Home / Romansa / Kembang Desa / Melahirkan

Share

Melahirkan

Author: Yetti S
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Lasmini menengok ke arah sumber suara, dan dia sangat terkejut saat melihat orang yang sudah memanggilnya. Jantungnya berdegub kencang karena Suparman, orang yang sangat ingin dia hindari sudah ada di belakangnya.

“Terima kasih, Mas Parman, tapi saya biasa pulang di jemput oleh ibu. Kini ibu sedang dalam perjalanan menuju kemari,” sahut Lasmini beralasan agar Suparman mengurungkan niatnya untuk mengantar pulang. Dia tidak ingin orang desa tempat dia dulu tinggal mengetahui tempat tinggalnya yang baru sehingga mereka mengetahui kehamilannya.

“Kamu kenapa tiba-tiba pindah rumah? Aku cari kamu lho selama ini, kangen aku tidak melihat kamu, Mini.” Suparman dengan senyuman penuh arti berusaha untuk merayu Lasmini.

Lasmini merasa takut dan gugup saat Suparman sudah turun dari motornya dan melangkah menghampirinya. Dia mundur dua langkah berusaha menjauhi pria beristri itu.

“Mini, maaf Ibu terlambat datang!” seru Sulastri yang tiba-tiba datang dan segera menghampiri Lasmini berusaha melindungi anaknya dari laki-laki yang dia kenal sebagai seorang yang suka mempermainkan wanita di desa tempatnya dulu tinggal.

“Bu Sulastri, Apa kabar?” sapa Suparman ramah.

“Alhamdulillah, baik, Nak Parman. Maaf kami harus segera pulang karena sudah siang,” sahut Sulastri lalu mengajak anaknya pergi dari sana.

Suparman memandang kepergian mereka dengan tatapan penuh selidik karena sikap ibu dan anak itu yang sangat aneh. Mereka berusaha untuk menghindarinya, seolah dia adalah serigala yang siap untuk memangsa.

***

Lima bulan kemudian.

Lasmini meringis sambil memegang perutnya, dia merasakan sakit yang belum pernah dia rasakan. Lasmini bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamar ibunya. Dilihatnya Sulastri sedang tertidur pulas di atas tempat tidurnya. Dia sebenarnya tidak tega untuk membangunkan ibunya, tapi rasa sakit yang dia rasakan saat ini tidak bisa dia tahan lagi. Keringat dingin mulai keluar membasahi sekujur tubuhnya yang kini membesar akibat kehamilannya.

“Ibu! perutku sakit sekali,” ujar Lasmini sambil mengguncang pelan tubuh ibunya dan memegang perutnya yang membuncit.

Sulastri yang terbangun karena tubuhnya yang terguncang, kemudian membulatkan matanya saat dia melihat anaknya kini tengah meringis kesakitan sambil memegang perut buncitnya.

“Ayo kita ke bidan sekarang! sepertinya kamu akan melahirkan saat ini!” ajak Sulastri sambil bangkit dari tidurnya dan mengganti pakaiannya lalu digandengnya tangan Lasmini keluar rumah.

Mereka menuju ke klinik tempat bidan praktek yang buka selama dua puluh empat jam. Lasmini lalu dibawa oleh petugas klinik menuju ruang bersalin, sementara Sulastri mendampingi anaknya yang semakin meringis kesakitan. Hati Sulastri terasa sakit saat menyaksikan Lasmini yang masih muda belia harus mengalami penderitaan seperti sekarang ini, melahirkan tanpa kehadiran seorang suami. Airmata Sulastri tak terasa menetes di pipinya yang seketika langsung dia hapus agar Lasmini tidak melihatnya.

"Ahhh sakit sekali perutku," jerit Lasmini yang membuat Sulastri iba melihatnya. Diusapnya wajah cantik anaknya yang di penuhi oleh keringat dan dikecupnya kening Lasmini dengan penuh kasih sayang.

“Sabar ya, Nak, bu bidan sudah di telepon dan sebentar lagi akan datang untuk membantu kamu melahirkan,” hibur Sulastri pada Lasmini.

