Share

Bab 15

Author: Daun Jahe
Claire menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya, lalu tersenyum, "Aku tidak mengerti sikap apa yang ingin dilihat Tuan Javier. Kalau Anda menginginkan permintaan maaf, aku bisa mewakilinya minta maaf."

Bukankah pria ini hanya menginginkan permintaan maaf darinya?

Claire membungkuk dengan sopan kepadanya dan berkata, "Maaf, Tuan Javier."

Melihat Claire merendahkan dirinya, Javier malah merasa agak sinis. "Tak kusangka, Nona Claire bisa meminta maaf demi temannya, tetapi malah tega melukai kakaknya sendiri."

Claire berdiri tegak, lalu bertanya, "Apa maksud ucapan Tuan Javier?

Melukai kakaknya sendiri? Maksudnya Kayla?

Javier berjalan mendekati Claire, lalu berkata dengan nada dingin, "Kukira kamu orang yang berani bertanggung jawab atas perbuatanmu sendiri. Sekarang kelihatannya tidak seperti itu."

Sambil berbicara, Javier menoleh dengan acuh tak acuh. "Lupakan saja masalah hari ini."

Melihat kepergian mereka, beban di hati Candice langsung terangkat. Namun, mengingat perkataannya kepada Claire, Candice bertanya dengan keheranan, "Claire, apa maksud ucapan Tuan Javier tadi?"

"Mana kutahu?" Claire berkata sambil tertawan, "Kemungkinan besar karena merasa aku sengaja menentang Kayla, jadi dia ingin membantu pacarnya melampiaskan amarah?"

"Apa? Kayla pacaran dengan Tuan Javier?"

Candice tersentak, lalu berkata, "Mata Tuan Javier itu sudah buta ya? Dari sekian banyak wanita, kenapa dia bisa memilih wanita seperti Kayla?"

Claire memalingkan kepalanya sambil berkata, "Kamu masih bisa menggosip? Sebaiknya kamu pikirkan bagaimana mau menjelaskan pada ayahmu."

Usai bicara, Claire berjalan meninggalkan tempat itu. Candice menyusulnya dengan langkah cepat sambil mengerucutkan bibirnya.

Keesokan harinya.

Claire mengeluarkan sebuah daftar pembelian bahan mentah kepada staf pembelian, lalu berpesan, "Pesan batu mentah sesuai dengan daftarku ini. Kalau sampai ada yang salah, kalian yang bertanggung jawab."

Staf pembelian tersebut melihat sekilas daftarnya, kemudian mengangguk dan berkata, "Baik."

Setelah Claire pergi, staf departemen pembelian mulai menyusun daftar barang yang hendak dibeli. Namun, telepon kantor tiba-tiba berdering.

Dia meletakkan daftar tersebut di atas meja, lalu pergi mengangkat telepon.

Salah satu staf wanita lainnya berdiri di samping mejanya, lalu memotret alamat dan informasi kontak pabrik batu mentah yang ada di daftar tersebut.

Lalu, dia buru-buru kembali ke mejanya dan mengirim foto tersebut kepada Kayla.

Kayla yang sedang duduk di dalam kantornya tersenyum sinis melihat foto yang dikirimkan oleh staf pembelian tersebut.

Berhubung Departemen Pembelian ini di bawah kuasa Claire, kalau begitu jangan salahkan Kayla bertindak sadis.

Telepon di ruangan Kayla tiba-tiba berdering, dia menjawab telepon itu, "Halo?"

"Kayla, kenapa ponselmu selalu nggak aktif?" Imelda tidak bisa menghubungi ponsel Kayla, jadi dia terpaksa menelepon ke kantornya.

Mendengar hal ini, raut wajah Claire menjadi suram. "Ponselku hancur dibuang Claire, justru heran kalau teleponmu bisa tersambung. Besok aku mau ganti ponsel, ada apa Ibu mencariku?"

"Ayahmu mau menyuruh Claire si wanita sialan itu datang ke rumah malam ini. Kamu juga pulang untuk makan malam bersama Tuan Javier. Kalau status kalian sudah resmi, nggak mungkin ayahmu itu akan membiarkan Claire mendapat kesempatan."

