Home / Romansa / Kencan Buta Sang CEO / Menjadi Sekretaris mantan

Share

Menjadi Sekretaris mantan

Author: Haerani Eka
last update Last Updated: 2024-01-30 18:03:27

Melihat Axel berdiri di hadapannya membuat tubuh Aluna langsung membeku, ia berpikir bahwa pertemuannya semalam dengan Axel adalah pertemuan terakhir tapi nampaknya takdir berkata lain.

"Aluna?" Panggil Axel membuat Aluna Tersentak, ketika Axel berusaha menyentuh tangannya membuat nampan yang di genggamnya langsung jatuh ke lantai.

"Maaf Tuan akan aku ambilkan yang baru." Ucap Aluna segera bergegas hendak meninggalkan ruangan menghindari Axel namun sayang saat ia menjulurkan tangan ingin membuka pintu Axel yang tepat berada di belakang Aluna langsung menutup pintu dengan posisi menghimpit tubuh Aluna.

"Aku sudah katakan padamu bukan bahwa aku akan membalas dendamku." Tutur Axel seraya membalikan tubuh Aluna menghadap kearahnya.

Aluna melotot saat mendapati sorot mata Axel yang penuh rasa benci dan dendam padanya.

"Akan ku ambil apa yang seharusnya menjadi miliku saat kita berpacaran dulu."

"Apa maksud..." ucapan Aluna terhenti saat Axel mencium bibirnya dengan kasar, Axel bahkan menarik tengkuk Aluna agar semakin mendekat membuat Aluna kesusahan bernafas.

Aluna memberontak, menggunakan semua tenaganya mendorong tubuh kokoh Axel namun sayang usahanya sia-sia tubuh tegap lelaki itu justru tak bergeming sedikitpun.

Karena kesal, Aluna lalu menggigit lidah dan bibir Axel yang bermain dimulutnya tindakanya itu membuat Axel terkejut dan langsung melepas ciumanya setelah itu Aluna berhasil mendorong tubuh Axel menjauh darinya.

Bukk!... Sebuah tamparan keras melayang di wajah tampan Axel, nafas Aluna terlihat memburu sementara Axel hanya mengusap sedikit darah yang mengalir di bibirnya akibat ulah Aluna.

Axel menarik punggung Aluna membuat gadis itu langsung terseret mendekati tubuh Axel "Aku sudah katakan akan membalas dendam Aluna, maka mulai sekarang terimalah. Ini masih permulaan." Ucap Axel lalu mendorong tubuh Aluna hingga terhuyun kebelakang sebelum lelaki itu berjalan menghampiri meja kerjanya lalu mendudukan tubuhnya diatas kursi kebesaranya selaku CEO bertingkah seolah-olah tidak terjadi sesuatu pada mereka, sementara Aluna dengan cepat merapihkan rambutnya yang sempat acak-acakan, lalu mengelap bibirnya sebelum kemudian menghembuskan nafasnya berat.

"Aku harus bersikap profesional." Pikir Aluna sebelum menatap kearah Axel.

"Kalau begitu permisi Tuan, aku akan mengambil kopi yang baru untuk anda." Ucap Aluna lalu bergegas keluar meninggalkan ruangan milik Axel menuju lift yang berada diujung lorong. Semakin lama langkah Aluna semakin berat dadanya mulai sesak, ia kembali membayangkan betapa sulitnya dia move on 3 tahun lalu bahkan jika kembali mengingat kejadian 3 tahun silam itu bahkan sampai membuatnya sulit untuk bernafas.

***

Aluna berjalan menuju pintu ruangan Axel, sebelum mengetuk pintu Aluna menghela nafasnya dalam lalu dihembuskannya kemudian dengan pelan mengetuk pintu lalu beranjak masuk setelah membuka pintu.

Aluna bernafas lega karena kini ia sudah melihat Axel duduk tenang di balik meja kerjanya, dengan pelan ia meletakan nampan berisi kopi dan sepiring biskuit diatas meja kerja Axel.

"Kopi anda, Tuan." Ucap Aluna

"Aku tidak ingin kopi hitam sekarang, bawakan saja aku secangkir mocca." Titah Axel tanpa menatap Aluna.

"Baiklah Tuan." Sahut Aluna lalu kembali meraih nampan diatas meja kemudian berbalik meninggalkan ruangan Axel, sementara Axel setelah Aluna memunggunginya sorot matanya kini menatap nanar punggung Aluna.

10 menit berselang, Aluna kembali ke dalam ruangan Axel kali ini ia membawa secangkir mocca dan tentunya sepiring biskuit.

