Beranda / Romansa / Kencan Buta Sang CEO / mencari-cari kesalahan

Share

Kencan Buta Sang CEO
Kencan Buta Sang CEO
Penulis: Haerani Eka

mencari-cari kesalahan

Penulis: Haerani Eka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-30 17:59:06

Aluna berdiri dengan raut wajah harap-harap cemas saat Pak Antonio memeriksa lembar demi lembar proposal yang diajukannya itu, dari raut wajah Pak Antonio, Aluna dapat mengetahui bahwa lelaki paruh bayar perjaka tua itu tidak membaca proposalnya selain hanya membalik lembar demi lembar dengan enggan dan bertingkah seolah-olah membacanya.

Buuuk!.. bunyi pelan dari proposal yang di lepas Pak Antonio ke atas meja mencuri perhatian semua orang yang ada disana.

"Masih kurang bagus, ini bahkan tidak dapat di sebut sebagai proposal. Kau harus merevisinya lagi." Ucap Pak Antonio dengan enggan menatap Aluna yang kini tampak mengerutkan alisnya karena menahan rasa kesalnya.

Aluna mengepalkan tangannya ingin rasanya ia meninju wajah lelaki paruh baya perjaka tua itu namun apalah daya ia hanya dapat menghajar Pak Antonio dalam benaknya saja.

"Maaf Pak sebelumnya, Bapak sudah memintaku merevisi proposal ini sebanyak 5 kali, kalau boleh aku tahu bagian mana dari proposal ini yang salah dan tidak masuk di akal menurut Bapak agar aku revisi. Bapak meminta aku untuk merevisi sementara Bapak tidak memberi tahu aku dimana letak kesalahannya dan bagian mana yang harus di revisi." Ucapan Aluna membuat Pak Antonio kalang kabut karena memang lelaki itu nyatanya tidak membaca proposal milik Aluna, lelaki perjaka tua itu hanya berusaha mencari-cari kesalahan Aluna saja dan ini sudah berlangsung selama 4 hari.

"Jika aku memberi tahumu lalu apa pekerjaanmu, cari tahu sendiri dan sekarang kembali ke mejamu, revisi proposal itu kembali." Balas Pak Antonio membuat Aluna kembali menyerengit dan menyadari sesuatu sebelum mengambil kembali proposalnya diatas meja lalu berjalan menuju meja kerjanya.

Dengan tubuh yang berat Aluna mendudukan dirinya diatas kursinya, Andin yang duduk di samping Aluna langsung menggeser sedikit kursinya dan berbisik pada Aluna.

"Tidakah kau merasa aneh, 4 hari ini Pak Antonio seakan mencari-cari kesalahanmu saja."

"Kau benar Andin itulah yang aku pikirkan juga. Bayangkan, Pak Antonio memintaku merevisi proposalku tapi dia tidak memberitahuku bagian mana yang harus ku revisi. Aku mencurigai sesuatu nampaknya Pak Antonio tidak membaca proposalku." Balas Aluna seraya menatap kearah Pak Antonio.

Tengah asik mengobrol dengan suara yang pelan tiba-tiba perhatian Aluna dan Andin di curi oleh Lena yang baru saja melewati meja kerja mereka untuk menghampiri meja kerja Pak Antonio, fokus Aluna dan Andin saat ini tertuju pada Keponakan dan Paman itu entah apa yang sedang mereka bicarakan tapi nampaknya itu terlihat sangat serius.

"Bagaimana? Apa Paman sudah meminta Aluna untuk pindah kebagian sekretaris umum untuk mengisi kekosongan sekretaris CEO baru kita?" Tanya Lena dengan nada sepelan mungkin dengan cepat Pak Antonio menggelengkan kepalanya, itu langsung membuat emosi Lena memuncak.

"Lalu sampai kapan aku harus menunggu Paman, tadi pagi aku bahkan sudah di panggil pihak HRD yang membicarakan kepindahanku untuk mengisi bagian sekretaris untuk CEO baru kita." Tutur Lena nyaris memekik "Aku tidak mau di pindahkan Paman. Paman tau sendiri bukan, rumor yang beredar tentang CEO baru kita itu. CEO baru kita adalah lelaki tua genit dan kasar dia bahkan terkenal sering melecehkan sekretarisnya, apa Paman mau aku mengisi posisi sekretaris itu dengan CEO baru kita yang gila itu?"

