Share

Mulai Nyaman

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kamu ngantuk?” Dypta tersenyum sambil menjauhkan muka dari Audry, kembali memperbaiki posisi duduknya.

“Nggak.”

“Terus tadi kenapa memejamkan mata?”

Audry juga tidak tahu. Tadi ia melakukannya dengan impulsif, karena aroma parfum Dypta mengingatkannya pada kejadian malam itu. Andaipun ia lupa ingatan, namun aroma parfum itu begitu melekat di benaknya dan terhirup dalam oleh hidungnya.

Dypta menoleh ke sebelah ketika Audry tidak memberi jawaban apa-apa. Mungkin Audry keberatan menjawabnya. Dan ia pun tidak mau memaksa. Namun, daripada membiarkan hening mengisi kekosongan mereka, laki-laki itu lebih memilih untuk melanjutkan pembahasan mereka yang tadi tertunda.

“Ngomong-ngomong soal yang tadi, hobimu apa? Siapa tahu hobimu itu bisa dikembangkan buat ngisi waktu luang.”

“Aku?” Audry menunjuk dadanya.

“Iya, kamu. Memangnya kamu pikir aku lagi bicara sama siapa? Cuma ada kita berdua di mobil ini. Dan nggak mungkin kan aku bermonolog sendiri?”

Audry tersenyum tipis. Iya, senyum. Selama menikah dengan Jeff bisa dihitung dengan jari hanya beberapa kali ia melengkungkan bibirnya.

“Hobiku menggambar sama menulis.”

“Menulis? Menulis apa?” Dypta bertanya antusias.

“Cerita.”

“Wow? Serius?”

“Serius. Kenapa? Apa wajahku kurang meyakinkan?”

”Bukan soal wajah. Aku punya teman penulis, imajinasinya luas. Aku hanya bicara satu kalimat tapi dia menganalisis hingga jadi satu paragraf. Kamu gitu juga nggak sih?”

Audry tersenyum. Di sela-sela hidupnya yang membosankan ia menuangkan ke layar digital putih, dan tentu saja tanpa sepengetahuan Jeff. Laki-laki itu tidak akan senang Audry memiliki kegiatan tanpa sepengetahuannya. Dia tidak akan mengizinkan Audry berekspresi dan mengembangkan diri.

”Aku cuma nulis biasa dan itu pun kalau lagi sepi. Aku nggak bisa kalau nggak konsentrasi.”

Dypta manggut-manggut. “Biasanya kalau kamu nulis sukanya di mana?”

“Pokoknya di tempat yang sepi dan jauh dari keramaian.”

“Apartemenku sepi. Kalau kamu mau kamu bisa gunain selama yang kamu bisa. Siapa tahu di apartemenku kamu bisa dapat banyak inspirasi.”

“Kamu serius nawarin apartemenmu?”

“Kurang serius apa lagi? Kamu kan tahu hanya ada aku sendiri di sana.”

Dypta masih ingin bertanya banyak. Akan tetapi obrolan mereka terputus ketika mereka tiba di tempat yang dituju. Café D’Blue.

”Aku boleh nunggu kamu di sini? Atau mungkin kalau kamu nggak keberatan aku bisa masuk ke dalam,” ucap Dypta sebelum Audry turun dari mobil.

“Kamu mau masuk ke dalam? Tapi di sana semuanya perempuan lho, Dyp,” kata Audry memberitahu.

“Tapi bukan perempuan jadi-jadian kan? Aku sih nggak masalah asal yang di dalam sana bukan ladyboy.”

Tawa Audry pecah mendengarnya. Ia kemudian terdiam menyadari betapa lepas ia tertawa di depan keponakan suaminya.

‘Kapan sih aku terakhir ketawa selepas ini?’ tanyanya di dalam hati.

“Jadi boleh aku masuk?” tanya Dypta meminta kepastian.

”Boleh kalau kamu mau, tapi temanku pada ganjen semua, harap maklum ya.”

“Asal jangan kamunya yang ganjen.”

Sebuah cubitan sontak bersarang di lengan Dypta yang membuat laki-laki itu tertawa dan pura-pura kesakitan.

‘Astaga, Audry, ngapain sih kamu pake cubit-cubit kayak gitu? Dasar kecentilan.’ Audry merutuki dirinya sendiri di dalam hati.

