari Hanzero ini? Tanpa sadar, Ellena menatap Hanzero. Setelah menebak apa yang ada di pikiran Ellena, Hanzero melihat ke arah gadis itu. Dia mengerutkan kening dan raut wajahnya menjadi suram. Lalu, dia meraih dan menarik tangan Ellena. "Ah!!!" Kepala Ellena menyentuh dada Hanzero yang hangat dan kuat hingga terbenam di dekapan pria itu. Rasanya seperti ada yang mengganjal saat kepalanya menyentuh dada itu. Saat ia ingin memegang sesuatu yang mengganjal itu, hidungnya memerah. Dia belum bereaksi apapun ketika tangannya segera ditarik oleh Hanzero. Terdengar suara rendah Hanzero yang seksi dari atas kepala Ellena. "Nona Ellena, kamu tidak perlu khawatir kalau menikah denganku. Kamu sekarang bisa mempertimbangkan apa aku normal atau tidak." Ellena sampai tersipu malu hingga kini seluruh wajahnya memerah. Dia perlahan melepaskan tangan Hanzero dan mendorong pria itu menjauh. "Tuan Hanzero. Tolong jaga dirimu sendiri!” Ellena tidak menyangka jika pria yang tampak dingin ini bisa keterlaluan seperti ini. Saat Hanzero melihat wajah gadis itu memerah, tatapannya justru semakin mendalam. Wajah Ellena sepertinya sangat mudah memerah, sama seperti tadi malam. Saat Ellena menangis dan memohon belas kasihan padanya, kulitnya yang putih berubah menjadi merah muda. Hanzero berubah menjadi lebih panas saat dia teringat akan apa yang terjadi semalam. Saat mata Ellena bertemu dengan Hanzero, jantungnya berdetak semakin cepat. Dia pun mulai gelisah. Mata Hanzero tampak penuh dengan keinginan dan sifat posesif yang jelas, seolah-olah dia sudah berada di tangan pria itu. Bahkan, dia juga merasa bahwa Hanzero telah mengetahui segalanya, termasuk mengetahui bahwa ia akan datang hari ini. "Tuan Hanzero," Panggil Ellena. la menggigit bibirnya dan terdiam sesaat, lalu menatap Hanzero dan berkata, "Anda bisa meminta apa saja dariku, kecuali untuk menikahi Anda.." Tanpa menunggu Ellena menyelesaikan perkataannya, Hanzero segera memotongnya dengan suara yang dingin. "Kalau kita tidak punya apa-apa untuk dibicarakan lagi. Kamu bisa pergi." Ellena mengepalkan tangannya dan hanya berdiri terdiam. Hanzero juga tidak mengusirnya. Kini keduanya pun sama-sama terdiam. Setelah beberapa saat, Ellena mengambil napas panjang. Suaranya bergetar saat ia berkata, “Apa jika aku menikah denganmu, kamu akan melakukan operasi untuk adikku?" Mata Hanzero menyipit, "Jadi Kamu sudah setuju?" tanyanya, hampir tidak bisa menutupi kegirangannya. Ellena tersenyum pahit dan balik bertanya, "Bukankah itu yang kamu minta? Selama anda bisa menyembuhkannya, aku bersedia menikah denganmu." Melihat Ellena tersenyum pahit dan tak berdaya, Hanzero mengerutkan kening, dan wajahnya terlihat tidak senang. Dia berjalan ke arah Ellena, lalu mengangkat kedua tangannya dan perlahan menekan bahu Ellena yang lemah. Mata hitamnya yang pekat menunjukkan kesungguhan yang dalam saat ia mengucapkan kata demi kata dari sebuah janji yang penuh kepastian. "Menikahlah denganku. Aku berjanji, kamu tidak akan menyesal. Aku akan berusaha memberikan semua cinta yang kamu inginkan. Mulai saat ini kita akan berbagi penderitaan dan kebahagiaan bersama." --- Setelah tiba di biro urusan sipil, Akta nikah mereka diurus dengan sangat cepat. Sementara masih banyak orang yang mengantri di luar. Hanzero sengaja menggunakan layanan khusus hingga tidak sampai