Share

Bab 14

Penulis: Daun Jahe
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-05 11:48:54
Setelah gagal melampiaskan kemarahannya pada Claire, Imelda menjadi makin uring-uringan. Sepulangnya ke rumah, dia langsung mengadu pada Rendy.

Rendy meletakkan koran yang sedang dibacanya dan bertanya dengan terkejut, "Claire sudah pulang?"

"Iya, dia sekarang sudah menjadi desainer perhiasan internasional yang terkenal, Zora. Jangankan aku dan Kayla, katanya dia bahkan berani bersikap lancang terhadap Tuan Javier."

Sejak Rendy mengetahui bahwa Kayla berpacaran dengan Javier, Rendy menjadi makin sayang dengan putrinya itu.

Claire malah selancang itu berani melawan Javier, tentu saja Rendy tidak akan berpangku tangan.

Bagaimanapun, Rendy masih ingin dihargai dan dia juga tidak ingin menyinggung Keluarga Fernando. Jadi, mana mungkin dia akan diam saja melihat menantunya yang kaya itu dibuat kesal?

Rendy melipat kembali koran itu dan berkata, "Setelah 6 tahun nggak bertemu, gadis ini malah berani cari masalah dengan Tuan Javier?"

Imelda duduk di samping Rendy sambil memegang lengannya dengan wajah sedih. "Padahal aku berbaik hati pergi ke kantor untuk mengingatkannya, tapi dia ... malah memarahiku. Sayang, Claire lebih patuh padamu. Kalau begini terus, nanti Tuan Javier malah menyalahkan Kayla juga, jadi repot nantinya."

Raut wajah Rendy menjadi suram, dia berkata dengan tegas, "Besok aku akan menyuruhnya pulang."

Mendengar ucapan Rendy, Imelda merasa senang dalam hati.

Kalau dia tidak bisa melawan Claire berengsek itu, Imelda tidak percaya bahwa Rendy tidak akan bisa mengendalikan putrinya.

....

Saat makan malam, Claire melihat pipi Jessie yang agak bengkak dan bertanya dengan alis berkerut, "Jessie, kenapa wajahmu?"

"Ibu, hari ini kami pergi makan dengan Bu Candice dan bertemu dengan ibu Kayla. Entah kenapa, ibu Kayla bertanya padaku apakah aku ini anak Ibu. Dia bahkan memukul Jessie."

Wajah Claire langsung menjadi murung. Jika bukan karena takut mengagetkan anaknya, saat ini Claire pasti sudah mengambil parang keluar rumah.

Imelda sialan, pantas saja hari ini dia datang ke kantor untuk mencari Claire.

Akan tetapi, kenapa Imelda bisa tahu dia punya anak? Selain itu, dia bahkan sangat yakin mereka ini anaknya.

Jessie meletakkan tangannya ke pundak ibunya dan berkata, "Ibu, jangan marah. Aku nggak sakit lagi, aku cuma merasa sedih karena anak-anak lain ada ayah yang melindungi mereka, tapi aku malah nggak punya."

Hati Claire langsung tertohok, pandangannya juga tampak meredup. Meskipun dia bisa memberikan lingkungan yang baik bagi tumbuh kembang anaknya, pada akhirnya mereka akan tetap kekurangan kasih sayang seorang ayah.

Claire merasa sangat bersalah kepada anak-anaknya karena dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan masalah ayah kepada mereka.

Sebab, dia sendiri juga tidak tahu siapa ayah mereka ini ....

"Ibu, kenapa Ayah mencampakkan kami?" tanya Jody sambil mendongak.

Jerry juga mengangguk dan menambahkan, "Iya nih, kenapa Ayah nggak menginginkan kami?"

Ketika baru saja Claire hendak berkata sesuatu, tangisan Jessie sudah pecah. "Ayah pasti nggak menginginkan kita lagi karena ada wanita lain. Huhuhu ...."