Seperti dugaan Audry, teman-temannya pada heboh melihatnya datang bersama Dypta.

“Ry, lo sama siapa?” bisik Risa, salah satu temannya yang paling menonjol di antara mereka sambil meletakkan tangannya di samping mulut agar Dypta tidak mendengar.

”Ini Dypta, keponakan Jeff.” Audry mengenalkan laki-laki itu pada kelima temannya.

”Jeff kok nggak bilang punya ponakan secakep ini,” celetuk Sekar.

”Jangankan kalian, gue aja baru kenal sama Dypta,” jawab Audry.

”Lho, kok bisa?”

”Selama ini Dypta tinggal di luar negeri makanya gue baru tahu.”

Dypta berkenalan dengan para teman-teman Audry yang semuanya adalah perempuan. Setelahnya laki-laki itu meminta izin untuk duduk menepi agar mereka bisa bebas.

Dari tempat duduknya Dypta bisa mendengar bisik-bisik para ibu-ibu itu. Tampaknya Audry adalah yang paling segar di antara mereka. Wajar sih. Jeff kan menikahi perempuan yang jauh lebih muda.

“Ry, dia CEO?”

”Udah married?”

Pertanyaan-pertanyaan itu masih sempat didengar Dypta. Dan laki-laki itu hanya tersenyum sekaligus membuatnya berpikir di dalam waktu yang sama.

Apa semua laki-laki yang berprofesi sebagai CEO adalah tipe ideal para wanita di muka bumi ini? Apa sebegitu prestisenya profesi CEO itu?

Mencoba untuk mengabaikan tawa para perempuan di seberang mejanya, Dypta mengaduk-aduk caramel macchiato-nya. Namun Dypta tidak bisa melawan keinginan matanya untuk tetap memandang ke arah sana. Di antara keenam perempuan itu hanya Audry yang terlihat kalem, adem dan nggak neko-neko.

Sayangnya Audry harus menikah dengan Jeff. Dan sayangnya lagi Jeff adalah saudaranya. Andai zaman sekarang masih ada jual beli perbudakan, maka pasti sudah dibelinya perempuan itu. Bukan untuk menjadikan miliknya dan mengabdi padanya, namun agar Audry terlepas dari Jeff dan segala siksaannya.

Acara tersebut akhirnya selesai. Mereka meninggalkan Café D’Blue.

“Heboh banget tadi, seru ya kalau cewek-cewek lagi ngumpul.” Itu komentar pertama Dypta setelah mereka berada di mobil.

”Ya begitulah,” jawab Audry. Senyum merekah di bibirnya membayangkan betapa antusias para temannya atas kehadiran Dypta.

”Tapi di antara mereka semua kamu paling beda sendiri.”

”Beda gimana? Aku aneh ya? Aku memang nggak semodis mereka sih, aku nggak suka tampil heboh kayak mereka.”

Dypta yang sedang menyetir, memandang ke sebelahnya. Bibirnya menyunggingkan senyum. “Justru itu yang bikin kamu berbeda. Kamu manis dan kelihatan elegan dengan gayamu sendiri. Aku nggak mau bilang kamu cantik sih, karena cantik itu udah biasa dan bikin bosan. Tapi kamu manis. Siapa pun nggak akan pernah bosan ngeliat kamu.”

Entahlah, Audry tidak tahu apa ini efek karena Jeff tidak pernah memujinya sehingga saat mendengar sanjungan Dypta membuat pipinya bersemu.

“Aku perempuan ke berapa sih yang kamu gombalin kayak gini?”

Salah jika Dypta akan mengelak dan mengatakan, “Aku nggak gombal kok, aku serius.” Yang keluar dari mulutnya adalah, “Hm, ke berapa ya?” dengan ekspresi sedang berpikir.

Jawaban laki-laki itu membuat Audry berasumsi kalau keponakan suaminya itu memiliki banyak perempuan di dalam hidupnya. Walau begitu, Audry menyukai laki-laki itu menggombalinya. Dypta membuatnya merasa muda dan kembali belia. Dan semua ini adalah efek dari menikah dengan Jeff yang kaku dan nggak ada romantis-romantisnya.

