Home / Romansa / Kembang Desa / Akhirnya Ketahuan

Share

Akhirnya Ketahuan

Author: Yetti S
last update Last Updated: 2021-09-10 16:24:44

Lasmini mengikuti langkah gurunya yang membawa dia ke ruang guru untuk dimintai keterangan akibat ulahnya yang dinilai tidak sopan.

“Bu Nita, saya mohon maaf kalau perbuatan saya tadi tidak sopan. Saya menyesal bu, mohon maafkan saya.” Ucap Lasmini dengan wajah sendu.

“Kamu sudah bukan anak kecil lagi, Lasmini, tentunya kamu sudah tahu mana yang baik dan mana yang tidak. Jadi tidak sepantasnya kamu berbuat seperti tadi terhadap guru kamu. Dan lagi saya sebenarnya ingin menanyakan sesuatu sama kamu.” Bu Nita diam sejenak untuk mencari kata-kata yang tepat untuk dia ajukan kepada Lasmini.

“Ada apa, Bu?” tanya Lasmini takut.

“Saya perhatikan ada perubahan pada diri kamu, lebih tepatnya pada tubuh kamu.” Ucap Bu Nita sambil memperhatikan Lasmini dengan seksama.

‘Ya Tuhan, tolong aku’ ucap Lasmini dalam hati.

“Ma-maksud Ibu, ba-bagaimana?” tanya Lasmini ketakutan karena sepertinya gurunya itu curiga padanya.

“Apa kamu sedang hamil?” tanya Bu Nita dengan berbisik agar tidak ada yang mendengar ucapannya.

Lasmini seketika menangis karena gurunya itu sudah mengetahui tentang kehamilannya dan dia merasa dunia seakan runtuh dan dia tertimbun didalamnya.

“Sudah hapus air mata kamu! kita ke ruangan lain agar tidak ada yang mendengar pembicaraan kita.” Ucap Bu Nita kemudian berdiri sambil menggandeng tangan Lasmini.

Lasmini ikut berdiri sambil menghapus air matanya yang menetes di pipi.

Mereka berjalan beriringan menuju salah satu ruangan yang kosong. Bu Nita kemudian memilih kursi yang terletak di pojok ruangan agar nantinya pembicaraan mereka tidak terdengar oleh orang lain.

“Sekarang kamu ceritakan dengan jujur jangan ada yang ditutupi!” tegas Bu Nita.

Lasmini kemudian dengan takut-takut menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Mulai dari Ario yang tidak bertanggung jawab akan perbuatan yang diperbuat pada dirinya, sampai usaha dia dan keluarganya menutupi kehamilannya demi dia bisa tetap sekolah dan lulus dengan baik.

Bu Nita merasa terharu mendengar cerita anak muridnya itu yang tetap memiliki tekad yang tinggi agar tetap bersekolah walaupun sedang hamil.

“Baiklah, Ibu akan rahasiakan tentang kehamilan kamu karena sayang juga kalau sampai kamu dikeluarkan dari sekolah sedangkan ujian sekolah tinggal dua minggu lagi. Sekarang kamu belajar yang serius agar bisa lulus dengan nilai yang bagus sehingga nanti bisa bekerja untuk membiayai anak kamu. Dan pesan Ibu, hati-hati kalau berjalan jangan ceroboh seperti tadi karena kehamilan kamu masih muda dan rentan dari segala goncangan, ya.” Ucap Bu Nita sambil mengelus rambut Lasmini dengan sayang.

“Terima kasih banyak, Bu Nita.” Ucap Lasmini sambil terisak haru dan mencium punggung tangan gurunya yang kini tengah tersenyum dan menganggukkan kepalanya memberikan semangat untuk Lasmini.

“Iya, sekarang kamu bisa pulang dan sekali lagi pesan Ibu, agar kamu berhati-hati dalam bertindak jangan sampai ada yang tahu kamu sedang hamil. Karena sayang waktu tinggal dua minggu lagi jangan sampai terbuang percuma.” Pesan Bu Nita lagi yang kemudian merangkul pundak Lasmini dan mengajaknya keluar ruangan.