Tiga puluh menit kemudian bidan datang ke ruang bersalin dan langsung mengecek kondisi Lasmini untuk melakukan serangkaian pemeriksaan.

“Sudah bukaan delapan! tolong siapkan peralatan! sebentar lagi waktunya melahirkan!” perintah bidan kepada asistennya yang sudah siap berada disampingnya.

“Ayo, dorong terus! sebentar lagi akan keluar bayinya!” seru bidan menyemangati Lasmini agar mengeluarkan tenaga sebanyak mungkin agar bayinya segera lahir.

Lasmini kemudian menarik napas dalam-dalam kemudian dia keluarkan secara perlahan lalu dia dorong sekuat tenaga dan hasilnya....

Oek...oek...oek

Sesosok bayi mungil telah lahir ke dunia yang membuat Lasmini terharu, dia telah menjadi seorang ibu.

"Sebentar ya, Mbak, bayinya akan kami bersihkan dahulu," ucap asisten bidan itu sambil membawa bayi Lasmini. Seorang bayi laki-laki yang sangat tampan.

"Selamat ya, Mbak, kamu sudah menjadi seorang Ibu sekarang, seorang Ibu yang hebat tentunya," ucap bidan menghibur Lasmini karena dia tahu saat ini Lasmini belum memiliki suami yang akan mendampingi Lasmini dalam mengasuh anaknya. Sulastri memang bercerita apa adanya pada bidan.

Lasmini hanya bisa tersenyum lemah, tidak bisa membalas dengan kata-kata karena tenaganya sudah  terkuras.

***

Lasmini menatap wajah anaknya yang tampan, wajah itu perpaduan dirinya dengan Ario, kekasihnya yang dia tidak tahu keberadaannya saat ini. Lasmini tidak mau memusingkan hal itu, baginya yang terpenting saat ini adalah bagaimana dia dapat membesarkan bayinya agar menjadi anak yang baik.

“Makan dulu, Mini. Kamu harus makan yang banyak sekarang supaya ASI kamu banyak dan anak kamu cukup gizinya.” Sulastri duduk disamping Lasmini dengan membawa sepiring nasi beserta lauk pauknya.

“Terima kasih ya, Bu. Maaf kalau aku membuat Ibu kecewa dan repot karena mengurus aku dan anakku,” ucap Lasmini sendu.

“Kamu jangan berkata begitu! kamu kan anakku dan ini adalah cucuku. Kalian itu darah dagingku yang sudah seharusnya aku rawat dan lindungi semampuku,” sahut Sulastri sambil tersenyum menghibur anaknya yang kini menatapnya dengan sendu.

Sulastri mengerti apa yang ada dalam pikiran anaknya saat ini. Membesarkan anak seorang diri bukanlah hal yang mudah, apalagi Lasmini tidak memiliki pekerjaan saat ini sehingga tentunya hal itu membuat hatinya gelisah memikirkan masa depan mereka.

“Aku nanti akan mencari pekerjaan, Bu. Agar mendapatkan uang dan bisa membesarkan anakku,” sahut Lasmini sambil menatap ibunya yang sedang tersenyum memberikan semangat untuknya.

“Iya, tapi sekarang kamu harus memulihkan kondisi dulu. Kalau kondisi kamu sudah pulih, kamu bisa mencari pekerjaan dan anakmu akan Ibu rawat jadi kamu tidak usah khawatir,” ucap Sulastri membesarkan hati anaknya. Dengan penuh kasih sayang dia mencium kening anaknya dan mengelus rambutnya agar anaknya terhibur dan tidak larut dalam kesedihan.

“Jangan larut dalam kesedihan ya, Mini! kamu harus fokus pada anakmu. Jangan pikir yang macam-macam yang bisa mengganggu pikiran dan kesehatan kamu!” saran Sulastri sambil mengecup pipi halus anaknya.

