Ellena merasa lebih santai setelah melihat Romi tersenyum padanya. Dia mengangguk dan duduk sambil membalas senyum pria itu. “Presiden, tadi perawat bilang kalau presiden mencariku untuk membicarakan tentang kondisi adikku. Benarkah?” Ellena bertanya dengan agak ragu. “Apa ada perubahan pada kondisi Kelvin?”
Romi mengambil cangkir kopi di atas meja dan menyeruput kopinya sedikit, lalu menjawab, “Ya ada yang berubah sedikit. Ellena tiba-tiba menjadi gugup, “Apa itu?,” “Penyakit adikmu seharusnya dioperasi lebih awal agar hasilnya lebih optimal. Tetapi karena serangan jantungnya kambuh lagi kali ini, dia sebenarnya sudah melewati waktu yang optimal untuk operasi.” Wajah Ellena tiba-tiba berubah dan suaranya bergetar. “Apa artinya Kevin sudah melewati periode operasi terbaiknya? Apa artinya dia tidak akan mungkin bisa menjalani operasi lagi?” “Bukannya dia tidak dapat dioperasi, tapi hasil operasinya akan kurang optimal. Nona Ellena operasi adiknya tidak dapat ditunda lagi.” “Aku tahu,” Ellena mengepalkan tangannya. “Aku akan mencari cara agar dia bisa menjalani operasi secepat mungkin. Tapi, bukankah presiden baru saja bilang kalau, Kelvin dioperasi sekarang hasil operasinya tidak akan begitu baik?” “Itu tergantung pada siapa yang mengoperasi Kelvin.” jawab Romi, dia kemudian berpura-pura menyebut secara tidak sengaja, “Aku kenal seseorang yang sangat ahli dalam melakukan operasi seperti ini. Kalau kamu bisa membuat orang itu melakukannya, harapan untuk adikmu sembuh akan lebih banyak. Tapi,” Mencapai 90%? Batin Ellena. Hatinya langsung penuh harapan dan dia langsung bertanya, “Tapi apa presiden? Apa kamu mengenalnya? Apa dokternya ada di rumah sakit ini?” “Tidak.” Romi menggelengkan kepalanya. “Dia seorang pengusaha yang sudah bertahun-tahun tidak lagi berurusan dengan dunia kedokteran. Karena itulah, aku ragu apa dia mau membantumu.” Secercah harapan yang baru saja muncul di hati Ellena kembali padam. Sudah tidak berkecimpung di dunia kedokteran selama bertahun-tahun? Apa dia masih bisa mengoperasi Kelvin? Tapi walau Ellena hanya memiliki satu persen harapan saja, dia tidak boleh menyerah. Kelvin adalah satu-satunya adik kandungnya yang dimilikinya di dunia ini. Tidak peduli metode apa yang orang itu akan gunakan, dia akan berjuang untuk Kelvin. Setelah termenung sejenak, dia menatap Romi dengan tatapan memohon. Dia merasa gelisah dan gugup saat meminta, “Presiden, apa anda bersedia memberiku kontak pengusaha itu? Aku akan berusaha untuk berbicara dengannya.” Mata Romi langsung berkilat-kilat, tetapi wajahnya tampak malu. Setelah beberapa detik hening, dia mengangguk dan berkata. “Baiklah, aku akan memberi nomor telepon dan alamat pengusaha itu. Tapi, saat bertemu dengannya, jangan bilang padanya kalau aku yang memintamu mencarinya.” Ellena menunjukkan kegembiraan. “Terima kasih, presiden.” Hari itu juga, Ellena menatap gedung tinggi yang menjulang ke langit itu. Kini dia berdiri di luar pintu kaca yang berputar di depan perusahaan Brahmana international. Dia mendadak tidak berani, nyalinya tiba-tiba menciut. Tapi saat teringat tentang Kelvin, dia berusaha mengumpulkan keberanian. Dia menarik nafas panjang dan segera melangkah masuk. Ada dua karyawan wanita yang cantik dengan perawakan menarik di meja resepsionis. Saat Ellena sampai di sana, salah satu dari mereka yang mengenakan riasan di wajahnya dan