Mereka kemudian berpisah setelah sampai luar ruangan. Bu Nita kembali ke ruang guru sedangkan Lasmini melangkah ke arah pintu gerbang sekolah.

Lasmini melihat ibunya sudah berdiri di depan pintu gerbang sekolah untuk menjemputnya pulang.

***

“Mini, kenapa tadi kamu lama keluarnya?” tanya Sulastri setelah mereka sampai di rumah.

“Tadi aku dipanggil oleh Bu Nita, Bu.” Jawab Lasmini sambil melepas seragam sekolahnya.

“Ada apa? Apa kamu punya masalah di sekolah?” tanya Sulastri penasaran.

“Tidak, Bu. Tadi itu aku dipanggil oleh Bu Nita karena beliau sudah curiga kalau aku sedang hamil dan minta supaya aku cerita dengan jujur. Aku ceritakan semuanya tanpa aku kurangi dan lebihkan, aku semula takut kalau Bu Nita akan melaporkan aku dan aku dikeluarkan dari sekolah, tapi ternyata Bu Nita justru kasihan sama aku dan dia akan merahasiakan kehamilan aku ini.” Jelas Lasmini sambil tersenyum kearah ibunya yang wajahnya seketika pucat pasi.

“Kenapa wajah Ibu pucat? Aku tidak apa-apa kok, justru Bu Nita kasih aku semangat supaya aku rajin belajar karena ujian dua minggu lagi.” Ucap Lasmini sambil memeluk ibunya.

“Apa guru kamu itu bisa dipercaya, Mini?” tanya Sulastri masih kurang yakin.

“Bisa kok, Bu.” Ujar Lasmini sambil membelai pipi ibunya dan mencium pipi kanan dan kirinya.

“Yakin?” tanya Sulastri dengan bibir yang bergetar karena takut anaknya kena sanksi dan dikeluarkan dari sekolah padahal ujian sekolah sudah didepan mata.

“Yakin, Bu. Tenang saja Bu Nita bisa dipercaya kok, dia sudah janji akan merahasiakan kehamilan aku ini dan memberi nasehat supaya aku jaga kondisi kehamilan aku, jangan sampai ceroboh yang bisa membahayakan aku dan bayiku.” Jelas Lasmini meyakinkan ibunya.

“Syukur kalau begitu, ibu jadi lega sekarang.” ucap Sulastri akhirnya dapat tersenyum kembali.

***

Dua minggu kemudian.

Hari yang dinanti oleh Lasmini dan teman-temannya akhirnya tiba.

Mereka kini bersiap diri untuk melakukan ujian sekolah yang akan menentukan nasib mereka kedepannya, apakah akan lulus dengan nilai baik atau harus mengulang satu tahun lagi untuk dapat lulus dari sekolah itu.

“Siap untuk ujian, Lasmini?” tanya Bu Nita yang berdiri dihadapannya sambil tersenyum.

“Siap, Bu, semoga hasilnya sesuai dengan yang saya harapkan.” Sahut Lasmini dengan senyuman manisnya.

“Syukurlah kalau begitu, Ibu ikut senang semoga sukses, ya.” ucap Bu Nita memberikan semangat.

Setelah berkata, Bu Nita berlalu karena ujian akan segera dimulai. Lasmini dan teman-temannya melangkah kearah meja yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah.

Lasmini segera berdoa agar diberikan kelancaran oleh Tuhan dalam mengerjakan soal-soal ujian. Dia mengerjakan soal-soal ujian dengan teliti dan menjawab sesuai dengan yang dia pelajari sebelumnya.

Akhirnya dia dapat mengerjakan semua soal ujian tanpa satu pun yang terlewat, dan mengenai hasilnya dia pasrahkan seperti apa nantinya yang terpenting dia sudah belajar dengan giat agar sukses mengerjakan soal-soal ujian tersebut.

***

Tiga minggu kemudian.

Lasmini dengan khidmat mendengarkan pengarahan dari wali kelasnya agar setelah pengumuman kelulusan ini, jangan sampai ada yang melakukan tindakan coret-coret di baju atau di beberapa atribut.