***

Bab terkait

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Biar Om Yang Gantiin Papi

    “Jadi kita ke mana lagi, Ry?” tanya Dypta melirik Audry yang duduk di sebelahnya. Saat itu mereka sedang berada di traffic light.“Ke Smart Kindergarten.” Perempuan itu menjawab, menyebutkan nama sekolah anaknya.“Oke.” Dypta langsung berbelok ke arah kanan ketika kemudian lampu hijau menyala.Dalam perjalanan menuju sekolah Tania Dypta bersiul kecil. Sementara Audry membisu di sebelahnya. Setelah pembicaraan terakhir tadi, tidak ada lagi yang bisa dikatakannya. Tiba-tiba Audry ingat saat di kafe bersama teman-temannya. Ketika mereka bertanya Dypta kerja di mana ia tidak bisa menjawab karena minimnya info mengenai Dypta di benaknya.“Dyp, kamu CEO kayak Ommu?”Celetukan Audry sontak membuat laki-laki muda itu menghentikan siulannya. Ia lalu menoleh pada Audy. ”Memangnya kenapa?”“Tadi teman-temanku nanya dan aku cuma bilang nggak tahu.”Dypta tersenyum kecil. “Kalau aku bukan CEO apa akan mengubah pandangan teman-temanmu?””Aku nggak tahu.””Kalau kamu?”Kali ini perempuan itu menggel

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Egois Nggak Ada Obat

    Audry meneguk tetesan terakhir cola dalam gelas styrofoam. Sementara matanya tidak lepas memandang Dypta yang menemani Tania bermain di seluncuran.Tadi, akhirnya Tania setuju jika Dypta yang akan menggantikan Jeff di acara market day yang akan diadakan lusa di sekolahnya.Setelah itu Dypta mengajak Audry dan Tania makan siang di sebuah restoran franchise favorit anak-anak.Di tempat duduknya Audry termenung sendiri tanpa melepaskan mata dari Dypta dan Tania. Audry tidak tahu jika ternyata Dypta penyuka anak-anak. Sikap Dypta dan caranya memperlakukan Tania begitu tulus dan tidak dibuat-buat. Dan ajaibnya Tania begitu mudah lengket dengan laki-laki itu. Bersama Dypta Tania menemukan apa yang selama ini tidak diperolehnya dari Jeff.“Mommyyy!!!” Tania berseru sambil melambaikan tangan.Audry tersenyum. Namun cepat dipalingkannya muka ketika matanya beradu dengan Dypta. Sial, kenapa darahnya berdesir setiap kali bertukar pandang dengan laki-laki itu?“Jadi kita ke mana lagi, Ta?”“Masih

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Sebuah Penawaran

    Dypta membawa Audry ke Paradiso. Beberapa orang teman lelaki itu menggodanya kala mereka berpapasan.“Cewek baru, Dyp?”“Anak mana lagi nih?””Ya ampun, Dyp, ganti-ganti mulu.”Dypta hanya tersenyum tanpa suara menanggapi dan menggandeng tangan Audry melintasi mereka semua.“Ry, nggak keberatan menunggu di sini sebentar?” ”Nggak. Kamu kalau mau kerja ya kerja aja. Jangan sampai kedatanganku ke sini bikin kamu jadi keganggu.””Nggak bakalan. Malah aku jadi semangat kerja kalau ada kamu.” Dypta mengulum senyum sebelum meninggalkan Audry.Duduk sendiri sepeninggal Dypta, Audry tidak bisa mencegah matanya untuk berlarian ke mana-mana. Sama seperti bar pada umumnya, suasana di sana penuh oleh kerlap cahaya namun temaram. Hanya saja Paradise lebih berkelas serta futuristik karena memang ditujukan untuk kalangan menengah ke atas.Botol-botol minuman tersusun dengan estetik di raknya masing-masing, yang tentu saja disesuaikan dengan peruntukannya minuman itu juga berjenis premium.Audry semp