Kayla tidak kuasa mengerutkan alisnya ketika berkata, "Ibu, sejak kapan Javier mau pulang untuk makan malam denganku? Bagaimana kalau dia nggak mau?"

Dalam 6 tahun ini, Javier sama sekali tidak pernah berkunjung ke kediaman Keluarga Adhitama untuk makan malam.

"Mau pakai cara apa pun, kamu harus bisa membujuknya. Jangan lupa, sekarang ini ayahmu sangat sayang padamu. Kalau kamu nggak datang, aku dan ayahmu juga nggak bisa membantumu."

Dia harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumumkan status Nyonya Fernando bagi putrinya. Setelah melihat kedua anak itu terakhir kali, hati Imelda masih merasa gelisah sampai sekarang.

Ucapan ibunya memang cukup masuk akal. Lantaran hubungannya dengan Javier selama beberapa tahun ini, ayahnya memang menjadi sangat sayang padanya.

Kini, Claire telah pulang dengan statusnya sebagai desainer perhiasan internasional yang terkenal. Jika Kayla sampai kehilangan ayahnya sebagai pendukung, Kayla tidak akan berarti apa-apa di hadapan Claire.

Claire duduk di kantornya untuk mengecek data para staf lama, tatapannya tertuju pada Paman Fendra.

Dia ingat bahwa Paman Fendra awalnya adalah asisten ibunya. Setelah ibunya meninggal, Paman Fendra yang mengelola Vienna dan mempertahankan penjualannya agar selalu menjadi yang tertinggi di ibu kota.

Namun, setelah Paman Fendra mengundurkan diri, penjualan Perusahaan Vienna terus menurun.

Tiba-tiba, ponsel Claire bergetar.

Claire melirik sekilas layar ponsel, ternyata ayahnya yang telah putus kontak selama bertahun-tahun ini meneleponnya.

Claire merenung sejenak.

Kembali ke Keluarga Adhitama terasa begitu asing baginya. Ketika menapakkan kakinya ke dalam vila, bibi asuhnya yang pertama kali mengenalinya, "Nona?"

Imelda sedang duduk di sofa sambil minum teh. Melihat kedatangan Claire, dia meletakkan kembali gelasnya, lalu berdiri dan berkata, "Wah, Claire sudah pulang ya?"

Claire kembali teringat dengan tamparan di wajah Jessie ketika melihat Imelda. Wajahnya kini juga tampak suram.

Imelda berutang sebuah tamparan padanya, suatu saat Claire pasti akan membalasnya.

Sambil tersenyum, Imelda berjalan menghampirinya. "Begitu tahu kamu sudah kembali, ayahmu langsung menyuruhmu pulang untuk makan malam. Ekspresi macam apa itu? Nggak baik kalau sampai terlihat oleh ayahmu."

Claire tertawa sinis ketika berkata, "Kenapa aku merasa perjamuan makan malam ini adalah perangkap yang sengaja diatur untukku?"

Dia tidak pernah menghubungi ayahnya sejak kembali ke negara ini. Jadi, entah Kayla atau Imelda yang memberi tahu ayahnya.

Setelah 6 tahun tidak pernah menghubunginya, hari ini malah tiba-tiba menyuruhnya pulang untuk makan malam. Yang paling membuat Claire kecewa adalah ayahnya bahkan tidak menanyakan kabarnya.

"Dasar kamu ini. Menyuruhmu pulang untuk makan malam malah dibilang perangkap."

"Jangan membuatku jijik, aku lebih terbiasa mendengarmu memanggilku wanita sialan. Kedengarannya lebih 'familier'." Claire sengaja menekankan kata "familier", seolah-olah sengaja ingin memprovokasinya.

Sebelum Imelda sempat memakinya, dari lantai atas tiba-tiba terdengar sebuah suara yang bariton, "Claire, sudah 6 tahun nggak bertemu, kamu masih nggak pernah berubah ya. Perhatikan nada bicaramu dengan ibumu."

