Share

Bab 15

Penulis: Daun Jahe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Claire menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya, lalu tersenyum, "Aku tidak mengerti sikap apa yang ingin dilihat Tuan Javier. Kalau Anda menginginkan permintaan maaf, aku bisa mewakilinya minta maaf."

Bukankah pria ini hanya menginginkan permintaan maaf darinya?

Claire membungkuk dengan sopan kepadanya dan berkata, "Maaf, Tuan Javier."

Melihat Claire merendahkan dirinya, Javier malah merasa agak sinis. "Tak kusangka, Nona Claire bisa meminta maaf demi temannya, tetapi malah tega melukai kakaknya sendiri."

Claire berdiri tegak, lalu bertanya, "Apa maksud ucapan Tuan Javier?

Melukai kakaknya sendiri? Maksudnya Kayla?

Javier berjalan mendekati Claire, lalu berkata dengan nada dingin, "Kukira kamu orang yang berani bertanggung jawab atas perbuatanmu sendiri. Sekarang kelihatannya tidak seperti itu."

Sambil berbicara, Javier menoleh dengan acuh tak acuh. "Lupakan saja masalah hari ini."

Melihat kepergian mereka, beban di hati Candice langsung terangkat. Namun, mengingat perkataannya kepada Claire, Candice bertanya dengan keheranan, "Claire, apa maksud ucapan Tuan Javier tadi?"

"Mana kutahu?" Claire berkata sambil tertawan, "Kemungkinan besar karena merasa aku sengaja menentang Kayla, jadi dia ingin membantu pacarnya melampiaskan amarah?"

"Apa? Kayla pacaran dengan Tuan Javier?"

Candice tersentak, lalu berkata, "Mata Tuan Javier itu sudah buta ya? Dari sekian banyak wanita, kenapa dia bisa memilih wanita seperti Kayla?"

Claire memalingkan kepalanya sambil berkata, "Kamu masih bisa menggosip? Sebaiknya kamu pikirkan bagaimana mau menjelaskan pada ayahmu."

Usai bicara, Claire berjalan meninggalkan tempat itu. Candice menyusulnya dengan langkah cepat sambil mengerucutkan bibirnya.

Keesokan harinya.

Claire mengeluarkan sebuah daftar pembelian bahan mentah kepada staf pembelian, lalu berpesan, "Pesan batu mentah sesuai dengan daftarku ini. Kalau sampai ada yang salah, kalian yang bertanggung jawab."

Staf pembelian tersebut melihat sekilas daftarnya, kemudian mengangguk dan berkata, "Baik."

Setelah Claire pergi, staf departemen pembelian mulai menyusun daftar barang yang hendak dibeli. Namun, telepon kantor tiba-tiba berdering.

Dia meletakkan daftar tersebut di atas meja, lalu pergi mengangkat telepon.

Salah satu staf wanita lainnya berdiri di samping mejanya, lalu memotret alamat dan informasi kontak pabrik batu mentah yang ada di daftar tersebut.

Lalu, dia buru-buru kembali ke mejanya dan mengirim foto tersebut kepada Kayla.

Kayla yang sedang duduk di dalam kantornya tersenyum sinis melihat foto yang dikirimkan oleh staf pembelian tersebut.

Berhubung Departemen Pembelian ini di bawah kuasa Claire, kalau begitu jangan salahkan Kayla bertindak sadis.

Telepon di ruangan Kayla tiba-tiba berdering, dia menjawab telepon itu, "Halo?"

"Kayla, kenapa ponselmu selalu nggak aktif?" Imelda tidak bisa menghubungi ponsel Kayla, jadi dia terpaksa menelepon ke kantornya.

Mendengar hal ini, raut wajah Claire menjadi suram. "Ponselku hancur dibuang Claire, justru heran kalau teleponmu bisa tersambung. Besok aku mau ganti ponsel, ada apa Ibu mencariku?"

"Ayahmu mau menyuruh Claire si wanita sialan itu datang ke rumah malam ini. Kamu juga pulang untuk makan malam bersama Tuan Javier. Kalau status kalian sudah resmi, nggak mungkin ayahmu itu akan membiarkan Claire mendapat kesempatan."