Jerry dan Jody saling bertukar pandang melihat akting adiknya yang luar biasa ini.

"Jangan menangis, Jessie. Bukan seperti itu, ayah kalian nggak mencampakkan kalian." Lantaran merasa tidak berdaya, Claire terpaksa menghibur Jessie sambil menyeka air matanya.

Jessie menghentikan tangisannya dan memandang ibunya dengan mata memerah. "Apa benar begitu, Ibu?"

Claire terpaksa tersenyum ketika berkata, "Benar, kok. Mana mungkin dia akan mencampakkan kalian?"

"Lalu, kenapa Ibu nggak pernah menceritakan soal Ayah? Kenapa Ayah mencampakkan kami?" Jessie berniat menanyakan hal ini sampai jelas.

Melihat ketiga anaknya yang menatapnya, Claire menutup mulutnya dengan sedih, lalu berkata, "Jangan dibahas lagi. Aku nggak mau mengungkit ayah kalian karena dia mati muda."

Ketiga anak itu terdiam mendengarnya. Apa ibunya ini masih punya hati nurani berkata seperti itu?

Di saat Claire sedang bingung bagaimana cara mengelabui ketiga anaknya ini, tiba-tiba panggilan dari Candice datang. Syukurlah!

Claire berjalan ke balkon untuk menerima panggilan itu, "Aku lagi makan, kenapa?"

Namun, di ujung telepon malah terdengar sebuah suara pria asing, "Apakah Anda adalah keluarga Nona Candice? Di sini adalah kantor polisi ...."

Claire bergegas menuju kantor polisi. Di sana, dia melihat Candice sedang duduk dengan tampang menyedihkan.

Sambil menarik napas dalam-dalam, Claire menghampirinya dan bertanya, "Nona, ada apa denganmu?"

"Aku ... nggak sengaja menabrak mobil orang. Apalagi, orang itu adalah orang yang nggak bisa kusinggung."

Kali ini, Candice mendapat masalah besar. Kalau ayahnya sampai mengetahui hal ini, dia pasti akan dihabisi ayahnya.

Claire menatapnya dan bertanya, "Mobil siapa yang kamu tabrak?"

Candice melihat ke dalam dengan hati-hati. Pada saat ini, terlihat seorang polantas yang berjalan keluar dari kantor bersama dua orang pria.

Pria itu lagi-lagi Javier.

Ekspresi Claire langsung menjadi kaku. Dia memelototi Candice sambil menggertakkan gigi. "Pandai sekali kamu memilih orang untuk ditabrak. Kenapa nggak tabrak sampai mati saja?"

Alis Candice mengerut dan dia berkata dengan nada polos, "Aku benar-benar nggak sengaja. Aku lagi terburu-buru, jadi ...."

Saat menabrak mobil Rolls-Royce tersebut, Candice sudah tertegun. Ditambah lagi ketika melihat orang yang berada di dalamnya, Candice makin terkesiap.

Tatapan Javier meredup melihat Claire. Apalagi ketika teringat dengan malam di mana Kayla berusaha mendekatinya, entah mengapa benak Javier malah terlintas wajah wanita ini.

Javier menghampiri mereka dan menatap Claire. "Kamu penjaminnya?"

Claire tersenyum dan berkata, "Ya, kejadian kali ini memang salah temanku. Sesuai prosedur saja, Tuan Javier langsung bilang saja mau bayar berapa?"

Ekspresi Javier tidak berubah sama sekali. "Tidak perlu ganti rugi lagi, lagi pula mobil itu sudah jadi rongsokan."

Rongsokan?

Claire menatap Candice, lalu bertanya, "Separah itu?"

Candice menggeleng dan menjawab, "Nggak, cuma agak penyok."

Roger yang berdiri di sampingnya menjelaskan sambil tertawa, "Nona Claire, mobil Tuan Javier selalu diganti dengan yang baru dan tidak pernah diperbaiki. Bahkan sebuah mur yang lepas pun sudah dianggap rongsokan oleh Tuan."