Claire tertawa sejenak, lalu berkata, "Ibuku sudah meninggal. Saat upacara kremasi juga Ayah ada di sana, 'kan?"

"Apa saja yang kamu pelajari dari luar negeri selama 6 tahun ini? Beginikah caranya kamu bicara dengan orang tua?

Rendy hampir saja mati kesal dibuatnya. Awalnya, Rendy masih merasa sedikit bersalah karena mengusir Claire dari rumah saat itu. Namun, tak disangka ternyata Claire masih saja tidak tahu bertobat.

Imelda berjalan ke hadapan Rendy dan membujuknya, "Sayang, jangan marah lagi sama Claire. Lagi pula, aku cuma ibu tirinya. Aku bisa memaklumi Claire nggak mau menerimaku selama bertahun-tahun ini."

"Bagiku, kamu bahkan nggak pantas sebagai ibu tiri."

"Claire!" bentak Rendy dengan kesal. "Hari ini aku memanggilmu pulang untuk makan malam, bukan untuk berdebat. Kalau kamu nggak senang, keluar saja!"

Claire menatap wajah ayahnya yang murka. Enam tahun lalu, ketika mengusirnya dari rumah, Rendy juga tampak kejam seperti hari ini. Dia lebih memilih untuk percaya dengan semua ucapan Kayla dan Imelda.

Sementara itu, Claire dianggap suka berbuat onar dan tidak menghormati orang yang lebih tua.

Claire berkata dengan tersenyum, "Aku memang tidak ingin menetap lebih lama lagi."

Begitu berpaling dan hendak pergi, di depan pintu, tampak Kayla yang sedang berjalan masuk sambil menggandeng lengan Javier.

Ketika melihat Javier, Imelda dan Rendy langsung buru-buru menyambutnya. Amarah Rendy juga langsung sirna, dia tampak seperti orang yang berbeda dengan sebelumnya.

"Tuan Javier, tidak disangka Anda ikut datang juga."

"Ya," balas Javier sembari mengangguk. Tatapannya malah tertuju pada Claire, lalu dia berkata dengan nada datar, "Keluarga Adhitama ramai sekali ya."

Rendy melirik Claire sekilas, lalu berkata dengan canggung, "Hm, ini putriku yang paling kecil, Claire."

"Oh, aku juga baru tahu, ternyata Zora sang desainer perhiasan internasional yang terkenal ini adalah putri Keluarga Adhitama."

Rendy tersenyum malu-malu dan berkata, "Iya, dia ... mewarisi bakat ibunya."

Claire berdiri dengan tangan yang terlipat di samping. Bagaikan orang asing, Claire melihat mereka saling bertukar sapa. Dia tidak bisa menahan tawa melihat segala pujian dan penghormatan yang diberikan kepada Javier.

"Aku tidak akan mengganggu kalian makan malam."

Ketika baru saja hendak pergi, Kayla tiba-tiba menghampirinya dengan senyuman. "Claire, jarang-jarang kamu pulang, ayo makan malam saja dulu."

Imelda juga ikut menyahut bagaikan seorang ibu yang ramah, "Benar, Claire. Jangan bertengkar lagi dengan ayahmu."
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Susi
Kpn kejahatan ini terbongkar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 16

    Claire kehabisan kata-kata melihat mereka bersusah payah mengundangnya pulang untuk makan malam. Selain itu, mereka juga mengundang Javier dan bersikeras menyuruh Claire untuk makan malam di sana.Claire justru ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh ibu dan anak ini.Dia mendongak dan tersenyum tipis sambil berkata, "Baiklah, kalau begitu aku ikut makan."Kayla dan Imelda tidak menyangka bahwa Claire akan menyetujuinya. Namun, hal ini justru sesuai dengan rencana mereka.Sepanjang makan malam, Claire hanya menunduk dan menyantap makanannya. Mungkin karena ada Javier yang hadir, Rendy dan Imelda juga tampak agak pendiam.Javier tidak banyak makan. Awalnya ketika Kayla menyuruhnya untuk menemani makan malam di kediaman Keluarga Adhitama, Javier sebenarnya ingin menolak. Namun, Kayla mengungkit tentang Claire.Lantaran Kayla mengatakan bahwa Claire yang mengundangnya, Javier ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh Claire."Claire, bagaimana kehidupanmu di luar negeri selama ini?"

