Share

Bab 13

Author: Daun Jahe
Melihat Javier yang tampaknya benar-benar marah, Imelda sadar bahwa tidak ada keuntungan baginya menyinggung pria itu.

Dia menggertakkan gigi dan membungkuk pada kedua anak itu. "Maaf, Adik Kecil. Ini semua salah Tante, kalian maafkan Tante ya."

Imelda membatin, 'Sialan, nggak boleh lengah sebelum semuanya jelas.'

Kalau mereka benar-benar anak Claire si berengsek itu, anak-anak ini tidak boleh ada di sini!

Setelah Imelda pergi, Javier menatap Jessie. Raut wajah Jessie menjadi cemberut, dia menarik tangan Jerry dan berkata, "Maaf, Paman. Kami nggak ingin makan lagi, kami mau pulang."

Javier agak tertegun. Namun, mengingat kejadian barusan, kedua anak ini mungkin kaget. "Oke, aku antar kalian pulang."

"Nggak usah, kami pulang sendiri saja," ujar Jessie sambil menarik tangan Jerry untuk pergi.

Roger terlihat bingung. "Tuan Javier, kenapa sikap kedua anak ini cepat sekali berubah ...."

Javier tidak berkata-kata, dia hanya melihat sosok kedua anak itu dari belakang. Entah apa yang sedang dipikirkan mereka.

Setelah berjalan keluar dari hotel, Jerry tidak lagi menangis, dia malah berkata sambil tersenyum, "Gimana? Aktingku bagus, 'kan?"

Namun, Jessie malah tidak bisa tertawa sama sekali. Melihat pipi adiknya yang agak membengkak, Jerry berkata dengan kesal, "Sialan, berani-beraninya nenek itu memukulmu. Kalau ketemu lagi lain kali, pasti nggak akan kubiarkan!"

"Kak, wanita tadi itu ibunya Kayla. Apa Ayah benar-benar nggak mau kita lagi?"

Mata Jessie memerah, dia tidak merasa sakit karena dipukul. Namun, ayahnya hanya menyuruh wanita itu minta maaf dan tidak memperpanjang masalah ini lagi. Jelas sekali, itu karena ayahnya masih mengingat wanita itu adalah ibu Kayla.

Oleh karena itu, Jessie merasa bahwa ayahnya tidak menginginkan mereka lagi.

Dia merasa kecewa terhadap ayah seperti ini.

Jerry mengelus pipi Jessie sambil menghiburnya, "Tenang saja, Ayah cuma dibohongi sama wanita itu kok. Tunggu saja, begitu saatnya tiba, ayah kita pasti akan kembali."

Saat ini, mereka tidak boleh sembarangan mengakui Javier sebagai ayah. Jika ayahnya benar-benar menyukai Kayla, kemungkinan malah dia akan merebut ketiga anak ini dari ibu mereka.

Dengan kekuasaan ayah mereka di Negara Makronesia ini, ibu mereka pasti akan kalah kalau masalah ini sampai diajukan ke persidangan.

Mereka masih harus menunggu untuk sementara waktu.

Jika Javier masih saja melindungi Kayla, mereka juga tidak butuh ayah seperti ini.

Lagi pula, mereka bisa melindungi ibu mereka sendiri! Mereka juga tidak kekurangan uang untuk menghidupi ibu mereka!

Jessie mengangguk dan menjawab, "Baiklah!"

Di Perusahaan Vienna.

Diperlakukan demikian oleh Javier, Imelda merasa makin kesal. Dia mendatangi Perusahaan Vienna untuk mencari Claire.

"Claire, wanita sialan, keluar kamu!" Sebelum Imelda berjalan masuk ke ruangan, Claire sudah bisa menebak pemilik suara ini.

Claire sedang duduk di meja kerjanya untuk memeriksa data pembelian batu mentah. Tanpa menoleh sama sekali, dia berkata, "Nyonya Imelda, bisa nggak kamu jangan terus-terusan menggunakan kata merendahkan seperti itu? Etikamu benar-benar luar biasa ya."