"Bersabarlah, Lena!" Bentak Pak Antonio dengan nada sedikit ditekan "Memindahkan Aluna kebagian sekretaris itu tidaklah mudah terlebih Aluna selama ini memiliki pekerjaan yang baik dan lagi sangat sulit membuat Aluna mengisi bagian sekretaris CEO itu selama masih ada pegawai magang sepertimu." Mendengar jawaban sang Paman membuat Lena geram.

"Pokoknya aku tidak mau tahu, Paman harus memindahkan Aluna secepatnya jika tidak akan ku adukan Paman pada Papa dan Mama." Ancam Lena kemudian melenggang pergi seraya menekuk wajahnya.

"Apa yang terjadi?" Tanya Andin saat melihat ekspresi masam milik Lena

"Entahlah, tapi nampaknya keponakan dan Paman itu sedang berdebat tadi." Jawab Aluna sebelum kemudian kembali fokus pada layar komputer berusaha untuk merevisi proposal yang dia sendiri tidak tau letak kesalahannya.

Tengah asyik bergelut dengan pikirannya tiba-tiba ponsel pintar Aluna bergetar pertanda ada pesan yang masuk, dengan cepat Aluna meraih ponselnya lalu menatap layar ponsel dengan notif ada satu pesan dari "Penagih" membaca nama pengirim pesan Aluna hanya menghela nafas berat sebelum mengklik pesan itu untuk membacanya.

Penagih : "Jangan lupa pulang kerja nanti langsung pulang ke rumah agar kau memiliki waktu untuk berdandan. Ingat kau memiliki janji pada Mama akan mengikuti kencan buta kali ini. Kau mengerti Aluna?"

Setelah membaca pesan dari sang Ibu yang dia beri nama penagih pada koleksi kontak ponselnya Aluna kembali meletakan ponselnya ke atas meja lalu saat ia kembali berfokus pada layar komputernya getaran ponselnya kembali mencuri perhatiannya. Aluna kembali meraih ponselnya itu dan lagi-lagi itu adalah pesan dari sang Ibu.

Penagih : "Lihat, kau lagi lagi mengabaikan pesanku dan hanya membacanya. Apa salahnya mengetik sebentar untuk menjawab."

Membaca pesan itu Aluna terlihat frustasi namun segera mengetik untuk membalas pesan sang Ibu.

Aluna : "Iya Ma, aku akan langsung pulang nanti."

"Aluna?" Panggil Andin mencuri perhatian Aluna, gadis itu segera menatap Andin setelah ia meletakan ponselnya diatas meja.

"Apa kau sudah tau pegawai perusahaan sedang was was?" Tanya Andin

Aluna menggelengkan kepalanya "Memangnya kenapa?"

Andin menghela nafas berat menatap Aluna yang selalu ketinggalan informasi.

"Kau tahu bukan perusahaan akan kedatangan CEO baru?" Kali ini Aluna mengangguk untuk menjawab

"Apa kau sudah dengar rumor tentang CEO baru kita?" Lagi-lagi Aluna mengangguk untuk merespon Andin

"Aku perna mendengar katanya CEO kita lelaki genit, mata keranjang yang selalu kasar serta melecehkan sekretarisnya." Ucap Aluna "Lalu apa sangkut pautnya keresahan para karyawan dengan CEO baru kita?" Tanya Aluna

"Itu karena posisi sekretarsi CEO belum terisi, itulah yang membuat semua karyawan khususnya karyawan wanita perusahaan kita merasa was was." Jawab Andin "Termaksud aku." Sambungnya.

"Kenapa harus was was, bukankah jika ada posisi yang kosong biasanya perusahaan kita akan menyerahkan itu pada pegawai magang?"

"Pegawai magang di perusahaan kita saat ini hanya ada Lena dan 5 lelaki lainnya." Pernyataan Aluna membuat Andin tertawa

"Apa kau pikir Lena mau menjadi sekretaris CEO baru kita. Aku yakin Lena akan menggunakan Pak Antonio selaku Pamannya untuk menolak kepemindahannya kebagian sekretaris."