beberapa perhiasan mewah, membuat wanita itu terlihat semakin cantik dari pandangan pertama. Penampilannya terlihat seperti orang kaya. Saat karyawan itu melihat Ellena yang sangat cantik natural tanpa adanya riasan ataupun perhiasan, dia pun merasa benci. Dia juga melihat pakaian Ellena yang biasa saja dan membuatnya merasa semakin sombong. “Nona, jika anda mencari seseorang, anda harus membuat jadwal terlebih dahulu. Siapa yang ingin anda cari?” tanyanya. “Aku ingin bertemu dengan Hanzero. Apa dia ada di sini?” Saat Ellena menyebutkan nama yang diberikan oleh Romi dengan ragu-ragu, dua karyawan wanita itu sedikit terkejut. Karyawan wanita yang sombong itu terlihat kesal pada Ellena dan menatapnya dengan tajam. “Siapa kamu? Beraninya menyebut nama Tuan Hanzero. Kalau kamu mencari Tuan Hanzero, kamu harus membuat janji terlebih dahulu. Apa kamu sudah ada janji dengan Tuan Hanz?” Ellena bergumam dalam hati. Melihat reaksi dari dua karyawan di meja resepsionis, sepertinya Hanzero yang dia sepertinya orng yang sangat penting, dia pun menjawab dengan jujur, "Belum ada janji.” "Oh." Ketika karyawan wanita itu mendengar kalau Ellena tidak punya janji, dia mencibir dengan acuh tak acuh. "Bukan sembarang orang yang dapat bertemu dengan Tuan Hanzero. Kamu tidak punya janji, tapi masih ingin bertemu dengan Tuan Hanzero? Akhir-akhir ini memang banyak wanita yang sangat sembarangan. Apa kamu pikir, Tuan Hanzero bisa kamu inginkan sesuka hati?" Ellena mengerutkan kening. Lalu dia berusaha menjelaskan dengan sabar, "Sepertinya anda salah paham. Saya tidak…” Sebelum Ellena selesai berbicara, karyawan wanita itu menyela dengan tidak sabar, "Saya tidak tertarik mendengar apa yang anda bicarakan. Singkatnya, Tuan Hanzero tidak akan pernah bertemu dengan anda tanpa janji. Anda bisa pergi sekarang." Ellena awalnya mengira pria yang dicarinya ini hanyalah seorang karyawan biasa, dia tidak menyangka jika untuk bertemu dengan Hanzero ternyata akan sesulit ini. Tapi karena dia sudah datang ke tempat ini, dia tidak akan pergi sebelum bertemu dengan orang yang bernama Hanzero itu. Tanpa mengatakan apapun pada kedua karyawan wanita di meja resepsi dan melihat sekeliling untuk mencari tempat beristirahat. Lalu, dia berjalan ke ruang tunggu untuk duduk dan berencana untuk menunggu sampai Hanzero pulang kerja. Saat kedua karyawan itu melihat Ellena yang tidak berniat pergi, mereka kembali mencibir dan mengejeknya. “Dia sangat berani sampai dia menolak untuk pergi.” "Tuan Hanzero sangat suci dan dia tidak pernah dekat dengan wanita. Bahkan, meskipun wanita itu sangat cantik, Tuan Hanzero tidak akan tertarik pada wanita seperti dia." Saat Leo turun untuk mengurus sesuatu, langkahnya tiba-tiba terhenti di depan meja resepsionis karena seorang karyawan wanita memanggilnya. "Sekretaris Leo, ada seorang wanita miskin datang dan berkata jika dia ingin bertemu dengan Tuan Hanzero. Kami sudah memberitahunya kalau dia tidak akan pernah bertemu dengan Tuan Hanzero jika tidak ada janji, tetapi dia masih menolak untuk pergi. Dia sudah duduk di ruang tunggu selama dua jam dan kami khawatir itu akan mempengaruhi citra perusahaan kita. Haruskah dia diusir?”Karyawan perempuan itu berbicara pada Leo sambil menatap Ellena. Matanya menampakkan kecemburuan. Mungkin karena, meskipun Resta terlihat miskin, tapi memiliki wajah yang sangat cantik."Seseorang