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Tidur Berdua

    Dan di sinilah mereka berada sekarang. Di apartemen Dypta.Dypta masuk ke kamarnya dan meninggalkan Audry sendiri.Audry memandang sekilas jam tangannya. Jam setengah dua belas malam dan selarut ini dirinya berada di apartemen laki-laki yang baru hitungan hari dikenalnya. Hal yang sepertinya adalah mustahil dilakukan selama menjadi istri Jeff, namun kenyataannya terjadi pada malam ini.Seperti yang dikatakan Dypta, apartemen laki-laki itu sepi. Namun bukan sepi yang menyiksa melainkan hening yang menenangkan. Saat Audry sedang larut dalam lamunan, Dypta muncul di hadapannya dengan membawa laptop.“Kamu pakai ini dulu buat nulis. Tulis apa pun yang kamu mau.”Meski ragu namun tak urung Audry menerimanya. “Pinjam bentar ya,” ucapnya.“Kalau di sini kurang nyaman, nulisnya di kamar aja.” Dypta menunjuk ruangan di sebelah kamarnya.Audry mengarahkan mata ke sana. Rasanya tidak sopan, lebih baik ia berada di sini saja. “Di sini aja deh.”“Oke, senyamanmu aja. Kalau aku tinggal nggak apa-a

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Aku Bisa Jadi Devil Malam Ini

    Audry membisu dengan mulut terkatup rapat sedangkan matanya tidak beralih sedetik pun dari pintu kamar Dypta.“Di kamar ada TV, nggak hanya tidur, kamu juga bisa nonton kalau mau.”“Aku tidur di sini aja, Dyp.””Nope.” Dypta menggelengkan kepala, tidak memberikan Audry izin. “Nggak usah khawatir, aku fleksibel kok orangnya. Aku bisa jadi devil dan juga jadi guardian angel. Tapi malam ini aku nggak mau jadi devil. Trust me,” ucapnya meyakinkan.Ucapan penuh kesungguhan yang disampaikan laki-laki itu menepis segala keraguan Audry. Ia tidak menolak ketika Dypta menggamit tangannya dan membawa ke kamar.Kamar Dypta cukup luas. Selaras dengan tempat tidurnya yang besar. Bahkan terlalu besar untuk ditempati sendiri.Ragu-ragu Audry menaikinya. Dypta ikut naik ke ranjang yang sama dengannya. Lelaki itu menahan senyum melihat Audry meletakkan guling sebagai pembatas di antara mereka. ”Mau nonton biar tambah ngantuk?”Audry mengiakan. Lalu Dypta menyalakan televisi.Musik pembuka disertai lol

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   I can Treat You Better Than He Can

    “Ap-ap-apa, Dyp?” ucap Audry gelagapan. Pipinya yang sudah hangat semakin panas oleh terpaan napas Dypta yang mengenai wajahnya.“Aku bisa jadi devil kalau kamu mau. I can treat you better than he can,” bisik lelaki itu lembut sekaligus terdengar menggoda.Audry memejamkan mata. Pesona Dypta terlalu kuat untuk dilawan. Satu sisi hatinya ingin menolak, namun di sisi yang lain menginginkan laki-laki itu untuk menjamahnya.Dengan matanya yang terpejam Audry merasakan bibir dingin Dypta menempel di permukaan bibirnya. Memberikan sensasi hangat dan juga menenangkan.Audry ingin melawan dan melepaskan diri, nyatanya ia malah membalas kecupan Dypta. Untuk pertama kalinya Audry dengan sukarela membalas kecupan laki-laki lain selain Jeff dalam keadaan sadar.Dalam hitungan detik kecupan singkat itu menjadi ciuman yang dalam dan menuntut. Tapi lagi-lagi Audry menikmatinya—karena hanya itu opsi yang dimilikinya. Semakin Audry melawan pesona laki-laki yang kini melingkupinya, semakin ia terjerat

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Malaikat Pelindung

    Dypta tidak tahu kejadian apa yang telah menimpa Audry. Namun, melihat Audry datang dengan keadaan yang berada di luar dugaannya pastilah hal itu sesuatu yang buruk. Jujur saja, ia merasa khawatir melihat keadaan perempuan itu.“Ry, masuk dulu yuk.” Dypta menuntun Audry masuk ke dalam apartemen.Audry ternyata belum selesai dengan tangisnya dan kembali memeluk Dypta ketika mereka duduk di sofa. Dypta tidak berkata apa-apa dan membiarkan perempuan itu menumpahkan perasaannya. Yang dilakukannya hanya mengusap-usap punggung Audry.Audry mengangkat kepalanya dari pundak Dypta setelah isaknya reda. Dari balik matanya yang basah Audry menangkap tatapan khawatir yang ditujukan padanya.“Kalau nangisnya sudah selesai, aku siap mendengarkan cerita kamu sekarang,” ucap Dypta lembut sambil menyapukan jarinya mengeringkan air mata Audry. “Sebentar ya.”Laki-laki itu lalu pergi meninggalkan Audry sendiri dan tak lama kemudian kembali muncul dengan membawa segelas air putih.“Diminum dulu, Ry,” sur

