Lima bulan kemudian.
Lasmini bingung saat bangun tidur, dia tidak mendapati Ario ada di sampingnya. Biasanya suaminya itu masih tertidur pulas di jam seperti ini. Lasmini melihat waktu menunjukkan pukul lima pagi. Dia bangkit dari tidurnya dan melangkah ke arah kamar bayi yang ada di sebelah kamarnya. Dia tersenyum saat melihat Anisa masih tertidur pulas. Lasmini lalu berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menunaikan sholat subuh.
Selesai menunaikan sholat subuh, Lasmini berjalan keluar kamar. Dia berencana untuk mencari keberadaan suaminya pagi ini.
“Apa Mas Ario sedang olahraga? mungkin dia sedang lari pagi di luar rumah. Aku buatkan dia kopi saja kalau begitu. Jadi saat dia pulang, Mas Ario bisa langsung minum kopinya,” gumam Lasmini bermonolog.
Lasmini melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur. Di sana dia melihat asisten rumah tangganya tengah sibuk menyiapkan sarapan.
Setelah acara makan malam, para tamu undangan memberikan selamat kepada pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu. “Selamat atas hari jadi pernikahannya Pak Ario, Bu Lasmini,” ucap salah seorang pria yang datang bersama istrinya . “Terima kasih atas kedatangannya di acara kami ini, Pak, Bu,” sahut Ario pada pasangan suami istri yang merupakan rekan bisnisnya. Setelah para tamu undangan mengucapkan selamat padanya dan juga istrinya secara bergantian, kini giliran Ario dan Lasmini mengucapkan sepatah dua kata di acara tersebut. “Terima kasih untuk para tamu undangan yang telah bersedia hadir di acara kami. Hari ini, satu tahun yang lalu saya telah membuat keputusan paling penting dalam hidup saya. Saya telah berjanji dengan wanita yang ada di sebelah saya ini, untuk selalu berjalan bersama di hari-hari yang terbentang di depan. Dan wanita yang ada di sebelah saya ini juga telah memberikan saya kebahagiaan. Membuat hidup saya menjadi berwarna dan dia juga telah memberikan saya d
Pagi itu Desa Sukorejo kedatangan para mahasiswa dari kota untuk melakukan KKN di desa itu selama enam bulan.Mereka di tempatkan di rumah penduduk yang di tunjuk oleh Kepala Desa. Mereka selama berada di desa itu, hidup membaur dengan warga desa setempat untuk dapat beradaptasi sehingga bisa melaksanakan program KKN mereka dengan baik.Ario Saputra salah seorang dari rombongan mahasiswa tersebut, di tempatkan di salah satu rumah penduduk yang bernama Ibu Sulastri, yang memiliki seorang anak gadis yang cantik bernama Lasmini.Lasmini seorang gadis berusia 17 tahun dan saat ini duduk di bangku SMA kelas 12. Dia gadis yang sangat cantik bahkan bisa di bilang paling cantik di desa itu. Dia memiliki hidung mancung, alis tebal dan bibir merah alami serta kulit yang putih bersih, begitu juga dengan tubuhnya, dia memiliki bentuk tubuh yang proporsional sehingga banyak pria menginginkan dirinya.Dan saat ini dia sangat senang ada mahasiswa yang tinggal di rumahny
Sudah tiga hari Ario pindah dari rumah Sulastri, kini Lasmini merasa hatinya kosong. Dia merasa kesepian yang membuatnya sering melamun dan tidak fokus belajar. Biasanya setelah dia selesai belajar, hal yang di lakukannya sebelum dia tidur adalah mengobrol dengan Ario di teras rumah. Tapi kini tidak ada lagi orang yang diajaknya bercerita dan bertukar pikiran, Lasmini merasa hidupnya membosankan dan dia jadi malas untuk belajar. Sama seperti halnya dengan Lasmini, di rumah kontrakannya Ario merasa ada yang hilang dari hidupnya, walaupun ada beberapa temannya di rumah kontrakan itu tapi dia merasa kesepian. Bayangan gadis itu selalu memenuhi kepalanya. "Apa ini yang dinamakan rindu? besok aku akan menemuinya," gumamnya bermonolog. *** Besok sore, Ario pergi ke rumah Sulastri untuk menemui Lasmini yang selama tiga hari ini sosoknya memenuhi pikirannya. Senyumnya merekah saat mendapati gadis pujaannya ada di teras rumah. Lasmini ter