mencari Tuan Hanz?" Tanya Leo. Dia melirik ke tempat istirahat di ruang tunggu dengan penasaran. Saat matanya tertuju pada Ellena, dia seketika membeku. Kemudian, matanya tampak terkejut. “Wanita itu? Bukankah itu,.. Nona Ellena yang Tuan minta untuk aku selidiki tadi? Kenapa dia ada di sini?” pikirnya.Karyawan resepsionis itu melihat perubahan ekspresi Leo, dan mengira jika Sekretaris Leo itu juga tidak senang melihat Ellena yang menolak untuk pergi dari sini.Nada bicara karyawan itu terdengar semakin meremehkan. "Saya belum pernah melihat orang yang begitu tak tahu malu seperti wanita itu.”Leo berjalan menuju ruang tunggu sambil mengeluarkan ponselnya dan menelepon. Setelah teleponnya terhubung, ia berkata dengan lembut, "Tuan, Nona Ellena datang ke perusahaan dan mengatakan jika dia se
Pria baik? Hanzero tertawa, seakan baru saja mendengar sesuatu yang menarik. Dia meletakkan dokumen di tangannya lalu berdiri dan berjalan perlahan ke arah Ellena kemudian dia berhenti tepat di hadapan wanita itu.Ellena menjadi gugup, jarak antara mereka kini sangatlah dekat hingga dia bisa menghirup aroma dari tubuh Hanzero dan hal ini membuat pria itu terlihat semakin menawan di matanya.Setelah mereka saling berpandangan wajah Ellena memerah, dia pun melangkah mundur sambil menggigit bibirnya. “Tuan Hanzero, aku,”“Nona, aku ini seorang pengusaha.” Kata Hanzero sambil memandang Ellena dan sedikit mengangkat bibir tipisnya. “Dalam perhitungan bisnis karena Nona Ellena yang membutuhkan bantuanku, kira-kira keuntungan apa yang bisa Nona berikan padaku?”Ellena terdiam beberapa detik untuk berpikir, lalu menjawab. “Tuan Hanzero, aku tidak tahu apa yang anda inginkan. Aku juga tidak mempunyai apa-apa, tapi kalau anda ingin aku membayar, aku pasti akan mengusahakan, entah meskipun itu c
Meskipun pernikahan ini tampaknya memang sengaja diatur oleh Hanzero, dia tetap bingung saat memandang Ellena yang murung. Hatinya jadi merasa tidak nyaman.Ellena menoleh ke arah Hanzero saat mendengar pria itu berbicara dengannya. Wajah pria itu juga tampak sangat tampan dari samping. Matanya - setengah menyipit dan dua kancing di bagian leher kemeja hitamnya yang bermerk terbuka hingga memperlihatkan tulang lehernya yang seksi. Jakunnya membuatnya terlihat seksi dan nafasnya semakin mendalam.Ellena harus mengakui jika Hanzero memang terlihat sangat menawan dan juga sangat kaya.Dia mulanya mengira Hanzero adalah nama dari anggota keluarga Brahmana saja, tapi ternyata dia adalah pewaris tunggal Perusahaan Grup Brahmana, kini menjabat sebagai presiden perusahaan itu.Keluarga Sanjaya yang dianggap sebagai keluarga yang terkenal, tetapi sepuluh dari keluarga Sanjaya tetap tidak akan sebanding dengan satu keluarga Brahmana. Sebenarnya jika dipikir-pikir , pihak yang mengambil keuntung
Kelvin hanya menjadi salah satu aspek pertimbangan Ellena. Di sisi lain, dia merasa pernikahannya dengan pria ini pasti tidak akan bertahan lama. Mungkin Hanzero hanya tiba-tiba terpikir untuk menikahinya sekarang dan setelah beberapa saat, pria itu akan merasa bosan lalu menceraikannya.Ellena tidak peduli jika orang lain tahu bahwa dia sudah menikah atau belum. Tapi, Kelvin adalah satu-satunya orang yang dia pedulikan. Gadis ini sudah tidak bisa menyembunyikan pikirannya karena Hanzero tiba-tiba bisa menebak apa yang sedang ia pikirkan.Wajah tampan Hanzero berubah suram dan sosok pria itu memancarkan aura dingin. "Jadi maksudmu, kamu ingin merahasiakan pernikahan kita?"Hanzero tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. ‘Wanita-wanita lain yang menginginkanku pasti ingin mendeklarasikan hubungan mereka denganku kepada dunia. Tapi, wanita di depanku ini... Dia malah sangat takut jika orang lain tahu soal hubungan kami. Apa dia hanya berpura-pura atau dia masih ingat mantan tu