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 17

    "Tuan Javier, maksudnya sengaja apaan? Bukankah aku berbaik hati menjodohkanmu dengan Kayla?" Sambil berbicara, Claire berusaha melepaskan tangannya.Javier menariknya kembali dengan kuat, membuat Claire hampir saja menabrak dada Javier.Pria itu mendengus, lalu berkata, "Ini tujuannya kamu menyuruh Kayla mengundangku makan di Keluarga Adhitama?"Claire tertegun dan merasa heran. Dia menatap Javier dengan geli, "Aku menyuruh Kayla mengundangmu ke Keluarga Adhitama? Hebat sekali aku?"Tatapan Javier tampak dingin ketika berkata, "Claire, kamu tidak berhak ikut campur dalam hubunganku dan Kayla. Apa pun tujuanmu, jangan sok pintar.""Javier, biar kutegaskan sekali lagi. Aku nggak menyuruh Kayla untuk mengundangmu. Meski aku nggak tahu apa yang dibilang Kayla padamu, aku sama sekali nggak ada hubungannya dengan hal ini."Claire menepis tangannya, lalu berkata dengan serius, "Aku juga nggak peduli dengan hubungan kalian. Beri tahu wanita itu, jangan lemparkan semua kesalahan padaku. Aku bu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 18

    Claire menatapnya dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dadanya. "Kenapa kamu nggak tanya pacarmu saja? Untuk apa kamu tanya padaku?"Menggelikan sekali, seolah-olah Claire ingin merebut pacarnya saja!Kayla kesal hingga wajahnya memucat. "Claire, kamu nggak akan bisa sombong terlalu lama, tunggu saja!"Setelah mengancamnya, Kayla langsung berbalik dan pergi.Melihat kepergian Kayla, Claire tersenyum dan membatin, 'Masih belum tentu siapa yang akan menang nantinya.'Di ruangan kantor.Claire duduk di depan komputer sedang memeriksa sesuatu. Tiba-tiba, seorang staf masuk ke ruangannya dengan tergesa-gesa dan berkata, "Nona Zora, gawat!"Melihat kepanikan staf itu, Claire malah mendongak dengan tenang dan bertanya, "Ada apa?""Ada beberapa pelanggan yang membeli perhiasan di toko kita dan menyadari bahwa semuanya adalah barang palsu. Sekarang mereka datang ke perusahaan untuk membuat perhitungan. Staf bagian pembelian bilang, semua bahan mentah dibeli sesuai dengan daftar yang An

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 19

    Claire menatap Kayla sekilas, lalu meletakkan kembali gelang mutiara itu. Kemudian, dia berkata sambil menyunggingkan senyuman, "Bukan aku yang memesan barang palsu, jadi aku nggak akan menanggung kesalahannya."Kayla mendekatinya dan menarik tangan Claire. "Claire, sebaiknya kamu jujur saja. Bagaimanapun, Perusahaan Vienna ini adalah jerih payah ayahmu. Nggak mungkin kamu akan menghancurkannya, 'kan?""Yang kukatakan tadi semua jujur." Claire menarik kembali tangannya dengan ekspresi datar, lalu mengambil gelang mutiara itu ke hadapan wanita paruh baya tersebut. "Nyonya, aku mengerti perasaan kalian. Setelah menghabiskan begitu banyak uang, malah mendapatkan barang palsu, wajar saja marah.""Tapi, kalian tenang saja. Aku nggak akan membiarkan nama Vienna tercoreng karena masalah barang palsu ini. Setelah kebenarannya terbukti, aku jamin akan mengembalikan uang kalian, sekaligus memberikan kalian perhiasan yang asli."Wanita itu tertegun sejenak. Bukan hanya uangnya yang bisa kembali,