Imelda berjalan ke hadapan Claire dan memelototinya dengan kejam. "Hebat sekali trikmu. Setelah pergi selama 6 tahun, sekarang malah pulang dengan membawa anak haram?"

Anak haram?

Claire menutup dokumennya, lalu mendongakkan kepalanya menatap Imelda. "Apa maksudmu?"

"Apa maksudku?" Imelda tertawa kecil sambil berkata, "Hari ini aku melihat kedua anak itu di restoran. Jujur saja, apa mereka itu anakmu?"

"Anak apaan? Aku nggak ngerti apa yang kamu bicarakan," ujar Claire sembari meletakkan dokumennya. Melihat mereka di restoran? Apakah Candice membawa mereka makan di restoran?

Claire tidak berencana untuk membiarkan orang-orang di Keluarga Adhitama tahu bahwa dia membawa ketiga anak itu pulang. Sebab, Claire tidak ingin orang lain menggunakan anaknya untuk mengancamnya.

"Kamu benar-benar nggak tahu?" tanya Imelda dengan ragu-ragu.

"Kenapa kamu bisa langsung menyimpulkan itu anakku? Aku saja nggak tahu, tapi kamu malah seolah-olah pernah bertemu dengan mereka."

Imelda merasa ragu, apakah bocah-bocah itu benar-benar bukan anak Claire?

"Nyonya Imelda, baru ketemu dua anak kecil saja kamu langsung datang menginterogasiku. Apa kamu takut kalau mereka itu anak-anakku? Kalaupun memang anakku, lalu apa hubungannya denganmu?"

Melihat Imelda yang terdiam. Claire berkata sambil tertawa, "Kamu bicara seolah-olah aku melahirkan anak untukmu saja. Daripada mengkhawatirkanku, sebaiknya kamu lebih memperhatikan putrimu sendiri saja."

"Kamu ...." Saking kesalnya, Imelda sampai tidak bisa berkata-kata.

"Aku apanya? Ayahku menyerahkan Vienna kepada putrimu selama ini, sekarang malah muncul kejadian batu mentah yang dipalsukan. Kalau ayahku sampai tahu, apa dia masih mau membiarkan putrimu mengelola perusahaan ini?"

Raut wajah Imelda berubah drastis ketika berkata, "Batu mentah palsu apanya? Jangan mengada-ngada!"

Sialan, sudah 6 tahun berlalu, tapi mulut wanita ini masih saja setajam ini?

"Benar juga, Anda sekarang hidup dalam kemewahan dan tahunya hanya berfoya-foya. Mana mungkin mau peduli dengan perusahaan?"

Claire bersandar ke belakang kursinya sambil berkata, "Kalau otakmu bodoh, sebaiknya kamu belajar sama putrimu untuk menambah wawasan. Jangan tahunya cuma berdandan seperti orang kaya baru saja."

Imelda dipermalukan hingga wajahnya memerah. Namun, ketika berpikir sejenak, dia tersenyum bangga dan berkata, "Kamu memang dibesarkan di Keluarga Adhitama sejak kecil. Tapi, kalau bukan karena ayahmu menikahi Vina, aku sudah jadi Nyonya Adhitama sejak dulu."

"Lalu, kenapa ayahku nggak mau menikahimu dulu?" tanya Claire sambil tersenyum licik. Senyumnya ini membuat orang kesal setengah mati.

Imelda mengepalkan tangannya dan menggertakkan gigi. "Karena pria memang akan memilih wanita yang bisa membantu kariernya. Sejujurnya saja, kasihan juga ibumu. Meskipun memang istri sah, ayahmu tetap saja selingkuh."

Melihat tatapan dingin Claire, Imelda kembali berkata dengan bangga, "Ada beberapa orang yang memang dilahirkan kaya, tetapi nasibnya kurang beruntung. Contohnya seperti kamu dan ibumu. Kalau saat itu ibumu bukan seorang desainer, memangnya ayahmu akan menikahinya? Lalu, setelah menikahinya 3 tahun, malah selingkuh denganku?"