"Jadi, maksud kalian, kalian mau temanku ini mengganti mobil baru untuk kalian?" tanya Claire dengan raut wajah suram.

Roger menjawab dengan terus terang, "Semuanya tergantung pada sikap kalian."

"Kalian ...."

Emosi Claire langsung mendidih. Candice buru-buru menarik baju Claire dan mengisyaratkan bahwa dia tidak sanggup membelikan mobil baru.

Claire tahu bahwa pria ini tidak kekurangan uang. Jadi, sudah pasti dia tidak akan meminta mobil baru kepada Candice. Javier sengaja mempersulitnya karena ingin "membalas" Claire.

"Dilihat dari sikap Nona Claire, sepertinya tidak puas dengan keputusan ini?"

Javier menatap Claire lekat-lekat. Awalnya, Javier ingin menyerahkan hal ini kepada polisi, dia juga tidak benar-benar bermaksud ingin wanita ini membelikan mobil baru untuknya.

Namun, melihat penjamin wanita ini adalah Claire, ditambah lagi dengan ucapan Kayla semalam, Javier menjadi agak emosi.

Biasanya, emosinya tidak pernah dipengaruhi oleh siapa pun, bahkan wanita sekalipun. Hari ini, emosinya telah tersulut karena kejadian dua anak kecil itu. Sekarang malah terpengaruh oleh wanita ini lagi?

Selain itu, apa benar wanita ini memperlakukan Kayla seperti itu 6 tahun yang lalu?

Kalau begitu, Javier ingin melihat sejauh mana Claire bisa berkorban untuk temannya.
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Susi
Entahlah pusing jg mikir si javier ini ga peka2
goodnovel comment avatar
Just Rara
padahal km yg dibodohin sm kayla javier,disini yg jd korban kayla adalah claire
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 15

    Claire menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya, lalu tersenyum, "Aku tidak mengerti sikap apa yang ingin dilihat Tuan Javier. Kalau Anda menginginkan permintaan maaf, aku bisa mewakilinya minta maaf."Bukankah pria ini hanya menginginkan permintaan maaf darinya?Claire membungkuk dengan sopan kepadanya dan berkata, "Maaf, Tuan Javier."Melihat Claire merendahkan dirinya, Javier malah merasa agak sinis. "Tak kusangka, Nona Claire bisa meminta maaf demi temannya, tetapi malah tega melukai kakaknya sendiri."Claire berdiri tegak, lalu bertanya, "Apa maksud ucapan Tuan Javier?Melukai kakaknya sendiri? Maksudnya Kayla?Javier berjalan mendekati Claire, lalu berkata dengan nada dingin, "Kukira kamu orang yang berani bertanggung jawab atas perbuatanmu sendiri. Sekarang kelihatannya tidak seperti itu."Sambil berbicara, Javier menoleh dengan acuh tak acuh. "Lupakan saja masalah hari ini."Melihat kepergian mereka, beban di hati Candice langsung terangkat. Namun, mengingat perka

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 16

    Claire kehabisan kata-kata melihat mereka bersusah payah mengundangnya pulang untuk makan malam. Selain itu, mereka juga mengundang Javier dan bersikeras menyuruh Claire untuk makan malam di sana.Claire justru ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh ibu dan anak ini.Dia mendongak dan tersenyum tipis sambil berkata, "Baiklah, kalau begitu aku ikut makan."Kayla dan Imelda tidak menyangka bahwa Claire akan menyetujuinya. Namun, hal ini justru sesuai dengan rencana mereka.Sepanjang makan malam, Claire hanya menunduk dan menyantap makanannya. Mungkin karena ada Javier yang hadir, Rendy dan Imelda juga tampak agak pendiam.Javier tidak banyak makan. Awalnya ketika Kayla menyuruhnya untuk menemani makan malam di kediaman Keluarga Adhitama, Javier sebenarnya ingin menolak. Namun, Kayla mengungkit tentang Claire.Lantaran Kayla mengatakan bahwa Claire yang mengundangnya, Javier ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh Claire."Claire, bagaimana kehidupanmu di luar negeri selama ini?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 17