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 20

    Mendengar ucapan Javier, Claire juga tidak ingin berkata apa-apa lagi. Dia hanya melambaikan tangan sambil berkata, "Terserah Anda saja, Anda yang jadi pemegang sahamnya."Selanjutnya, dia berjalan ke hadapan beberapa pelanggan itu dengan wajah tersenyum. "Nyonya-nyonya sekalian, silakan ikuti saya ke ruang VIP untuk negosiasi."Beberapa pelanggan itu mengangguk, lalu mengikuti Claire ke ruang VIP.Kayla mendengar Javier yang membelanya, diam-diam merasa senang. Dia tahu bahwa Javier tetap berpihak padanya dalam hati."Javier, aku juga nggak tahu kenapa hal seperti ini bisa terjadi. Aku akan lebih berhati-hati kelak," ujar Kayla meminta maaf.Javier hanya meliriknya sekilas, lalu membalas dengan acuh tak acuh, "Kamu nggak mengerti tentang hal ini. Lain kali, jangan sembarangan ikut campur, kalau ada masalah biar Claire saja yang mengatasinya."Setelah itu, Javier dan Roger beranjak dari tempat itu.Kayla menundukkan pandangannya, tangannya mengepal erat hingga kukunya menancap pada tel

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 21

    Di dalam mobil.Javier termenung menatap luar jendela mobil, seolah-olah masih teringat dengan perkataan Claire. Bahkan saat Roger memanggilnya beberapa kali pun, dia tidak mendengarnya."Tuan Javier," panggil Roger dengan volume suara yang lebih keras.Javier baru tersadar dan mengerutkan dahinya. "Ada apa?"Roger menyerahkan ponselnya sambil memberi tahu, "Ada telepon dari Tuan Steven."Javier mengambil ponselnya dan menjawab telepon tersebut, "Ayah."Di Kediaman Fernando."Anak sialan, kamu punya anak di luar sana ya?"Steven sedang duduk di paviliun halaman sambil menikmati teh. Di layar tablet di mejanya, terlihat foto dua orang anak kecil yang mirip dengan Javier.Javier terdiam, lalu menjawab, "Nggak ada.""Nggak ada? Lalu, bagaimana dengan kedua anak yang dikontrak oleh Agensi Majestik ini? Wajah mereka sama persis denganmu."Steven meletakkan gelasnya dengan keras di atas meja. "Aku mau bertemu dengan kedua anak ini.""Ayah, aku nggak pernah berhubungan dengan wanita mana pun.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 22

    Jessie menoleh melihatnya. "Kami juga pernah melihat seorang paman yang sangat mirip dengan kami, lho!""Oh?" Ketika Steven baru saja hendak bertanya, tiba-tiba terdengar suara seorang pengawal dari luar halaman, "Tuan Javier."Javier berjalan masuk ke paviliun dan melihat kedua anak di samping Steven, dia berkata, "Ayah, kenapa Ayah membawa anak-anak ini kemari sesuka hati?""Kenapa nggak boleh? Aku lihat kedua anak ini mirip denganmu, jadi aku mengundang mereka untuk bertamu. Memangnya kenapa?"Steven mengelus kepala Jessie, lalu mengambil sebuah kue untuk mereka berdua. "Ini kue paling enak di desa kami, coba kalian cicipi.""Terima kasih, Kakek ...."Setelah keduanya mengambil kue itu, Jessie buru-buru melahapnya.Javier merasa tidak berdaya, dia tidak menyangka ayahnya akan membawa kedua anak ini setelah melihat foto mereka."Kalian tunggu di sini dulu ya, Kakek akan kembali sebentar lagi."Selesai berkata demikian, Steven berdiri dan berkata kepada Javier, "Ikuti aku."Melihat me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 23