Kayla tidak kuasa mengerutkan alisnya ketika berkata, "Ibu, sejak kapan Javier mau pulang untuk makan malam denganku? Bagaimana kalau dia nggak mau?"

Dalam 6 tahun ini, Javier sama sekali tidak pernah berkunjung ke kediaman Keluarga Adhitama untuk makan malam.

"Mau pakai cara apa pun, kamu harus bisa membujuknya. Jangan lupa, sekarang ini ayahmu sangat sayang padamu. Kalau kamu nggak datang, aku dan ayahmu juga nggak bisa membantumu."

Dia harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumumkan status Nyonya Fernando bagi putrinya. Setelah melihat kedua anak itu terakhir kali, hati Imelda masih merasa gelisah sampai sekarang.

Ucapan ibunya memang cukup masuk akal. Lantaran hubungannya dengan Javier selama beberapa tahun ini, ayahnya memang menjadi sangat sayang padanya.

Kini, Claire telah pulang dengan statusnya sebagai desainer perhiasan internasional yang terkenal. Jika Kayla sampai kehilangan ayahnya sebagai pendukung, Kayla tidak akan berarti apa-apa di hadapan Claire.

Claire duduk di kantornya untuk mengecek data para staf lama, tatapannya tertuju pada Paman Fendra.

Dia ingat bahwa Paman Fendra awalnya adalah asisten ibunya. Setelah ibunya meninggal, Paman Fendra yang mengelola Vienna dan mempertahankan penjualannya agar selalu menjadi yang tertinggi di ibu kota.

Namun, setelah Paman Fendra mengundurkan diri, penjualan Perusahaan Vienna terus menurun.

Tiba-tiba, ponsel Claire bergetar.

Claire melirik sekilas layar ponsel, ternyata ayahnya yang telah putus kontak selama bertahun-tahun ini meneleponnya.

Claire merenung sejenak.

Kembali ke Keluarga Adhitama terasa begitu asing baginya. Ketika menapakkan kakinya ke dalam vila, bibi asuhnya yang pertama kali mengenalinya, "Nona?"

Imelda sedang duduk di sofa sambil minum teh. Melihat kedatangan Claire, dia meletakkan kembali gelasnya, lalu berdiri dan berkata, "Wah, Claire sudah pulang ya?"

Claire kembali teringat dengan tamparan di wajah Jessie ketika melihat Imelda. Wajahnya kini juga tampak suram.

Imelda berutang sebuah tamparan padanya, suatu saat Claire pasti akan membalasnya.

Sambil tersenyum, Imelda berjalan menghampirinya. "Begitu tahu kamu sudah kembali, ayahmu langsung menyuruhmu pulang untuk makan malam. Ekspresi macam apa itu? Nggak baik kalau sampai terlihat oleh ayahmu."

Claire tertawa sinis ketika berkata, "Kenapa aku merasa perjamuan makan malam ini adalah perangkap yang sengaja diatur untukku?"

Dia tidak pernah menghubungi ayahnya sejak kembali ke negara ini. Jadi, entah Kayla atau Imelda yang memberi tahu ayahnya.

Setelah 6 tahun tidak pernah menghubunginya, hari ini malah tiba-tiba menyuruhnya pulang untuk makan malam. Yang paling membuat Claire kecewa adalah ayahnya bahkan tidak menanyakan kabarnya.

"Dasar kamu ini. Menyuruhmu pulang untuk makan malam malah dibilang perangkap."

"Jangan membuatku jijik, aku lebih terbiasa mendengarmu memanggilku wanita sialan. Kedengarannya lebih 'familier'." Claire sengaja menekankan kata "familier", seolah-olah sengaja ingin memprovokasinya.

Sebelum Imelda sempat memakinya, dari lantai atas tiba-tiba terdengar sebuah suara yang bariton, "Claire, sudah 6 tahun nggak bertemu, kamu masih nggak pernah berubah ya. Perhatikan nada bicaramu dengan ibumu."

Claire tertawa sejenak, lalu berkata, "Ibuku sudah meninggal. Saat upacara kremasi juga Ayah ada di sana, 'kan?"

