Share

Bab 5. Periksa Segera!

Kimmy melompat dari lantai seperti orang yang baru saja lolos dari kematian. “Baik Kak, aku akan keluar dari sini. Oke! Terima kasih ya?” Dia segera berbalik dan menyelinap pergi. Dalam sekejap mata sosok Kimmy sudah menghilang tanpa jejak.

Leo hanya terdiam melihat semua itu. Kimmy benar-benar tidak bernyali, tapi bagaimana bisa dia berurusan dengan Tuan Hanzero tadi malam?

Lalu tadi Kimmy mengatakan jika wanita yang tadi malam datang ke kamar Tuan Hanzero ternyata bukanlah wanita yang mereka siapkan untuknya, tapi orang lain? pikir Leo.

Saat dia masih merenungkan pertanyaan ini, dia mendengar suara dingin dan dalam. “Pergi dan periksa segera, apa yang terjadi pada wanita yang muncul di kamarku tadi malam!”

“Baik, Tuan Hanz!”

---

Di rumah sakit, akhirnya Kelvin terbangun. Ellena langsung meraih tangan adiknya. Melihat wajah adiknya yang pucat dia merasa sangat sedih. “Kelvin, apa yang kamu rasakan sekarang? Apa Kakak perlu memanggil dokter untuk memeriksamu lagi?” Tanyanya.

“Tidak perlu Kak, aku baik-baik saja.” Suara Kelvin bicara terdengar seperti orang yang kelelahan. “Jangan terlalu khawatir.”

Ellena merapatkan bibirnya. Bagaimana mungkin dia tidak khawatir? Kelvin adalah satu-satunya saudara kandungnya yang ia punya.

Awalnya semua berjalan baik-baik saja, tapi waktu Kelvin kelas 3 SMA, tiba-tiba dia pingsan di salah satu pertandingan olahraga.

Setelah diperiksa ternyata dia menderita penyakit jantung bawaan dan ini sangat berbahaya. Hari itu dia hampir tidak terselamatkan.

Saat Kelvin melihat kakaknya mengkhawatirkannya, bibirnya yang pucat menyunggingkan senyum tipis, dia mengulurkan tangan dan menepuk punggung telapak tangan Ellena sambil berkata lembut, “Kakak bisa lihat, sekarang aku baik-baik saja, bukan?”

Mata Ellena memerah, “Kelvin,” Saat dia ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Lalu sekelompok dokter dan perawat masuk ke ruangan itu. Dia langsung mengenali wakil presiden rumah sakit itu. Ellena mengerutkan kening dan sedikit bingung saat melihat mereka datang. “Ini ada apa?” Dia bertanya.

“Nona Ellena, kami kemari untuk mengganti kamar Tuan Kelvin.” Wakil presiden rumah sakit berbicara dengan sangat sopan dan bahkan memberi sedikit rasa hormat.

Ellena seketika terkejut, dia tertegun dan bergumam di dalam hati, ‘Ganti ruangan?’

Sepertinya kabar tentang dirinya dan Reno yang putus sudah didengar oleh ayahnya. Awalnya ayahnya memang tidak mau memberikan pengobatan untuk Kelvin.

Revan bilang kalau penyakit Kelvin tidak akan dapat disembuhkan dan biaya pengobatan di rumah sakit hanya akan membuang-buang uang saja.

Tapi karena Ellena dan Reno akan menikah, Revan tidak berani melakukan hal-hal yang menjelekkan dirinya sendiri di depan keluarga Sanjaya. Atau dia akan dicap sebagai ayah yang kurang bertanggung jawab.

Jadi mungkin sekarang setelah dia putus dengan Reno, tentu saja ayahnya tidak perlu khawatir tentang apapun dan bisa sesuka hati memperlakukan mereka tanpa takut dengan keluarga Sanjaya lagi.

Memikirkan hal itu, Ellena merasa marah dan sedih dalam hati. Kadang dia bertanya-tanya apa dia dan Kelvin bukan anak kandung ayahnya? Jadi hanya Salma lah yang disayang ayahnya.

“Selama ini kami telah membiarkan Kelvin tinggal di ruangan ini dan menyusahkannya. Kami minta maaf, kami akan segera memindahkannya ke ruangan VIP dan mengatur tim dokter profesional untuk merawatnya.” Kata wakil presiden dengan sopan, kemudian dia memerintahkan timnya cepat membawa Kelvin ke ruang VIP.

Ellena tercengang hebat, dia tidak menyangka jika ini bisa terjadi. Dia menatap wakil presiden dengan mata terbelalak karena terkejut.

Kelvin yang sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit juga dibuat bingung, dia bertanya dengan suara berbisik. “Kakak, apa maksudnya?”