"Mocca anda Tuan," ucap Aluna kembali meletakan nampan ditangannya keatas meja milik Axel.

Axel yang saat itu terfokus pada kertas yang ada ditangannya berkata "Sekarang aku sudah tidak ingin mocca, aku ingin latte saja."

Aluna menghela nafas dalam ia mengetahui maksud Axel melakukan itu dengan tatapan tajam Aluna berdiri menatap terpaku pada Axel.

Axel mengakat wajahnya lalu menatap Aluna yang masih berdiri dihadapannya "Apa yang kau lihat, sekarang pergi bawakan aku latte." Ucap Axel dingin

"Baik Tuan!" Balas Aluna dengan nada sedikit kesal.

Tiba di ruangan istirahat para karyawan Aluna melirik troli yang ada di ujung ruangan, diatas troli berisi berbagai jenis minum karena kesal, Aluna menghampiri troli itu lalu mendorongnya menuju lift.

Tiba di lantai 5, Aluna berjalan terburu mendorong troli itu kearah ruangan milik Axel sebelum kemudian mengetuk pintu dan betapa terkejutnya Axel saat melihat Aluna mendorong troli kearah mejanya.

"Ini latte anda, Tuan." Ucap Aluna seraya meletakan cangkir berisi latte diatas meja milik Axel.

"Aku ingin teh saja," ucap Axel kembali kali ini Aluna tidak perlu lelah kembali keruangan istirahat para karyawan karena saat ini dia membawa serta troli minumannya.

"Teh anda, Tuan." Ucap Aluna hal itu membuat Axel merasa kalah.

"Apa lagi yang anda inginkan Tuan?"

"Tidak ada." Sahut Axel lalu menyeruput teh yang di hidangkan Aluna.

"Aku tau permainanmu Axel, jadi aku tidak akan kalah lagi saat kau menggunakan trik ini." Pikir Aluna seraya membersihkan cangkir latte lalu mendorong troli minumannya keluar ruangan karen ia harus mengembalikan troli itu.

Beberapa menit kemudian Aluna terlihat kembali ke mejanya, Axel tersenyum begitu melihat Aluna kembali, saat gadis itu nyaris mendudukan bokongnya dikursinya, Axel dengan segera menelponnya.

"Apa lagi yang anda butuhkan, Tuan?" Jawab Aluna dengan ekspresi wajah kesal namun masih bisa untuk memamerkan senyuman saat ia menatap kearah jendela ruangan Axel hingga kedua mata mereka saling beradu.

"Bawakan aku data keuangan perusahaan di tahun 2020." Titah Axel.

"Baik." Sahut Aluna kemudian berlalu kebagian arsip data meminta staff bagian arsip untuk mencari data dalam bentuk printout setelah mendapatkan data yang dibutuhkannya Aluna kini kembali ke lantai milik CEOnya itu, jika boleh jujur Aluna sudah sangat lelah, ia nyaris belum mendudukan tubuhnya di kursinya namun Axel sudah memanggilnya berulang kali.

"Ini Tuan," Aluna menyerahkan data keuangan yang dibawanya itu keatas meja Axel.

"Terimakasih," sahut Axel namun tak direspon oleh Aluna nampaknya gadis itu sudah mulai tak dapat bersabar lagi. Saat Aluna nyaris mendudukan bokongnya di kursinya telponnya kembali berdering hal itu membuat Aluna kesal namun mau tidak mau suka tidak suka ia harus bersikap profesional.

"Iya Tuan," sahut Aluna nadanya sedikit lemas mendengar itu Axel langsung menatap kearah jendela ia melihat Aluna yang terduduk nampak letih "Apa aku begitu keterlaluan yah?" Pikir Axel

"Tuan?" Suara panggilan Aluna membuat Axel tersentak

"Iya?" Sahut Axel

"Apa yang anda butuhkan kembali?" Tanya Aluna

"Belikan aku roti isi," titah Axel random

"Baik Tuan," balas Aluna lalu bergerak meninggalkan meja kerjanya lebih tepatnya meninggalkan perusahaan menuju toko roti yang ada di depan gedung perusahaannya.

Sesampai di bagian pemesanan, Aluna langsung memilih roti isi tuna tanpa bawang bombai tak lupa Aluna meminta ekstrak saus pedas manis di roti itu setelah menyebutkan pesanannya tiba-tiba Aluna tersenyum getir "Sudah 3 tahun kami berpisah tapi aku masih mengingat roti ke sukaannya." Gumam Aluna

"Maaf Nona," suara seorang pramusaji toko roti mencuri perhatian Aluna "Ini nomor antrian anda," ucap peramusaji itu seraya menyerahkan nomor antrian urutan 15.