    "Bukan begitu, Ibu bilang, kita harus belajar sedikit banyak tentang barang-barang nenek moyang. Ibuku juga sangat menyukai barang antik," kata Jessie.Jika tidak, ibunya juga tidak akan bisa mendesain perhiasan antik bermodel timur ketika berada di Negara Sahara.Steven tertawa mendengar ucapannya. "Aku ingin sekali menemui ibu kalian."Jessie diam-diam merasa bangga. Akhirnya, kakek ini mulai tertarik dengan ibunya!Javier melirik Jody yang berdiri di samping, lalu mengelus pipinya. Jody menoleh dan menatapnya dengan tatapan yang tidak bersahabat. Tatapannya ini malah mengingatkannya pada seseorang."Terakhir kali aku bertemu denganmu, di sudut matamu ini ada tahi lalat."Jody memegang sudut matanya, lalu menggembungkan pipinya dan berkata, "Aku gambar sendiri tahi lalatnya.""Kakek kalah!" seru Jessie sambil tertawa terbahak-bahak.Dia tidak tahu bahwa Steven memang sengaja mengalah padanya. Melihat anak kecil ini bahagia, entah mengapa, Steven juga merasa bahagia.Mungkin karena su

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2653

    Fendra mengangguk. “Emm, berhubung kamu sudah punya pilihan, kamu bisa lakukan sesuai dengan keinginanmu. Ayah akan selalu mendukungmu.”Emiko merangkul lengan Fendra. “Terima kasih, Ayah.”…Satu bulan kemudian.Dacia duduk di pesawat menuju ke bandara ibu kota. Dia mendorong koper berjalan keluar bandara, kemudian dia menaiki taksi untuk menuju ke vila Keluarga Fernando.Dacia tidak ingin memberi tahu Jerremy karena ingin memberinya sebuah kejutan. Setelah mobil tiba di depan pintu vila Keluarga Fernando, Dacia mendorong koper ke dalam rumah.Baru saja memasuki rumah, terdengar suara tangis Jennie. Pengasuh pun sedang sibuk membujuknya. Saat melihat keberadaan Dacia, pengasuh merasa kaget. “Nyonya Dacia?”Dacia menyerahkan kopernya ke pelayan yang berdiri di samping, kemudian berjalan ke sisi pengasuh. “Biar aku gendong saja.”Pengasuh menyerahkan Jennie kepada Dacia. Saa Dacia menggendong Jennie ke dalam pelukannya, hatinya pun merasa luluh.Jennie sudah semakin besar. Dia memiliki

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2652

    Setengah bulan kemudian, Jodhiva dan Ariel kembali dari Negara Shawana. Jodhiva menyerahkan wasiat kakek buyutnya kepada Claire.Claire terbengong ketika menerimanya.“Kakek Buyut meminta bantuan Paman Louis untuk menyerahkan wasiat ini kepadamu. Kata Paman Louis, dia berharap Keluarga Gufree masih bisa memiliki keturunan.”Claire mengusap wasiat di tangannya sembari tersenyum. “Aku mengerti. Jody, terima kasih.”“Ibu, aku pernah diskusi sama Ariel. Kelak kalau kami punya anak, tidak peduli anak kami laki-laki atau perempuan, kami bersedia membiarkan anak kami memikul tanggung jawab itu.”Claire menatap Jodhiva, lalu meletakkan tangannya di atas pundak Javier. “Ibu tahu kamu adalah putra sulung Keluarga Fernando. Kamu memikul tanggung jawab Keluarga Fernando. Jadi, tidak peduli apa pun pilihanmu, Ibu akan selalu mendukungmu.”Jodhiva pun tersenyum.Di sisi lain, ada banyak anak baru yang mendaftar kelas di balai seni bela diri. Ketika melihat banyak orang yang keluar masuk balai, tatap

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2651

    Mobil melaju melewati hadapan Hiro.Di dalam mobil, Yura menyampaikan rasa minta maafnya kepada Bastian. Bastian hanya duduk tanpa berbicara sama sekali. Dia sendiri juga tidak mengerti kenapa dia mesti ikut campur dalam hubungan mereka. Mungkin Bastian sudah terbiasa untuk membantunya?Setelah terdiam selama beberapa saat, Bastian bertanya, “Kamu kerja di mana?”Yura juga terdiam sejenak, baru tersenyum. “Masih belum tahu. Mungkin di Negara Demar atau Negara Hyugana.”Bastian berdecak sembari melihat ke luar jendela. “Lebih baik ke Negara Shawana saja. Tentu saja, kalau kamu mau ke sana, aku bisa bantu kamu. Tapi aku bisa membantumu juga karena aku kenal sama kamu.”“Oke,” balas Yura dengan langsung, “Kalau aku memutuskan ke Negara Shawana, aku akan minta bantuan Tuan Bastian.”Beberapa hari kemudian, berita di Negara Shawana melaporkan kabar duka bahwa Wilson telah meninggal dunia. Para anggota keluarga kerajaan, bangsawan, serta tokoh-tokoh dari dunia politik menghadiri pemakamannya

