Share

Bab 17

Author: Daun Jahe
"Tuan Javier, maksudnya sengaja apaan? Bukankah aku berbaik hati menjodohkanmu dengan Kayla?" Sambil berbicara, Claire berusaha melepaskan tangannya.

Javier menariknya kembali dengan kuat, membuat Claire hampir saja menabrak dada Javier.

Pria itu mendengus, lalu berkata, "Ini tujuannya kamu menyuruh Kayla mengundangku makan di Keluarga Adhitama?"

Claire tertegun dan merasa heran. Dia menatap Javier dengan geli, "Aku menyuruh Kayla mengundangmu ke Keluarga Adhitama? Hebat sekali aku?"

Tatapan Javier tampak dingin ketika berkata, "Claire, kamu tidak berhak ikut campur dalam hubunganku dan Kayla. Apa pun tujuanmu, jangan sok pintar."

"Javier, biar kutegaskan sekali lagi. Aku nggak menyuruh Kayla untuk mengundangmu. Meski aku nggak tahu apa yang dibilang Kayla padamu, aku sama sekali nggak ada hubungannya dengan hal ini."

Claire menepis tangannya, lalu berkata dengan serius, "Aku juga nggak peduli dengan hubungan kalian. Beri tahu wanita itu, jangan lemparkan semua kesalahan padaku. Aku bukan orang yang gampang ditindas!"

Claire benar-benar murka saat ini, dia sudah tidak peduli lagi dengan citranya.

Ketika baru saja dia hendak berbalik dan pergi, Javier tiba-tiba menariknya ke dalam mobil.

"Javier! Apa yang kamu lakukan, lepaskan aku!" teriak Claire sambil mendorong pintu mobil belakang yang dikunci dari luar. Dia memelototi pria yang memasuki mobil itu.

"Javier! Lepaskan aku atau aku akan lapor polisi!"

"Lapor saja," ucap Javier tak acuh. Kemudian, dia langsung mengemudikan mobilnya.

Melihat mobil itu melaju, Kayla yang baru keluar dari rumah langsung mengepalkan tangannya. Tatapannya tampak dingin dan kejam.

Javier mengemudikan mobilnya ke daerah terpencil yang sepi. Ketika menghentikan mobilnya, Claire menatap pria itu dengan waswas. "Kenapa kamu membawaku ke tempat terpencil begini? Jangan-jangan kamu mau membunuhku?"

"Turun," perintah Javier dengan dingin.

Melihat pemandangan di luar sana yang gelap gulita, Claire bertanya, "Kamu mau menurunkanku di sini?"

Javier menjadi tidak sabaran. "Nggak ngerti ucapan orang? Turun!"

Claire mendengus, lalu mendorong pintu mobil dan turun. Begitu dia menutup pintu mobil, Javier benar-benar langsung pergi.

Melihat lampu mobil yang menjauh, Claire menggertakkan giginya dan berteriak, "Javier, awas saja kamu!"

Keadaan di sekitarnya gelap gulita, jalan raya yang panjang ini hampir tak terlihat ujungnya.

Dari arah hutan, terdengar suara serangga yang berbunyi. Claire mengarahkan cahaya ponselnya dan berjalan ke sisi lain jalan raya. Di samping jalanan yang dibatasi oleh bebatuan, ada tebing yang di bawahnya adalah batu dan air laut.

Baru saja ingin menelepon taksi, ternyata di tempat ini tidak ada sinyal sama sekali.

Jangan-jangan, dia harus bermalam di sini?

Javier mengemudikan mobilnya agak jauh dan berhenti di samping jalanan. Dia sendiri juga tidak mengerti mengapa dia begitu perhitungan terhadap wanita itu.

Kali ini, dia benar-benar emosi. Javier mengira bahwa Claire menyuruh Kayla mengundangnya ke Keluarga Adhitama adalah untuk mendesaknya menikahi Kayla.

Javier tidak pernah mengakui secara resmi bahwa Kayla adalah pacarnya. Bahkan Rendy dan ibu Kayla sekalipun, tidak ada yang berani mendesaknya menikahi Kayla.