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   I'm Done With You

    Lelaki dua puluh tujuh tahun itu turun dari ranjang pelan-pelan. Sebisa mungkin ia menjaga gerakannya agar tidak membangunkan perempuan tidak berdaya yang saat ini tertidur dengan lelap. Perempuan itu adalah Audry.Namun suara dering telepon yang terdengar nyaring di dalam keheningan membuat Audry terjaga. ”Maaf, suara hpku bikin kamu kebangun.”Audry melengkungkan bibir dan menatap Dypta dengan tatapan sendu. “Nggak apa-apa, udah saatnya aku bangun.”Ketika ia ingat sesuatu dengan gerakan cepat perempuan itu bangkit dari tidurnya.“Kenapa, Ry?” tanya Dypta melihat kerut di kening perempuan itu.“Dyp, aku harus jemput Tania ke sekolah. Ini sudah waktunya dia pulang.””Kamu tunggu aja di sini ya, biar aku yang jemput Tania.”“Tapi, Dyp-”Dypta menghampiri Audry dan ikut duduk di tepi ranjang. “Percayakan semua padaku. Kamu nggak usah mikir apa-apa. Sekarang kamu istirahat dan lanjutin tidurnya.”Audry memejamkan mata saat Dypta mengecup lembut puncak kepalanya. Begitu membukanya kemba

Bab terbaru

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Win-Win Solution

    Rogen melangkah pelan setelah Davina menggandengnya. Anak-anak terkadang menempatkan orang dewasa dalam posisi yang tidak mudah.Athaya langsung bangun dari berbaring dan menyandarkan punggung ke headboard begitu Rogen ikut duduk di ranjang.“Istirahat aja, Ay, kamu pasti capek.” Rogen menyuruh Athaya kembali berbaring.Athaya tersenyum samar. Ia merasa canggung untuk berbaring di ranjang itu sedangkan ada Rogen di dekatnya.“Bunda kenapa bangun? Kita tidur sama-sama yuk! Papa juga.” Davina memandang Athaya dan Rogen bergantian.Rogen terpaksa menganggukkan kepala dan memberi Athaya isyarat dengan matanya agar menuruti kemauan Davina. Jadilah mereka berbaring bertiga. Rogen dan Athaya berada di sisi kanan dan kiri memagari Davina di tengah-tengah mereka.Davina tersenyum bahagia dan memandang kedua orang tuanya yang membelai kepalanya bergantian. Ini adalah pertama kalinya Davina tidur bertiga dengan Rogen dan Athaya.“Kenapa Papa dan Bunda tinggalnya pisah-pisah? Kenapa Bunda nggak ti

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Rasa Yang Tidak Pernah Mati

    Rogen dan Belva duduk dengan tegang di kursi pasien di ruangan Gatra. Mereka sedang menanti hasil pemeriksaan kesehatan. Ini adalah pemeriksaan kesekian yang mereka lakukan.“Kalian berdua sehat, nggak ada masalah apa-apa.” Entah untuk keberapa kali Gatra mengatakan hal yang sama.“Kalau memang begitu kenapa Belva masih belum hamil, Bang?” tukas Rogen.Gatra mengerti bagaimana perasaan adik ipar dan istrinya. Dan sebagai orang yang dekat dengan mereka ia juga tidak pernah henti menyemangati.“Abang ngerti perasaan kalian, tapi ini hanya masalah waktu, Dek. Percaya sama Abang, kalau sudah waktunya Tuhan pasti kasih.”Belva yang sejak tadi diam terpaku di sebelah Gatra hanya tersenyum getir. Sudah hampir empat tahun menikah namun Tuhan belum mempercayakan seorang anak pun dititipkan ke dalam rahimnya. Sementara orang-orang di sekelilingnya saat ini sedang mengandung. Mulai dari Tania hingga Athaya. Saat ini Tania sedang mengandung anak keempat,