Setelah pengarahan dari wali kelasnya, pengumuman kelulusan pun segera dikeluarkan yang hasilnya semua murid kelas 12 tahun ini lulus dengan nilai yang baik.

Lasmini seketika menangis karena terharu, karena dia bisa lulus dengan nilai yang baik dan kedepannya dia akan mencari pekerjaan agar bisa membantu ibunya dan juga membiayai bayinya kelak.

Lasmini pulang dengan perasaan yang gembira karena apa yang dia perjuangkan selama ini tidak sia-sia. Dia bersenandung selama di perjalanan sampai tidak menyadari kalau ada yang memperhatikannya dari jarak yang tidak terlalu jauh.

“Mau pulang, Mini? Aku antar, ya!” sahut seseorang mengagetkan Lasmini.

Related chapters

  • Kembang Desa   Melahirkan

    Lasmini menengok ke arah sumber suara, dan dia sangat terkejut saat melihat orang yang sudah memanggilnya. Jantungnya berdegub kencang karena Suparman, orang yang sangat ingin dia hindari sudah ada di belakangnya. “Terima kasih, Mas Parman, tapi saya biasa pulang di jemput oleh ibu. Kini ibu sedang dalam perjalanan menuju kemari,” sahut Lasmini beralasan agar Suparman mengurungkan niatnya untuk mengantar pulang. Dia tidak ingin orang desa tempat dia dulu tinggal mengetahui tempat tinggalnya yang baru sehingga mereka mengetahui kehamilannya. “Kamu kenapa tiba-tiba pindah rumah? Aku cari kamu lho selama ini, kangen aku tidak melihat kamu, Mini.” Suparman dengan senyuman penuh arti berusaha untuk merayu Lasmini. Lasmini merasa takut dan gugup saat Suparman sudah turun dari motornya dan melangkah menghampirinya. Dia mundur dua langkah berusaha menjauhi pria beristri itu. “Mini, maaf Ibu terlambat datang!” seru Sulastri yang tiba-tiba datang dan segera men

    Last Updated : 2021-10-02
  • Kembang Desa   Tawaran Pekerjaan

    Enam bulan kemudian."Mini, ini ada lowongan pekerjaan di pabrik gula sebagai administrasi. Kalau kamu sudah siap bekerja coba melamar pekerjaan di situ," ucap pamannya ketika mengunjungi rumahnya."Iya Paman, aku siap. Aku sudah mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan," sahut Lasmini dengan senyum sumringah."Baik kalau begitu besok kamu Paman antar kesana untuk melakukan wawancara, karena mereka memang lagi butuh karyawan untuk posisi administrasi ini. Kalau kamu lulus seleksi wawancara ini besok bisa langsung bekerja," ucap pamannya. "Besok Paman datang jam delapan dan itu kamu sudah harus siap agar kita bisa langsung berangkat.""Baik, Paman. Aku janji sebelum Paman datang, aku sudah siap," ucap Lasmini dengan penuh semangat.

    Last Updated : 2021-10-08
  • Kembang Desa   Teman Baru

    Sudah seminggu Lasmini bekerja di pabrik gula sebagai staf administrasi kantor. Dia bekerja dengan tekun dan mudah mengerti apa yang diarahkan oleh Aisyah, sehingga dalam waktu satu minggu Lasmini sudah mahir mengerjakan tugasnya.Aisyah pun senang dan puas dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Lasmini. Dia diam-diam mempunyai rencana untuk menaikkan gaji Lasmini apabila sudah selesai masa percobaan dan diangkat sebagai pegawai tetap di kantor itu.Selain tekun bekerja dan berhasil mengerjakan tugas dengan baik, Lasmini juga seorang wanita yang mudah bergaul sehingga dalam waktu yang relatif singkat sudah memiliki teman di kantor itu. Dari sekian orang di kantor itu, ada seseorang yang diam-diam selalu memperhatikan Lasmini dan mencoba untuk mengenal Lasmini lebih dekat lagi.“Lagi sibuk, Mini?” tanya pemuda itu sambil tersenyum.“Eh, Mas Yudi. Biasa saja sih tidak terlalu sibuk,” sahut Lasmini balas tersenyum ke arah Yudi yang memb