setengah jam, akta nikah mereka sudah selesai dicetak. Şetelah mereka keluar dari ruangan. Ellena melihat buku merah kecil di tangannya dengan kebingungan. Semua ini seperti mimpi baginya. Benarkah aku... sudah menikah? Ellena rasanya masih tidak percaya. Dia berharap sampai jutaan kali kalau semua ini hanyalah mimpi. Sampai mereka masuk kedalam mobil, Ellena masih seperti dalam mimpi. Di sampingnya, Hanzero yang sudah berstatus sebagai suaminya pun menoleh dan meliriknya. “Ellena, jangan terlihat seperti menderita begitu. Kamu menikahi seorang pria yang tepat. Suamimu ini akan memberikan semua kehormatannya untukmu. Kamu tidak akan menderita,” kata Hanzero.Meskipun pernikahan ini tampaknya memang sengaja diatur oleh Hanzero, dia tetap bingung saat memandang Ellena yang murung. Hatinya jadi merasa tidak nyaman.Ellena menoleh ke arah Hanzero saat mendengar pria itu berbicara dengannya. Wajah pria itu juga tampak sangat tampan dari samping. Matanya - setengah menyipit dan dua kancing di bagian leher kemeja hitamnya yang bermerk terbuka hingga memperlihatkan tulang lehernya yang seksi. Jakunnya membuatnya terlihat seksi dan nafasnya semakin mendalam.Ellena harus mengakui jika Hanzero memang terlihat sangat menawan dan juga sangat kaya.Dia mulanya mengira Hanzero adalah nama dari anggota keluarga Brahmana saja, tapi ternyata dia adalah pewaris tunggal Perusahaan Grup Brahmana, kini menjabat sebagai presiden perusahaan itu.Keluarga Sanjaya yang dianggap sebagai keluarga yang terkenal, tetapi sepuluh dari keluarga Sanjaya tetap tidak akan sebanding dengan satu keluarga Brahmana. Sebenarnya jika dipikir-pikir , pihak yang mengambil keuntung
Kelvin hanya menjadi salah satu aspek pertimbangan Ellena. Di sisi lain, dia merasa pernikahannya dengan pria ini pasti tidak akan bertahan lama. Mungkin Hanzero hanya tiba-tiba terpikir untuk menikahinya sekarang dan setelah beberapa saat, pria itu akan merasa bosan lalu menceraikannya.Ellena tidak peduli jika orang lain tahu bahwa dia sudah menikah atau belum. Tapi, Kelvin adalah satu-satunya orang yang dia pedulikan. Gadis ini sudah tidak bisa menyembunyikan pikirannya karena Hanzero tiba-tiba bisa menebak apa yang sedang ia pikirkan.Wajah tampan Hanzero berubah suram dan sosok pria itu memancarkan aura dingin. "Jadi maksudmu, kamu ingin merahasiakan pernikahan kita?"Hanzero tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. ‘Wanita-wanita lain yang menginginkanku pasti ingin mendeklarasikan hubungan mereka denganku kepada dunia. Tapi, wanita di depanku ini... Dia malah sangat takut jika orang lain tahu soal hubungan kami. Apa dia hanya berpura-pura atau dia masih ingat mantan tu
Kelvin diam-diam melirik Hanzero dan tiba-tiba memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Ia merasa bahwa Hanzero tidak begitu baik.Pria yang mengaku sebagai kakak iparnya ini jelas tidak sama dengan Reno. Dia jauh lebih tampan daripada Reno. Auranya bahkan jauh lebih kuat dan tak terkalahkan hingga tidak akan pernah bisa ditandingi oleh Reno. Jika tidak ada perbandingan, kondisi Reno juga sebenarnya sudah sangat baik. Tetapi, jika dibandingkan dengan pria ini, perbedaannya begitu kentara, seperti langit dan bumi. Satu adalah tuan muda di keluarga biasa, sedangkan satunya lagi adalah pria dengan kekuatan yang berasal dari keluarga kekaisaran. Sama sekali tidak ada bandingannya.‘Kak Ellena memiliki dua pria! Aku rasa perbuatan seperti itu sangat tidak bermoral, seperti menipu. Tapi, Kak Ellena adalah kakak kandungku. Jika Kakak benar-benar melakukan hal seperti itu, apa yang harus aku lakukan?’ pikir Kelvin.Saat Kelvin sedang berpikir dan tidak tahu harus memaafkan Ellena a