"Apa saja yang kamu pelajari dari luar negeri selama 6 tahun ini? Beginikah caranya kamu bicara dengan orang tua?

Rendy hampir saja mati kesal dibuatnya. Awalnya, Rendy masih merasa sedikit bersalah karena mengusir Claire dari rumah saat itu. Namun, tak disangka ternyata Claire masih saja tidak tahu bertobat.

Imelda berjalan ke hadapan Rendy dan membujuknya, "Sayang, jangan marah lagi sama Claire. Lagi pula, aku cuma ibu tirinya. Aku bisa memaklumi Claire nggak mau menerimaku selama bertahun-tahun ini."

"Bagiku, kamu bahkan nggak pantas sebagai ibu tiri."

"Claire!" bentak Rendy dengan kesal. "Hari ini aku memanggilmu pulang untuk makan malam, bukan untuk berdebat. Kalau kamu nggak senang, keluar saja!"

Claire menatap wajah ayahnya yang murka. Enam tahun lalu, ketika mengusirnya dari rumah, Rendy juga tampak kejam seperti hari ini. Dia lebih memilih untuk percaya dengan semua ucapan Kayla dan Imelda.

Sementara itu, Claire dianggap suka berbuat onar dan tidak menghormati orang yang lebih tua.

Claire berkata dengan tersenyum, "Aku memang tidak ingin menetap lebih lama lagi."

Begitu berpaling dan hendak pergi, di depan pintu, tampak Kayla yang sedang berjalan masuk sambil menggandeng lengan Javier.

Ketika melihat Javier, Imelda dan Rendy langsung buru-buru menyambutnya. Amarah Rendy juga langsung sirna, dia tampak seperti orang yang berbeda dengan sebelumnya.

"Tuan Javier, tidak disangka Anda ikut datang juga."

"Ya," balas Javier sembari mengangguk. Tatapannya malah tertuju pada Claire, lalu dia berkata dengan nada datar, "Keluarga Adhitama ramai sekali ya."

Rendy melirik Claire sekilas, lalu berkata dengan canggung, "Hm, ini putriku yang paling kecil, Claire."

"Oh, aku juga baru tahu, ternyata Zora sang desainer perhiasan internasional yang terkenal ini adalah putri Keluarga Adhitama."

Rendy tersenyum malu-malu dan berkata, "Iya, dia ... mewarisi bakat ibunya."

Claire berdiri dengan tangan yang terlipat di samping. Bagaikan orang asing, Claire melihat mereka saling bertukar sapa. Dia tidak bisa menahan tawa melihat segala pujian dan penghormatan yang diberikan kepada Javier.

"Aku tidak akan mengganggu kalian makan malam."

Ketika baru saja hendak pergi, Kayla tiba-tiba menghampirinya dengan senyuman. "Claire, jarang-jarang kamu pulang, ayo makan malam saja dulu."

Imelda juga ikut menyahut bagaikan seorang ibu yang ramah, "Benar, Claire. Jangan bertengkar lagi dengan ayahmu."
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Susi
Kpn kejahatan ini terbongkar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 16

    Claire kehabisan kata-kata melihat mereka bersusah payah mengundangnya pulang untuk makan malam. Selain itu, mereka juga mengundang Javier dan bersikeras menyuruh Claire untuk makan malam di sana.Claire justru ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh ibu dan anak ini.Dia mendongak dan tersenyum tipis sambil berkata, "Baiklah, kalau begitu aku ikut makan."Kayla dan Imelda tidak menyangka bahwa Claire akan menyetujuinya. Namun, hal ini justru sesuai dengan rencana mereka.Sepanjang makan malam, Claire hanya menunduk dan menyantap makanannya. Mungkin karena ada Javier yang hadir, Rendy dan Imelda juga tampak agak pendiam.Javier tidak banyak makan. Awalnya ketika Kayla menyuruhnya untuk menemani makan malam di kediaman Keluarga Adhitama, Javier sebenarnya ingin menolak. Namun, Kayla mengungkit tentang Claire.Lantaran Kayla mengatakan bahwa Claire yang mengundangnya, Javier ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh Claire."Claire, bagaimana kehidupanmu di luar negeri selama ini?"