    Last Updated : 2021-10-11
  • Kembang Desa   Aku Bukan Wanita Yang Baik

    Keesokan harinya, Lasmini berangkat kerja dengan perasaan yang tidak enak. Dia merasa bersalah terhadap Yudi, yang dia tolak keinginannya secara halus yang ingin mampir ke rumah Lasmini.Tatapan Lasmini bertemu dengan tatapan Yudi saat gadis itu tiba di kantor. Lasmini tersenyum ramah dan menganggukkan kepalanya kepada Yudi yang juga tersenyum ramah terhadapnya.“Pagi, Mini!” sapa Yudi yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Meja kerja Lasmini.“Pagi, Mas Yudi!” balas Lasmini sambil menatap Yudi dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia ingin menghindar dari pria ini namun rasanya sulit karena Yudi seperti mengikutinya. Lasmini ingin menjaga jarak agar tidak terlalu dekat dengan Yudi. Dia sadar dirinya bukan wanita yang seperti Yudi bayangkan, dia takut kalau Yudi akan kecewa setelah tahu kalau dirinya sudah memiliki seorang anak.“Nanti makan siang bareng yuk, Mini!” ajak Yudi sambil tersenyum ramah dan berharap kalau g

    Last Updated : 2021-10-13
  • Kembang Desa   Kursus Bahasa Inggris

    Sudah tujuh bulan Lasmini bekerja di pabrik gula itu sebagai staf administrasi kantor. Dan dia selalu bekerja dengan baik yang membuat Aisyah sebagai pimpinannya sangat puas dengan pekerjaannya yang rapi dan tepat waktu. Karena itu Aisyah berniat untuk mengikutsertakan Lasmini kursus Bahasa Inggris yang diadakan oleh perusahaannya.“Lasmini! Kemari sebentar!” seru Aisyah yang memanggil Lasmini melalui panggilan telepon.Lasmini segera beranjak dari tempat duduknya menuju ke meja kerja Aisyah. Dengan langkah tergesa gadis itu menuju ke meja Aisyah yang sudah menunggunya.“Pagi, Bu.” Lasmini menyapa dengan sopan atasannya setelah dia sampai di meja kerja wanita paruh baya itu.“Begini, kantor ini akan mengadakan kursus Bahasa Inggris bagi karyawannya yang sudah bekerja dengan baik. Dan saya mendaftarkan kamu untuk ikut di kursus itu karena kamu sudah bekerja dengan baik selama ini. Jadi mulai hari senin depan kamu akan mulai ku

    Last Updated : 2021-10-16
  • Kembang Desa   Mencari Peruntungan

    Sudah satu bulan Lasmini menggunakan telepon genggam pemberian Aisyah. Dia mulai rajin melihat beberapa lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi yang dia miliki. Sampai pada suatu hari setelah makan siang, Lasmini menghampiri Aisyah yang dia lihat tidak sedang sibuk.“Selamat siang, Bu!” sapa Lasmini sambil membungkuk sopan terhadap Aisyah.“Siang, Mini! ada apa?” tanya Aisyah setelah dia meletakkan telepon genggamnya di atas meja. “Silahkan duduk!” ujarnya dengan ramah.Lasmini segera duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Aisyah. Dia kemudian memperlihatkan telepon genggamnya yang terdapat lowongan pekerjaan di kota.“Saya akan memperlihatkan ini pada Ibu dan saya meminta saran apa menurut Ibu saya bisa mengirimkan lamaran pekerjaan di perusahaan tersebut,” ujar Lasmini sambil menatap Aisyah dengan penuh harap saran dari wanita paruh baya itu.Aisyah memperhatikan lowongan pekerjaan ya