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2650

    Kelihatan sekali Gotama sedang menolak secara halus.Bastian terbengong selama beberapa detik. “Tapi, kamu tahu sendiri wanita dewasa itu membuat orang merasa lebih tenang. Fotonya saja yang kelihatan dewasa, tapi kenyataannya dia bagai anak kecil saja ….”“Maaf, aku tidak bisa menerima usianya. Meskipun dia baik, aku tetap tidak bisa menerimanya.” Usai berbicara, Gotama langsung meninggalkan tempat.“Hei, Tuan Gotama ….”Bastian melihat bayangan punggung yang semakin menjauh, lalu berdecak. “Malah permasalahkan soal umur. Apa kamu mau anak berusia 18 tahun? Dasar!”Yura yang tadinya duduk di baris belakang pun langsung duduk di hadapan Bastian. Dia tersenyum. “Gagal, ‘kan?”Bastian melipat kedua lengan di depan dada. “Aku lagi bantu cari jodoh buat kamu, bukan buat aku. Kenapa kamu masih bisa tertawa?”“Sudahlah, wajar kalau dia keberatan dengan usiaku. Lagi pula, aku juga tidak harus berpacaran, kok. Tapi aku benar-benar berterima kasih sama kamu karena sudah membantuku.”Yura hanya

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2649

    Warganet hanya melihat nama Levin di dalam daftar nama pemeran, tapi mereka tidak tahu “Firdaus” adalah Levin. Setelah penggemar Levin mengenali idolanya, mereka pun terus memberi dukungan.[ Astaga! Akhirnya Levin akting dengan serius! ][ Levin bisa tenar juga berkat Kak Jessie. Hahaha. ][ Dari trailer, sepertinya akting Dik Levin lebih bagus berkali-kali lipat dari sebelumnya. Dulu dia saja hanya melakoni peran anak orang kaya, yang mirip dengan Levin. Semoga kali ini Dik Levin nggak mengecewakan kita semua. ][ Akhirnya Levin ada kemajuan. ]Di sisi lain, di Agensi Solar.Samuel duduk di kantor menyaksikan trailer dan juga komentar dari para warganet. Dia pun mendengus. “Bocah ini semakin hebat saja. Aku beri dia nilai 90.”Asisten terbengong. “Hanya 90 saja? Aku merasa nilai itu kerendahan.”Samuel melipat kedua lengannya di depan dada. “Rendah? Kalau dia menggunakan teknik aktingnya yang dulu, aku hanya akan beri dia nilai 75 saja. Nilai 90 sudah tergolong tinggi baginya. Kalau

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2648

    Siapa sangka Proto akan memberikan Dacia kuasa untuk memilih pemeran penting. Setelah mendengar masalah itu, Dacia merasa sangat tertekan. Jika pandangannya salah, bukannya dia akan mengecewakan harapan Sutradara Proto?Jujur saja, Dacia tidak pintar dalam soal memilih pemeran. Sepertinya dia hanya bisa meminta bantuan Jessie.Dacia berkunjung ke Vila Laguna, kemudian menyerahkan naskah kepada Jessie. “Jessie, aku benar-benar kehabisan akal. Aku takut aku salah pilih pemeran, nantinya malah akan merusak film Pak Proto. Jadi, aku mesti memilih dengan saksama. Jangan sampai mengganggu jadwal syuting.”Jessie menatap Dacia dengan tersenyum. “Bukannya ada kesempatan untuk audisi? Waktu setengah tahun sudah lebih dari cukup, kok.”Dacia menghela napas dengan pasrah. “Memang sudah cukup, tapi belum tentu semuanya punya jadwal yang cocok. Aku khawatir kalau ada kejadian nggak terduga, seperti artis yang tiba-tiba nggak bisa mengambil perannya. Selain itu, sebulan lagi aku harus kembali ke neg