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 17

    "Tuan Javier, maksudnya sengaja apaan? Bukankah aku berbaik hati menjodohkanmu dengan Kayla?" Sambil berbicara, Claire berusaha melepaskan tangannya.Javier menariknya kembali dengan kuat, membuat Claire hampir saja menabrak dada Javier.Pria itu mendengus, lalu berkata, "Ini tujuannya kamu menyuruh Kayla mengundangku makan di Keluarga Adhitama?"Claire tertegun dan merasa heran. Dia menatap Javier dengan geli, "Aku menyuruh Kayla mengundangmu ke Keluarga Adhitama? Hebat sekali aku?"Tatapan Javier tampak dingin ketika berkata, "Claire, kamu tidak berhak ikut campur dalam hubunganku dan Kayla. Apa pun tujuanmu, jangan sok pintar.""Javier, biar kutegaskan sekali lagi. Aku nggak menyuruh Kayla untuk mengundangmu. Meski aku nggak tahu apa yang dibilang Kayla padamu, aku sama sekali nggak ada hubungannya dengan hal ini."Claire menepis tangannya, lalu berkata dengan serius, "Aku juga nggak peduli dengan hubungan kalian. Beri tahu wanita itu, jangan lemparkan semua kesalahan padaku. Aku bu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 18

    Claire menatapnya dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dadanya. "Kenapa kamu nggak tanya pacarmu saja? Untuk apa kamu tanya padaku?"Menggelikan sekali, seolah-olah Claire ingin merebut pacarnya saja!Kayla kesal hingga wajahnya memucat. "Claire, kamu nggak akan bisa sombong terlalu lama, tunggu saja!"Setelah mengancamnya, Kayla langsung berbalik dan pergi.Melihat kepergian Kayla, Claire tersenyum dan membatin, 'Masih belum tentu siapa yang akan menang nantinya.'Di ruangan kantor.Claire duduk di depan komputer sedang memeriksa sesuatu. Tiba-tiba, seorang staf masuk ke ruangannya dengan tergesa-gesa dan berkata, "Nona Zora, gawat!"Melihat kepanikan staf itu, Claire malah mendongak dengan tenang dan bertanya, "Ada apa?""Ada beberapa pelanggan yang membeli perhiasan di toko kita dan menyadari bahwa semuanya adalah barang palsu. Sekarang mereka datang ke perusahaan untuk membuat perhitungan. Staf bagian pembelian bilang, semua bahan mentah dibeli sesuai dengan daftar yang An

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 19

    Claire menatap Kayla sekilas, lalu meletakkan kembali gelang mutiara itu. Kemudian, dia berkata sambil menyunggingkan senyuman, "Bukan aku yang memesan barang palsu, jadi aku nggak akan menanggung kesalahannya."Kayla mendekatinya dan menarik tangan Claire. "Claire, sebaiknya kamu jujur saja. Bagaimanapun, Perusahaan Vienna ini adalah jerih payah ayahmu. Nggak mungkin kamu akan menghancurkannya, 'kan?""Yang kukatakan tadi semua jujur." Claire menarik kembali tangannya dengan ekspresi datar, lalu mengambil gelang mutiara itu ke hadapan wanita paruh baya tersebut. "Nyonya, aku mengerti perasaan kalian. Setelah menghabiskan begitu banyak uang, malah mendapatkan barang palsu, wajar saja marah.""Tapi, kalian tenang saja. Aku nggak akan membiarkan nama Vienna tercoreng karena masalah barang palsu ini. Setelah kebenarannya terbukti, aku jamin akan mengembalikan uang kalian, sekaligus memberikan kalian perhiasan yang asli."Wanita itu tertegun sejenak. Bukan hanya uangnya yang bisa kembali,