    Last Updated : 2021-10-17
  • Kembang Desa   Ke Kota

    Lasmini pergi ke kota dengan diantar oleh pamannya. Agus dengan setia mengantar Lasmini menuju perusahaan yang akan melakukan tes terhadap keponakannya itu."Paman tunggu di bawah ya, Mini." Agus hanya boleh mengantar Lasmini sampai lobby saja, selebihnya Lasmini naik ke lantai lima dengan diantar oleh salah seorang staf HRD.Lasmini berdoa semoga dirinya bisa di terima bekerja di perusahaan ini.Setelah beberapa jam, Lasmini selesai juga melakukan serangkaian tes. Dia disuruh menunggu untuk mendapatkan hasilnya."Lasmini!" panggil staf HRD itu dengan tersenyum ramah."Iya, Bu." Lasmini berdiri dan berjalan mendekati staf HRD itu.Staf HRD itu mengajak Lasmini untuk

    Last Updated : 2021-10-20
  • Kembang Desa   Karyawan Baru

    Lasmini berangkat ke kota satu minggu sebelum dia mulai bekerja di kantor yang baru. Dia diantar oleh paman dan bibinya. Dia akhirnya mendapatkan tempat kost tidak jauh dari kantor baru-nya, hanya sekitar beberapa meter saja jaraknya sehingga dia cukup berjalan kaki apabila akan berangkat atau pulang dari kantor. “Terima kasih untuk Paman dan Bibi yang sudah mengantar aku ke sini, aku tidak akan pernah melupakan kebaikan kalian,” ucap Lasmini sambil memeluk bibinya dengan erat. Mereka akan kembali ke desa setelah dilihatnya Lasmini sudah mendapatkan tempat tinggal di lingkungan yang baik. “Kamu sudah kami anggap sebagai anak kandung kami sendiri, Mini. Jadi menjaga kamu merupakan kewajiban kami juga,” ujar Agus sambil menepuk pelan pundak Lasmini. “Iya, Mini. Kamu tidak usah sungkan apabila meminta bantuan dari kami. Kami orangtua kamu juga, ya,” sahut Titik sambil mencium pipi mulus Lasmini bergantian kiri dan kanan. Lasmini menganggukkan kep

    Last Updated : 2021-10-23

Latest chapter

  • Kembang Desa   Momen Bahagia

    Setelah acara makan malam, para tamu undangan memberikan selamat kepada pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu. “Selamat atas hari jadi pernikahannya Pak Ario, Bu Lasmini,” ucap salah seorang pria yang datang bersama istrinya . “Terima kasih atas kedatangannya di acara kami ini, Pak, Bu,” sahut Ario pada pasangan suami istri yang merupakan rekan bisnisnya. Setelah para tamu undangan mengucapkan selamat padanya dan juga istrinya secara bergantian, kini giliran Ario dan Lasmini mengucapkan sepatah dua kata di acara tersebut. “Terima kasih untuk para tamu undangan yang telah bersedia hadir di acara kami. Hari ini, satu tahun yang lalu saya telah membuat keputusan paling penting dalam hidup saya. Saya telah berjanji dengan wanita yang ada di sebelah saya ini, untuk selalu berjalan bersama di hari-hari yang terbentang di depan. Dan wanita yang ada di sebelah saya ini juga telah memberikan saya kebahagiaan. Membuat hidup saya menjadi berwarna dan dia juga telah memberikan saya d

  • Kembang Desa   Wedding Anniversary

    Lima bulan kemudian.Lasmini bingung saat bangun tidur, dia tidak mendapati Ario ada di sampingnya. Biasanya suaminya itu masih tertidur pulas di jam seperti ini. Lasmini melihat waktu menunjukkan pukul lima pagi. Dia bangkit dari tidurnya dan melangkah ke arah kamar bayi yang ada di sebelah kamarnya. Dia tersenyum saat melihat Anisa masih tertidur pulas. Lasmini lalu berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menunaikan sholat subuh.Selesai menunaikan sholat subuh, Lasmini berjalan keluar kamar. Dia berencana untuk mencari keberadaan suaminya pagi ini.“Apa Mas Ario sedang olahraga? mungkin dia sedang lari pagi di luar rumah. Aku buatkan dia kopi saja kalau begitu. Jadi saat dia pulang, Mas Ario bisa langsung minum kopinya,” gumam Lasmini bermonolog.Lasmini melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur. Di sana dia melihat asisten rumah tangganya tengah sibuk menyiapkan sarapan.