Aluna menatap kearah layar monitor yang tergantung tepat di depan area pemesanan "Baru urutan 5 tinggal 10 lagi, berarti kurang lebih 20 atau 15 menit lagi." Pikir Aluna kemudian memanfaatkan kesempatan yang dimilikinya untuk bersantai.

Aluna menghampiri stand minuman ia membeli 1 botol milk shake dan 1 bungkus cemilan setelah membayarnya Aluna langsung mendudukan dirinya disalah satu kursi yang ada di toko roti untuk menunggu sekalian menikmati cemilan dan waktu luangnya.

20 menit berlalu akhirnya Aluna mendapatkan pesanannya ia bergegas kembali ke perusahaanya seraya menenteng paper bag berisi roti isi milik Axel.

Tiba di ruangan Axel setelah mengetuk pintu Aluna langsung melangkah masuk, langkah Aluna sempat terhenti ketika mendapati Axel tengah duduk bersama tuan Kevin CEO dari KN group.

Sementara itu melihat sosok Aluna, Kevin terlihat menyeringai tatapannya penuh nafsu sesekali ia bahkan akan menjilat bibirnya mendapati tingkah Kevin mendadak Axel naik pitan namun Axel masih bisa mengotrol diri.

"Roti anda, Tuan." Ucap Aluna seraya meletakan paper bag yang dibawanya ke atas meja

"Ah untuk janji temu kita, aku ingin kau mengajak Sekretarismu." Ucap Kevin

"Tentu saja," jawab Axel seraya menatap Aluna "Karena kemanapun aku pergi dia harus tetap berada disisiku." Lanjut Axel membuat bulu kuduk Aluna bergedik ngeri.

Bersambung....

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ida Purnama
kalau dak ada ujungnya lagi segitu
goodnovel comment avatar
Suci Amelia
sambungan nya GK ada ya
goodnovel comment avatar
Masturah Han
mana sambung nye yee
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kencan Buta Sang CEO   mencari-cari kesalahan

    Aluna berdiri dengan raut wajah harap-harap cemas saat Pak Antonio memeriksa lembar demi lembar proposal yang diajukannya itu, dari raut wajah Pak Antonio, Aluna dapat mengetahui bahwa lelaki paruh bayar perjaka tua itu tidak membaca proposalnya selain hanya membalik lembar demi lembar dengan enggan dan bertingkah seolah-olah membacanya.Buuuk!.. bunyi pelan dari proposal yang di lepas Pak Antonio ke atas meja mencuri perhatian semua orang yang ada disana."Masih kurang bagus, ini bahkan tidak dapat di sebut sebagai proposal. Kau harus merevisinya lagi." Ucap Pak Antonio dengan enggan menatap Aluna yang kini tampak mengerutkan alisnya karena menahan rasa kesalnya.Aluna mengepalkan tangannya ingin rasanya ia meninju wajah lelaki paruh baya perjaka tua itu namun apalah daya ia hanya dapat menghajar Pak Antonio dalam benaknya saja."Maaf Pak sebelumnya, Bapak sudah memintaku merevisi proposal ini sebanyak 5 kali, kalau boleh aku tahu bagian mana dari proposal ini yang salah dan tidak ma

    Last Updated : 2024-01-30
  • Kencan Buta Sang CEO   Pertemuan

    Aluna termenung dalam posisi duduk, perkataan Andin tentang bagian kesekretarisan untuk CEO baru perusahaanya benar-benar menyita semua pikiran dan kekhawatirannya, kecurigaan bahwa Pak Antonio memilihnya untuk di tumbalkan kini mulai menguat di pikiran Aluna "Apa yang harus aku lakukan jika aku yang di pindahkan?" Pikir Aluna cemas."ALUNA!" Suara keras Nyona Ayu membuat Aluna tersentak dari lamunannya membuat anak gadis sematawayangnya itu segera menatap kearah dirinya yang kini tengah berdiri di hadapan Aluna."Mama dari tadi berbicara denganmu tapi tak ada respon darimu." Ucap Nyonya Ayu merasa kecewa akan tindakan sang anak gadisAluna menghela nafas berat "Maafkan aku, Ma." Ucap Aluna membuat Nyonya Ayu menyerengitkan dahinya dan menangkap sesuatu diwajah bimbang sang anak."Apa ada masalah?" Tanya Nyonya AyuAluna terdiam sejenak menatap sang Ibu, ia ingin berbagi cerita dengan Ibunya itu namun jika ia berbagi cerita tentang pekerjaannya dan tentang kemungkinan bahwa dia akan