Sementara itu, Javier sendiri memang tidak berencana untuk menikahi Kayla, meskipun Kayla adalah wanita yang bermalam dengannya 6 tahun yang lalu.

Namun, Claire mengatakan bahwa dia tidak menyuruh Kayla mengundang Javier datang. Lalu, kenapa Kayla mengatakan bahwa semua ini adalah ide Claire?

Apakah Claire yang berbohong, atau Kayla yang menipunya? Javier mengerutkan alisnya, hatinya terasa gusar.

Setelah ditelantarkan di tempat seperti ini, Claire juga seharusnya sedang ketakutan sekarang, bukan?

Javier berdecak, lalu memutar balik mobilnya.

Kembali ke tempat sebelumnya, Javier melihat Claire sedang duduk di batu di tepi jalan menghadap ke arah laut.

Sosoknya yang indah sedang duduk dengan tegak, rambutnya yang lebat dan bergelombang terurai di punggungnya. Dia menggunakan jari-jarinya untuk menyisir dan hendak mengikat rambutnya ke atas. Ketika rambutnya terangkat, lehernya yang mulus dan elegan tampak jelas.

Cahaya rembulan menyelimuti dirinya bagaikan sebuah kain satin, membuat orang ingin merobeknya.

Begitu Claire berbalik, dia terkejut melihat pria yang sedang berdiri di belakangnya. Dia berkata sambil tertawa kecil, "Aku kira Tuan Javier benar-benar mau menelantarkanku di sini semalaman. Sepertinya kamu masih punya hati nurani?"

Ketika Claire berdiri melewati dirinya, Javier mengerutkan kening. Dia mulai meragukan dirinya sendiri.

Javier tidak ingin mengakui bahwa dia bahkan bisa tergoda oleh cara perempuan ini mengikat rambutnya. Claire menghampiri pintu belakang untuk membukanya, tetapi suara di belakangnya berkata, "Duduk di depan."

Claire berbalik menatapnya.

Javier berkata dengan nada datar, "Aku bukan sopirmu."

Usai berbicara, dia pun langsung naik ke mobil.

Claire bergumam dan berjalan menuju kursi penumpang depan, "Tuan Javier, menurutku kamu ini orang yang sangat aneh."

Javier mengabaikannya, lalu mengemudikan mobil dengan wajah suram.

Claire juga malas berbicara. Kepalanya bersandar di kaca mobil dengan ditopang oleh sebelah tangannya. Ketika mobil melaju keluar dari daerah terpencil, ponsel Claire tiba-tiba berdering.

Setelah melirik sekilas, ternyata panggilan dari Jody!

Gawat, sekarang ini sudah 21.30, anak-anaknya pasti sudah khawatir karena Claire belum pulang selarut ini.

Claire menjawab teleponnya dengan nada yang lembut, "Halo, Sayang?"

Raut wajah Javier menjadi suram. Sayang? Dia sudah punya pacar?

"Maaf, aku tertunda karena ada sedikit urusan. Sekarang ini aku sedang dalam perjalanan pulang. Tunggu aku di rumah ya, muah ... bye!" Kemudian, Claire menutup telepon itu.

Javier yang duduk di sampingnya tertawa sinis. "Pacar?"

Claire meliriknya dengan tersenyum menggoda. "Iya, pacarku."

Di rumah, tidak hanya satu "pacar" yang menunggunya, dia bahkan punya dua "pacar"!

Javier tidak berkata apa-apa lagi, tetapi suasana hatinya menjadi makin kacau.

Setelah mengemudikan mobilnya ke pusat kota, Javier langsung mengusirnya dari mobil. Sikapnya yang aneh ini membuat Claire terheran-heran.

Sesampainya di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Jody meletakkan sandal ibunya, lalu bertanya dengan alis berkerut, "Ibu, tadi Ibu sedang bersama pria menyebalkan ya?"

Claire tertawa dan bertanya, "Kenapa kamu bisa tahu?"

