Share

kencan buta

Penulis: Haerani Eka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-30 18:01:19

Aluna terpaku menatap Axel yang berdiri tegap menghalau pintu, sorot mata lelaki itu penuh permusuhan menatap sosok Aluna.

"Sudah sekian lama kita tak bertemu, kenapa kau begitu terburu-buru?" Ucap Axel, nada suara itu membuat dada Aluna sesak, gadis itu bahkan harus berusaha ekstra hanya untuk memompa paru-parunya untuk menghirup oksigen.

"Aku salah ruangan," tutur Aluna seraya melenggang pergi sementara Axel hanya tersenyum kecut dan menggeretakan rahangnya, sebelum terduduk diatas kursi yang telah disiapkan para pelayan untuk ruangan itu.

Aluna berjalan terburu, dadanya sakit tubuhnya begetar hebat ia sama sekali tidak menyangka bahwa luka yang ditanam Axel 5 tahun silam benar-benar kembali terbuka saat sosok lelaki itu muncul dihadapannya.

"Kau benar, aku tidak mencintainya dan hanya menjadikannya sebagai pelampiasan " Aluna kembali mengingat ucapan Alex 5 tahun silam pada seorang gadis, kalimat Axel 5 tahun silam itu berhasil menumbangkan Aluna dikoridor restoran.

"Kau baik-baik saja, Nona?" Tanya seorang pelayan segera menghampiri Aluna yang terjatuh dilantai.

Aluna terdiam lalu mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan pelayan itu, berlahan Aluna menarik nafas dalam lalu dihembuskannya secara berlahan kegiatan itu dia lakukan beberapa kali hingga pernafasannya kembali stabil.

"Kau yakin baik-baik saja Nona?" Tanya pelayan itu yang nampak khawatir, Aluna lagi-lagi mengangguk lalu berusaha beranjak dari lantai untuk berdiri.

"Aku baik-baik saja, maaf telah membuat khawatir." Tutur Aluna pelan tak bertenaga lalu melangkah pergi, tepat di teras restoran langkah Aluna terhenti saat kembali mengingat bahwa ia harus menemani teman kencan butanya itu selama 35 menit agar sang Ibu menepati janji untuk tidak memaksanya ikut kencan buta kembali.

Aluna terdiam sejenak, sebenarnya ia sangat enggan untuk masuk kembali namun ia tidak memiliki pilihan.

"Lagi pula kenapa aku harus menghindarinya dan takut padanya, 5 tahun lalu dialah yang mengkhianatiku. Jadi kenapa aku harus menghindarinya." Pikir Aluna kemudian memaksa langkahnya untuk kembali ke dalam restoran dan dengan mantap menuju ruangan tempat Axel berada.

Aluna membuka pintu ruangan ia segera mendapati Axel tangah duduk menikmati secangkir kopi yang ada diatas meja, sementara itu melihat sosok Aluna kembali Axel hanya tersenyum tanpa arti.

Aluna melangkah masuk setelah mengumpulkan semua sisa tenaganya, dia harus bertahan hanya selama 35 menit untuk duduk bersama dengan lelaki yang telah menggoreskan luka cukup dalam dihatinya.

Selama 10 menit setelah makanan di hidangkan baik Aluna dan Axel tak ada yang memulai perbincangan bahkan hanya untuk berbasa basi saling menanyakan kabar.

"Kemana selingkuhanmu? Bukankah kau meninggalkanku demi bersama dirinya." Ucapan Axel membuat Aluna yang saat itu memegang sendok langsung mengeratkan pegangannya.

"Mari habiskan waktu 25 menit lagi dalam ketenangan, Axel." Tawa Axel langsung pecah saat mendengar ucapan Aluna.

"Bagaimana aku bisa diam dengan tenang jika saat ini wajah yang sangat ku benci ada dihadapanku." Balas Axel membuat Aluna yang sedari tadi tertunduk langsung mengakat wajahnya dan menatap Alex tanpa berkedip.