  • Kembang Desa   Kejutan Untuk Lasmini

    Tiga bulan kemudian.Lasmini melihat penunjuk waktu di dinding dengan perasaan kesal yang menyelimuti dirinya. Sudah jam sembilan malam tetapi Ario dan Bima belum tampak juga batang hidungnya di rumah. Saat ini Bima seharusnya sudah bersiap untuk tidur, tetapi Ario yang membawa anak sulungnya itu pergi dari tadi sore belum kembali ke rumah.Lasmini menyesal menuruti perintah Ario agar tetap berada di rumah menjaga Anisa. Ario meminta Lasmini untuk tidak ikut serta dengan mereka, karena Anisa yang rewel sepanjang sore hari tadi. Waktu terus berjalan dan Lasmini sudah bolak-balik melihat ke luar rumah tapi tidak ada tanda-tanda mereka akan datang.Dia mencoba menelepon suaminya itu untuk mengetahui keberadaan mereka saat ini. Namun, Ario sama sekali tidak mengangkat teleponnya, bahkan pesan yang dia kirim hanya dibaca saja.‘Kenapa aku telepon tidak dia angkat, ya? kemana sih mereka sampai sekarang belum pulang? awas saja nanti kalau sudah sampai di r

  • Kembang Desa   Family Time

    “Mimpi kalau aku tidak disayang lagi sama Bunda dan Ayah. Aku duduk sendiri. Ayah sama Bunda mencium Dedek Nisa.” Bima kemudian menangis kala dia mengingat mimpinya itu.Lasmini tersenyum mendengar ucapan anak sulungnya itu. Dia lalu memeluk tubuh bocah itu seraya berkata, “Itu hanya mimpi, sayang. Jangan diambil hati. Bunda sama Ayah tetap sayang sama Bima, kok, walaupun sudah ada Dedek Nisa.” Lasmini lalu mencium pipi gembil Bima dengan penuh kasih sayang.Namun, tiba-tiba saja Bima menarik wajahnya dari wajah ibunya seraya berkata, “Beneran kalau Bunda tetep sayang sama aku?” tanya Bima dengan suara perlahan menatap Lasmini lekat.Lasmini kembali tertawa dan mencolek hidung mancung anaknya. “Benar dong sayang. Masak Bunda bohong.”Lasmini lalu mencium pipi anaknya gemas. Bima rupanya merasa lega dengan jawaban ibunya. Dia terkekeh kala ibunya terus mencium wajahnya. Hingga suara tangisan Anisa menghentika

  • Kembang Desa   Akhir Dari Penantian

    “Sayang, sudah siap belum?” tanya Ario sambil mengetuk pintu kamar mandi. Istrinya tadi pamit padanya hendak ke kamar mandi sebentar sebelum mereka mulai ‘olahraga malam’ yang sudah ditunggu oleh Ario selama dua bulan.“Sebentar, Mas. Tunggu saja di tempat tidur, nanti juga aku keluar!” jawab Lasmini dari dalam kamar mandi. Ario kemudian kembali melangkah ke arah tempat tidur. Dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamar.Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok Lasmini yang memakai lingerie merah. Dia berjalan perlahan mendekati suaminya yang sudah siap di atas tempat tidur. Lasmini tersenyum menggoda ke arah suaminya yang kini menatap ke arahnya dengan tatapan takjub dan tanpa berkedip sedikitpun.“Jadi ini yang membuat kamu lama di kamar mandi, hm. Dan ini lingerie merah kapan belinya?” tanya Ario mulai menggoda

  • Kembang Desa   Menggoda Iman

    “Mini, ganti baju kamu!” ujar Ario saat akan mengantar istrinya ke rumah sakit, dengan tujuan ke dokter anak karena bayinya akan melakukan imunisasi tahap awal.“Kenapa memangnya, Mas. Sepertinya baju yang aku kenakan ini sopan.” Lasmini memindai lagi pakaian yang dia kenakan hari ini. Dan dia tidak menemukan ada yang salah pada pakaiannya itu.“Itu pakaiannya menggoda iman, sayang. Aku saja tergoda apalagi orang lain. Dan aku tidak mau kalau dokter anak itu menjadi sainganku,” sungut Ario yang mulai dengan mode sebagai suami posesif.Lasmini merotasi matanya dengan malas. Dia melepas pakaiannya di depan suaminya, yang seketika membuat Ario menelan saliva, saat melihat tubuh istrinya yang semakin menggoda setelah melahirkan anaknya. Lasmini kemudian mengenakan pakaian lainnya dan memperlihatkan penampilannya kini di depan Ario untuk meminta pendapat suaminya itu.“Ba