    "Tuan Javier, maksudnya sengaja apaan? Bukankah aku berbaik hati menjodohkanmu dengan Kayla?" Sambil berbicara, Claire berusaha melepaskan tangannya.Javier menariknya kembali dengan kuat, membuat Claire hampir saja menabrak dada Javier.Pria itu mendengus, lalu berkata, "Ini tujuannya kamu menyuruh Kayla mengundangku makan di Keluarga Adhitama?"Claire tertegun dan merasa heran. Dia menatap Javier dengan geli, "Aku menyuruh Kayla mengundangmu ke Keluarga Adhitama? Hebat sekali aku?"Tatapan Javier tampak dingin ketika berkata, "Claire, kamu tidak berhak ikut campur dalam hubunganku dan Kayla. Apa pun tujuanmu, jangan sok pintar.""Javier, biar kutegaskan sekali lagi. Aku nggak menyuruh Kayla untuk mengundangmu. Meski aku nggak tahu apa yang dibilang Kayla padamu, aku sama sekali nggak ada hubungannya dengan hal ini."Claire menepis tangannya, lalu berkata dengan serius, "Aku juga nggak peduli dengan hubungan kalian. Beri tahu wanita itu, jangan lemparkan semua kesalahan padaku. Aku bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 18

    Claire menatapnya dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dadanya. "Kenapa kamu nggak tanya pacarmu saja? Untuk apa kamu tanya padaku?"Menggelikan sekali, seolah-olah Claire ingin merebut pacarnya saja!Kayla kesal hingga wajahnya memucat. "Claire, kamu nggak akan bisa sombong terlalu lama, tunggu saja!"Setelah mengancamnya, Kayla langsung berbalik dan pergi.Melihat kepergian Kayla, Claire tersenyum dan membatin, 'Masih belum tentu siapa yang akan menang nantinya.'Di ruangan kantor.Claire duduk di depan komputer sedang memeriksa sesuatu. Tiba-tiba, seorang staf masuk ke ruangannya dengan tergesa-gesa dan berkata, "Nona Zora, gawat!"Melihat kepanikan staf itu, Claire malah mendongak dengan tenang dan bertanya, "Ada apa?""Ada beberapa pelanggan yang membeli perhiasan di toko kita dan menyadari bahwa semuanya adalah barang palsu. Sekarang mereka datang ke perusahaan untuk membuat perhitungan. Staf bagian pembelian bilang, semua bahan mentah dibeli sesuai dengan daftar yang An

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 19

    Claire menatap Kayla sekilas, lalu meletakkan kembali gelang mutiara itu. Kemudian, dia berkata sambil menyunggingkan senyuman, "Bukan aku yang memesan barang palsu, jadi aku nggak akan menanggung kesalahannya."Kayla mendekatinya dan menarik tangan Claire. "Claire, sebaiknya kamu jujur saja. Bagaimanapun, Perusahaan Vienna ini adalah jerih payah ayahmu. Nggak mungkin kamu akan menghancurkannya, 'kan?""Yang kukatakan tadi semua jujur." Claire menarik kembali tangannya dengan ekspresi datar, lalu mengambil gelang mutiara itu ke hadapan wanita paruh baya tersebut. "Nyonya, aku mengerti perasaan kalian. Setelah menghabiskan begitu banyak uang, malah mendapatkan barang palsu, wajar saja marah.""Tapi, kalian tenang saja. Aku nggak akan membiarkan nama Vienna tercoreng karena masalah barang palsu ini. Setelah kebenarannya terbukti, aku jamin akan mengembalikan uang kalian, sekaligus memberikan kalian perhiasan yang asli."Wanita itu tertegun sejenak. Bukan hanya uangnya yang bisa kembali,