"Ya.""Kapan?""Baru hari ini. Kami datang ke kantor urusan sipil, sebelum datang kesini melihatmu."Awalnya, Ellena ingin menyembunyikan pernikahan mereka dari adiknya. Namun karena Hanzero tidak berniat menyembunyikannya, dia tidak akan menyembunyikannya lagi.Kelvin langsung tersedak oleh air liurnya sendiri; dia merasa jika ini semua sangat luar biasa dan seperti mimpi.Bukan hanya Ellena yang sakit, saat mendengar penjelasan kakaknya, Kelvin mengepalkan tangannya. “Tunggu aku sembuh dan dewasa. Aku akan membalas semua perlakuan mereka pada kita. Pada ayah juga.”Ellena tersenyum pahit, “Jangan begitu, ayah adalah satu-satunya orang tua yang kita punya.” Dia hanya berusaha menenangkan hati adiknya. Padahal dia sendiri juga merasa kecewa pada sang ayah."Kakak, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Apa kalian melakukan pernikahan kilat?" tanya Kelvin, dia sedikit khawatir jika pengkhianatan Reno lah yang membuat kakaknya mencari pria secara acak untuk segera dinikahi.Tapi, Kakak Ipa
“Hah?" Sopir mendadak tersedak karena mendengar pertanyaan Ellena. Karena ketahuan, dia menjawab dengan agak gugup, "Jangan salah paham, Nyonya. Saya tidak punya maksud lain. Saya hanya, hanya ingin tahu..." "Ingin tahu?" ulang Ellena, sambil mengerutkan kening dengan ragu. "Ya, saya ingin tahu," jawab sopir itu. Dia melirik ke kaca spion lagi, lalu berkata, "Sebelum Nyonya, tidak ada wanita lain di sekitar Tuan Hanzero. Bahkan, Tuan Hanzero tidak pernah memiliki hubungan asmara dengan lawan jenis. Sudah tak terhitung berapa banyak wanita yang Nyonya Besar perkenalkan, tapi Tuan Hanzero tidak mempedulikan satupun dari mereka. Inilah alasan Tuan Besar dan Nyonya Besar merasa sangat cemas.” "Tidak mungkin! Kamu bilang, dia tidak pernah berpacaran sekalipun?" tanya Ellena dengan terkejut. Pria tampan dan kaya seperti Hanzero pasti akan sangat menarik bagi lawan jenis sejak pandangan pertama. Bagaimana mungkin dia tidak pernah berpacaran? Sopir itu memandang Ellena dari kaca spio
Salma tampaknya baru saja mencoba rok dan berdiri di depan cermin ruang ganti. Lalu, ia berbalik dan mendongak sambil tersenyum kepada pria di sebelahnya."Ya, kelihatan bagus," jawab Reno. Wajah tampan pria itu terlihat lembut dan suaranya juga terdengar sangat lembut. Dia mengulurkan tangannya, kemudian mengelus kepala wanitanya dan berkata, "Sayangku, kamu terlihat cantik memakai baju apapun."Panggilan 'Sayang' Reno kepada Salma membuat para pemilik toko di sekitar mereka iri. Salah satu pegawai toko memuji dan berkata, "Ya, Nona Salma memang sangat cantik.”Para pegawai memang mengenal Salma karena dia sudah sering berbelanja kemari.“Anda sangat cantik dan penampilannya sangat menawan. Sangat pantas memakai pakaian apapun. Tuan Reno juga pria yang luar biasa. Nona Salma dan Tuan Reno sangat cocok dan serasi.”Senyuman di wajah Salma tampak semakin merekah. Dia menatap Reno dengan manis dan berkata, "Lihat. Mereka sangat pandai berbicara. Aku malu kalau sampai nggak beli rok ini.