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 20

    Mendengar ucapan Javier, Claire juga tidak ingin berkata apa-apa lagi. Dia hanya melambaikan tangan sambil berkata, "Terserah Anda saja, Anda yang jadi pemegang sahamnya."Selanjutnya, dia berjalan ke hadapan beberapa pelanggan itu dengan wajah tersenyum. "Nyonya-nyonya sekalian, silakan ikuti saya ke ruang VIP untuk negosiasi."Beberapa pelanggan itu mengangguk, lalu mengikuti Claire ke ruang VIP.Kayla mendengar Javier yang membelanya, diam-diam merasa senang. Dia tahu bahwa Javier tetap berpihak padanya dalam hati."Javier, aku juga nggak tahu kenapa hal seperti ini bisa terjadi. Aku akan lebih berhati-hati kelak," ujar Kayla meminta maaf.Javier hanya meliriknya sekilas, lalu membalas dengan acuh tak acuh, "Kamu nggak mengerti tentang hal ini. Lain kali, jangan sembarangan ikut campur, kalau ada masalah biar Claire saja yang mengatasinya."Setelah itu, Javier dan Roger beranjak dari tempat itu.Kayla menundukkan pandangannya, tangannya mengepal erat hingga kukunya menancap pada tel

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 21

    Di dalam mobil.Javier termenung menatap luar jendela mobil, seolah-olah masih teringat dengan perkataan Claire. Bahkan saat Roger memanggilnya beberapa kali pun, dia tidak mendengarnya."Tuan Javier," panggil Roger dengan volume suara yang lebih keras.Javier baru tersadar dan mengerutkan dahinya. "Ada apa?"Roger menyerahkan ponselnya sambil memberi tahu, "Ada telepon dari Tuan Steven."Javier mengambil ponselnya dan menjawab telepon tersebut, "Ayah."Di Kediaman Fernando."Anak sialan, kamu punya anak di luar sana ya?"Steven sedang duduk di paviliun halaman sambil menikmati teh. Di layar tablet di mejanya, terlihat foto dua orang anak kecil yang mirip dengan Javier.Javier terdiam, lalu menjawab, "Nggak ada.""Nggak ada? Lalu, bagaimana dengan kedua anak yang dikontrak oleh Agensi Majestik ini? Wajah mereka sama persis denganmu."Steven meletakkan gelasnya dengan keras di atas meja. "Aku mau bertemu dengan kedua anak ini.""Ayah, aku nggak pernah berhubungan dengan wanita mana pun.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 22

    Jessie menoleh melihatnya. "Kami juga pernah melihat seorang paman yang sangat mirip dengan kami, lho!""Oh?" Ketika Steven baru saja hendak bertanya, tiba-tiba terdengar suara seorang pengawal dari luar halaman, "Tuan Javier."Javier berjalan masuk ke paviliun dan melihat kedua anak di samping Steven, dia berkata, "Ayah, kenapa Ayah membawa anak-anak ini kemari sesuka hati?""Kenapa nggak boleh? Aku lihat kedua anak ini mirip denganmu, jadi aku mengundang mereka untuk bertamu. Memangnya kenapa?"Steven mengelus kepala Jessie, lalu mengambil sebuah kue untuk mereka berdua. "Ini kue paling enak di desa kami, coba kalian cicipi.""Terima kasih, Kakek ...."Setelah keduanya mengambil kue itu, Jessie buru-buru melahapnya.Javier merasa tidak berdaya, dia tidak menyangka ayahnya akan membawa kedua anak ini setelah melihat foto mereka."Kalian tunggu di sini dulu ya, Kakek akan kembali sebentar lagi."Selesai berkata demikian, Steven berdiri dan berkata kepada Javier, "Ikuti aku."Melihat me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 23