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 20

    Mendengar ucapan Javier, Claire juga tidak ingin berkata apa-apa lagi. Dia hanya melambaikan tangan sambil berkata, "Terserah Anda saja, Anda yang jadi pemegang sahamnya."Selanjutnya, dia berjalan ke hadapan beberapa pelanggan itu dengan wajah tersenyum. "Nyonya-nyonya sekalian, silakan ikuti saya ke ruang VIP untuk negosiasi."Beberapa pelanggan itu mengangguk, lalu mengikuti Claire ke ruang VIP.Kayla mendengar Javier yang membelanya, diam-diam merasa senang. Dia tahu bahwa Javier tetap berpihak padanya dalam hati."Javier, aku juga nggak tahu kenapa hal seperti ini bisa terjadi. Aku akan lebih berhati-hati kelak," ujar Kayla meminta maaf.Javier hanya meliriknya sekilas, lalu membalas dengan acuh tak acuh, "Kamu nggak mengerti tentang hal ini. Lain kali, jangan sembarangan ikut campur, kalau ada masalah biar Claire saja yang mengatasinya."Setelah itu, Javier dan Roger beranjak dari tempat itu.Kayla menundukkan pandangannya, tangannya mengepal erat hingga kukunya menancap pada tel

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 21

    Di dalam mobil.Javier termenung menatap luar jendela mobil, seolah-olah masih teringat dengan perkataan Claire. Bahkan saat Roger memanggilnya beberapa kali pun, dia tidak mendengarnya."Tuan Javier," panggil Roger dengan volume suara yang lebih keras.Javier baru tersadar dan mengerutkan dahinya. "Ada apa?"Roger menyerahkan ponselnya sambil memberi tahu, "Ada telepon dari Tuan Steven."Javier mengambil ponselnya dan menjawab telepon tersebut, "Ayah."Di Kediaman Fernando."Anak sialan, kamu punya anak di luar sana ya?"Steven sedang duduk di paviliun halaman sambil menikmati teh. Di layar tablet di mejanya, terlihat foto dua orang anak kecil yang mirip dengan Javier.Javier terdiam, lalu menjawab, "Nggak ada.""Nggak ada? Lalu, bagaimana dengan kedua anak yang dikontrak oleh Agensi Majestik ini? Wajah mereka sama persis denganmu."Steven meletakkan gelasnya dengan keras di atas meja. "Aku mau bertemu dengan kedua anak ini.""Ayah, aku nggak pernah berhubungan dengan wanita mana pun.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 22

    Jessie menoleh melihatnya. "Kami juga pernah melihat seorang paman yang sangat mirip dengan kami, lho!""Oh?" Ketika Steven baru saja hendak bertanya, tiba-tiba terdengar suara seorang pengawal dari luar halaman, "Tuan Javier."Javier berjalan masuk ke paviliun dan melihat kedua anak di samping Steven, dia berkata, "Ayah, kenapa Ayah membawa anak-anak ini kemari sesuka hati?""Kenapa nggak boleh? Aku lihat kedua anak ini mirip denganmu, jadi aku mengundang mereka untuk bertamu. Memangnya kenapa?"Steven mengelus kepala Jessie, lalu mengambil sebuah kue untuk mereka berdua. "Ini kue paling enak di desa kami, coba kalian cicipi.""Terima kasih, Kakek ...."Setelah keduanya mengambil kue itu, Jessie buru-buru melahapnya.Javier merasa tidak berdaya, dia tidak menyangka ayahnya akan membawa kedua anak ini setelah melihat foto mereka."Kalian tunggu di sini dulu ya, Kakek akan kembali sebentar lagi."Selesai berkata demikian, Steven berdiri dan berkata kepada Javier, "Ikuti aku."Melihat me