Sementara itu dirumahnya, Sulastri tampak cemas mencari Lasmini yang tadi duduk di teras rumah tapi tiba-tiba tidak ada sedangkan hari sudah semakin sore. Setelah dia mencari ke beberapa tetangga, akhirnya dari kejauhan tampak Lasmini datang bersama sosok yang sudah dia kenal, Ario. “Kalian darimana saja? tidak tahu apa kalau ini sudah sore?” tanya Sulastri dengan tatapan tajam pada keduanya. Lasmini menatap wajah ibunya dengan takut, sedangkan Ario bersikap tenang menghadapi Sulastri yang sepertinya akan meluapkan kemarahannya sekarang. “Bisa kita bicara di dalam, Bu?” tanya Ario. Sulastri menganggukkan kepala sambil mempersilahkan Ario masuk ke dalam rumahnya. Setelah mereka duduk, Ario berniat akan mengutarakan maksud hatinya akan tetapi dering telepon genggamnya seketika membuatnya mengalihkan perhatian, lalu dia minta ijin sebentar pada Sulastri untuk menerima telepon yang ternyata dari Ibunya. “Halo, ada apa, Bu?” t
Lasmini memandang kalender dengan tatapan nanar. Wajahnya seketika pucat, mengetahui kalau dia sudah telat datang bulan. Tangisnya pecah seketika saat membayangkan apa yang akan dia alami, karena dia masih sekitar tiga bulan lagi lulus sekolah. Tangisnya pun semakin kencang saat ibunya datang untuk mengetahui apa yang membuat dirinya menangis. Lasmini segera menceritakan tentang keterlambatan tamu bulanannya. Sulastri tidak bisa berkata apa-apa lagi, bibirnya terkatup dan dadanya terasa nyeri karena putri semata wayangnya telah dirusak oleh orang lain yang sebelumnya dia ketahui sebagai laki-laki yang baik. Tangannya terkepal menahan amarah dan akhirnya dia hanya bisa menangis meratapi nasib anaknya. “Kamu ujian kapan, Mini?” Tanya Sulastri memastikan, untuk menentukan langkah selanjutnya yang akan dia ambil untuk melindungi anaknya. “Sekitar tiga bulan lagi, Bu.” Sahut Lasmini disela tangisannya. Sulastri menghitung usia kehamilan Lasmini sam
Lasmini mengikuti langkah gurunya yang membawa dia ke ruang guru untuk dimintai keterangan akibat ulahnya yang dinilai tidak sopan.“Bu Nita, saya mohon maaf kalau perbuatan saya tadi tidak sopan. Saya menyesal bu, mohon maafkan saya.” Ucap Lasmini dengan wajah sendu.“Kamu sudah bukan anak kecil lagi, Lasmini, tentunya kamu sudah tahu mana yang baik dan mana yang tidak. Jadi tidak sepantasnya kamu berbuat seperti tadi terhadap guru kamu. Dan lagi saya sebenarnya ingin menanyakan sesuatu sama kamu.” Bu Nita diam sejenak untuk mencari kata-kata yang tepat untuk dia ajukan kepada Lasmini.“Ada apa, Bu?” tanya Lasmini takut.“Saya perhatikan ada perubahan pada diri kamu, lebih tepatnya pada tubuh kamu.” Ucap Bu Nita sambil memperhatikan Lasmini dengan seksama.‘Ya Tuhan, tolong aku’ ucap Lasmini dalam hati.“Ma-maksud Ibu, ba-bagaimana?” tanya Lasmini ketakutan karena seper
Lasmini menengok ke arah sumber suara, dan dia sangat terkejut saat melihat orang yang sudah memanggilnya. Jantungnya berdegub kencang karena Suparman, orang yang sangat ingin dia hindari sudah ada di belakangnya. “Terima kasih, Mas Parman, tapi saya biasa pulang di jemput oleh ibu. Kini ibu sedang dalam perjalanan menuju kemari,” sahut Lasmini beralasan agar Suparman mengurungkan niatnya untuk mengantar pulang. Dia tidak ingin orang desa tempat dia dulu tinggal mengetahui tempat tinggalnya yang baru sehingga mereka mengetahui kehamilannya. “Kamu kenapa tiba-tiba pindah rumah? Aku cari kamu lho selama ini, kangen aku tidak melihat kamu, Mini.” Suparman dengan senyuman penuh arti berusaha untuk merayu Lasmini. Lasmini merasa takut dan gugup saat Suparman sudah turun dari motornya dan melangkah menghampirinya. Dia mundur dua langkah berusaha menjauhi pria beristri itu. “Mini, maaf Ibu terlambat datang!” seru Sulastri yang tiba-tiba datang dan segera men
Enam bulan kemudian."Mini, ini ada lowongan pekerjaan di pabrik gula sebagai administrasi. Kalau kamu sudah siap bekerja coba melamar pekerjaan di situ," ucap pamannya ketika mengunjungi rumahnya."Iya Paman, aku siap. Aku sudah mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan," sahut Lasmini dengan senyum sumringah."Baik kalau begitu besok kamu Paman antar kesana untuk melakukan wawancara, karena mereka memang lagi butuh karyawan untuk posisi administrasi ini. Kalau kamu lulus seleksi wawancara ini besok bisa langsung bekerja," ucap pamannya. "Besok Paman datang jam delapan dan itu kamu sudah harus siap agar kita bisa langsung berangkat.""Baik, Paman. Aku janji sebelum Paman datang, aku sudah siap," ucap Lasmini dengan penuh semangat.