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Yang Terbaik Untuk Kita

    “Davina! Sini, Sayang, ada papa tuh!”“Yeay … Papa datang!!!” Bidadari cilik itu berlari kecil ke depan rumah saat mendengar suara Audry yang berseru memberitahunya.Rogen baru saja turun dari mobil. Segala rasa lelahnya sirna seketika ketika melihat wajah Davina, putri kecilnya. Rogen langsung mengangkat Davina dan menggendong anak itu.Tanpa terasa, tiga setengah tahun sudah berlalu. Davina kini tumbuh menjadi anak yang manis, tidak banyak tingkah dan menggemaskan.“Udah makan, Sayang?” “Udah, Pa.”“Beneran? bohong ah!” Rogen tidak percaya. Davina memang paling susah jika disuruh makan nasi.“Cium aja kalau Papa nggak percaya, pasti ada bau ayam goreng. ” Davina menyodorkan pipinya.Rogen tertawa lalu mengecup gemas pipi chubby sang putri. “Oh iya, bau ayam goreng. Iya deh, Papa percaya.”Davina tertawa sambil membelai dagu belah Rogen. Davina sangat suka melakukannya. Biasanya sebelum tidur ia akan mengelus-elus belahan di dagu Rogen hingga akhirnya ketiduran.“Tadi Davina ngapain

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Terikat Selamanya

    Athaya mengerutkan dahi. Suara itu terdengar sangat jelas dan dekat. Suara yang sudah familier dengannya tapi sudah lama tidak didengarnya.Nggak mungkin, pikir Athaya. Pasti ini hanya halusinasinya saja. Mana mungkin Rogen ada di sini. Saat ini Rogen pasti sedang bahagia-bahagianya dengan Belva menikmati masa-masa indah pengantin baru.Athaya memejamkan mata dan mencoba untuk fokus pada dirinya sendiri sambil menahan kontraksi yang hilang timbul. Ia menepis semua pikiran dan bayangan-bayangan lain yang melintas di kepalanya.“Sombong lo ya, jauh-jauh gue datang ke sini tapi dicuekin.”Suara itu membuat Athaya terkesiap. Ini nyata dan bukan halusinasinya. Tapi masa Rogen ada di sini?Sambil menahan rasa penasaran Athaya memutar tubuhnya dengan perlahan. Tepat di saat itu ia mendapati seseorang sudah berada di belakangnya, duduk di sisi ranjang.“Adek …” Athaya menggumam tidak percaya. Rogen benar-benar ada di sana. Di dekatnya, di tempat yang sama dengannya. Dan ini bukan mimpi.Roge

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Big Surprise

    Enam bulan kemudian …Setelah kejadian malam itu, hidup Athaya berubah. Pelan-pelan ia mulai menepis Rogen dari hatinya dan membiarkan Kenzi yang mengisi. Athaya menyadari, tidak akan adil untuk Kenzi jika ia masih saja dibayang-bayangi Rogen. Mungkin Athaya harus berterima kasih pada Nora yang telah memilihkan Kenzi untuknya. Kenzi memang tidak sempurna, tapi dia adalah suami yang ideal untuk Athaya. Kenzi membuktikan kata-katanya. Dia menerima keadaan Athaya apa adanya. Dia juga tidak pernah mengungkit-ungkit kejadian itu. Malah Kenzi sangat perhatian pada kehamilan Athaya.“Ay, Rogen jadi menikah hari ini?” tanya Kenzi pagi itu sebelum berangkat ke kantor.“Jadi, Mas,” jawab Athaya.Tempo hari Belva mengabarinya dan bertanya apa Athaya bisa datang. Tapi Athaya menolak dengan alasan kandungannya sudah semakin besar dan hanya menunggu due date. Athaya sama sekali tidak mengungkit kejadian malam itu. Ia tidak ingin menyalahkan Belva. Yan

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Keputusan Kenzi

    “Saya minta penjelasan dari kamu sekarang. Saya harus tahu semuanya. Karena apa? Karena saya adalah suami kamu. Saya pendamping hidup kamu. Dan terutama saya adalah orang yang bertanggung jawab atas hidup kamu setelah kita resmi menikah, bukan orang tua kamu. Jadi saya minta kamu untuk bicara sejujur mungkin."Suara dingin bernada tegas itu betul-betul membuat Athaya tidak berdaya. Satu-satunya yang harus ia lakukan adalah mengatakan segalanya pada Kenzi.“Pertama, saya mau minta maaf udah bikin Mas kecewa,” ucap Athaya pelan. “Saya memang salah karena nggak bilang semua ini dari awal. Saya nggak akan membela diri. Dan …” Athaya menggantung kalimatnya sembari mengamati ekspresi Kenzi.Lelaki itu masih seperti tadi. Menyorot Athaya dengan tatapannya yang datar dan penuh rasa kecewa.“Dan saat ini saya juga sedang hamil.” Athaya melanjutkan perkataannya dengan suara yang jauh lebih lirih.“HAMIL?” Kali ini Kenzi tidak mampu menyembunyikan r