  • Kembang Desa   Nuni VS Aisyah

    Keesokan Harinya, Nuni datang ke kamar rawat inap Lasmini dengan senyum sumringah terbit dari bibirnya. Dia langsung membuka pintu ruang rawat inap itu. Senyumnya semakin merekah kala melihat cucunya saat ini tengah tertidur di box bayi.“Cucuku cantik sekali. Sayang sedang tidur, padahal Ibu mau menggendong dia,” ucap Nuni kala dia sudah memasuki ruang rawat inap itu dan menatap cucunya di pinggir box bayi.“Iya, Bu. Nisa baru saja selesai menyusu. Dan seperti biasanya kalau habis menyusu dia pasti tertidur.” Lasmini berkata sambil tersenyum menatap wajah ibu mertuanya.Di saat bersamaan, pintu kamar rawat Lasmini terbuka. Menampilkan sosok Aisyah dan Wahyu di ambang pintu.“Kamu sudah sampai dulu rupanya Nun. Arief mana? kamu datang sendiri kemari?” tanya Aisyah yang melangkah ke arah Lasmini. Dia lalu mengecup pipi anaknya lembut.“Mas Arief sedang main golf. Katanya, nanti langsung kemari setelah acara

  • Kembang Desa   Nama Bayi

    “Sabar, Bu. Ini sedang kami diskusikan. Nanti kalau sudah dapat pasti akan kami beritahu,” ucap Ario.“Jangan lama-lama memberi namanya! masak nanti kalau ada yang menjenguk tidak bisa memanggil namanya. Coba sekarang kamu arahkan kamera ke wajah cucu Ibu. Ibu sepertinya Ke rumah sakitnya besok pagi. Makanya sekarang Ibu mau melihat dulu cucunya,” cetus Nuni.Ario lalu mengarahkan telepon genggamnya ke arah bayi mungil nan cantik. Nuni memekik takjub kala melihat cucu keduanya itu sudah terlihat cantik saat ini.“Cantik sekali cucu Eyang. Jadi tidak sabar untuk segera ke sana. Ario, Mini, Bagaimana kalau Ibu yang memberi nama untuk cucu Ibu yang cantik ini?” tanya Nuni.“Boleh, Bu,” sahut Ario dan Lasmini bersamaan.Nuni terdiam sesaat. Dia tersenyum sumringah sebelum akhirnya berkata, “Bagaimana kalau Anisa Muliawati? kalian

  • Kembang Desa   Welcome Baby Girl

    Dua bulan kemudian....Lasmini tersenyum melihat kamar bayi yang warnanya sangat ‘girly’ dan indah dilihat. Lasmini berjalan mengelilingi kamar bayi yang didominasi warna pink. Lasmini semenjak tahu bayinya berjenis kelamin perempuan, langsung berbelanja perlengkapan bayi untuk bayi perempuan. Di saat dia tengah berkeliling kamar bayi, tiba-tiba saja Lasmini meringis sambil memegang perutnya. Dia lalu duduk di tepi tempat tidur. Dia sudah mulai terbiasa dengan kontraksi dini yang kadang timbul secara tiba-tiba dan menghilang setelah beberapa menit. Namun kali ini yang dia rasakan sama sekali beda dengan yang biasanya. Kali ini rasanya lebih sakit dan terasa terus-menerus sakitnya.“Mini! kamu kenapa?” tanya Ario saat dia memasuki kamar bayi.“Perut-ku mulas, Mas. Aku merasa ada sesuatu yang mendorong ke bawah,” ucap Lasmini melirih.“Hah! jangan-jangan ka

DMCA.com Protection Status