Kelvin diam-diam melirik Hanzero dan tiba-tiba memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Ia merasa bahwa Hanzero tidak begitu baik.Pria yang mengaku sebagai kakak iparnya ini jelas tidak sama dengan Reno. Dia jauh lebih tampan daripada Reno. Auranya bahkan jauh lebih kuat dan tak terkalahkan hingga tidak akan pernah bisa ditandingi oleh Reno. Jika tidak ada perbandingan, kondisi Reno juga sebenarnya sudah sangat baik. Tetapi, jika dibandingkan dengan pria ini, perbedaannya begitu kentara, seperti langit dan bumi. Satu adalah tuan muda di keluarga biasa, sedangkan satunya lagi adalah pria dengan kekuatan yang berasal dari keluarga kekaisaran. Sama sekali tidak ada bandingannya.‘Kak Ellena memiliki dua pria! Aku rasa perbuatan seperti itu sangat tidak bermoral, seperti menipu. Tapi, Kak Ellena adalah kakak kandungku. Jika Kakak benar-benar melakukan hal seperti itu, apa yang harus aku lakukan?’ pikir Kelvin.Saat Kelvin sedang berpikir dan tidak tahu harus memaafkan Ellena a
"Ya.""Kapan?""Baru hari ini. Kami datang ke kantor urusan sipil, sebelum datang kesini melihatmu."Awalnya, Ellena ingin menyembunyikan pernikahan mereka dari adiknya. Namun karena Hanzero tidak berniat menyembunyikannya, dia tidak akan menyembunyikannya lagi.Kelvin langsung tersedak oleh air liurnya sendiri; dia merasa jika ini semua sangat luar biasa dan seperti mimpi.Bukan hanya Ellena yang sakit, saat mendengar penjelasan kakaknya, Kelvin mengepalkan tangannya. “Tunggu aku sembuh dan dewasa. Aku akan membalas semua perlakuan mereka pada kita. Pada ayah juga.”Ellena tersenyum pahit, “Jangan begitu, ayah adalah satu-satunya orang tua yang kita punya.” Dia hanya berusaha menenangkan hati adiknya. Padahal dia sendiri juga merasa kecewa pada sang ayah."Kakak, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Apa kalian melakukan pernikahan kilat?" tanya Kelvin, dia sedikit khawatir jika pengkhianatan Reno lah yang membuat kakaknya mencari pria secara acak untuk segera dinikahi.Tapi, Kakak Ipa
“Hah?" Sopir mendadak tersedak karena mendengar pertanyaan Ellena. Karena ketahuan, dia menjawab dengan agak gugup, "Jangan salah paham, Nyonya. Saya tidak punya maksud lain. Saya hanya, hanya ingin tahu..." "Ingin tahu?" ulang Ellena, sambil mengerutkan kening dengan ragu. "Ya, saya ingin tahu," jawab sopir itu. Dia melirik ke kaca spion lagi, lalu berkata, "Sebelum Nyonya, tidak ada wanita lain di sekitar Tuan Hanzero. Bahkan, Tuan Hanzero tidak pernah memiliki hubungan asmara dengan lawan jenis. Sudah tak terhitung berapa banyak wanita yang Nyonya Besar perkenalkan, tapi Tuan Hanzero tidak mempedulikan satupun dari mereka. Inilah alasan Tuan Besar dan Nyonya Besar merasa sangat cemas.” "Tidak mungkin! Kamu bilang, dia tidak pernah berpacaran sekalipun?" tanya Ellena dengan terkejut. Pria tampan dan kaya seperti Hanzero pasti akan sangat menarik bagi lawan jenis sejak pandangan pertama. Bagaimana mungkin dia tidak pernah berpacaran? Sopir itu memandang Ellena dari kaca spio