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Malam Pertama Mereka

    Athaya memandang keluar jendela pesawat. Mereka baru saja memasuki kota Jayapura dan akan mendarat sebentar lagi. Seperti yang dikatakan Athaya pada Rogen, setelah ia menikah akan langsung berangkat ke Papua.Orang-orang terdekatnya melepas Athaya dengan berat hati, terutama Nora. Sedangkan Jeff hanya berbicara pada Kenzi agar menjaga Athaya baik-baik. Jeff tidak mengatakan apa-apa pada Athaya. Athaya bersyukur Rogen tidak ikut melepas keberangkatannya di bandara karena lelaki itu mengatakan padanya harus kerja pada hari tersebut. Kalau ada Rogen Athaya tidak menjamin jika ia akan kuat dan sanggup untuk pergi.“Aya, kita sebentar lagi landing.” Suara Kenzi membuyarkan lamunan Athaya.Athaya mengangguk pelan. Sepanjang penerbangan Kenzi sibuk sendiri membaca buku, sedangkan Athaya larut dalam lamunannya.Semilir angin menyapa halus begitu Athaya turun dari pesawat. Ia dan Kenzi langsung disambut oleh seorang laki-laki yang merupakan perwa

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Ikatan Batin

    Hanya satu minggu setelah perkenalan Athaya dan Kenzi, pernikahan keduanya pun diselenggarakan. Rencana kepindahan Kenzi ke Papua ternyata cukup menguntungkan. Karena dengan begitu mereka jadi punya alasan untuk melaksanakan pernikahan tersebut sesegera mungkin.Pernikahan itu diadakan sebagaimana mestinya. Dalam artian tidak terlalu mewah dan besar-besaran. Jeff bilang bahwa itu hanya akan menghabiskan biaya.Bagi Athaya tidak masalah. Jika perlu tidak perlu ada pesta atau perayaan apa-apa. Cukup akad nikah saja. Yang penting sah secara agama dan diakui oleh negara. Bukankah itu yang lebih penting?Nora masuk ke kamar Athaya memberitahunya. “Aya, ada Belva tuh.”Athaya terkesiap. Sudah sejak tadi ia melamun sendiri setelah perias pengantin mendandaninya.“Belva sama siapa, Mi?” “Sama Rogen.”Deg …!!! Detak jantung Athaya mengencang dalam hitungan detik mendengar nama itu disebut. Lelaki yang dicintainya ternyata datang pada hari pernikahannya. Dan itu tidak mudah untuk Athaya.“Sur

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Penolakan Rogen

    “Adek, ini Mas Kenzi, calon suamiku.” Athaya menegur Rogen yang termangu sementara di hadapannya Kenzi mengulurkan tangan untuk bersalaman. Rogen terkesiap dan balas menjabat tangan pria di depannya. ‘Nggak banget selera lo, Ay.’ Ia membatin. Rogen mengurungkan niatnya untuk menghajar Kenzi. Lagi pula, sejak kapan ia peduli pada Athaya?Terlepas dari perbuatan Kenzi yang telah menodai Athaya, Rogen berkaca pada dirinya sendiri. Ia juga melakukan hal yang sama dengan Belva. Hanya saja Belva tidak sampai hamil.“Mas Kenzi, Adek ini saudaraku, dan ini Belva sahabatku sekaligus calon istrinya Rogen,” kata Athaya menjelaskan.“Adek?” ulang Kenzi tidak mengerti.“Rogen maksudnya. Kalau di keluarga kami dipanggilnya Adek soalnya dulu dia anak bungsu.” Athaya menjelaskan dengan detail.Kenzi manggut-manggut sambil tersenyum.“Mas Kenzi bentar ya, saya pinjam Athaya dulu,” kata Belva menyela.Kenzi mengangguk pelan.Belva kemudian menarik tangan Athaya menjauh. “Ay, lo serius mau nikah sama

DMCA.com Protection Status