Jody melipat tangannya di depan dada dan berkata dengan tak berdaya, "Asalkan ada pria menyebalkan di samping Ibu, Ibu selalu memanggil kami 'Sayang' di telepon."

Ibunya adalah orang berpengalaman. Jika ada pria di luar negeri yang mendekati ibunya dan Claire tidak suka dengan pria itu. Ibunya akan mengirimkan pesan kepada Jody dan Jerry untuk berpura-pura menjadi pacar atau suami yang meneleponnya.

Claire berjongkok dan mengelus wajah mungilnya sambil berkata, "Dasar cerdik! Nggak ada yang bisa luput dari kamu. Di mana Jerry dan Jessie?"

"Mereka sudah tidur."

Claire mengelus kepala Jody dan berkata, "Maaf sudah merepotkan Kakak, ya. Selama Ibu nggak ada di rumah, Kakak yang menjaga adik-adik semuanya."

Jody membuka kedua tangannya dan berkata, "Siapa suruh aku ini yang paling besar?"

....

Di Perusahaan Perhiasan Vienna.

Claire sedang berada di depan lift. Ketika baru saja hendak masuk, tiba-tiba Kayla datang dan menariknya ke samping.

"Kayla, kamu cari masalah ya?" Claire menarik kembali tangannya sambil tersenyum.

"Claire, aku nggak tahu kamu masih punya cara seperti ini ya?"

"Cara apa?" tanya Claire sambil tertawa.

Kayla menatapnya sambil menggertakkan gigi. Dengan tatapan yang seolah-olah ingin menghabisinya, Kayla berkata, "Bukankah aku sudah pernah memperingatkanmu jangan pernah mencoba-coba untuk mendekati Javier? Apa yang kalian berdua lakukan di belakangku semalam?"

Kayla melihat dengan mata kepala sendiri Claire naik ke mobil Javier. Setelah itu, Javier tidak pulang semalaman. Pasti wanita sialan ini yang menggodanya!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
tanpa alasan harus marah pada Claire, Kayla pintar
goodnovel comment avatar
Just Rara
dih nyalahin si claire,kan si javier sendiri yg maksa claire buat masuk ke dlm mobil nua
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 18

    Claire menatapnya dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dadanya. "Kenapa kamu nggak tanya pacarmu saja? Untuk apa kamu tanya padaku?"Menggelikan sekali, seolah-olah Claire ingin merebut pacarnya saja!Kayla kesal hingga wajahnya memucat. "Claire, kamu nggak akan bisa sombong terlalu lama, tunggu saja!"Setelah mengancamnya, Kayla langsung berbalik dan pergi.Melihat kepergian Kayla, Claire tersenyum dan membatin, 'Masih belum tentu siapa yang akan menang nantinya.'Di ruangan kantor.Claire duduk di depan komputer sedang memeriksa sesuatu. Tiba-tiba, seorang staf masuk ke ruangannya dengan tergesa-gesa dan berkata, "Nona Zora, gawat!"Melihat kepanikan staf itu, Claire malah mendongak dengan tenang dan bertanya, "Ada apa?""Ada beberapa pelanggan yang membeli perhiasan di toko kita dan menyadari bahwa semuanya adalah barang palsu. Sekarang mereka datang ke perusahaan untuk membuat perhitungan. Staf bagian pembelian bilang, semua bahan mentah dibeli sesuai dengan daftar yang An

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 19

    Claire menatap Kayla sekilas, lalu meletakkan kembali gelang mutiara itu. Kemudian, dia berkata sambil menyunggingkan senyuman, "Bukan aku yang memesan barang palsu, jadi aku nggak akan menanggung kesalahannya."Kayla mendekatinya dan menarik tangan Claire. "Claire, sebaiknya kamu jujur saja. Bagaimanapun, Perusahaan Vienna ini adalah jerih payah ayahmu. Nggak mungkin kamu akan menghancurkannya, 'kan?""Yang kukatakan tadi semua jujur." Claire menarik kembali tangannya dengan ekspresi datar, lalu mengambil gelang mutiara itu ke hadapan wanita paruh baya tersebut. "Nyonya, aku mengerti perasaan kalian. Setelah menghabiskan begitu banyak uang, malah mendapatkan barang palsu, wajar saja marah.""Tapi, kalian tenang saja. Aku nggak akan membiarkan nama Vienna tercoreng karena masalah barang palsu ini. Setelah kebenarannya terbukti, aku jamin akan mengembalikan uang kalian, sekaligus memberikan kalian perhiasan yang asli."Wanita itu tertegun sejenak. Bukan hanya uangnya yang bisa kembali,