Ketika mata Ellena menatap beberapa pegawai toko dengan dingin, mereka semua tertunduk dan merasa sedikit ketakutan. Mereka tidak menyangka jika Ellena yang hanya wanita miskin bisa berani bertingkah begitu sombong. "Hahaha..." salah satu pegawai toko tertawa mengejek, "Memfitnah? Kami tidak memfitnahmu. Jangan berani datang ke toko barang bermerek jika tidak mempunyai uang. Kalau kamu tidak berniat mencuri, untuk apa lagi kamu datang ke sini?" "Benar. Jelas-jelas kamu adalah seorang pencuri dan berani mengancam kami. Kamu bicara seakan kamu adalah orang yang sangat baik, dan bahkan meminta kami untuk membayar. Siapa kamu?" "Oh... Kami sangat takut! Dia menanyakan bayarannya!" "Kakak," seru Salma. Dia tersenyum manis dan berkata dengan lembut. "Kalau kamu ada masalah, kamu bisa memberitahuku dan Reno. Kami akan membantumu.” Perkataan Salma seolah menginformasikan apa yang dikatakan beberapa pegawai toko barusan, seakan dia juga menganggap Ellena datang ke toko untuk menguntit
Hanzero tadi memang sudah berkata, sebelum menikahinya, "Ellena, menikahlah denganku. Kamu dapat melakukan apapun yang kamu inginkan. Aku akan mengurus segalanya untukmu. Mulai sekarang, kita akan berbagi, apapun itu.” Mengingat itu, kehangatan mengalir dengan lembut di hati Ellena. Selama bertahun-tahun, dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri sampai harus memaksakan dirinya untuk menjadi mandiri dan kuat. Dia hanya memiliki dirinya sendiri, tapi sekarang... Tiba-tiba ada seseorang yang mengatakan padanya jika dia bisa bergantung padanya. Tidak peduli apa yang terjadi, orang itu akan selalu ada untuknya. Terlepas dari momen ini, Hanzero mengucapkan kata-kata ini dengan itikad baik. Ellena merasa bersyukur dan kini matanya terlihat agak basah. Dia menarik napas panjang dan menjawab dengan lembut, "Baiklah..." Setelah Ellena selesai menelepon Hanzero, pejabat tinggi pemilik gedung datang dan kali ini dia kembali masuk ke toko tadi. Rupanya Salma sudah selesai memilih baju
Jujur saja, Kimmy merasa sedih melihat gadis yang selama ini selalu dicintainya itu menderita seperti ini. Tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak. Orang yang dicintai Intan sudah memilih wanita lain. Jika dipikir-pikir, tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini. Hanzero sudah menemukan cintanya. Sejak dulu mereka bersama-sama, semua orang juga tahu jika Hanzero memang tidak pernah menaruh ketertarikan pada Intan. Bukan Kimmy tidak pernah memberitahu Intan, tetapi gadis ini memang sangat keras kepala. Dia selalu yakin jika suatu saat Hanzero akan menaruh hati padanya.Beberapa saat kemudian, Intan terlihat membuka matanya.“Intan, bagaimana? Apa kamu merasa sangat tidak nyaman? Aku akan memanggil dokter untuk kemari agar memeriksamu,” kata Kimmy.Kimmy sudah akan berdiri untuk mengambil ponselnya, tetapi Intan langsung menahan pergelangan tangannya. “Tidak perlu, Kim. Aku baik-baik saja.”Kimmy mengerutkan alisnya. “Baik-baik saja bagaimana? Kamu demam.”“Beri saja aku obat, ini ha
Hanzero keluar dari ruang ganti setelah mengganti pakaiannya, tetapi dia tidak melihat Ellena. Dia pergi ke kamar mandi dan melihat-lihat, tetapi tetap tidak ada orang yang terlihat. Tidak hanya orangnya yang menghilang, ponselnya juga menghilang.Hanzero berpikir sejenak, mengeluarkan ponselnya, dan mengirimkan pesan teks.| Hanzero: Di mana?Tidak ingin melihatnya berganti pakaian, jadi dia takut dan bersembunyi.Ellena segera membalas. Hanzero mengaitkan bibirnya dan segera menjawab.| Ellena: Aku pergi menemui Kelvin. Sekarang masih pagi, kita keluar agak terlambat sedikit saja.| Hanzero: Baiklah, jangan terburu-buru. Bicaralah baik-baik dengannya. Hubungi aku kapan pun kalau kamu membutuhkan bantuanku.Ternyata Ellena pergi untuk menemui Kelvin. Setelah membalas pesan teks itu, Hanzero berjalan keluar dari kamar tidur dan memanggil Ryan.Ryan menyilangkan kedua tangan, berdiri di depan Hanzero dengan hormat, dan bertanya, "Tuan, apa Anda punya perintah?"Hanzero terdiam selama b