Salma tampaknya baru saja mencoba rok dan berdiri di depan cermin ruang ganti. Lalu, ia berbalik dan mendongak sambil tersenyum kepada pria di sebelahnya."Ya, kelihatan bagus," jawab Reno. Wajah tampan pria itu terlihat lembut dan suaranya juga terdengar sangat lembut. Dia mengulurkan tangannya, kemudian mengelus kepala wanitanya dan berkata, "Sayangku, kamu terlihat cantik memakai baju apapun."Panggilan 'Sayang' Reno kepada Salma membuat para pemilik toko di sekitar mereka iri. Salah satu pegawai toko memuji dan berkata, "Ya, Nona Salma memang sangat cantik.”Para pegawai memang mengenal Salma karena dia sudah sering berbelanja kemari.“Anda sangat cantik dan penampilannya sangat menawan. Sangat pantas memakai pakaian apapun. Tuan Reno juga pria yang luar biasa. Nona Salma dan Tuan Reno sangat cocok dan serasi.”Senyuman di wajah Salma tampak semakin merekah. Dia menatap Reno dengan manis dan berkata, "Lihat. Mereka sangat pandai berbicara. Aku malu kalau sampai nggak beli rok ini.
Di ujung sana dia melihat seorang pelayan wanita dan dia langsung bertanya, “Apa kamu melihat Nyonya muda kalian?”Pelayan wanita itu menoleh, menatap wajah khawatir Tuan mudanya. Dia tersenyum, kemudian berkata, “Tadi saya melihat Nyonya muda mengantar Nyonya besar ke kamarnya.”“Apa? Nyonya muda mengantar Nyonya besar ke kamarnya?” Hanzero terkejut mendengar perkataan pelayan wanita itu.“Iya benar, Tuan muda. Dan sejak masuk ke dalam kamar Nyonya besar, Nyonya muda belum keluar hingga sekarang.”Mendengar pelayan wanita mengatakan itu, Hanzero tidak bisa untuk tidak khawatir. Dia langsung berbalik tanpa berkata lagi pada pelayan wanita itu untuk pergi ke kamar ibunya. Pikirannya benar-benar tidak bisa tenang memikirkan apa yang akan dilakukan ibunya atau setidaknya apa yang akan dikatakan ibunya pada Ellena.Ibunya tidak menyukai Ellena, sudah pasti ibunya akan melakukan sesuatu untuk membuat Ellena tidak nyaman. Memikirkan hal itu Hanzero benar-benar khawatir. Dia bergegas ke kama
Ellena yang melihat itu tidak mungkin diam saja. Meskipun dia sangat sungkan dan canggung, tapi dia tetap bergerak mendekati dan menopang kedua bahu Nyonya besar.“Ibu kenapa? Apa kaki ibu sakit?” tanya Ellena dengan lembut.Nyonya besar mendongak menatap wajah Ellena sebentar kemudian menggelengkan kepalanya, “Tidak, tidak apa-apa. Pergilah ke kamarmu saja. Aku juga harus pergi ke kamarku.”Nyonya besar langsung bergerak untuk pergi, tapi lagi-lagi dia mengeluh dan merasakan sakit di lututnya.“Ibu, biar aku membantumu ke kamar dulu. Sepertinya kaki Ibu ngilu karena cuaca dingin ini.”Nyonya besar membeku. Dia sebenarnya sangat ingin melepaskan kedua tangan Ellena yang masih memegangi kedua pundaknya. Tapi entah kenapa hatinya tidak sanggup untuk melakukan hal itu. Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya dia mengangguk dengan pelan.Ellena mengantar Nyonya besar sampai ke kamarnya. Dia membantu Ibu Hanzero itu naik ke atas tempat tidur.“Ibu, aku akan membantu mengoleskan minyak telo