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2480

    Jodhiva berjalan keluar. “Apa kamu tidak pernah berendam?”“Nggak ada musim dingin di Pulau Persia. Siapa juga yang akan berendam?” Ariel menoleh. Ketika melihat Jodhiva hanya membungkus setengah tubuhnya dengan handuk, dia segera mengalihkan pandangannya.Jodhiva berjalan ke belakang Ariel, lalu mengulurkan tangan untuk memeluk Ariel. “Bukannya kamu mau berendam air panas?”Ariel menarik napas dalam-dalam. “Aku memang mau berendam, tapi kamu malah menggodaku.”Jodhiva pun tersenyum. “Sekalian.”Usai berbicara, Jodhiva langsung menggendong Ariel.Ariel memeluk leher Jodhiva sembari memejamkan matanya. “Jangan ceburin aku!”Jodhiva membawanya turun ke dalam pemandian air panas. Seiring dengan suara “byur”, air memercik ke segala arah. Ariel muncul ke permukaan. Rambut panjangnya yang basah menempel di punggungnya.Ariel mengusap air di wajahnya dan berteriak, “Dasar berengsek!”Jodhiva memeluk Ariel di dalam pelukannya. “Ariel.”Ariel hanya merasa jari tangannya terasa dingin. Dia pun t

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2479

    Di Grup Angkasa.Saat jam istirahat, para karyawan sedang membahas acara malam hari ini. Saat Edwin membawa kotak hadiah melewati sisi mereka, ada yang bertanya dengan tersenyum, “Tuan Edwin, itu hadiah buat kekasihmu?”Edwin merasa kaget. “Sejak kapan aku punya kekasih? Bukan punyaku, tapi punya Tuan Muda Jody.”Semua orang langsung mengerumuninya. “Apa isinya perhiasan?”“Apa Tuan Muda Jody menghadiahkannya untuk istrinya?”“Romantis sekali. Kenapa nggak ada yang kasih hadiah Natal buat aku?”Sebenarnya Edwin juga tidak tahu. Hanya saja, isinya memang adalah perhiasan dari suatu merek ternama.Entah sejak kapan Jodhiva berdiri di belakang mereka, dia pun tersenyum. “Apa kalian tidak mau cepat pulang kerja? Kalau begitu, kalian lembur saja?”“Tidak, tidak! Kami ingin pulang kerja tepat waktu. Kami semua punya acara nanti malam.” Mereka segera kembali ke tempat duduk mereka.Edwin berjalan ke sisi Jodhiva, lalu menyerahkan kotak hadiah kepadanya. Dia bertanya dengan penasaran, “Ini had

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2478

    Ariel terdiam sejenak.Pemikiran Sulivan sangat jernih, tetapi terlalu blak-blakan. Bagaimana dia bisa memiliki pacar nantinya?Ariel berjongkok di hadapan Sulivan untuk bertatapan dengan matanya. “Nggak ada yang menentukan kamu mesti menyukainya dan kamu nggak boleh menolak. Tapi, hadiah ini niat baik dari orang lain. Nggak peduli kamu suka atau nggak, kamu mesti berterima kasih.”“Meski kamu nggak mau, kamu boleh mengatakan kamu nggak memerlukannya, terima kasih atas maksud baikmu. Ini yang dinamakan sopan santun.”Sulivan menatap Ariel dalam beberapa saat. “Kamu cerewet sekali.”Saat Ariel hendak mengatakan sesuatu, anak perempuan itu pun menangis. Kali ini, Ariel merasa kewalahan, segera membujuk.Yogi mendengar suara tangisan itu. Dia langsung mendekat. Dia menyadari Ariel sedang membujuk anak perempuan yang sedang menangis dengan penuh kesabaran. Namun, anak perempuan itu masih tidak berhenti menangis.Yogi mendekat, lalu menggendong si anak perempuan. “Kenapa malah menangis? Apa