Ellena berkedip dan wajahnya masih tampak terkejut. “Aku juga nggak tahu.” Dia menggelengkan kepalanya.

__

Kondisi ruang VIP berkali-kali lipat jauh lebih bagus dibandingkan ruang rawat biasa. Tidak hanya tersedia satu kamar untuk satu orang, tetapi tersedia juga satu set ruangan yang lengkap.

Ada kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi hingga dapur.

Ditambah lagi ruang ini memiliki jendela yang menunjukkan pemandangan luar dan langsung menghadap taman hijau yang indah. Bukan aroma tajam desinfeksi yang meresap ke udara yang tercium melainkan aroma bunga samar yang menyenangkan.

“Bagaimana Nona Ellena dan Tuan Kelvin, apa kalian merasa puas?” Tanya wakil presiden lalu menunduk dengan hormat, “Jika ada bagian yang membuat kalian merasa kurang puas, bilang saja. Kami akan segera menggantinya.”

Ellena terdiam sejenak sebelum menjawab, “Eh, sangat puas kok. Terima kasih.”

Wakil presiden tampak lega mendengarnya, “Baguslah. Kalau begitu, kami tidak akan mengganggu istirahat kalian berdua. Jika membutuhkan sesuatu, tinggal pencet bel saja dan kami akan selalu datang melayani Anda.”

Setelah wakil presiden dan sekelompok dokter pergi, Kelvin melihat ke sekeliling ruangan VIP yang kini ditempatinya. Dia masih terkejut dan kembali bertanya. “Kak, kenapa mereka menukar ruangan biasa menjadi ruangan sebagus ini? Apa ini kakak ipar yang mengaturnya?” Kelvin masih belum tahu kalau Ellena dan Reno sudah putus.

Ellena hanya menjawab, “Bukan dia.”

Reno tidak mungkin bersikap baik setelah mereka putus, lebih mustahil lagi jika ayah mereka yang melakukannya.

Tinggal di ruangan VIP yang terlihat sangat mewah seperti ruangan ini selama sehari penuh tanpa perlu melakukan apapun, pasti akan menghabiskan banyak uang.

Orang-orang dari keluarga Lewis tidak rela mengeluarkan uang untuk hal seperti ini.

Lalu siapa orang itu, siapa yang begitu baik membantunya dan adiknya? Ellena memang masih kebingungan, dia juga tidak paham situasi ini.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Saat Ellena membuka pintu, seorang perawat sedang berdiri di luar untuk menemuinya. “Nona Ellena, presiden rumah sakit kami ingin berbicara dengan Anda tentang kondisi saudara Anda. Silakan mengikuti saya.” Kata perawat itu sambil tersenyum.

Ellena lagi-lagi dibuat terkejut. “Presiden rumah sakit ini yang mencari saya?”

“Iya.”

“Oh, baiklah.” Dengan ragu-ragu Ellena mengikut perawat itu.

Perawat membawanya ke depan pintu kantor presiden, lalu mengetuk pintu dengan lembut.

Ternyata pintu kantor tidak sepenuhnya tertutup, terdengar suara orang dari dalam. Suaranya sepertinya orang itu masih muda. “Masuk!”

Ellena masih agak ragu-ragu, lalu dia mengulurkan tangan dan pelan-pelan membuka pintu. Saat dia masuk dia melihat seorang pria muda yang duduk di mejanya.

Dilihat dari penampilannya usianya kira-kira 25 tahun. Dia tampak menawan dan sebatang kacamata emas di pangkal hidungnya membuatnya terlihat seperti pria terhormat.

Dia presiden?

Mata Ellena terbelalak dan menunjukkan keterkejutan yang tak terduga. Ternyata presiden rumah sakit ini masih sangat muda. Dia pikir presiden setidaknya berusia 50 atau 60 tahunan.

“Nona Ellena, silahkan duduk.” Ketika Ellena menatap Romi dengan terkejut, Romi juga mendongak dan menatapnya dengan penuh ketertarikan. ‘Ini gadis kecil yang bersenang-senang dengan Hanzero?’ pikir Romi.

Wajahnya cantik tanpa perlu menggunakan apa pun, meskipun dia tidak modis tetapi itu tidak menyembunyikan kecantikan aslinya.

Romi memandangi Ellena, gadis muda itu berusia 20-an dengan fitur wajah yang sangat indah serta kulit yang cerah dan berkilau.

Romi terkejut saat melihat kecantikan Ellena.

Kemudian Romi tersenyum dan berkata, “Nona Ellena tidak perlu sungkan, kita masih sama-sama muda. Jadi anggap saja seperti bertemu dengan teman-temanmu seperti biasanya saja.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status