Lasmini terharu mendengar ucapan ibunya. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi kecuali ucapan terima kasih kepada ibunya yang sudah bersusah payah merawat dirinya dan anaknya. Dia kemudian menuruti nasehat ibunya untuk makan yang banyak agar kondisinya cepat pulih, sehingga dia bisa mencari pekerjaan agar bisa mendapatkan uang untuk keperluannya sehari-hari, karena dengan adanya seorang bayi tentunya akan membuat kebutuhan hidupnya semakin membengkak. Lasmini berusaha membuang segala ingatannya terhadap kekasihnya, dan dia kini fokus untuk mengurus anak dan mencari pekerjaan.

Lasmini berjanji bahwa dia akan berusaha menjadi seorang wanita yang tegar. Dan dia juga akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki kehidupannya, walaupun untuk saat ini dia belum tahu bagaimana caranya tetapi dia yakin dengan niat dan tekad yang kuat semua itu akan terwujud dan dia bisa membahagiakan ibunya beserta anaknya.

Related chapters

  • Kembang Desa   Tawaran Pekerjaan

    Enam bulan kemudian."Mini, ini ada lowongan pekerjaan di pabrik gula sebagai administrasi. Kalau kamu sudah siap bekerja coba melamar pekerjaan di situ," ucap pamannya ketika mengunjungi rumahnya."Iya Paman, aku siap. Aku sudah mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan," sahut Lasmini dengan senyum sumringah."Baik kalau begitu besok kamu Paman antar kesana untuk melakukan wawancara, karena mereka memang lagi butuh karyawan untuk posisi administrasi ini. Kalau kamu lulus seleksi wawancara ini besok bisa langsung bekerja," ucap pamannya. "Besok Paman datang jam delapan dan itu kamu sudah harus siap agar kita bisa langsung berangkat.""Baik, Paman. Aku janji sebelum Paman datang, aku sudah siap," ucap Lasmini dengan penuh semangat.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembang Desa   Teman Baru

    Sudah seminggu Lasmini bekerja di pabrik gula sebagai staf administrasi kantor. Dia bekerja dengan tekun dan mudah mengerti apa yang diarahkan oleh Aisyah, sehingga dalam waktu satu minggu Lasmini sudah mahir mengerjakan tugasnya.Aisyah pun senang dan puas dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Lasmini. Dia diam-diam mempunyai rencana untuk menaikkan gaji Lasmini apabila sudah selesai masa percobaan dan diangkat sebagai pegawai tetap di kantor itu.Selain tekun bekerja dan berhasil mengerjakan tugas dengan baik, Lasmini juga seorang wanita yang mudah bergaul sehingga dalam waktu yang relatif singkat sudah memiliki teman di kantor itu. Dari sekian orang di kantor itu, ada seseorang yang diam-diam selalu memperhatikan Lasmini dan mencoba untuk mengenal Lasmini lebih dekat lagi.“Lagi sibuk, Mini?” tanya pemuda itu sambil tersenyum.“Eh, Mas Yudi. Biasa saja sih tidak terlalu sibuk,” sahut Lasmini balas tersenyum ke arah Yudi yang memb

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembang Desa   Aku Bukan Wanita Yang Baik

    Keesokan harinya, Lasmini berangkat kerja dengan perasaan yang tidak enak. Dia merasa bersalah terhadap Yudi, yang dia tolak keinginannya secara halus yang ingin mampir ke rumah Lasmini.Tatapan Lasmini bertemu dengan tatapan Yudi saat gadis itu tiba di kantor. Lasmini tersenyum ramah dan menganggukkan kepalanya kepada Yudi yang juga tersenyum ramah terhadapnya.“Pagi, Mini!” sapa Yudi yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Meja kerja Lasmini.“Pagi, Mas Yudi!” balas Lasmini sambil menatap Yudi dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia ingin menghindar dari pria ini namun rasanya sulit karena Yudi seperti mengikutinya. Lasmini ingin menjaga jarak agar tidak terlalu dekat dengan Yudi. Dia sadar dirinya bukan wanita yang seperti Yudi bayangkan, dia takut kalau Yudi akan kecewa setelah tahu kalau dirinya sudah memiliki seorang anak.“Nanti makan siang bareng yuk, Mini!” ajak Yudi sambil tersenyum ramah dan berharap kalau g