Mendengar ucapan Andin kini Aluna mulai merasa was was juga, ia juga merasa takut sekarang bagaimana jika dirinya yang ditumbalkan untuk mengisi posisi sekretaris itu terlebih beberapa hari ini Pak Antonio selaku manager bagian Analisist data selalu mencari-cari kesalahannya.

Bersambung

Bab terkait

  • Kencan Buta Sang CEO   Pertemuan

    Aluna termenung dalam posisi duduk, perkataan Andin tentang bagian kesekretarisan untuk CEO baru perusahaanya benar-benar menyita semua pikiran dan kekhawatirannya, kecurigaan bahwa Pak Antonio memilihnya untuk di tumbalkan kini mulai menguat di pikiran Aluna "Apa yang harus aku lakukan jika aku yang di pindahkan?" Pikir Aluna cemas."ALUNA!" Suara keras Nyona Ayu membuat Aluna tersentak dari lamunannya membuat anak gadis sematawayangnya itu segera menatap kearah dirinya yang kini tengah berdiri di hadapan Aluna."Mama dari tadi berbicara denganmu tapi tak ada respon darimu." Ucap Nyonya Ayu merasa kecewa akan tindakan sang anak gadisAluna menghela nafas berat "Maafkan aku, Ma." Ucap Aluna membuat Nyonya Ayu menyerengitkan dahinya dan menangkap sesuatu diwajah bimbang sang anak."Apa ada masalah?" Tanya Nyonya AyuAluna terdiam sejenak menatap sang Ibu, ia ingin berbagi cerita dengan Ibunya itu namun jika ia berbagi cerita tentang pekerjaannya dan tentang kemungkinan bahwa dia akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Kencan Buta Sang CEO   kencan buta

    Aluna terpaku menatap Axel yang berdiri tegap menghalau pintu, sorot mata lelaki itu penuh permusuhan menatap sosok Aluna."Sudah sekian lama kita tak bertemu, kenapa kau begitu terburu-buru?" Ucap Axel, nada suara itu membuat dada Aluna sesak, gadis itu bahkan harus berusaha ekstra hanya untuk memompa paru-parunya untuk menghirup oksigen."Aku salah ruangan," tutur Aluna seraya melenggang pergi sementara Axel hanya tersenyum kecut dan menggeretakan rahangnya, sebelum terduduk diatas kursi yang telah disiapkan para pelayan untuk ruangan itu.Aluna berjalan terburu, dadanya sakit tubuhnya begetar hebat ia sama sekali tidak menyangka bahwa luka yang ditanam Axel 5 tahun silam benar-benar kembali terbuka saat sosok lelaki itu muncul dihadapannya."Kau benar, aku tidak mencintainya dan hanya menjadikannya sebagai pelampiasan " Aluna kembali mengingat ucapan Alex 5 tahun silam pada seorang gadis, kalimat Axel 5 tahun silam itu berhasil menumbangkan Aluna dikoridor restoran."Kau baik-baik

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Kencan Buta Sang CEO   Pertemuan ke 2

    Aluna keluar dari dalam mobil Axel dengan tubuh yang lemas, rasanya ia baru saja naik wahana rollerkoster, setelah Aluna keluar dari dalam mobil, Axel kembali mengemudikan mobilnya meninggalkan area koplesks rumah Aluna.Begitu Aluna memasuki kediamannya, gadis itu nampaknya sudah ditunggu oleh sang Ibu yang sudah sangat penasaran akan kencan butanya tadi."Bagaimana?" Tanya Nyonya Ayu tanpa basa basi terlebih dahulu"Kenapa Mama tidak memberitahuku bahwa teman kencan butaku adalah Axel?" Tanya Aluna balik membuat Nyonya Ayu tesenyum senang"Sengaja, karena Mama ingin memberimu kejutan."Aluna langsung tertawa hampa mendengar jawaban sang Ibu "Selamat, kejutan Mama sangat berhasil bahkan nyaris membuatku pingsan." Jawab Aluna "Kenapa kau begitu kesal, harusnya kau senang dapat bertemu dengan Axel lagi bukankah dulu kalian sangat akrab." Ucapan Nyonya Ayu membuat Aluna langsung terdiam lalu menatap sang Ibu nanar "Andai Mama tahu alasan aku ikut pindah dengan Mama adalah karena ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Kencan Buta Sang CEO   Menjadi Sekretaris mantan