"Lalu kenapa kau menyetujui kencan buta ini jika kau tahu aku adalah teman kencan butamu?" Ucap Aluna membuat Alex lagi-lagi tersenyum kecut

"Aku hanya ingin melihat wajahmu sekali lagi sebelum aku membalas semua perbuatanmu padaku." Balasan Alex membuat Aluna menyerengit bingung

"Dia yang mengkhianatiku lalu kenapa dia juga yang merasa begitu menjadi korban atas kepergianku." Pikir Aluna sebelum kembali fokus pada makanannya sembari sesekali menatap jam untuk memastikan bahwa 35 menit akan segera berakhir.

Beberapa saat kemudian, Alun segera beranjak berdiri saat alaram ponsel yang di setingnya berbunyi yang menandakan bahwa 35 menit telah berakhir.

"Kalau begitu permisi, Tuan. Ku harap kita tidak perna bertemu lagi." Ucap Aluna

"Ooh.." Sahut Axel merespon karena ia tahu ini bukanlah pertemuan terakhir mereka.

Aluna berjalan dengan terburu meninggalkan ruangan, bahkan sesekali ia akan berlari kecil untuk mempercepat langkahnya hingga ia tiba di parkiran mobil, Aluna tersenyum lega begitu sebuah taksi berhenti untuk menurunkan penumpang berada tak jauh darinya, dengan segera Aluna berlari menghampiri taksi itu saat Aluna hendak masuk Axel tiba-tiba mencekal lengannya lalu segera menutup pintu taksi itu.

"Apa yang..." ucapan Aluna terhenti ketika Axel menyeretnya menuju parkiran mobil.

"Lepas Axel, apa yang kau lakukan?" Pekik Aluna seraya memberontak berusaha melepaskan genggaman Axel dari pergelangan tangannya, namun bukannya melepas Axel justru semakin mengeratkan genggamannya.

"Aku akan mengantarmu pulang, itu janjiku pada Tante Ayu." Tutur Axel masih berusaha menyeret Aluna yang memberontak tak ingin ikut.

"Aku bisa pulang sendiri!" Pekik Aluna sembari menghempaskan pergelangan tangan Axel yang berhasil dilepasnya.

"Kau akan pulang denganku atau aku akan menghajar setiap supir taksi yang kau berhentikan." Ancam Alex membuat Aluna terdiam

"Naik!" Titah Alex sembari menunjuk kearah mobil mewah berwarna hitam tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Naik Aluna, atau kau menginginkan bukti bahwa aku akan bernar-benar menghajar supir taksi yang kau berhentikan. Baiklah jika kau tak percaya berhentikanlah taksi itu." Ucap Axel kembali membuat Aluna luluh, Aluna tau betul Axel tipe lelaki yang memegang teguh ucapannya.

"Baiklah," sahut Aluna lalu melangkah pelan menuju ke mobil milik Axel.

Axel masuk terlebih dahulu ke dalam mobil mengambil posisi di belakang kemudi, dan Aluna masuk namun mengambil posisi duduk di belakang kursi kemudia.

Axel menghela nafas berat lalu menjulurkan tanganya mengetuk kursi kosong di samping kursinya "Pindah kesini, Aluna." Titah Axel, Aluna mengabaikan perintah lelaki itu.

Beberapa saat tak ada pergerakan dari Aluna untuk pindah, Axel dengan segera melepas sabuk pengamanya, membuka pintu tindakan Axel membuat Aluna bingung

"Apa yang.." belum sempat menyelesaikan kalimat pertanyaan Aluna kembali di kejutkan saat Axel membuka pintu tempatnya terduduk lalu menggendongnya dalam sekali sentakan tubuh rampinga langsung berpindah posisi ke lengan berotor milik Axel "Jika aku katakan pinda maka pinda." Ucap Axel sembari berjalan menghampiri pintu sebelah kiri dan menurunkan Aluna dari gendongannya di kursi samping kemudi, sebelum ia kembali menutup pintu lalu berjalan menuju pintu bagian kemudi.

Sembari menyetir dengan pandangan fokus ke ruas jalan Axel berkata "Persiapkan dirimu Aluna karena mulai besok kau akan menerima pembalasan dendamku." Mendengar ucapan ambigu dari Axel, Aluna segera menatap lelaki yang berada disampingnya itu.