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembang Desa   Kursus Bahasa Inggris

    Sudah tujuh bulan Lasmini bekerja di pabrik gula itu sebagai staf administrasi kantor. Dan dia selalu bekerja dengan baik yang membuat Aisyah sebagai pimpinannya sangat puas dengan pekerjaannya yang rapi dan tepat waktu. Karena itu Aisyah berniat untuk mengikutsertakan Lasmini kursus Bahasa Inggris yang diadakan oleh perusahaannya.“Lasmini! Kemari sebentar!” seru Aisyah yang memanggil Lasmini melalui panggilan telepon.Lasmini segera beranjak dari tempat duduknya menuju ke meja kerja Aisyah. Dengan langkah tergesa gadis itu menuju ke meja Aisyah yang sudah menunggunya.“Pagi, Bu.” Lasmini menyapa dengan sopan atasannya setelah dia sampai di meja kerja wanita paruh baya itu.“Begini, kantor ini akan mengadakan kursus Bahasa Inggris bagi karyawannya yang sudah bekerja dengan baik. Dan saya mendaftarkan kamu untuk ikut di kursus itu karena kamu sudah bekerja dengan baik selama ini. Jadi mulai hari senin depan kamu akan mulai ku

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembang Desa   Mencari Peruntungan

    Sudah satu bulan Lasmini menggunakan telepon genggam pemberian Aisyah. Dia mulai rajin melihat beberapa lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi yang dia miliki. Sampai pada suatu hari setelah makan siang, Lasmini menghampiri Aisyah yang dia lihat tidak sedang sibuk.“Selamat siang, Bu!” sapa Lasmini sambil membungkuk sopan terhadap Aisyah.“Siang, Mini! ada apa?” tanya Aisyah setelah dia meletakkan telepon genggamnya di atas meja. “Silahkan duduk!” ujarnya dengan ramah.Lasmini segera duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Aisyah. Dia kemudian memperlihatkan telepon genggamnya yang terdapat lowongan pekerjaan di kota.“Saya akan memperlihatkan ini pada Ibu dan saya meminta saran apa menurut Ibu saya bisa mengirimkan lamaran pekerjaan di perusahaan tersebut,” ujar Lasmini sambil menatap Aisyah dengan penuh harap saran dari wanita paruh baya itu.Aisyah memperhatikan lowongan pekerjaan ya

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembang Desa   Ke Kota

    Lasmini pergi ke kota dengan diantar oleh pamannya. Agus dengan setia mengantar Lasmini menuju perusahaan yang akan melakukan tes terhadap keponakannya itu."Paman tunggu di bawah ya, Mini." Agus hanya boleh mengantar Lasmini sampai lobby saja, selebihnya Lasmini naik ke lantai lima dengan diantar oleh salah seorang staf HRD.Lasmini berdoa semoga dirinya bisa di terima bekerja di perusahaan ini.Setelah beberapa jam, Lasmini selesai juga melakukan serangkaian tes. Dia disuruh menunggu untuk mendapatkan hasilnya."Lasmini!" panggil staf HRD itu dengan tersenyum ramah."Iya, Bu." Lasmini berdiri dan berjalan mendekati staf HRD itu.Staf HRD itu mengajak Lasmini untuk

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembang Desa   Karyawan Baru

    Lasmini berangkat ke kota satu minggu sebelum dia mulai bekerja di kantor yang baru. Dia diantar oleh paman dan bibinya. Dia akhirnya mendapatkan tempat kost tidak jauh dari kantor baru-nya, hanya sekitar beberapa meter saja jaraknya sehingga dia cukup berjalan kaki apabila akan berangkat atau pulang dari kantor. “Terima kasih untuk Paman dan Bibi yang sudah mengantar aku ke sini, aku tidak akan pernah melupakan kebaikan kalian,” ucap Lasmini sambil memeluk bibinya dengan erat. Mereka akan kembali ke desa setelah dilihatnya Lasmini sudah mendapatkan tempat tinggal di lingkungan yang baik. “Kamu sudah kami anggap sebagai anak kandung kami sendiri, Mini. Jadi menjaga kamu merupakan kewajiban kami juga,” ujar Agus sambil menepuk pelan pundak Lasmini. “Iya, Mini. Kamu tidak usah sungkan apabila meminta bantuan dari kami. Kami orangtua kamu juga, ya,” sahut Titik sambil mencium pipi mulus Lasmini bergantian kiri dan kanan. Lasmini menganggukkan kep

