Keluargamu bukan Keluargaku

Keluargamu bukan Keluargaku

last updateLast Updated : 2022-08-02
By:  Ilyas OneCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
50Chapters
16.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kania dan Noval adalah suami istri yang sudah menikah selama satu tahun. Pernikahan mereka awalnya baik-baik saja sebelum Kania mengenal bagaimana sifat Noval sebenarnya. Noval memiliki sifat perhitungan terhadap keluarga Kania. Dia juga tidak pernah menganggap orang tuanya Kania sebagai keluarganya sendiri. Noval lebih banyak menghabiskan uang untuk keluarganya sendiri dibandingkan untuk membantu keluarga Istrinya. Kania yang melihat itu sontak merasa kesal dan marah. Dia memutuskan untuk bekerja kembali dan memberikan uang pada keluarganya sendiri.

View More

Chapter 1

Pinjam uang

Keluargamu bukan Keluargaku

Part 1

Pov Kania

"Iya, Ma. Mama tenang aja, aku yakin kok Mas Noval pasti bakalan kasih," ucapku pada Mama di telepon.

Pagi ini Mama menelpon, padahal aku baru saja shalat subuh dan ingin memasak nasi goreng untuk sarapan Mas Noval. Tapi karena tidak biasanya Mama menelpon, makanya aku memilih mengangkat telpon dari Mama dulu. Aku khawatir jika terjadi apa-apa, karena sekarang Papa lagi sakit.

"Tapi Mama tetap aja nggak enak, Sayang. Kalian baru menikah satu tahun tapi Mama udah minta pinjaman sama Noval," sahut Mama sungkan.

Mama menelpon karena ingin meminjam uang pada Mas Noval. Untuk pengobatan Papa yang sekarang sakit. Dan butuh biaya yang tidak sedikit. Dulu Mama dan Papa mempunyai usaha tekstil yang cukup maju. Hanya saja karena Papa sakit-sakitan, tidak ada yang mengurusnya.

Aku anak ke dua, anak yang pertama Bang Ruli. Tetapi saat ini dia sedang menemani Istrinya melahirkan. Istrinya orang Turki, jadi mereka lebih memilih melahirkan di sana. Makanya Bang Ruli tidak bisa pulang untuk mengurus usaha Papa.

"Ya Allah, Mama. Nggak banyak itu, karena aku tau uang Mas Noval cukup kalau cuma segitu," jawabku sambil terkekeh.

Aku menjawab begitu bukan karena untuk menyenangkan hati Mama saja. Tapi memang itulah kenyataannya. Uang Mas Noval itu banyak, bahkan jika untuk membeli rumah mewah lagi pun cukup. Karena selain bekerja sebagai manajer di perusahaan besar. Mas Noval juga punya usaha sampingan. Yaitu usaha sebagai pengecer bahan bakar ke seluruh tempat di kota ini.

Makanya setelah menikah dengannya. Mas Noval menyuruhku untuk berhenti bekerja sebagai sekretaris. Dia mengatakan hidupku sudah terjamin di tangannya. Walaupun dengan berat hati, aku memilih keluar dari perusahaan yang sudah memberikan aku banyak pengalaman itu. Demi mengabdi pada suami.

"Kania, mana sarapanku," teriak Mas Noval dari luar. Ah aku sampai lupa jika belum menggoreng nasi untuk sarapannya ke kantor.

"Udah dulu ya, Ma. Nanti aku telpon kalau uangnya udah aku kirim." Tidak menunggu jawab dari Mama, aku langsung mematikan sambungan telepon sepihak. Lalu setelah itu aku langsung berjalan setengah berlari ke arah dapur.

Di sana sudah ada Mas Noval yang sedang duduk di meja makan. Dia sedang menikmati kopi pagi yang sempat aku buat tadi.

"Maaf, Mas. Aku telat, soalnya Mama nelpon," ucapku memberi alasan. Bukankah itu benar, aku memang menerima telepon dari Mama.

"Aku udah telat ini. Kira-kira dong kalau mau teleponan," jawab Mas Noval ketus.

"Iya," balasku sambil merengut lalu mengambil nasi yang sudah aku siapkan tadi kemudian menggorengnya dengan udang. Akhirnya nasi goreng seafood kesukaan Mas Noval jadi. Aku menaruhnya di atas piring dan memberikannya pada Mas Noval.

Dulu semasaasih gadis, aku tidak bisa memasak sama sekali. Karena memang di rumah Mama tidak menyuruhku untuk mengurus rumah. Aku terbiasa bangun pagi, sarapan lalu berangkat ke kantor. Makanya setelah menikah dengan Mas Noval, aku berusaha belajar memasak. Karena Mas Noval tidak suka makanan yang dibeli dari luar. Belum tentu bersih katanya, apalagi jika ada penyedap rasa.

"Dimakan Mas," ucapku pada Mas Noval yang dari tadi asik main ponsel. Entah chat siapa yang dia balas. Aku hanya duduk memperhatikan.

"Ini, Ibu minta kita datang ke rumahnya nanti malam. Katanya Siska akan menikah," jawab Mas Noval yang membuat senyumku mengembang.