    Last Updated : 2024-01-30
  • Kencan Buta Sang CEO   kencan buta

    Aluna terpaku menatap Axel yang berdiri tegap menghalau pintu, sorot mata lelaki itu penuh permusuhan menatap sosok Aluna."Sudah sekian lama kita tak bertemu, kenapa kau begitu terburu-buru?" Ucap Axel, nada suara itu membuat dada Aluna sesak, gadis itu bahkan harus berusaha ekstra hanya untuk memompa paru-parunya untuk menghirup oksigen."Aku salah ruangan," tutur Aluna seraya melenggang pergi sementara Axel hanya tersenyum kecut dan menggeretakan rahangnya, sebelum terduduk diatas kursi yang telah disiapkan para pelayan untuk ruangan itu.Aluna berjalan terburu, dadanya sakit tubuhnya begetar hebat ia sama sekali tidak menyangka bahwa luka yang ditanam Axel 5 tahun silam benar-benar kembali terbuka saat sosok lelaki itu muncul dihadapannya."Kau benar, aku tidak mencintainya dan hanya menjadikannya sebagai pelampiasan " Aluna kembali mengingat ucapan Alex 5 tahun silam pada seorang gadis, kalimat Axel 5 tahun silam itu berhasil menumbangkan Aluna dikoridor restoran."Kau baik-baik

    Last Updated : 2024-01-30
  • Kencan Buta Sang CEO   Pertemuan ke 2

    Aluna keluar dari dalam mobil Axel dengan tubuh yang lemas, rasanya ia baru saja naik wahana rollerkoster, setelah Aluna keluar dari dalam mobil, Axel kembali mengemudikan mobilnya meninggalkan area koplesks rumah Aluna.Begitu Aluna memasuki kediamannya, gadis itu nampaknya sudah ditunggu oleh sang Ibu yang sudah sangat penasaran akan kencan butanya tadi."Bagaimana?" Tanya Nyonya Ayu tanpa basa basi terlebih dahulu"Kenapa Mama tidak memberitahuku bahwa teman kencan butaku adalah Axel?" Tanya Aluna balik membuat Nyonya Ayu tesenyum senang"Sengaja, karena Mama ingin memberimu kejutan."Aluna langsung tertawa hampa mendengar jawaban sang Ibu "Selamat, kejutan Mama sangat berhasil bahkan nyaris membuatku pingsan." Jawab Aluna "Kenapa kau begitu kesal, harusnya kau senang dapat bertemu dengan Axel lagi bukankah dulu kalian sangat akrab." Ucapan Nyonya Ayu membuat Aluna langsung terdiam lalu menatap sang Ibu nanar "Andai Mama tahu alasan aku ikut pindah dengan Mama adalah karena ingin

    Last Updated : 2024-01-30

Latest chapter

  • Kencan Buta Sang CEO   Menjadi Sekretaris mantan

    Melihat Axel berdiri di hadapannya membuat tubuh Aluna langsung membeku, ia berpikir bahwa pertemuannya semalam dengan Axel adalah pertemuan terakhir tapi nampaknya takdir berkata lain."Aluna?" Panggil Axel membuat Aluna Tersentak, ketika Axel berusaha menyentuh tangannya membuat nampan yang di genggamnya langsung jatuh ke lantai."Maaf Tuan akan aku ambilkan yang baru." Ucap Aluna segera bergegas hendak meninggalkan ruangan menghindari Axel namun sayang saat ia menjulurkan tangan ingin membuka pintu Axel yang tepat berada di belakang Aluna langsung menutup pintu dengan posisi menghimpit tubuh Aluna."Aku sudah katakan padamu bukan bahwa aku akan membalas dendamku." Tutur Axel seraya membalikan tubuh Aluna menghadap kearahnya.Aluna melotot saat mendapati sorot mata Axel yang penuh rasa benci dan dendam padanya."Akan ku ambil apa yang seharusnya menjadi miliku saat kita berpacaran dulu." "Apa maksud..." ucapan Aluna terhenti saat Axel mencium bibirnya dengan kasar, Axel bahkan mena