    "Bukan begitu, Ibu bilang, kita harus belajar sedikit banyak tentang barang-barang nenek moyang. Ibuku juga sangat menyukai barang antik," kata Jessie.Jika tidak, ibunya juga tidak akan bisa mendesain perhiasan antik bermodel timur ketika berada di Negara Sahara.Steven tertawa mendengar ucapannya. "Aku ingin sekali menemui ibu kalian."Jessie diam-diam merasa bangga. Akhirnya, kakek ini mulai tertarik dengan ibunya!Javier melirik Jody yang berdiri di samping, lalu mengelus pipinya. Jody menoleh dan menatapnya dengan tatapan yang tidak bersahabat. Tatapannya ini malah mengingatkannya pada seseorang."Terakhir kali aku bertemu denganmu, di sudut matamu ini ada tahi lalat."Jody memegang sudut matanya, lalu menggembungkan pipinya dan berkata, "Aku gambar sendiri tahi lalatnya.""Kakek kalah!" seru Jessie sambil tertawa terbahak-bahak.Dia tidak tahu bahwa Steven memang sengaja mengalah padanya. Melihat anak kecil ini bahagia, entah mengapa, Steven juga merasa bahagia.Mungkin karena su

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2345

    Ariel berjalan ke sisi dapur, lalu meletakkan mie dan telur. Mungkin karena keberadaan Jodhiva, dia menjadi gugup. Dia hanya berdiri tidak tahu harus melakukan apa lagi.Jodhiva berhenti di belakang Ariel, lalu menunduk bersandar di samping telinganya. “Masak air.”Telinga Ariel terasa gemetar. Seketika terbayang gambaran memalukan di dalam benaknya. Dia membalikkan tubuhnya mendorong Jodhiva keluar dapur. “Kamu pergi tidur sana. Jangan ganggu aku.”Jodhiva mengulurkan tangan memasukkan Ariel ke dalam pelukannya. “Aku takut kamu meledakkan dapurku. Nanti aku malah harus membereskannya.”Kening Ariel berkerut. “Apa kamu lagi meremehkanku?”Apa susah untuk memasak mie?Jodhiva mengusap ujung bibir Ariel. “Ariel, apa kamu menghindariku karena masalah tadi?”Wajah Ariel langsung memanas. Dia memaksa dirinya untuk tetap bersikap tenang. “Siapa juga yang menghindarimu? Aku takut kamu akan merasa canggung ketika bertemu aku.”Jodhiva tersenyum. “Untuk apa aku merasa canggung?”Tatapan Ariel

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2344

    Jessie tertawa. “Sepertinya Ariel takut Kak Jody akan dirampas orang lain.”Jules mendekatinya. “Bagaimana cara kamu berterima kasih sama aku?”Jessie langsung mengecup bibir Jules.Jules pun tersenyum, lalu mencubit dagu Jessie. “Kamu semakin berani saja.”Dulu ketika Jessie dicium, wajahnya pasti akan merona. Sekarang, dia malah bersikap begitu agresif.Jessie menatapnya. “Apa kamu nggak puas?”Jules semakin mendekatinya. “Tidak tergolong terlalu puas.”Jessie berkata dengan suara manja, “Semakin menjadi-jadi saja!”Di sisi lain, Jodhiva dan Ariel kembali ke vila. Jodhiva melepaskan jasnya, lalu menggantungnya. Ariel menoleh melihat ke sisi Jodhiva. “Untuk apa kamu buka jasmu?”Jodhiva menjawab, “Aku kepanasan.”Ariel tertegun sejenak. Dia langsung kepikiran dengan anggur merah yang diminumnya tadi. “Siapa suruh kamu minum anggur merah itu?”Gerakan tangan Jodhiva berhenti. Dia mengangkat kelopak matanya. “Memangnya kenapa kalau aku minum anggur itu?”“Apa kamu nggak takut dia menaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2343

    Kening Ariel berkerut. “Apa yang bisa dia lakukan sama kakakmu?”Jessie menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan meremehkan seorang wanita yang mencintai seorang pria. Bisa jadi dia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Kak Jody.”Ariel sungguh merasa syok. “Menghalalkan segala cara?”Jessie mengangguk. “Iya, bisa jadi dia akan beri obat ke Kak Jody, kemudian Kak Jody kehilangan kesadarannya. Dia pun akan menjalankan rencananya. Kalau sampai Nona Alicia hamil nanti, dia pasti akan memaksa Kak Jody untuk menikahinya. Nantinya kalian berdua pun nggak ada harapan lagi.”Ariel menarik napas dalam-dalam. “Apa mungkin dia melakukan hal seperti itu?”Jessie membalas dengan raut serius, “Aku nggak lagi bohongi kamu. Sekarang Kak Jody itu incaran dari Nona Alicia. Kamu percaya nggak dia pasti pesan anggur merah nanti.”Ariel merasa ragu. Jessie segera merangkul lengan Ariel. “Kalau nggak percaya, coba kita lihat bersama.”“Hei, Jessie, sebentar ….” Ariel ditarik Jessie ke dalam.Mereka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2342