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 20

    Mendengar ucapan Javier, Claire juga tidak ingin berkata apa-apa lagi. Dia hanya melambaikan tangan sambil berkata, "Terserah Anda saja, Anda yang jadi pemegang sahamnya."Selanjutnya, dia berjalan ke hadapan beberapa pelanggan itu dengan wajah tersenyum. "Nyonya-nyonya sekalian, silakan ikuti saya ke ruang VIP untuk negosiasi."Beberapa pelanggan itu mengangguk, lalu mengikuti Claire ke ruang VIP.Kayla mendengar Javier yang membelanya, diam-diam merasa senang. Dia tahu bahwa Javier tetap berpihak padanya dalam hati."Javier, aku juga nggak tahu kenapa hal seperti ini bisa terjadi. Aku akan lebih berhati-hati kelak," ujar Kayla meminta maaf.Javier hanya meliriknya sekilas, lalu membalas dengan acuh tak acuh, "Kamu nggak mengerti tentang hal ini. Lain kali, jangan sembarangan ikut campur, kalau ada masalah biar Claire saja yang mengatasinya."Setelah itu, Javier dan Roger beranjak dari tempat itu.Kayla menundukkan pandangannya, tangannya mengepal erat hingga kukunya menancap pada tel

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 21

    Di dalam mobil.Javier termenung menatap luar jendela mobil, seolah-olah masih teringat dengan perkataan Claire. Bahkan saat Roger memanggilnya beberapa kali pun, dia tidak mendengarnya."Tuan Javier," panggil Roger dengan volume suara yang lebih keras.Javier baru tersadar dan mengerutkan dahinya. "Ada apa?"Roger menyerahkan ponselnya sambil memberi tahu, "Ada telepon dari Tuan Steven."Javier mengambil ponselnya dan menjawab telepon tersebut, "Ayah."Di Kediaman Fernando."Anak sialan, kamu punya anak di luar sana ya?"Steven sedang duduk di paviliun halaman sambil menikmati teh. Di layar tablet di mejanya, terlihat foto dua orang anak kecil yang mirip dengan Javier.Javier terdiam, lalu menjawab, "Nggak ada.""Nggak ada? Lalu, bagaimana dengan kedua anak yang dikontrak oleh Agensi Majestik ini? Wajah mereka sama persis denganmu."Steven meletakkan gelasnya dengan keras di atas meja. "Aku mau bertemu dengan kedua anak ini.""Ayah, aku nggak pernah berhubungan dengan wanita mana pun.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 22

    Jessie menoleh melihatnya. "Kami juga pernah melihat seorang paman yang sangat mirip dengan kami, lho!""Oh?" Ketika Steven baru saja hendak bertanya, tiba-tiba terdengar suara seorang pengawal dari luar halaman, "Tuan Javier."Javier berjalan masuk ke paviliun dan melihat kedua anak di samping Steven, dia berkata, "Ayah, kenapa Ayah membawa anak-anak ini kemari sesuka hati?""Kenapa nggak boleh? Aku lihat kedua anak ini mirip denganmu, jadi aku mengundang mereka untuk bertamu. Memangnya kenapa?"Steven mengelus kepala Jessie, lalu mengambil sebuah kue untuk mereka berdua. "Ini kue paling enak di desa kami, coba kalian cicipi.""Terima kasih, Kakek ...."Setelah keduanya mengambil kue itu, Jessie buru-buru melahapnya.Javier merasa tidak berdaya, dia tidak menyangka ayahnya akan membawa kedua anak ini setelah melihat foto mereka."Kalian tunggu di sini dulu ya, Kakek akan kembali sebentar lagi."Selesai berkata demikian, Steven berdiri dan berkata kepada Javier, "Ikuti aku."Melihat me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 23