    Last Updated : 2024-10-29
  • Kembang Desa   Promosi

    "Wow! Bagus sekali kamu punya niat untuk sekolah lagi, apalagi kamu akan melanjutkan ke akademi sekretaris. Saya setuju Lasmini, saya dukung rencana kamu itu. Nanti kalau sudah selesai sekolahnya, beritahu saya. Nanti akan saya bantu kamu untuk mendapatkan promosi di perusahaan ini," janji Susan yang membuat Lasmini tersenyum sumringah. Hal itu juga membuat Lasmini lebih bersemangat lagi."Tapi mungkin tidak dalam waktu dekat ini saya akan sekolah lagi, Bu. Karena tabungan saya belum cukup." Lasmini tertunduk menatap meja kerja Susan.Susan menatap Lasmini dengan prihatin. Dia kemudian menepuk pelan pundak Lasmini."Kamu cari sekolahnya dari sekarang, ya. Soal biaya akan ibu bayarkan dulu. Nanti saat kamu sudah dipromosikan dan gaji kamu naik, kamu bisa bayar kembali uang saya. Bagaimana? Kamu setuju?" tanya Susan."I-iya, Bu. Saya setuju. Terima kasih, Bu." Lasmini kemudian menghampiri Susan dan mencium punggung tangan wanita itu."K

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Kembang Desa   Momen Bahagia

    Setelah acara makan malam, para tamu undangan memberikan selamat kepada pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu. “Selamat atas hari jadi pernikahannya Pak Ario, Bu Lasmini,” ucap salah seorang pria yang datang bersama istrinya . “Terima kasih atas kedatangannya di acara kami ini, Pak, Bu,” sahut Ario pada pasangan suami istri yang merupakan rekan bisnisnya. Setelah para tamu undangan mengucapkan selamat padanya dan juga istrinya secara bergantian, kini giliran Ario dan Lasmini mengucapkan sepatah dua kata di acara tersebut. “Terima kasih untuk para tamu undangan yang telah bersedia hadir di acara kami. Hari ini, satu tahun yang lalu saya telah membuat keputusan paling penting dalam hidup saya. Saya telah berjanji dengan wanita yang ada di sebelah saya ini, untuk selalu berjalan bersama di hari-hari yang terbentang di depan. Dan wanita yang ada di sebelah saya ini juga telah memberikan saya kebahagiaan. Membuat hidup saya menjadi berwarna dan dia juga telah memberikan saya d

  • Kembang Desa   Wedding Anniversary

    Lima bulan kemudian.Lasmini bingung saat bangun tidur, dia tidak mendapati Ario ada di sampingnya. Biasanya suaminya itu masih tertidur pulas di jam seperti ini. Lasmini melihat waktu menunjukkan pukul lima pagi. Dia bangkit dari tidurnya dan melangkah ke arah kamar bayi yang ada di sebelah kamarnya. Dia tersenyum saat melihat Anisa masih tertidur pulas. Lasmini lalu berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menunaikan sholat subuh.Selesai menunaikan sholat subuh, Lasmini berjalan keluar kamar. Dia berencana untuk mencari keberadaan suaminya pagi ini.“Apa Mas Ario sedang olahraga? mungkin dia sedang lari pagi di luar rumah. Aku buatkan dia kopi saja kalau begitu. Jadi saat dia pulang, Mas Ario bisa langsung minum kopinya,” gumam Lasmini bermonolog.Lasmini melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur. Di sana dia melihat asisten rumah tangganya tengah sibuk menyiapkan sarapan.