"Tidak masalah. Hanya saja, suasana hati Kelvin sedang buruk. Apa dia akan bersedia pergi keluar dengan kita? Aku masih tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang.""Karena suasana hatinya sedang buruk, dia harus jalan-jalan keluar."Setelah memasuki ruang ganti, Hanzero menggendong Ellena dan dengan lembut meletakkannya di satu sofa di samping. Lalu, dia berbalik dan berjalan ke lemari. Dia mengeluarkan satu set kemeja dan celana panjang dari dalam lemari.Ellena mengangkat kepalanya dan melihat bahwa kemeja dan celana panjang di tangan Hanzero sama-sama berwarna hitam. Dia tidak dapat menahan diri dan berceletuk, "Apa semua pakaian dan celana di dalam lemari berwarna hitam? Dan tidak ada warna lain?"Hanzero sangat suka memakai kemeja hitam dan celana panjang hitam. Ellena melihat sekilas ke dalam lemarinya sekarang dan sebagian besar yang dilihatnya adalah pakaian berwarna hitam.Meskipun Ellena juga berpikir bahwa Hanzero terlihat bagus dengan kemeja hitam dan celana panjang hitam k
Hanzero hanya ingin mempermainkan Ellena dengan kurang ajar seperti bajingan.Ellena tidak bisa berkata-kata.Tangan Ellena sangat sakit sekarang. Bahkan, rasanya sangat sakit meskipun dia hanya menggerakkan jari-jarinya saja. Saat Ellena melihat pelakunya berada di depan matanya, dia bangkit dengan sangat berani dan berkata dengan suara yang kejam, "Hanzero, kamu tidak tahu malu.""Ya, aku tidak tahu malu," Hanzero mengangguk, menunjukkan bahwa dia setuju.Di depan istri sendiri, wajah seperti apa yang Hanzero ingin tampilkan? Jika dia peduli dengan reputasinya di depan Ellena, apakah dia masih bisa menikmati kenikmatan seperti barusan? Menurut Hanzero, memikirkan reputasi dan hal semacam ini harus membedakan orang. Sedangkan, jika dia merasa malu dengan istri sendiri, itu adalah sebuah sikap yang bodoh.Ellena tidak bisa berkata-kata.Setelah Hanzero dengan senang hati mengakui bahwa dia adalah seorang bajingan dan tidak tahu malu, Ellena menyadari bahwa sepertinya tidak ada cara la
Seluruh tubuh Ellena menjadi lunak di lengan Hanzero dan seluruh tubuhnya seperti mati rasa. Da merasa hampir tersentuh. Kemampu berciuman Hanzero yang luar biasa membuat Ellena sangat pusing dan dia bertanya dengan terengah-engah, "Ha... Hadiah apa?"Ketika Ellena tidur tadi dia mengulurkan tangannya untuk menarik piyamanya karena - kepanasan. Beberapa kancing piyamanya terlepas, tetapi ia sendiri tidak menyadarinya.Saat ini, Ellena sedang berbaring di pelukan Hanzero. Begitu Hanzero menundukkan kepalanya, pria itu langsung bisa melihat kulit putih yang menyilaukan di dadanya. Ini benar-benar seperti giok yang menyilaukan, namun empuk saat dipegang. Pemandangan ini membuatnya tidak bisa melepaskan matanyaMata Hanzero menggelap dan memanas. la meraih salah satu tangan kecil Ellena, membawanya ke suatu tempat, dan berkata dengan suara serak, "Aku sudah menahannya sepanjang hari dan rasanya sangat tidak nyaman. Sayang, bisakah kamu membantu suamimu menyelesaikannya?"Ellena merasakan
Tidak lama setelah Reno mulai mendiskusikan pernikahan dengan Ellena, Salma langsung hamil. Kemudian, Ellena mengetahui tentang masalah mereka sehingga memutuskan Reno. Karena ada anaknya di kandungan Salma, Reno akhirnya bersama dengan Salma. Saat Reno memikirkan kemungkinan tertentu di dalam hatinya, ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat buruk."Kak Reno, kamu... ada apa denganmu?" tanya Salma sambil menatap Reno dengan hati-hati. Hatinya terasa sangat gugup dan dia membatin, Kak Reno jadi seperti ini. Apakah dia... menemukan sesuatu?Reno menatap Salma dengan tatapan yang berat untuk beberapa saat. Dia perlahan-lahan mengerutkan sudut bibirnya, mengulurkan tangan dan menyentuh kepala Salma, seolah berangsur-angsur kembali bersikap normal, "Tidak apa-apa. Aku hanya merasa masih harus membawamu ke rumah sakit untuk memeriksanya, baru bisa tenang. Kalau tidak, aku akan mengkhawatirkanmu."Sekarang, jika Reno memikirkannya, Salma yang selalu mengatakan tentang masalah kehamilannya.