    Melihat Axel berdiri di hadapannya membuat tubuh Aluna langsung membeku, ia berpikir bahwa pertemuannya semalam dengan Axel adalah pertemuan terakhir tapi nampaknya takdir berkata lain."Aluna?" Panggil Axel membuat Aluna Tersentak, ketika Axel berusaha menyentuh tangannya membuat nampan yang di genggamnya langsung jatuh ke lantai."Maaf Tuan akan aku ambilkan yang baru." Ucap Aluna segera bergegas hendak meninggalkan ruangan menghindari Axel namun sayang saat ia menjulurkan tangan ingin membuka pintu Axel yang tepat berada di belakang Aluna langsung menutup pintu dengan posisi menghimpit tubuh Aluna."Aku sudah katakan padamu bukan bahwa aku akan membalas dendamku." Tutur Axel seraya membalikan tubuh Aluna menghadap kearahnya.Aluna melotot saat mendapati sorot mata Axel yang penuh rasa benci dan dendam padanya."Akan ku ambil apa yang seharusnya menjadi miliku saat kita berpacaran dulu." "Apa maksud..." ucapan Aluna terhenti saat Axel mencium bibirnya dengan kasar, Axel bahkan mena

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30

Bab terbaru

  • Kencan Buta Sang CEO   Menjadi Sekretaris mantan

    Melihat Axel berdiri di hadapannya membuat tubuh Aluna langsung membeku, ia berpikir bahwa pertemuannya semalam dengan Axel adalah pertemuan terakhir tapi nampaknya takdir berkata lain."Aluna?" Panggil Axel membuat Aluna Tersentak, ketika Axel berusaha menyentuh tangannya membuat nampan yang di genggamnya langsung jatuh ke lantai."Maaf Tuan akan aku ambilkan yang baru." Ucap Aluna segera bergegas hendak meninggalkan ruangan menghindari Axel namun sayang saat ia menjulurkan tangan ingin membuka pintu Axel yang tepat berada di belakang Aluna langsung menutup pintu dengan posisi menghimpit tubuh Aluna."Aku sudah katakan padamu bukan bahwa aku akan membalas dendamku." Tutur Axel seraya membalikan tubuh Aluna menghadap kearahnya.Aluna melotot saat mendapati sorot mata Axel yang penuh rasa benci dan dendam padanya."Akan ku ambil apa yang seharusnya menjadi miliku saat kita berpacaran dulu." "Apa maksud..." ucapan Aluna terhenti saat Axel mencium bibirnya dengan kasar, Axel bahkan mena

  • Kencan Buta Sang CEO   Pertemuan ke 2

    Aluna keluar dari dalam mobil Axel dengan tubuh yang lemas, rasanya ia baru saja naik wahana rollerkoster, setelah Aluna keluar dari dalam mobil, Axel kembali mengemudikan mobilnya meninggalkan area koplesks rumah Aluna.Begitu Aluna memasuki kediamannya, gadis itu nampaknya sudah ditunggu oleh sang Ibu yang sudah sangat penasaran akan kencan butanya tadi."Bagaimana?" Tanya Nyonya Ayu tanpa basa basi terlebih dahulu"Kenapa Mama tidak memberitahuku bahwa teman kencan butaku adalah Axel?" Tanya Aluna balik membuat Nyonya Ayu tesenyum senang"Sengaja, karena Mama ingin memberimu kejutan."Aluna langsung tertawa hampa mendengar jawaban sang Ibu "Selamat, kejutan Mama sangat berhasil bahkan nyaris membuatku pingsan." Jawab Aluna "Kenapa kau begitu kesal, harusnya kau senang dapat bertemu dengan Axel lagi bukankah dulu kalian sangat akrab." Ucapan Nyonya Ayu membuat Aluna langsung terdiam lalu menatap sang Ibu nanar "Andai Mama tahu alasan aku ikut pindah dengan Mama adalah karena ingin

