Share

22. Gadis Sinting

Wajah pemuda itu berubah masam, dia merasa tersindir. "Gadis tengik! Setelah lama tidur, mulutnya semakin jahat saja."

Utari sedikit bingung, memang seperti itu seharusnya seorang kakak terhadap adiknya. Tapi ini berbeda. Dengan nafas panjang akhirnya Utari setuju. "Baiklah ..aku tinggalkan kalian berdua."

Dia mengingat pesan suaminya. Sehingga dia tidak kaget dengan perubahan gadis itu.

Setelah Utari dan pelayan pergi meninggalkan mereka berdua. Candramaya tertawa jahat, dari sorot matanya dia sedang mengejek sepupunya.

Gadis itu mengangkat paha sapi dan menggigitnya dengan ganas.

Danumaya bersedekap angkuh, pemuda manis itu bersandar di pintu dengan cemberut. Setelah Ibunya pergi, dia berjalan mendekati Candramaya.

Setelah puas mencabik-cabik paha sapi itu dengan gigi taringnya, dia meletakan kembali ke nampan. Semua nampan berisi makanan, diletakan diatas lantai.

Candramaya duduk bersila di lantai, dia makan dengan lahap.

Nyam! Nyam!

"Duduklah denganku Kakang, kamu tidak lelah b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status