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2647

    Baru saja Yura hendak menjelaskan, Bastian langsung mengangkat tangannya, duluan menjelaskan, “Kamu tidak usah katakan apa pun. Hargai nyawamu. Hiduplah dengan baik. Kalau kamu benar-benar tidak bisa melepaskannya, aku bisa perkenalkan cowok baik-baik sama kamu. Ada banyak stok cowok baik-baik di sekitarku, terserah kamu mau persyaratan atau penampilan yang bagaimana. Tentu saja, kalau kamu tidak suka cowok Negara Shawana, aku bisa carikan cowok dari ibu kota.”Yura tersenyum canggung. “Kalau begitu … ergh … terima kasih atas niat baikmu.”“Tidak usah sungkan. Bagaimanapun kita juga saling kenal. Beberapa hari lagi, deh. Aku akan kumpulkan daftar nama cowok dari ibu kota buat kamu. Terserah kamu mau pilih yang mana.”Dua hari kemudian, Bastian benar-benar mengumpulkan data putra dari keluarga kaya yang masih lajang. Dia memperlihatkan selembar demi selembar kertas di hadapan Yura.Ujung bibir Yura berkedut. Dia menatap Bastian yang duduk di seberang sofa. “Dari mana kamu menemukannya?”

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2646

    Jodhiva berjalan mendekati Oriana dengan tersenyum. “Kamu kalah karena aktingmu terlalu buruk. Apa kamu kira preman sungguhan bakal beri kamu kesempatan untuk meminta bantuan?”Oriana langsung jatuh duduk di lantai. Dia menatap Jodhiva dengan dingin, lalu mengulurkan tangan untuk menarik si pria. “Jody, maaf, nggak seharusnya aku berbuat seperti ini. Aku tahu kesalahanku ….”Jodhiva menepis tangan Oriana memandangnya dengan dingin. “Mulai sekarang kamu tidak usah berhubungan dengan Hunter lagi. Kalau ketahuan kamu menyebar gosip lagi, aku tidak akan melepaskanmu.”Kemudian, Jodhiva membalikkan tubuhnya berjalan ke sisi Ariel. Dia merangkul pundak wanita itu, lalu membawanya ke dalam ruangan.Para anggota Hunter melihat ke sisi Oriana sembari menggeleng. Ternyata pandangan mereka salah!Mereka juga mulai membubarkan diri. Tidak ada lagi yang menghiraukan Oriana.Di dalam vila, Jodhiva membawa Ariel untuk duduk di sofa. Dia menarik tangan Oriana, lalu melihat bekas kebiruan besar di bagi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2645

    Jodhiva mengeluarkan senyuman tidak berdaya. “Memangnya kenapa kalau aku sering membantumu? Kalau waktu itu ada wanita lain yang mengalami kondisi yang sama, aku juga akan mengulurkan bantuan. Mengenai masalah kamu mengatakan aku memperbolehkanmu untuk tinggal di sisiku, semua itu juga karena kamu mengatakan kamu mau balas budi. Apa aku pernah janji sama kamu? Dari awal, cuma kamu sendiri yang terus mengikuti kami, ‘kan?”Ucapan Jodhiva bagai petir yang menyambar kepala Oriana. Dia seolah-olah menjadi lelucon semua orang.“Nggak … nggak mungkin.” Oriana tidak bersedia untuk menerima kenyataan ini. “Kamu bohong! Jelas-jelas kamu merasa aku istimewa, makanya kamu memperlakukanku berbeda dibandingkan dengan wanita lain. Kalau nggak, kenapa kamu nggak halangi Bastian ketika aku dibawa ke Hunter?”Kalau bukan karena Oriana memiliki posisi istimewa di hati Jodhiva, mana mungkin dia seorang orang luar bisa berhubungan dengan anggota Hunter?Kening Jodhiva kelihatan berkerut. “Semua itu karena

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status