  • Kencan Buta Sang CEO   kencan buta

    Aluna terpaku menatap Axel yang berdiri tegap menghalau pintu, sorot mata lelaki itu penuh permusuhan menatap sosok Aluna."Sudah sekian lama kita tak bertemu, kenapa kau begitu terburu-buru?" Ucap Axel, nada suara itu membuat dada Aluna sesak, gadis itu bahkan harus berusaha ekstra hanya untuk memompa paru-parunya untuk menghirup oksigen."Aku salah ruangan," tutur Aluna seraya melenggang pergi sementara Axel hanya tersenyum kecut dan menggeretakan rahangnya, sebelum terduduk diatas kursi yang telah disiapkan para pelayan untuk ruangan itu.Aluna berjalan terburu, dadanya sakit tubuhnya begetar hebat ia sama sekali tidak menyangka bahwa luka yang ditanam Axel 5 tahun silam benar-benar kembali terbuka saat sosok lelaki itu muncul dihadapannya."Kau benar, aku tidak mencintainya dan hanya menjadikannya sebagai pelampiasan " Aluna kembali mengingat ucapan Alex 5 tahun silam pada seorang gadis, kalimat Axel 5 tahun silam itu berhasil menumbangkan Aluna dikoridor restoran."Kau baik-baik

  • Kencan Buta Sang CEO   Pertemuan

    Aluna termenung dalam posisi duduk, perkataan Andin tentang bagian kesekretarisan untuk CEO baru perusahaanya benar-benar menyita semua pikiran dan kekhawatirannya, kecurigaan bahwa Pak Antonio memilihnya untuk di tumbalkan kini mulai menguat di pikiran Aluna "Apa yang harus aku lakukan jika aku yang di pindahkan?" Pikir Aluna cemas."ALUNA!" Suara keras Nyona Ayu membuat Aluna tersentak dari lamunannya membuat anak gadis sematawayangnya itu segera menatap kearah dirinya yang kini tengah berdiri di hadapan Aluna."Mama dari tadi berbicara denganmu tapi tak ada respon darimu." Ucap Nyonya Ayu merasa kecewa akan tindakan sang anak gadisAluna menghela nafas berat "Maafkan aku, Ma." Ucap Aluna membuat Nyonya Ayu menyerengitkan dahinya dan menangkap sesuatu diwajah bimbang sang anak."Apa ada masalah?" Tanya Nyonya AyuAluna terdiam sejenak menatap sang Ibu, ia ingin berbagi cerita dengan Ibunya itu namun jika ia berbagi cerita tentang pekerjaannya dan tentang kemungkinan bahwa dia akan

  • Kencan Buta Sang CEO   mencari-cari kesalahan

    Aluna berdiri dengan raut wajah harap-harap cemas saat Pak Antonio memeriksa lembar demi lembar proposal yang diajukannya itu, dari raut wajah Pak Antonio, Aluna dapat mengetahui bahwa lelaki paruh bayar perjaka tua itu tidak membaca proposalnya selain hanya membalik lembar demi lembar dengan enggan dan bertingkah seolah-olah membacanya.Buuuk!.. bunyi pelan dari proposal yang di lepas Pak Antonio ke atas meja mencuri perhatian semua orang yang ada disana."Masih kurang bagus, ini bahkan tidak dapat di sebut sebagai proposal. Kau harus merevisinya lagi." Ucap Pak Antonio dengan enggan menatap Aluna yang kini tampak mengerutkan alisnya karena menahan rasa kesalnya.Aluna mengepalkan tangannya ingin rasanya ia meninju wajah lelaki paruh baya perjaka tua itu namun apalah daya ia hanya dapat menghajar Pak Antonio dalam benaknya saja."Maaf Pak sebelumnya, Bapak sudah memintaku merevisi proposal ini sebanyak 5 kali, kalau boleh aku tahu bagian mana dari proposal ini yang salah dan tidak ma

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status