  • Kembang Desa   Kejutan Untuk Lasmini

    Tiga bulan kemudian.Lasmini melihat penunjuk waktu di dinding dengan perasaan kesal yang menyelimuti dirinya. Sudah jam sembilan malam tetapi Ario dan Bima belum tampak juga batang hidungnya di rumah. Saat ini Bima seharusnya sudah bersiap untuk tidur, tetapi Ario yang membawa anak sulungnya itu pergi dari tadi sore belum kembali ke rumah.Lasmini menyesal menuruti perintah Ario agar tetap berada di rumah menjaga Anisa. Ario meminta Lasmini untuk tidak ikut serta dengan mereka, karena Anisa yang rewel sepanjang sore hari tadi. Waktu terus berjalan dan Lasmini sudah bolak-balik melihat ke luar rumah tapi tidak ada tanda-tanda mereka akan datang.Dia mencoba menelepon suaminya itu untuk mengetahui keberadaan mereka saat ini. Namun, Ario sama sekali tidak mengangkat teleponnya, bahkan pesan yang dia kirim hanya dibaca saja.‘Kenapa aku telepon tidak dia angkat, ya? kemana sih mereka sampai sekarang belum pulang? awas saja nanti kalau sudah sampai di r

  • Kembang Desa   Family Time

    “Mimpi kalau aku tidak disayang lagi sama Bunda dan Ayah. Aku duduk sendiri. Ayah sama Bunda mencium Dedek Nisa.” Bima kemudian menangis kala dia mengingat mimpinya itu.Lasmini tersenyum mendengar ucapan anak sulungnya itu. Dia lalu memeluk tubuh bocah itu seraya berkata, “Itu hanya mimpi, sayang. Jangan diambil hati. Bunda sama Ayah tetap sayang sama Bima, kok, walaupun sudah ada Dedek Nisa.” Lasmini lalu mencium pipi gembil Bima dengan penuh kasih sayang.Namun, tiba-tiba saja Bima menarik wajahnya dari wajah ibunya seraya berkata, “Beneran kalau Bunda tetep sayang sama aku?” tanya Bima dengan suara perlahan menatap Lasmini lekat.Lasmini kembali tertawa dan mencolek hidung mancung anaknya. “Benar dong sayang. Masak Bunda bohong.”Lasmini lalu mencium pipi anaknya gemas. Bima rupanya merasa lega dengan jawaban ibunya. Dia terkekeh kala ibunya terus mencium wajahnya. Hingga suara tangisan Anisa menghentika

  • Kembang Desa   Akhir Dari Penantian

    “Sayang, sudah siap belum?” tanya Ario sambil mengetuk pintu kamar mandi. Istrinya tadi pamit padanya hendak ke kamar mandi sebentar sebelum mereka mulai ‘olahraga malam’ yang sudah ditunggu oleh Ario selama dua bulan.“Sebentar, Mas. Tunggu saja di tempat tidur, nanti juga aku keluar!” jawab Lasmini dari dalam kamar mandi. Ario kemudian kembali melangkah ke arah tempat tidur. Dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamar.Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok Lasmini yang memakai lingerie merah. Dia berjalan perlahan mendekati suaminya yang sudah siap di atas tempat tidur. Lasmini tersenyum menggoda ke arah suaminya yang kini menatap ke arahnya dengan tatapan takjub dan tanpa berkedip sedikitpun.“Jadi ini yang membuat kamu lama di kamar mandi, hm. Dan ini lingerie merah kapan belinya?” tanya Ario mulai menggoda

  • Kembang Desa   Menggoda Iman

    “Mini, ganti baju kamu!” ujar Ario saat akan mengantar istrinya ke rumah sakit, dengan tujuan ke dokter anak karena bayinya akan melakukan imunisasi tahap awal.“Kenapa memangnya, Mas. Sepertinya baju yang aku kenakan ini sopan.” Lasmini memindai lagi pakaian yang dia kenakan hari ini. Dan dia tidak menemukan ada yang salah pada pakaiannya itu.“Itu pakaiannya menggoda iman, sayang. Aku saja tergoda apalagi orang lain. Dan aku tidak mau kalau dokter anak itu menjadi sainganku,” sungut Ario yang mulai dengan mode sebagai suami posesif.Lasmini merotasi matanya dengan malas. Dia melepas pakaiannya di depan suaminya, yang seketika membuat Ario menelan saliva, saat melihat tubuh istrinya yang semakin menggoda setelah melahirkan anaknya. Lasmini kemudian mengenakan pakaian lainnya dan memperlihatkan penampilannya kini di depan Ario untuk meminta pendapat suaminya itu.“Ba