"Apa yang.." ucapan Aluna kembali terhenti saat Axel menambah laju mobilnya hingga hampir menyentuh batas maksimal.

"Pelan-pelan kau membuatku takut." Ucap Aluna seraya mengeratkan pegangannya pada sabuk pengaman yang melekat di tubuhnya sementara matanya terus terpejam karena takut menatap ke depan.

Bersambung..

Bab terkait

  • Kencan Buta Sang CEO   Pertemuan ke 2

    Aluna keluar dari dalam mobil Axel dengan tubuh yang lemas, rasanya ia baru saja naik wahana rollerkoster, setelah Aluna keluar dari dalam mobil, Axel kembali mengemudikan mobilnya meninggalkan area koplesks rumah Aluna.Begitu Aluna memasuki kediamannya, gadis itu nampaknya sudah ditunggu oleh sang Ibu yang sudah sangat penasaran akan kencan butanya tadi."Bagaimana?" Tanya Nyonya Ayu tanpa basa basi terlebih dahulu"Kenapa Mama tidak memberitahuku bahwa teman kencan butaku adalah Axel?" Tanya Aluna balik membuat Nyonya Ayu tesenyum senang"Sengaja, karena Mama ingin memberimu kejutan."Aluna langsung tertawa hampa mendengar jawaban sang Ibu "Selamat, kejutan Mama sangat berhasil bahkan nyaris membuatku pingsan." Jawab Aluna "Kenapa kau begitu kesal, harusnya kau senang dapat bertemu dengan Axel lagi bukankah dulu kalian sangat akrab." Ucapan Nyonya Ayu membuat Aluna langsung terdiam lalu menatap sang Ibu nanar "Andai Mama tahu alasan aku ikut pindah dengan Mama adalah karena ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Kencan Buta Sang CEO   Menjadi Sekretaris mantan

    Melihat Axel berdiri di hadapannya membuat tubuh Aluna langsung membeku, ia berpikir bahwa pertemuannya semalam dengan Axel adalah pertemuan terakhir tapi nampaknya takdir berkata lain."Aluna?" Panggil Axel membuat Aluna Tersentak, ketika Axel berusaha menyentuh tangannya membuat nampan yang di genggamnya langsung jatuh ke lantai."Maaf Tuan akan aku ambilkan yang baru." Ucap Aluna segera bergegas hendak meninggalkan ruangan menghindari Axel namun sayang saat ia menjulurkan tangan ingin membuka pintu Axel yang tepat berada di belakang Aluna langsung menutup pintu dengan posisi menghimpit tubuh Aluna."Aku sudah katakan padamu bukan bahwa aku akan membalas dendamku." Tutur Axel seraya membalikan tubuh Aluna menghadap kearahnya.Aluna melotot saat mendapati sorot mata Axel yang penuh rasa benci dan dendam padanya."Akan ku ambil apa yang seharusnya menjadi miliku saat kita berpacaran dulu." "Apa maksud..." ucapan Aluna terhenti saat Axel mencium bibirnya dengan kasar, Axel bahkan mena

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Kencan Buta Sang CEO   mencari-cari kesalahan

    Aluna berdiri dengan raut wajah harap-harap cemas saat Pak Antonio memeriksa lembar demi lembar proposal yang diajukannya itu, dari raut wajah Pak Antonio, Aluna dapat mengetahui bahwa lelaki paruh bayar perjaka tua itu tidak membaca proposalnya selain hanya membalik lembar demi lembar dengan enggan dan bertingkah seolah-olah membacanya.Buuuk!.. bunyi pelan dari proposal yang di lepas Pak Antonio ke atas meja mencuri perhatian semua orang yang ada disana."Masih kurang bagus, ini bahkan tidak dapat di sebut sebagai proposal. Kau harus merevisinya lagi." Ucap Pak Antonio dengan enggan menatap Aluna yang kini tampak mengerutkan alisnya karena menahan rasa kesalnya.Aluna mengepalkan tangannya ingin rasanya ia meninju wajah lelaki paruh baya perjaka tua itu namun apalah daya ia hanya dapat menghajar Pak Antonio dalam benaknya saja."Maaf Pak sebelumnya, Bapak sudah memintaku merevisi proposal ini sebanyak 5 kali, kalau boleh aku tahu bagian mana dari proposal ini yang salah dan tidak ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Kencan Buta Sang CEO   Pertemuan