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2477

    Ariel tertegun. “Selain kamu, siapa yang bisa bawa aku pergi?”Jodhiva meletakkan sebutir telur ayam di atas piring Ariel. “Bagaimana kalau bukan aku?”Ariel menggigit bibirnya. “Lain kali aku nggak bakal minum sebanyak ini lagi.”Ketika melihat Ariel sedang merenung kesalahannya, Jodhiva pun tertawa. “Kamu cukup tulus ketika mengakui kesalahanmu.”Ariel mengupas kulit telur. “Semalam … aku nggak ngawur, ‘kan?”Jodhiva mengiakan. “Sedikit.”Ariel merasa syok, spontan mengangkat kepalanya. “Apa yang aku katakan?”Jodhiva tidak menjawab, melainkan mempermainkannya. “Coba pikir sendiri.”Ariel berpikir dalam waktu lama. Sepertinya dia ingat dengan apa yang dikatakannya semalam. ‘Jody, aku sangat menyukaimu.’Tiba-tiba kedua mata Ariel terbelalak lebar. Dia menutup wajah meronanya. Apa? Dia malah mengutarakan perasaannya di saat sedang mabuk?Jodhiva mengangkat-angkat alisnya. “Sudah ingat?”“Ergh … aku … aku mabuk.” Sekarang Ariel tidak sanggup mengatakannya lagi.Jodhiva membungkukkan tu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2476

    Yogi mengangkat kelopak matanya, lalu memalingkan kepalanya. “Masalah itu nggak ada hubungannya sama kamu.”Mengenai masalah dua orang wanita pendamping itu, Yogi tahu semua itu adalah ide Ariel.Ariel memang arogan, tapi dia tidak jahat hingga berencana menghancurkan reputasi seseorang. Sebenarnya Ariel dan dua wanita pendamping itu juga masuk jebakan orang lain.Ide buruk Ariel kebetulan melancarkan rencana orang lain. Itulah sebabnya setelah masalah terekspos, Yogi pun dijuluki sebagai “buaya darat”.Hanya saja, semuanya sudah berlalu lama. Yogi juga sudah tidak mempermasalahkannya lagi dan sudah tidak ada lagi “dendam” di hatinya.Beberapa saat kemudian, tidak lagi kedengaran suara Ariel, Yogi pun menatapnya.Ariel sedang tertidur bersandar di atas meja. Entah sejak kapan Ariel ketiduran? Sepertinya suara ribut di samping tidak bisa mengganggu tidurnya.Tatapan Yogi tertuju pada wajah Ariel. Dulu saat pertama kali bertemu dengan Ariel di Pulau Persia, dia merasa Ariel sungguh mirip

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2475

    “Apa aku masih sanggup untuk menggendongnya?”Jerremy mencubit pipinya. “Kamu malah menghina putrimu?”Dacia menepis tangan Jerremy, lalu menurunkan kelopak matanya. “Aku takut setelah aku pulang nanti, dia nggak mengenaliku lagi. Menurutmu, apa aku egois sekali?”Jerremy menggenggam tangan Dacia. “Setelah kita pulang nanti, kita akan luangkan waktu kita untuk temani dia.”Ketika Daniel melihat mereka, dia pun tersenyum. “Kalian sudah kembali.”“Ayah, apa yang lagi kamu lakukan?”“Haih, Ayah lagi tidak ada kerjaan. Jadi, Ayah cari kegiatan.” Daniel menggantung hadiah di atas pohon Natal. “Dulu ibuku tidak suka hal-hal seperti ini. Aku pun tidak ada kesempatan untuk menghias pohon Natal.”Dacia memutar bola matanya. Pada malam hari Natal sebelumnya, Lidya tidak suka Daniel membeli barang-barang seperti ini. Pernah sekali, demi menyenangkan Dacia dan Charles, Daniel pernah menghias rumah. Namun, Lidya malah murka setelah melihatnya. Dia bahkan menyuruh pelayan untuk mencabut semua hiasan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2474