“Tapi, aku sangat suka berakting," Salma menggigit bibirnya dengan sedih, "Dia bisa mengatur variety show untukku, tapi jika aku jadi tidak bisa menerima proyek akting sama sekali, aku benar-benar tidak bisa menerimanya. Aku bisa menjanjikan hal lain kepadanya. Tapi, untuk hal ini, aku tidak bisa mendengarkannya.”Salma masih terus mengeluh, "Aku selalu berpikir dia adalah seorang yang mudah bergaul. Aku tidak menyangka, karena hal yang begitu kecil ini, dia akan mengundurkan diri dan meninggalkan Xinghui. Kak Reno, dia jelas-jelas tahu tentang hubunganku denganmu, tapi dia masih melakukan hal seperti ini. Itu berarti dia tidak hanya tidak menganggapku dengan serius, tapi tidak menganggapmu dengan serius juga.""Apakah dia yakin bahwa dia telah melakukan banyak hal dan kamu tidak berani melakukan apa pun padanya?" Salma mengatakan kata-kata ini dengan wajah tidak bersalah. Selesai dia berbicara, dia melihat wajah Reno menjadi lebih gelap dan ada jejak kemarahan di matanya.Salma menat
Reno menghela napas lega. Sepertinya tidak ada yang salah dengan Salma. Dia sedang mengandung seorang anak sekarang. Sang ibu harus lebih peduli pada anak di perutnya daripada dirinya sendiri. Jika benar-benar ada sesuatu, Salma pasti tidak akan menyembunyikannya."Katakan padanya untuk jangan panik. Aku akan segera datang."Ketika Reno tiba di kantor polisi, Salma baru saja selesai menjalani investigasi. Begitu dia melihat Reno, dia berlari ke arah Reno dan melemparkan dirinya ke dalam pelukan Reno.Salma memeluk Reno dengan erat. Matanya merah, dipenuhi air mata, dan tatapan matanya sangat menyedihkan. Dia mengubur wajahnya di dada Reno dan berbisik, "Kak Reno, kamu akhirnya sampai di sini. Huhuhu... aku sangat takut…"Salma tampak sangat ketakutan dan tubuhnya gemetar sepanjang waktu.Begitu Reno menunduk, dia melihat mata Salma yang berkaca-kaca dan wajahnya yang memucat karena ketakutan. Wajah Salma dicakar hingga terluka dan ada dua bekas merah panjang di pipinya yang terlihat m
Sebelum Komisaris Chen bisa berbicara, Reno mengepalkan tinjunya dan menggertakkan gigi, "Dia bukan pegawai dari departemen kecil, kan? Paman Chen, kamu kenal dia, kan? Katakan padaku, siapa dia sebenarnya?"Komisaris Chen mengerutkan kening, menatap Reno sebentar, dan menggelengkan kepalanya. "Reno, ditambah kali ini, Presiden Brahmana dan aku baru bertemu dua kali. Aku tidak benar-benar mengenalnya. Aku juga tidak tahu apa posisinya di Perusahaan Brahmana."Tentu saja, Komisaris Chen tahu identitas asli Hanzero. Namun, karena Hanzero mengatakan seperti itu barusan, itu berarti Hanzero tidak ingin Reno mengetahui identitas aslinya. Komisaris Chen jelas tidak berani mengungkapkannya juga.Bagaimanapun, Komisaris Chen teringat bahwa ekspresi wajah Hanzero tampak tidak terlalu baik ketika pergi. Dia merasa ragu-ragu dan masih berpikir bahwa dia harus mengingatkan junior di depannya ini. Lagi pula, ayahnya juga berteman dengannya. Keduanya juga memiliki kerja sama. Jika Reno menyinggung