  • Kencan Buta Sang CEO   Pertemuan ke 2

    Aluna keluar dari dalam mobil Axel dengan tubuh yang lemas, rasanya ia baru saja naik wahana rollerkoster, setelah Aluna keluar dari dalam mobil, Axel kembali mengemudikan mobilnya meninggalkan area koplesks rumah Aluna.Begitu Aluna memasuki kediamannya, gadis itu nampaknya sudah ditunggu oleh sang Ibu yang sudah sangat penasaran akan kencan butanya tadi."Bagaimana?" Tanya Nyonya Ayu tanpa basa basi terlebih dahulu"Kenapa Mama tidak memberitahuku bahwa teman kencan butaku adalah Axel?" Tanya Aluna balik membuat Nyonya Ayu tesenyum senang"Sengaja, karena Mama ingin memberimu kejutan."Aluna langsung tertawa hampa mendengar jawaban sang Ibu "Selamat, kejutan Mama sangat berhasil bahkan nyaris membuatku pingsan." Jawab Aluna "Kenapa kau begitu kesal, harusnya kau senang dapat bertemu dengan Axel lagi bukankah dulu kalian sangat akrab." Ucapan Nyonya Ayu membuat Aluna langsung terdiam lalu menatap sang Ibu nanar "Andai Mama tahu alasan aku ikut pindah dengan Mama adalah karena ingin

  • Kencan Buta Sang CEO   kencan buta

    Aluna terpaku menatap Axel yang berdiri tegap menghalau pintu, sorot mata lelaki itu penuh permusuhan menatap sosok Aluna."Sudah sekian lama kita tak bertemu, kenapa kau begitu terburu-buru?" Ucap Axel, nada suara itu membuat dada Aluna sesak, gadis itu bahkan harus berusaha ekstra hanya untuk memompa paru-parunya untuk menghirup oksigen."Aku salah ruangan," tutur Aluna seraya melenggang pergi sementara Axel hanya tersenyum kecut dan menggeretakan rahangnya, sebelum terduduk diatas kursi yang telah disiapkan para pelayan untuk ruangan itu.Aluna berjalan terburu, dadanya sakit tubuhnya begetar hebat ia sama sekali tidak menyangka bahwa luka yang ditanam Axel 5 tahun silam benar-benar kembali terbuka saat sosok lelaki itu muncul dihadapannya."Kau benar, aku tidak mencintainya dan hanya menjadikannya sebagai pelampiasan " Aluna kembali mengingat ucapan Alex 5 tahun silam pada seorang gadis, kalimat Axel 5 tahun silam itu berhasil menumbangkan Aluna dikoridor restoran."Kau baik-baik

  • Kencan Buta Sang CEO   Pertemuan

    Aluna termenung dalam posisi duduk, perkataan Andin tentang bagian kesekretarisan untuk CEO baru perusahaanya benar-benar menyita semua pikiran dan kekhawatirannya, kecurigaan bahwa Pak Antonio memilihnya untuk di tumbalkan kini mulai menguat di pikiran Aluna "Apa yang harus aku lakukan jika aku yang di pindahkan?" Pikir Aluna cemas."ALUNA!" Suara keras Nyona Ayu membuat Aluna tersentak dari lamunannya membuat anak gadis sematawayangnya itu segera menatap kearah dirinya yang kini tengah berdiri di hadapan Aluna."Mama dari tadi berbicara denganmu tapi tak ada respon darimu." Ucap Nyonya Ayu merasa kecewa akan tindakan sang anak gadisAluna menghela nafas berat "Maafkan aku, Ma." Ucap Aluna membuat Nyonya Ayu menyerengitkan dahinya dan menangkap sesuatu diwajah bimbang sang anak."Apa ada masalah?" Tanya Nyonya AyuAluna terdiam sejenak menatap sang Ibu, ia ingin berbagi cerita dengan Ibunya itu namun jika ia berbagi cerita tentang pekerjaannya dan tentang kemungkinan bahwa dia akan

  • Kencan Buta Sang CEO   mencari-cari kesalahan

    Aluna berdiri dengan raut wajah harap-harap cemas saat Pak Antonio memeriksa lembar demi lembar proposal yang diajukannya itu, dari raut wajah Pak Antonio, Aluna dapat mengetahui bahwa lelaki paruh bayar perjaka tua itu tidak membaca proposalnya selain hanya membalik lembar demi lembar dengan enggan dan bertingkah seolah-olah membacanya.Buuuk!.. bunyi pelan dari proposal yang di lepas Pak Antonio ke atas meja mencuri perhatian semua orang yang ada disana."Masih kurang bagus, ini bahkan tidak dapat di sebut sebagai proposal. Kau harus merevisinya lagi." Ucap Pak Antonio dengan enggan menatap Aluna yang kini tampak mengerutkan alisnya karena menahan rasa kesalnya.Aluna mengepalkan tangannya ingin rasanya ia meninju wajah lelaki paruh baya perjaka tua itu namun apalah daya ia hanya dapat menghajar Pak Antonio dalam benaknya saja."Maaf Pak sebelumnya, Bapak sudah memintaku merevisi proposal ini sebanyak 5 kali, kalau boleh aku tahu bagian mana dari proposal ini yang salah dan tidak ma

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status