    Aluna termenung dalam posisi duduk, perkataan Andin tentang bagian kesekretarisan untuk CEO baru perusahaanya benar-benar menyita semua pikiran dan kekhawatirannya, kecurigaan bahwa Pak Antonio memilihnya untuk di tumbalkan kini mulai menguat di pikiran Aluna "Apa yang harus aku lakukan jika aku yang di pindahkan?" Pikir Aluna cemas."ALUNA!" Suara keras Nyona Ayu membuat Aluna tersentak dari lamunannya membuat anak gadis sematawayangnya itu segera menatap kearah dirinya yang kini tengah berdiri di hadapan Aluna."Mama dari tadi berbicara denganmu tapi tak ada respon darimu." Ucap Nyonya Ayu merasa kecewa akan tindakan sang anak gadisAluna menghela nafas berat "Maafkan aku, Ma." Ucap Aluna membuat Nyonya Ayu menyerengitkan dahinya dan menangkap sesuatu diwajah bimbang sang anak."Apa ada masalah?" Tanya Nyonya AyuAluna terdiam sejenak menatap sang Ibu, ia ingin berbagi cerita dengan Ibunya itu namun jika ia berbagi cerita tentang pekerjaannya dan tentang kemungkinan bahwa dia akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30

Bab terbaru

  • Kencan Buta Sang CEO   Menjadi Sekretaris mantan

    Melihat Axel berdiri di hadapannya membuat tubuh Aluna langsung membeku, ia berpikir bahwa pertemuannya semalam dengan Axel adalah pertemuan terakhir tapi nampaknya takdir berkata lain."Aluna?" Panggil Axel membuat Aluna Tersentak, ketika Axel berusaha menyentuh tangannya membuat nampan yang di genggamnya langsung jatuh ke lantai."Maaf Tuan akan aku ambilkan yang baru." Ucap Aluna segera bergegas hendak meninggalkan ruangan menghindari Axel namun sayang saat ia menjulurkan tangan ingin membuka pintu Axel yang tepat berada di belakang Aluna langsung menutup pintu dengan posisi menghimpit tubuh Aluna."Aku sudah katakan padamu bukan bahwa aku akan membalas dendamku." Tutur Axel seraya membalikan tubuh Aluna menghadap kearahnya.Aluna melotot saat mendapati sorot mata Axel yang penuh rasa benci dan dendam padanya."Akan ku ambil apa yang seharusnya menjadi miliku saat kita berpacaran dulu." "Apa maksud..." ucapan Aluna terhenti saat Axel mencium bibirnya dengan kasar, Axel bahkan mena

  • Kencan Buta Sang CEO   Pertemuan ke 2

    Aluna keluar dari dalam mobil Axel dengan tubuh yang lemas, rasanya ia baru saja naik wahana rollerkoster, setelah Aluna keluar dari dalam mobil, Axel kembali mengemudikan mobilnya meninggalkan area koplesks rumah Aluna.Begitu Aluna memasuki kediamannya, gadis itu nampaknya sudah ditunggu oleh sang Ibu yang sudah sangat penasaran akan kencan butanya tadi."Bagaimana?" Tanya Nyonya Ayu tanpa basa basi terlebih dahulu"Kenapa Mama tidak memberitahuku bahwa teman kencan butaku adalah Axel?" Tanya Aluna balik membuat Nyonya Ayu tesenyum senang"Sengaja, karena Mama ingin memberimu kejutan."Aluna langsung tertawa hampa mendengar jawaban sang Ibu "Selamat, kejutan Mama sangat berhasil bahkan nyaris membuatku pingsan." Jawab Aluna "Kenapa kau begitu kesal, harusnya kau senang dapat bertemu dengan Axel lagi bukankah dulu kalian sangat akrab." Ucapan Nyonya Ayu membuat Aluna langsung terdiam lalu menatap sang Ibu nanar "Andai Mama tahu alasan aku ikut pindah dengan Mama adalah karena ingin