    Ariel menggigit bibirnya. “Kakakmu lagi di restoran mana?”Jessie mengatakan alamatnya.Setelah panggilan diakhiri, Ariel segera mengambil jaketnya, lalu meninggalkan rumah.Jessie bersembunyi di belakang dinding. Dia menoleh untuk melihat Jules sekilas. “Kak Jules, apa trikmu benar-benar berguna?”Jules menurunkan topi Jessie. “Turunkan topimu. Jangan sampai ketahuan.”Tak lama kemudian, Jodhiva muncul di restoran. Namun, dia malah tidak menemukan Jessie. Tiba-tiba salah seorang wanita memanggilnya, “Tuan Muda Jody?”Kening Jody berkerut. Dia menoleh melihat wanita yang duduk di dekat jendela. Wanita itu tak lain adalah Alicia.Jodhiva berjalan mendekat, lalu berhenti di hadapannya. “Nona Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini?”Alicia merasa kaget. “Bukannya kamu yang janjian sama aku?”Jodhiva menyipitkan matanya. “Aku?”Tatapan Jodhiva tiba-tiba tertuju pada sosok orang yang bersembunyi di belakang tembok. Dia kepikiran lagi dengan pesan yang dikirim Jessie tadi pagi. Sepertinya dia

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2341

    Selesai makan malam, Jodhiva menyuruh Ariel kembali ke Kompleks Galatta duluan. Jessie dan Jules pun mengantarnya pulang. Di dalam mobil, Jessie menatap sosok Ariel yang terus memandang keluar jendela tanpa bersuara itu. Dia menggigit bibirnya. “Ariel, menurutmu, Kak Jody orangnya gimana?”Ariel merasa kaget. Dia pun menoleh. “Baik, memangnya kenapa?”“Apa kamu nggak suka sama dia?”“Aku … nggak bilang aku nggak suka sama dia.”Ariel menunduk. “Pernikahan itu kan seharusnya atas dasar suka sama suka. Sekarang aku nggak ingin menikah.”Ariel saja tidak tahu kenapa dia bisa mendaftarkan pernikahannya. Sekarang dia malah didesak untuk mengadakan resepsi pernikahan. Dia masih tidak jelas dengan perasaannya. Jadi, dia tidak ingin melanjutkan hubungan mereka ke jenjang berikutnya.Jessie juga tidak berbicara lagi.Mobil berhenti di depan Kompleks Galatta. Ariel duluan menuruni mobil. Setelah memasuki mobil, Jessie bersandar di bangkunya. “Kak Jules, menurutmu, perbuatan Tuan Tobias menjodoh

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2340

    “Nggak boleh. Ini masalah aku sama kamu. Nggak ada hubungannya sama ayahku.”Berwin malah ingin mengadu. Tidak mungkin!Kali ini, Steven tersenyum. “Ayah, untuk apa kamu persulit seorang wanita?”“Sepertinya dia yang persulit aku. Dia malah tidak menghormatiku. Apa aku tidak punya harga diri?” Berwin kelihatan kesal.Ariel bergumam, “Aku juga punya harga diri.”Ketika mendengar, Berwin sungguh merasa syok. “Coba kamu dengar! Dia malah membantahku. Arogan sekali. Aku mesti mengadu ke orang tuanya.”Kedua mata Ariel terbelalak lebar. “Kamu memang susah untuk diajak bicara!”Berwin mengangguk. “Iya, aku memang susah diajak bicara. Memangnya apa yang bisa kamu lakukan?”Ariel menarik napas dalam-dalam, lalu berusaha untuk tersenyum. “Paling-paling aku akan minta maaf sama kamu. Semua ini salahku.”Berwin memalingkan kepalanya dengan arogan. “Sekarang baru tahu minta maaf? Terlambat.”Baru saja Ariel hendak berbicara, Jennie yang berada di dalam pelukan Dacia tiba-tiba menangis keras. Suara