  • Kembang Desa   Nuni VS Aisyah

    Keesokan Harinya, Nuni datang ke kamar rawat inap Lasmini dengan senyum sumringah terbit dari bibirnya. Dia langsung membuka pintu ruang rawat inap itu. Senyumnya semakin merekah kala melihat cucunya saat ini tengah tertidur di box bayi.“Cucuku cantik sekali. Sayang sedang tidur, padahal Ibu mau menggendong dia,” ucap Nuni kala dia sudah memasuki ruang rawat inap itu dan menatap cucunya di pinggir box bayi.“Iya, Bu. Nisa baru saja selesai menyusu. Dan seperti biasanya kalau habis menyusu dia pasti tertidur.” Lasmini berkata sambil tersenyum menatap wajah ibu mertuanya.Di saat bersamaan, pintu kamar rawat Lasmini terbuka. Menampilkan sosok Aisyah dan Wahyu di ambang pintu.“Kamu sudah sampai dulu rupanya Nun. Arief mana? kamu datang sendiri kemari?” tanya Aisyah yang melangkah ke arah Lasmini. Dia lalu mengecup pipi anaknya lembut.“Mas Arief sedang main golf. Katanya, nanti langsung kemari setelah acara

  • Kembang Desa   Nama Bayi

    “Sabar, Bu. Ini sedang kami diskusikan. Nanti kalau sudah dapat pasti akan kami beritahu,” ucap Ario.“Jangan lama-lama memberi namanya! masak nanti kalau ada yang menjenguk tidak bisa memanggil namanya. Coba sekarang kamu arahkan kamera ke wajah cucu Ibu. Ibu sepertinya Ke rumah sakitnya besok pagi. Makanya sekarang Ibu mau melihat dulu cucunya,” cetus Nuni.Ario lalu mengarahkan telepon genggamnya ke arah bayi mungil nan cantik. Nuni memekik takjub kala melihat cucu keduanya itu sudah terlihat cantik saat ini.“Cantik sekali cucu Eyang. Jadi tidak sabar untuk segera ke sana. Ario, Mini, Bagaimana kalau Ibu yang memberi nama untuk cucu Ibu yang cantik ini?” tanya Nuni.“Boleh, Bu,” sahut Ario dan Lasmini bersamaan.Nuni terdiam sesaat. Dia tersenyum sumringah sebelum akhirnya berkata, “Bagaimana kalau Anisa Muliawati? kalian

  • Kembang Desa   Welcome Baby Girl

    Dua bulan kemudian....Lasmini tersenyum melihat kamar bayi yang warnanya sangat ‘girly’ dan indah dilihat. Lasmini berjalan mengelilingi kamar bayi yang didominasi warna pink. Lasmini semenjak tahu bayinya berjenis kelamin perempuan, langsung berbelanja perlengkapan bayi untuk bayi perempuan. Di saat dia tengah berkeliling kamar bayi, tiba-tiba saja Lasmini meringis sambil memegang perutnya. Dia lalu duduk di tepi tempat tidur. Dia sudah mulai terbiasa dengan kontraksi dini yang kadang timbul secara tiba-tiba dan menghilang setelah beberapa menit. Namun kali ini yang dia rasakan sama sekali beda dengan yang biasanya. Kali ini rasanya lebih sakit dan terasa terus-menerus sakitnya.“Mini! kamu kenapa?” tanya Ario saat dia memasuki kamar bayi.“Perut-ku mulas, Mas. Aku merasa ada sesuatu yang mendorong ke bawah,” ucap Lasmini melirih.“Hah! jangan-jangan ka

DMCA.com Protection Status