  • Kencan Buta Sang CEO   kencan buta

    Aluna terpaku menatap Axel yang berdiri tegap menghalau pintu, sorot mata lelaki itu penuh permusuhan menatap sosok Aluna."Sudah sekian lama kita tak bertemu, kenapa kau begitu terburu-buru?" Ucap Axel, nada suara itu membuat dada Aluna sesak, gadis itu bahkan harus berusaha ekstra hanya untuk memompa paru-parunya untuk menghirup oksigen."Aku salah ruangan," tutur Aluna seraya melenggang pergi sementara Axel hanya tersenyum kecut dan menggeretakan rahangnya, sebelum terduduk diatas kursi yang telah disiapkan para pelayan untuk ruangan itu.Aluna berjalan terburu, dadanya sakit tubuhnya begetar hebat ia sama sekali tidak menyangka bahwa luka yang ditanam Axel 5 tahun silam benar-benar kembali terbuka saat sosok lelaki itu muncul dihadapannya."Kau benar, aku tidak mencintainya dan hanya menjadikannya sebagai pelampiasan " Aluna kembali mengingat ucapan Alex 5 tahun silam pada seorang gadis, kalimat Axel 5 tahun silam itu berhasil menumbangkan Aluna dikoridor restoran."Kau baik-baik

  • Kencan Buta Sang CEO   Pertemuan

    Aluna termenung dalam posisi duduk, perkataan Andin tentang bagian kesekretarisan untuk CEO baru perusahaanya benar-benar menyita semua pikiran dan kekhawatirannya, kecurigaan bahwa Pak Antonio memilihnya untuk di tumbalkan kini mulai menguat di pikiran Aluna "Apa yang harus aku lakukan jika aku yang di pindahkan?" Pikir Aluna cemas."ALUNA!" Suara keras Nyona Ayu membuat Aluna tersentak dari lamunannya membuat anak gadis sematawayangnya itu segera menatap kearah dirinya yang kini tengah berdiri di hadapan Aluna."Mama dari tadi berbicara denganmu tapi tak ada respon darimu." Ucap Nyonya Ayu merasa kecewa akan tindakan sang anak gadisAluna menghela nafas berat "Maafkan aku, Ma." Ucap Aluna membuat Nyonya Ayu menyerengitkan dahinya dan menangkap sesuatu diwajah bimbang sang anak."Apa ada masalah?" Tanya Nyonya AyuAluna terdiam sejenak menatap sang Ibu, ia ingin berbagi cerita dengan Ibunya itu namun jika ia berbagi cerita tentang pekerjaannya dan tentang kemungkinan bahwa dia akan

  • Kencan Buta Sang CEO   mencari-cari kesalahan

    Aluna berdiri dengan raut wajah harap-harap cemas saat Pak Antonio memeriksa lembar demi lembar proposal yang diajukannya itu, dari raut wajah Pak Antonio, Aluna dapat mengetahui bahwa lelaki paruh bayar perjaka tua itu tidak membaca proposalnya selain hanya membalik lembar demi lembar dengan enggan dan bertingkah seolah-olah membacanya.Buuuk!.. bunyi pelan dari proposal yang di lepas Pak Antonio ke atas meja mencuri perhatian semua orang yang ada disana."Masih kurang bagus, ini bahkan tidak dapat di sebut sebagai proposal. Kau harus merevisinya lagi." Ucap Pak Antonio dengan enggan menatap Aluna yang kini tampak mengerutkan alisnya karena menahan rasa kesalnya.Aluna mengepalkan tangannya ingin rasanya ia meninju wajah lelaki paruh baya perjaka tua itu namun apalah daya ia hanya dapat menghajar Pak Antonio dalam benaknya saja."Maaf Pak sebelumnya, Bapak sudah memintaku merevisi proposal ini sebanyak 5 kali, kalau boleh aku tahu bagian mana dari proposal ini yang salah dan tidak ma

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status