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2339

    “Kenapa aku nggak boleh perhitungan?” Berwin merasa tidak puas. “Coba kamu lihat sikapnya. Dia malah tidak mau jadi istrinya Jody. Coba dengar apa katanya! Persyaratan Jody sangat bagus. Wanita lain juga tidak ada kesempatan untuk mendekatinya. Sekarang kamu malah merasa risi?”Ariel melipat kedua lengan di depan dadanya. Sepertinya pria tua ini sedang mencari masalah. “Sejak kapan aku merasa risi? Bukannya kamu merasa aku nggak sanggup untuk menduduki posisi itu? Kalau begitu, aku memang nggak sanggup.”“Kamu ….”“Aku apaan? Selama ini, aku nggak pernah diperlakukan seperti sekarang. Seolah-olah aku ingin menjilat Keluarga Fernando saja. Kalau tahu akan seperti ini, aku pasti tidak akan kemari.”Usai berbicara, Ariel langsung memalingkan kepalanya sembari mendengus. Pokoknya dia sungguh merasa kesal.Berwin menarik napas dalam-dalam, lalu menoleh untuk membelalaki Jodhiva. “Ini wanita yang kamu cari?”Jodhiva menatap Ariel yang sedang merajuk, lalu berkata, “Kakek Buyut, kamu sendiri

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2338

    Jerremy menurunkan kelopak matanya untuk melihat kesayangannya. “Anak perempuan. Namanya Jennie.”Berwin memajukan tubuhnya, lalu mencoba untuk menggandeng tangan si kecil. “Biar aku lihat anak dari cicitku.”Berwin menggendong Jennie ke dalam pelukannya. Saat ini, Jennie masih belum tidur. Dia melebarkan bola mata lebarnya sembari mengisap jarinya.“Astaga, kenapa malah isap jari? Kotor! Kotor! Keluarkan!”Berwin menarik tangan Jennie dari mulutnya. Si kecil mulai mengerucutkan bibirnya. Tiba-tiba terdengar suara tangis yang sangat keras. Saking kerasnya suara tangisan Jennie, Berwin pun tidak tahu harus berbuat apa.Dacia mengeluarkan dot yang sudah dipersiapkannya untuk diemut Jennie. Kali ini, Jennie pun tidak menangis lagi.Berwin menatap kedua mata berkilauan si kecil. Hati yang tadinya keras sudah mulai melembut.Jerremy berjalan ke sisi sofa. “Ayah, Kakek, apa Kak Jody masih belum pulang?”Berwin menyerahkan Jennie kepada Dacia, lalu membalikkan tubuhnya. “Iya, di mana bocah te

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2337

    Selama ini Jessie mengira Hiro adalah seorang abang yang berhati lembut, selalu perhatian terhadap orang lain. Namun setelah mengetahui semua ini, Jessie menyadari sikap egois Hiro sangat menyeramkan.Mengenai masalah Lisa, Hiro memang berbuat seperti itu demi Jessie. Hanya saja, dia tidak pernah memberi tahu masalah itu kepada Jessie. Meskipun Jessie tidak berteman lagi dengan Lisa, dia juga tidak pernah kepikiran untuk mengeluarkan Lisa dari sekolah.Sementara dalam masalah kali ini, karena Mutya ingin menentangnya, Hiro pun memanfaatkan Mutya. Hiro memang tidak berniat untuk melukai Jessie, hanya ingin menentang Jules saja, tetapi apa bedanya sikap egois Hiro dengan melukainya secara tidak langsung?Jules menarik Jessie ke dalam pelukannya. Dia menyandarkan dagu ke atas kepalanya. “Aku nggak turun tangan sama dia karena dia nggak benar-benar pernah melukaimu. Kali ini, aku akan lepaskan dia. Kalau ada lain kali lagi, aku akan beri pelajaran atas semua yang pernah dia lakukan.”Jessi

DMCA.com Protection Status