Jujur saja, Kimmy merasa sedih melihat gadis yang selama ini selalu dicintainya itu menderita seperti ini. Tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak. Orang yang dicintai Intan sudah memilih wanita lain. Jika dipikir-pikir, tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini. Hanzero sudah menemukan cintanya. Sejak dulu mereka bersama-sama, semua orang juga tahu jika Hanzero memang tidak pernah menaruh ketertarikan pada Intan. Bukan Kimmy tidak pernah memberitahu Intan, tetapi gadis ini memang sangat keras kepala. Dia selalu yakin jika suatu saat Hanzero akan menaruh hati padanya.Beberapa saat kemudian, Intan terlihat membuka matanya.“Intan, bagaimana? Apa kamu merasa sangat tidak nyaman? Aku akan memanggil dokter untuk kemari agar memeriksamu,” kata Kimmy.Kimmy sudah akan berdiri untuk mengambil ponselnya, tetapi Intan langsung menahan pergelangan tangannya. “Tidak perlu, Kim. Aku baik-baik saja.”Kimmy mengerutkan alisnya. “Baik-baik saja bagaimana? Kamu demam.”“Beri saja aku obat, ini ha
Hanzero keluar dari ruang ganti setelah mengganti pakaiannya, tetapi dia tidak melihat Ellena. Dia pergi ke kamar mandi dan melihat-lihat, tetapi tetap tidak ada orang yang terlihat. Tidak hanya orangnya yang menghilang, ponselnya juga menghilang.Hanzero berpikir sejenak, mengeluarkan ponselnya, dan mengirimkan pesan teks.| Hanzero: Di mana?Tidak ingin melihatnya berganti pakaian, jadi dia takut dan bersembunyi.Ellena segera membalas. Hanzero mengaitkan bibirnya dan segera menjawab.| Ellena: Aku pergi menemui Kelvin. Sekarang masih pagi, kita keluar agak terlambat sedikit saja.| Hanzero: Baiklah, jangan terburu-buru. Bicaralah baik-baik dengannya. Hubungi aku kapan pun kalau kamu membutuhkan bantuanku.Ternyata Ellena pergi untuk menemui Kelvin. Setelah membalas pesan teks itu, Hanzero berjalan keluar dari kamar tidur dan memanggil Ryan.Ryan menyilangkan kedua tangan, berdiri di depan Hanzero dengan hormat, dan bertanya, "Tuan, apa Anda punya perintah?"Hanzero terdiam selama b
"Tidak masalah. Hanya saja, suasana hati Kelvin sedang buruk. Apa dia akan bersedia pergi keluar dengan kita? Aku masih tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang.""Karena suasana hatinya sedang buruk, dia harus jalan-jalan keluar."Setelah memasuki ruang ganti, Hanzero menggendong Ellena dan dengan lembut meletakkannya di satu sofa di samping. Lalu, dia berbalik dan berjalan ke lemari. Dia mengeluarkan satu set kemeja dan celana panjang dari dalam lemari.Ellena mengangkat kepalanya dan melihat bahwa kemeja dan celana panjang di tangan Hanzero sama-sama berwarna hitam. Dia tidak dapat menahan diri dan berceletuk, "Apa semua pakaian dan celana di dalam lemari berwarna hitam? Dan tidak ada warna lain?"Hanzero sangat suka memakai kemeja hitam dan celana panjang hitam. Ellena melihat sekilas ke dalam lemarinya sekarang dan sebagian besar yang dilihatnya adalah pakaian berwarna hitam.Meskipun Ellena juga berpikir bahwa Hanzero terlihat bagus dengan kemeja hitam dan celana panjang hitam k
Hanzero hanya ingin mempermainkan Ellena dengan kurang ajar seperti bajingan.Ellena tidak bisa berkata-kata.Tangan Ellena sangat sakit sekarang. Bahkan, rasanya sangat sakit meskipun dia hanya menggerakkan jari-jarinya saja. Saat Ellena melihat pelakunya berada di depan matanya, dia bangkit dengan sangat berani dan berkata dengan suara yang kejam, "Hanzero, kamu tidak tahu malu.""Ya, aku tidak tahu malu," Hanzero mengangguk, menunjukkan bahwa dia setuju.Di depan istri sendiri, wajah seperti apa yang Hanzero ingin tampilkan? Jika dia peduli dengan reputasinya di depan Ellena, apakah dia masih bisa menikmati kenikmatan seperti barusan? Menurut Hanzero, memikirkan reputasi dan hal semacam ini harus membedakan orang. Sedangkan, jika dia merasa malu dengan istri sendiri, itu adalah sebuah sikap yang bodoh.Ellena tidak bisa berkata-kata.Setelah Hanzero dengan senang hati mengakui bahwa dia adalah seorang bajingan dan tidak tahu malu, Ellena menyadari bahwa sepertinya tidak ada cara la