    “Kamu memang cerewet.” Jerremy bersandar di bangku. “Kalau bukan karena Ibu bilang kamu lagi mengandung, aku juga tidak bakal kemari.”Usai berbicara, Jerremy melihat ke sisi Jules. “Ibuku dan ayahku sangat menyayangi Jessie. Sekarang dia sedang mengandung, kalau kamu berani membuatnya sedih, kami tidak akan melepaskanmu.”Jules tersenyum. “Tenang saja, dengan adanya contoh Kak Jerry sebelumnya, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.”Jerremy terdiam membisu. Jules malah menyindirnya?Jerremy makan siang bersama dengan mereka. Sebenarnya setelah Jessie datang, Silvia berpesan kepada koki rumah untuk menyesuaikan masakan sesuai kebiasaan lidah Jessie.Jerremy melihat makanan di atas meja. Dia tidak berbicara apa-apa. Hanya saja, dari detail, dapat diketahui bahwa Keluarga Tanzil memperlakukan adiknya dengan baik.Silvia masih bersikap ramah seperti biasanya. “Apa makan siang hari ini sesuai dengan seleramu? Apa kamu mau minta yang lain?”Belum sempat Jerremy menjawab, Jessie dul

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2473

    Carly berkata, lalu memalingkan kepala melihat ke sisi Dacia. “Kamu juga nggak usah ladeni dia. Dia sudah terbiasa untuk dikelilingi orang-orang. Tentu saja dia merasa kesal karena dikucilkan. Semuanya akan baik-baik saja nanti.”Dacia mengangguk dengan tersenyum.Pada saat yang sama, di Kediaman Keluarga Tanzil.Sebuah mobil berhenti di depan gerbang. Jerremy menuruni mobil dengan membawa hadiah. Dia berjalan ke dalam halaman. Kebetulan Kimin berjalan keluar rumah. “Tuan Jerry, ya?”Jerremy mengangguk. “Sebelah sini.” Kimin memiringkan tubuhnya, lalu membuat isyarat tangan mempersilakan.Jerremy memasuki vila. Silvia dan Hengky sedang duduk di dalam ruang tamu. Setelah mengetahui kabar abangnya Jessie hendak berkunjung ke rumah, mereka pun sudah mempersiapkan semuanya dari awal.Kimin membawa Jerremy memasuki vila. Silvia berdiri sembari tersenyum padanya. “Apa kamu itu kakaknya Jessie? Ayo, silakan duduk.”Jerremy duduk, lalu meletakkan kotak hadiah di atas meja. “Ibuku tidak ada wa

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2472

    “Apa kamu merasa sangat puas sekarang?”Dacia mengerutkan keningnya. Belum sempat dia mengatakan sesuatu, Jane langsung mencengkeram kerah pakaiannya. “Gara-gara kamu, aku dikucilkan sama mereka. Apa kamu puas sekarang?”Dacia menepis tangannya, lalu mendorongnya. “Apa hubungannya sama aku?”“Sejak awal, kamu terus membohongiku. Kamu dan suamimu sudah bersekongkol. Kalau nggak, mana mungkin dia akan datang? Kalau bukan karena kalian, mana mungkin mereka akan pergi? Semua ini salah kalian!”Jane melampiaskan semua amarah ke diri Dacia.Dacia tidak ingin menghiraukannya, hendak berjalan pergi.Jane malah menyeret Dacia, tidak membiarkan dia pergi. “Hari ini kamu mesti jelasin ke aku. Kalau nggak, aku nggak akan lepasin kamu!”Pada saat ini, Carly datang. “Jane, apa yang lagi kamu lakukan?” Carly pergi mendorong Jane. “Apa kamu sudah gila?”Jane mendorongnya. “Aku gila? Kita sudah berteman selama delapan tahun. Apa kamu melupakannya? Aku sudah minta maaf juga. Apa lagi yang kalian inginka

DMCA.com Protection Status