Jantungnya berdegup kencang.Dia mengalihkan pandangannya dan berkata dengan tenang, “Sebelumnya waktu website perusahaan diserang dan terkena virus, mungkin masih ada virus tersisa yang belum dibersihkan. Aku akan membunuh virusnya dulu.”Dia mengoperasikan komputer dengan tenang.Namun, entah kenapa, komputer yang biasanya sangat patuh di tangannya jadi sama sekali tidak patuh hari ini.Gambar yang muncul di layar sangat tidak enak dipandang.Tidak peduli seberapa tenangnya Rachel, dia juga tidak tahan dengan serangan itu. Dia menyipitkan matanya dan jarinya menari di atas keyboard dengan cepat.Tak disangka, gambar itu tiba-tiba diperbesar dan suaranya semakin keras, serta memenuhi ruangan.“Ternyata Bu Rachel memanggilku ke ruang kerja untuk mengundangku nonton video semacam ini,” ujar Ronald.Ada sedikit sarkasme dalam nada bicaranya.Ronald mencondongkan tubuhnya ke depan.Rachel terkejut, “Kamu, apa yang mau kamu lakukan ....”Pria ini mungkin terangsang oleh video itu …. “Bu R
Rachel awalnya tidak ingin pergi.Dia selalu mengajak anak-anak keluar setiap akhir pekan dan mengesampingkan pekerjaannya.“Ma, aku akan menjaga Michelle dengan baik, jadi Mama pergi saja dengan tenang.” Michael tersenyun kecil, “Ingat pulang lebih awal.”Michelle sedang berlatih piano. Rachel memang tidak perlu khawatir.Dia menyentuh kepala kedua anak itu, mengganti pakaiannya, dan pergi bersama Ronald.Begitu mobil Ronald pergi, Michael langsung naik ke lantai atas dan mengeluarkan laptop yan disembunyikannya di bawah tempat tidur.Dia mengklik aplikasi sosial media. Begitu login, langsung banyak pesan yang masuk.Semua pesan itu dari K waktu itu. Semuanya bukan omongan penting.Michael mengetik di atas keyboard, dan dengan cepat mengirim pesan, “Om, tahun lalu kamu bilang kamu ingin mendirikan hacker studio. Bagaimana rencana itu sekarang?”K membalas, “Hacker studio tanpamu nggak akan hidup. Jadi, aku melupakan ide ini.”Michael membalas, “Aku setuju untuk bergabung.”K, “Sialan!
Yohanes berdecak.Jika Ronald tidak menyukai wanita ini, dia pasti sudah mengejarnya sejak lama.Sayangnya, dia bukan tandingannya Ronald.Oh tidak, yang benar adalah dia bukan tandingan wanita ini.Banyak mata di sekitar yang tertuju pada mereka.Bercampur dengan suara diskusi yang kecil.“Pak Ronald benar-benar semakin tampan. Aku benar-benar nggak tahu wanita mana yang akan beruntung untuk menikah dengannya.”“Jangan bermimpi lagi, deh. Apa kamu nggak lihat wanita tercantik di Suwanda sudah menaklukkan hati pria itu? Pak Ronald juga seorang pria. Pria biasanya memang seperti itu. Melihat wanita cantik langsung nggak bisa ngapa-ngapain.”“Hei, aku sangat kecewa pada Pak Ronald. Pria yang paling ingin kunikahi adalah dia. Aku tidak menyangka dia ternyata begitu dangkal.”“Aku juga kecewa pada Pak Ronald.”Yohanes tertawa terbahak-bahak mendengarnya.Para wanita cantik di Suwanda Kecewa sama Ronald. Itu artinya dia punya peluang!Raut muka Ronald agakmasam.Setiap kali datang ke acara
Setelah sampanye dingin turun ke tenggorokannya, Rachel akhirnya merasa lebih baik.Kebetulan, Ronald juga sudah kembali setelah bertelepon. Dia pun mulai mengoperasikan sistem simulasi tersebut.“Setelah mobil sport dipasangi sistem cerdas ini, maka mobil itu akan membuatmu merasakan pengalaman yang baru. Seringkali, sistem akan secara cerdas mengalihkan mode mengemudi sebelum pengemudi bisa sadar dengan kondisi jalan. Uhuk, uhuk.”Rachel merasa tenggorokannya agak serak, jadi dia meneguk anggurnya lagi.Setelah berbicara beberapa kalimat lagi, dia tiba-tiba merasakan panas yang tidak normal di tubuhnya.Apa ruangan ini terlalu panas?Namun, dia hanya mengenakan gaun, jadi tidak mungkin merasa sepanas ini.“Bu Rachel, kenapa aku merasa kamu sepertinya nggak enak badan?” Yohanes mengerjapkan matanya dan berkata, “Bagaimana kalau kita akhiri dulu di sini?”Rachel merasakan butir-butir keringat mengalir turun dari dahinya.Dia mengerutkan bibirnya dan berkata, “Aku mau ke toilet dulu. Tu