"Pria nggak suka dengan wanita yang terlalu hebat, mereka lebih suka wanita yang lemah. Aku sangat mengerti kesukaan ayahmu dan pandai mengambil hatinya. Sementara ibumu itu hanya fokus pada karier. Semua pria pasti akan bosan dengan wanita seperti itu."

Mendengar Imelda menceritakan pandangannya sebagai seorang pelakor dengan bangganya, Claire tertawa terbahak-bahak.

"Memang benar katamu, asalkan cukup tebal muka, semua bisa didapatkan. Seandainya saja dulu ibuku bermuka tebal sepertimu, mana mungkin kamu bisa punya kesempatan?"

"Kamu ...." Imelda terdiam mendengar ejekannya.

Claire melambaikan tangannya dengan tidak sabaran dan berkata, "Kalau Nyonya Imelda nggak ada urusan lain lagi, aku nggak akan meladenimu lagi ya. Bagaimanapun, perusahaan ini sudah dibuat berantakan oleh putrimu itu. Bisa bertahan sampai sekarang saja sudah cukup hebat."

Imelda melipat kedua tangannya dengan wajah acuh tak acuh, "Jangan menganggap dirimu hebat hanya karena kamu ini adalah desainer perhiasan internasional yang terkenal ya. Kalau dibandingkan dengan Tuan Javier, kamu itu nggak ada apa-apanya."

"Aku ingatkan sekali lagi, sebaiknya kamu nggak usah punya pikiran macam-macam dengan Tuan Javier. Kayla adalah pacarnya, kamu nggak akan bisa merebutnya."

Setelah melontarkan perkataan itu, Imelda langsung berbalik dan berjalan keluar dari kantor.

Senyuman di bibir Claire perlahan-lahan menghilang. Dia tidak tertarik dengan pacar Kayla. Namun, kalau memang mau merebut sesuatu, Claire sudah pasti akan berusaha merebut Perusahaan Vienna.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
wow semakin seru setelah bertemu dengan ibu tiri
goodnovel comment avatar
Susi
Pingin jitak imelda
goodnovel comment avatar
Just Rara
ibu nya kayla jd pelakor aja bangga,ya sm lah kelakuan ibu dan anaknya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 14

    Setelah gagal melampiaskan kemarahannya pada Claire, Imelda menjadi makin uring-uringan. Sepulangnya ke rumah, dia langsung mengadu pada Rendy.Rendy meletakkan koran yang sedang dibacanya dan bertanya dengan terkejut, "Claire sudah pulang?""Iya, dia sekarang sudah menjadi desainer perhiasan internasional yang terkenal, Zora. Jangankan aku dan Kayla, katanya dia bahkan berani bersikap lancang terhadap Tuan Javier."Sejak Rendy mengetahui bahwa Kayla berpacaran dengan Javier, Rendy menjadi makin sayang dengan putrinya itu.Claire malah selancang itu berani melawan Javier, tentu saja Rendy tidak akan berpangku tangan.Bagaimanapun, Rendy masih ingin dihargai dan dia juga tidak ingin menyinggung Keluarga Fernando. Jadi, mana mungkin dia akan diam saja melihat menantunya yang kaya itu dibuat kesal?Rendy melipat kembali koran itu dan berkata, "Setelah 6 tahun nggak bertemu, gadis ini malah berani cari masalah dengan Tuan Javier?"Imelda duduk di samping Rendy sambil memegang lengannya den