Seluruh tubuh Ellena menjadi lunak di lengan Hanzero dan seluruh tubuhnya seperti mati rasa. Da merasa hampir tersentuh. Kemampu berciuman Hanzero yang luar biasa membuat Ellena sangat pusing dan dia bertanya dengan terengah-engah, "Ha... Hadiah apa?"Ketika Ellena tidur tadi dia mengulurkan tangannya untuk menarik piyamanya karena - kepanasan. Beberapa kancing piyamanya terlepas, tetapi ia sendiri tidak menyadarinya.Saat ini, Ellena sedang berbaring di pelukan Hanzero. Begitu Hanzero menundukkan kepalanya, pria itu langsung bisa melihat kulit putih yang menyilaukan di dadanya. Ini benar-benar seperti giok yang menyilaukan, namun empuk saat dipegang. Pemandangan ini membuatnya tidak bisa melepaskan matanyaMata Hanzero menggelap dan memanas. la meraih salah satu tangan kecil Ellena, membawanya ke suatu tempat, dan berkata dengan suara serak, "Aku sudah menahannya sepanjang hari dan rasanya sangat tidak nyaman. Sayang, bisakah kamu membantu suamimu menyelesaikannya?"Ellena merasakan
Tidak lama setelah Reno mulai mendiskusikan pernikahan dengan Ellena, Salma langsung hamil. Kemudian, Ellena mengetahui tentang masalah mereka sehingga memutuskan Reno. Karena ada anaknya di kandungan Salma, Reno akhirnya bersama dengan Salma. Saat Reno memikirkan kemungkinan tertentu di dalam hatinya, ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat buruk."Kak Reno, kamu... ada apa denganmu?" tanya Salma sambil menatap Reno dengan hati-hati. Hatinya terasa sangat gugup dan dia membatin, Kak Reno jadi seperti ini. Apakah dia... menemukan sesuatu?Reno menatap Salma dengan tatapan yang berat untuk beberapa saat. Dia perlahan-lahan mengerutkan sudut bibirnya, mengulurkan tangan dan menyentuh kepala Salma, seolah berangsur-angsur kembali bersikap normal, "Tidak apa-apa. Aku hanya merasa masih harus membawamu ke rumah sakit untuk memeriksanya, baru bisa tenang. Kalau tidak, aku akan mengkhawatirkanmu."Sekarang, jika Reno memikirkannya, Salma yang selalu mengatakan tentang masalah kehamilannya.
“Tapi, aku sangat suka berakting," Salma menggigit bibirnya dengan sedih, "Dia bisa mengatur variety show untukku, tapi jika aku jadi tidak bisa menerima proyek akting sama sekali, aku benar-benar tidak bisa menerimanya. Aku bisa menjanjikan hal lain kepadanya. Tapi, untuk hal ini, aku tidak bisa mendengarkannya.”Salma masih terus mengeluh, "Aku selalu berpikir dia adalah seorang yang mudah bergaul. Aku tidak menyangka, karena hal yang begitu kecil ini, dia akan mengundurkan diri dan meninggalkan Xinghui. Kak Reno, dia jelas-jelas tahu tentang hubunganku denganmu, tapi dia masih melakukan hal seperti ini. Itu berarti dia tidak hanya tidak menganggapku dengan serius, tapi tidak menganggapmu dengan serius juga.""Apakah dia yakin bahwa dia telah melakukan banyak hal dan kamu tidak berani melakukan apa pun padanya?" Salma mengatakan kata-kata ini dengan wajah tidak bersalah. Selesai dia berbicara, dia melihat wajah Reno menjadi lebih gelap dan ada jejak kemarahan di matanya.Salma menat