Pergi ke toilet tidak butuh waktu yang lama.“Ronald, cepat cari Rachel. Kalau terlambat, nanti hilang loh!”Ronald menatap pria itu dengan dingin, “Apa yang sudah kamu lakukan?”“Aku mengambilkan segelas anggur untuk Bu Rachel tadi, dan menambahkan sesuatu yang baik ke dalamnya.” Yohanes tersenyum dengan misterius, “Itu nggak bisa dibeli dengan uang. Aku sudah sangat membantumu. Bagaimana kamu akan berterima kasih padaku?”Tiba-tiba, raut muka Ronald menjadi masam.Dia mengambil anggur yang diminum Rachel, menciumnya, dan ekspresinya langsung berubah drastis.Dia melemparkan cairan anggur di dalam gelas itu ke wajah Yohanes, berbalik badan, lalu membuka pintu dan berjalan keluar.“Hei! Kamu gila, ya!” Yohanes menyeka cairan anggur itu dari wajahnya dan berkata, “Christopher, menurutmu apa dia sudah gila! Aku sudah baik membantunya, tapi dia malah berbuat seperti ini padaku. Menyebalkan sekali.”Christopher memutar bola matanya, “Kamu nggak bisa lihat, ya? Ronald itu serius mengejar Bu
Malam pun tiba.Shania sedang terbaring di ranjang hotelnya dengan perasaan yang kalut. Semua yang terjadi hari ini bukanlah sesuatu yang dia harapkan terjadi, tapi semuanya terjadi begitu saja secara alami.Kalau sampai Ronald mengetahuinya, bagaimana Shania bisa menjadi istrinya ….“Lagi mikir apa?”“Jangan sampai ada orang lain yang tahu soal kejadian hari ini, cukup kita berdua saja yang tahu …,” kata Shania.“Oke, terserah kamu saja,” jawab Lincoln.Untung saja pria ini cukup pengertian, kalau tidak, Shania bakal kerepotan.“Drrt …”Lincoln segera meraih ponselnya dan melihat dari siapa panggilan masuk itu, seketika raut wajahnya berubah dan dia berkata, “Aku angkat teleponnnya dulu.”Dia pun masuk ke kamar mandi dan mengunci pintu dari dalam.Shania jadi curiga dari siapa panggilan itu sampai Lincoln harus sembunyi-sembunyi darinya. Ketika Shania sedang memikirkan hal itu, kini giliran ponselnya yang bergetar. Dia pun mengambil ponselnya di bawah bantal dan melihat sebuah nomor a
Sekujur tubuh Rachel sudah seperti terbakar. Mulai dari wajah, leher, bahkan sampai dadanya memerah dengan tidak wajar. Ronald buru-buru menuangkan segelas air dingin dan memberikan gelas itu kepadanya.“Diminum dulu airnya.”Rachel langsung meneguk gelasnya sampai habis, tapi tenggorokannya masih terasa sakit dan kering, seolah api yang berkobar di dalam tubuhnya semakin mengganas.Tanpa disadari, Rachel menarik kerah baju Ronald dengan ekspresi wajah penuh nafsu …. Ronald langsung keluar dari ruangan itu dan menendang pintu kamar sebelah dan menarik kerah baju Yohanes.“Di mana obat penawarnya?”“Obat penawarnya, ya, cowok ….”“Sial*n!” seru Ronald dan memukul wajah Yohanes setelahnya. Kemudian dia kembali menarik kerah baju Yohanes dan berkata, “Apa nggak ada cara lain?”“Nggak … nggak ada ….”Ronald latnas menendang Yohanes sekuat tenaga dan keluar dari ruangan itu.“Kali ini kamu sudah keterlaluan!” kata Christopher, “Aku nggak pernah lihat Ronald sengamuk ini.”“Apa boleh buat,
Ronald masuk ke kamar mandi dan keluar membawa sebuah handuk basah. Dia berdiri di samping ranjang dan berkata dengan lembut, “Biar aku turunin panasnya.”Aroma tubuhnya terasa semakin kuat ketika dia menjulurkan tangannya, dan itu membuat bola mata Rachel menyusut secara mendadak. Tubuhnya langsung meringkuk dan terus mengarah ke sudut ranjang.“Jangan mendekat, jangan sentuh aku …. pergi! Pergi sana jauh-jauh … jangan sentuh aku …,” teriak Rachel sambil melempar bantal ke arah Ronald. Sorot matanya dipenuhi dengan keputusasaan dan rasa takut yang luar biasa.“Aku nggak bakal nyakitin kamu, aku cuma mau bikin kamu merasa lebih enak.”Suara Ronald akhirnya membuat Rachel tersadar dari mimpi buruknya.“Ro … Ronald, bisa tolong … antar aku ke rumah sakit …?”Saat itu Ronald benar-benar lupa kalau dia bisa membawa Rachel ke rumah sakit. Bisa-bisanya dia terhasut oleh ucapan Yohanes si bajing*an yang tidak bisa dipercaya itu.Ronald melepas jasnya dan berkata, “Pakai ini, aku antar kamu tu