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 15

    Claire menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya, lalu tersenyum, "Aku tidak mengerti sikap apa yang ingin dilihat Tuan Javier. Kalau Anda menginginkan permintaan maaf, aku bisa mewakilinya minta maaf."Bukankah pria ini hanya menginginkan permintaan maaf darinya?Claire membungkuk dengan sopan kepadanya dan berkata, "Maaf, Tuan Javier."Melihat Claire merendahkan dirinya, Javier malah merasa agak sinis. "Tak kusangka, Nona Claire bisa meminta maaf demi temannya, tetapi malah tega melukai kakaknya sendiri."Claire berdiri tegak, lalu bertanya, "Apa maksud ucapan Tuan Javier?Melukai kakaknya sendiri? Maksudnya Kayla?Javier berjalan mendekati Claire, lalu berkata dengan nada dingin, "Kukira kamu orang yang berani bertanggung jawab atas perbuatanmu sendiri. Sekarang kelihatannya tidak seperti itu."Sambil berbicara, Javier menoleh dengan acuh tak acuh. "Lupakan saja masalah hari ini."Melihat kepergian mereka, beban di hati Candice langsung terangkat. Namun, mengingat perka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 16

    Claire kehabisan kata-kata melihat mereka bersusah payah mengundangnya pulang untuk makan malam. Selain itu, mereka juga mengundang Javier dan bersikeras menyuruh Claire untuk makan malam di sana.Claire justru ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh ibu dan anak ini.Dia mendongak dan tersenyum tipis sambil berkata, "Baiklah, kalau begitu aku ikut makan."Kayla dan Imelda tidak menyangka bahwa Claire akan menyetujuinya. Namun, hal ini justru sesuai dengan rencana mereka.Sepanjang makan malam, Claire hanya menunduk dan menyantap makanannya. Mungkin karena ada Javier yang hadir, Rendy dan Imelda juga tampak agak pendiam.Javier tidak banyak makan. Awalnya ketika Kayla menyuruhnya untuk menemani makan malam di kediaman Keluarga Adhitama, Javier sebenarnya ingin menolak. Namun, Kayla mengungkit tentang Claire.Lantaran Kayla mengatakan bahwa Claire yang mengundangnya, Javier ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh Claire."Claire, bagaimana kehidupanmu di luar negeri selama ini?"

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 17

    "Tuan Javier, maksudnya sengaja apaan? Bukankah aku berbaik hati menjodohkanmu dengan Kayla?" Sambil berbicara, Claire berusaha melepaskan tangannya.Javier menariknya kembali dengan kuat, membuat Claire hampir saja menabrak dada Javier.Pria itu mendengus, lalu berkata, "Ini tujuannya kamu menyuruh Kayla mengundangku makan di Keluarga Adhitama?"Claire tertegun dan merasa heran. Dia menatap Javier dengan geli, "Aku menyuruh Kayla mengundangmu ke Keluarga Adhitama? Hebat sekali aku?"Tatapan Javier tampak dingin ketika berkata, "Claire, kamu tidak berhak ikut campur dalam hubunganku dan Kayla. Apa pun tujuanmu, jangan sok pintar.""Javier, biar kutegaskan sekali lagi. Aku nggak menyuruh Kayla untuk mengundangmu. Meski aku nggak tahu apa yang dibilang Kayla padamu, aku sama sekali nggak ada hubungannya dengan hal ini."Claire menepis tangannya, lalu berkata dengan serius, "Aku juga nggak peduli dengan hubungan kalian. Beri tahu wanita itu, jangan lemparkan semua kesalahan padaku. Aku bu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 18

    Claire menatapnya dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dadanya. "Kenapa kamu nggak tanya pacarmu saja? Untuk apa kamu tanya padaku?"Menggelikan sekali, seolah-olah Claire ingin merebut pacarnya saja!Kayla kesal hingga wajahnya memucat. "Claire, kamu nggak akan bisa sombong terlalu lama, tunggu saja!"Setelah mengancamnya, Kayla langsung berbalik dan pergi.Melihat kepergian Kayla, Claire tersenyum dan membatin, 'Masih belum tentu siapa yang akan menang nantinya.'Di ruangan kantor.Claire duduk di depan komputer sedang memeriksa sesuatu. Tiba-tiba, seorang staf masuk ke ruangannya dengan tergesa-gesa dan berkata, "Nona Zora, gawat!"Melihat kepanikan staf itu, Claire malah mendongak dengan tenang dan bertanya, "Ada apa?""Ada beberapa pelanggan yang membeli perhiasan di toko kita dan menyadari bahwa semuanya adalah barang palsu. Sekarang mereka datang ke perusahaan untuk membuat perhitungan. Staf bagian pembelian bilang, semua bahan mentah dibeli sesuai dengan daftar yang An