    "Bukan begitu, Ibu bilang, kita harus belajar sedikit banyak tentang barang-barang nenek moyang. Ibuku juga sangat menyukai barang antik," kata Jessie.Jika tidak, ibunya juga tidak akan bisa mendesain perhiasan antik bermodel timur ketika berada di Negara Sahara.Steven tertawa mendengar ucapannya. "Aku ingin sekali menemui ibu kalian."Jessie diam-diam merasa bangga. Akhirnya, kakek ini mulai tertarik dengan ibunya!Javier melirik Jody yang berdiri di samping, lalu mengelus pipinya. Jody menoleh dan menatapnya dengan tatapan yang tidak bersahabat. Tatapannya ini malah mengingatkannya pada seseorang."Terakhir kali aku bertemu denganmu, di sudut matamu ini ada tahi lalat."Jody memegang sudut matanya, lalu menggembungkan pipinya dan berkata, "Aku gambar sendiri tahi lalatnya.""Kakek kalah!" seru Jessie sambil tertawa terbahak-bahak.Dia tidak tahu bahwa Steven memang sengaja mengalah padanya. Melihat anak kecil ini bahagia, entah mengapa, Steven juga merasa bahagia.Mungkin karena su

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 24

    Claire menggigit ujung penanya sambil merenung cukup lama, tetapi dia masih belum mendapat inspirasi apa pun ...."Claire."Melihat Kayla muncul di luar pintunya, Claire meletakkan penanya dan berkata, "Nggak ada orang lain di sini, nggak perlu memanggilku dengan panggilan jijik seperti itu."Kalau biasanya, Kayla pasti sudah mengamuk. Namun, hari ini dia malah berkata dengan tenang, "Hari ini aku datang bukan untuk bertengkar denganmu. Aku tahu kemampuan bisnismu lebih hebat dariku."Kayla meletakkan dokumen di atas mejanya. "Kamu sendiri juga tahu kondisi Vienna sekarang. Kebetulan, ada seorang klien yang menawarkan platform untuk iklan. Boleh nggak, malam ini kamu ikut denganku untuk membahas kontrak ini?"Claire mengambil kontrak itu dan melihatnya. Seketika, dia tersenyum tipis. "Baiklah.""Kalau begitu, aku tunggu kamu mala mini." Ketika Kayla membalikkan badan, tatapannya terlintas cahaya dingin.Claire mengangkat alisnya melihat kontrak yang dibawakan Kayla. Dia ingin tahu, mem

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 25

    Gary tersenyum dan mengangguk. "Iya, setelah aku tahu Nona Claire kembali ke Perusahaan Vienna, aku secara khusus meminta kerja sama dengan kalian."Kayla mencibir, padahal usia Gary sudah hampir 50 tahun, anaknya dengan mantan istrinya juga sudah berusia 18 tahun.Kabarnya, mereka bercerai karena Gary punya banyak wanita simpanan di luar sana.Beberapa tahun lalu, setelah bertemu dengan Claire di pesta ulang tahun Rendy, Gary tidak bisa melupakan wanita itu.Dia bahkan mencari tahu tentang Claire dari Kayla. Oleh karena ini juga, Kayla menaruh obat di minuman Claire 6 tahun lalu untuk memberi kesempatan kepada Gary. Sayangnya, Gary melewatkan kesempatan ini."Demi aku?" Claire tersenyum, lalu berkata, "Aku terkejut mendengat Pak Gary begitu menghargaiku.""Claire, Pak Gary sangat mengagumi bakatmu." Sambil berbicara, Kayla memberikan segelas anggur kepada Gary, "Pak Gary, aku harus bersulang padamu. Terima kasih telah menyediakan platform iklan bagi Vienna dan bersedia membeli saham s

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status