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 19

    Claire menatap Kayla sekilas, lalu meletakkan kembali gelang mutiara itu. Kemudian, dia berkata sambil menyunggingkan senyuman, "Bukan aku yang memesan barang palsu, jadi aku nggak akan menanggung kesalahannya."Kayla mendekatinya dan menarik tangan Claire. "Claire, sebaiknya kamu jujur saja. Bagaimanapun, Perusahaan Vienna ini adalah jerih payah ayahmu. Nggak mungkin kamu akan menghancurkannya, 'kan?""Yang kukatakan tadi semua jujur." Claire menarik kembali tangannya dengan ekspresi datar, lalu mengambil gelang mutiara itu ke hadapan wanita paruh baya tersebut. "Nyonya, aku mengerti perasaan kalian. Setelah menghabiskan begitu banyak uang, malah mendapatkan barang palsu, wajar saja marah.""Tapi, kalian tenang saja. Aku nggak akan membiarkan nama Vienna tercoreng karena masalah barang palsu ini. Setelah kebenarannya terbukti, aku jamin akan mengembalikan uang kalian, sekaligus memberikan kalian perhiasan yang asli."Wanita itu tertegun sejenak. Bukan hanya uangnya yang bisa kembali,

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 20

    Mendengar ucapan Javier, Claire juga tidak ingin berkata apa-apa lagi. Dia hanya melambaikan tangan sambil berkata, "Terserah Anda saja, Anda yang jadi pemegang sahamnya."Selanjutnya, dia berjalan ke hadapan beberapa pelanggan itu dengan wajah tersenyum. "Nyonya-nyonya sekalian, silakan ikuti saya ke ruang VIP untuk negosiasi."Beberapa pelanggan itu mengangguk, lalu mengikuti Claire ke ruang VIP.Kayla mendengar Javier yang membelanya, diam-diam merasa senang. Dia tahu bahwa Javier tetap berpihak padanya dalam hati."Javier, aku juga nggak tahu kenapa hal seperti ini bisa terjadi. Aku akan lebih berhati-hati kelak," ujar Kayla meminta maaf.Javier hanya meliriknya sekilas, lalu membalas dengan acuh tak acuh, "Kamu nggak mengerti tentang hal ini. Lain kali, jangan sembarangan ikut campur, kalau ada masalah biar Claire saja yang mengatasinya."Setelah itu, Javier dan Roger beranjak dari tempat itu.Kayla menundukkan pandangannya, tangannya mengepal erat hingga kukunya menancap pada tel

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 21

    Di dalam mobil.Javier termenung menatap luar jendela mobil, seolah-olah masih teringat dengan perkataan Claire. Bahkan saat Roger memanggilnya beberapa kali pun, dia tidak mendengarnya."Tuan Javier," panggil Roger dengan volume suara yang lebih keras.Javier baru tersadar dan mengerutkan dahinya. "Ada apa?"Roger menyerahkan ponselnya sambil memberi tahu, "Ada telepon dari Tuan Steven."Javier mengambil ponselnya dan menjawab telepon tersebut, "Ayah."Di Kediaman Fernando."Anak sialan, kamu punya anak di luar sana ya?"Steven sedang duduk di paviliun halaman sambil menikmati teh. Di layar tablet di mejanya, terlihat foto dua orang anak kecil yang mirip dengan Javier.Javier terdiam, lalu menjawab, "Nggak ada.""Nggak ada? Lalu, bagaimana dengan kedua anak yang dikontrak oleh Agensi Majestik ini? Wajah mereka sama persis denganmu."Steven meletakkan gelasnya dengan keras di atas meja. "Aku mau bertemu dengan kedua anak ini.""Ayah, aku nggak pernah berhubungan dengan wanita mana pun.

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status