"Alhamdulillah," jawabku antusias. Sudah lama sekali rasanya aku tidak bertemu dengan keluarga suami. Karena akhir-akhir ini Mas Noval sangat sibuk. Sehingga kami jarang bisa meluangkan waktu untuk sekedar pulang kerumahnya.

"Ibu juga minta uang untuk biaya pernikahan Siska," ucap Mas Noval lagi. Aku hanya mengangguk kepala mengerti, karena menurutku sama sekali bukan masalah jika keluarga sendiri yang meminta uang.

Bukankah harta yang paling berharga itu adalah keluarga. Jadi uang bukanlah suatu masalah yang berarti bagiku.

"Oh iya, Mas. Tadi Mama juga nelpon. Katanya Papa sakit dan harus cuci darah," ujarku ketika kamu sedang sarapan bersama. 

Mas Noval masih sibuk dengan ponselnya. Padahal aku juga sedang bicara dengannya, begitulah. Mas Noval sangat sibuk, kami bahkan tidak sempat pergi bulan madu dulu karena pekerjaan Mas Noval yang tidak bisa ditinggal.

"Terus Mama minta pinjam uang katanya, Mas. Nggak banyak sih, sekitar sepuluh juta," lanjutku lagi. Walaupun Mas Noval tidak menanggapi ucapanku tadi. Aku tetap melanjutkan pembicaraan. Karena Mama memang sedang butuh uang.

"Mas kamu dengar nggak sih?" tanyaku kesal karena Mas Noval sama sekali tidak menanggapi ucapanku tadi.

"Eh, sori-sori. Gimana tadi?" tanya Mas Noval sambil menyimpan ponselnya di atas meja. Kemudian melanjutkan makan yang sempat tertunda.

"Tadi Mama nelpon, katanya dia mau pinjam uang sama kita. Sepuluh juta, buat Papa berobat," ujarku lagi mengulang ucapan tadi.

"Aku nggak ada uang, Ka," balas Mas Noval yang membuatku berhenti menyuapkan nasi goreng ke dalam mulut. Apa barusan aku tidak salah dengar. Mas Noval tidak ada uang.

"Cuma sepuluh juta lho, Mas. Dan itu juga dipinjam, nanti kalau Mama dan Papa dan yang pasti dikembalikan," sanggahku cepat. Karena selama ini aku tahu jika Mas Noval mempunyai uang yang sangat banyak.

Aku sering melihat buku tabungan Mas Noval yang disimpan di dalam lemari. Bukan hanya satu buku tabungan, tapi banyak. Bahkan isinya itu lebih dari cukup jika hanya meminjamkan uang pada Mama.

"Tetap aja aku nggak ada uang, Nay. Kamu kan tau Siska mau nikah. Dia butuh biaya banyak. Lagian Ibu mana ada uang untuk menanggung biaya pernikahan itu," jelas Mas Noval dengan nada ketus. Aku sungguh tidak percaya mendengar perkataan Mas Noval barusan.

Padahal selama menikah, tidak pernah sekalipun dia memberikan uang pada Mama dan Papa. Karena selama ini Mas Noval selalu berpikir jika Mama dan Papa mempunyai uang sendiri. Dan itu juga tidak menjadi masalah buat Mama dan Papa. Juga buatku, karena selama ini hidup Mama dan Papa juga tidak kekurangan.

Gaji Mas Noval setengahnya diberikan pada Ibu mertua. Untuk biaya hidup mereka katanya. Juga biaya kuliahnya Siska. Sedangkan aku, hanya diberikan sekitar dua juta. Untukku dan kebutuhan dapur. Karena untuk biaya listrik, air dan lainnya dibayar oleh Mas Noval.

Bagiku itu juga tidak menjadi masalah. Karena selama itu tidak mengurangi jatah untukku setiap bulannya. Tapi kali ini aku sangat tersinggung, padahal baru kali ini Mama meminta bantuan kami. Apa yang harus aku jelaskan pada Mam dan Papa jika Mas Noval tidak mau memberikan pinjaman uang.

"Tapi kan nggak akan habis semuanya, Mas. Masak untuk keluargaku kamu perhitungan banget," ketusku kesal. Hilang sudah selera makanku pagi ini. Tega sekali Mas Noval padaku.

"Iya memang nggak habis. Lagian buat apa sih pinjam uang segala. Uang Mama dan Papa kamu kan banyak," balas Mas Noval sengit. Dadaku mulai naik turun menahan emosi. Bagaimana tidak, Mas Noval selalu menyebut begitu untuk orang tuaku. Seolah-olah Mama dan Papa bukan orang tuanya. Padahal selama ini aku selalu menganggap Ibu mertua sebagai Ibu kandungku sendiri.

"Kamu kan tau sendiri usaha Papa lagi nggak berjalan selama Papa sakit. Gimana sih!" 

"Nah kan. Gimana mau balikin uang aku kalau usaha Papa kamu sudah bangkrut begitu," ejek Mas Noval yang semakin membuat darahku mendidih.

"Mas. Tega sekali kamu," bentakku kesal.

"Lah memang benar kan. Tadi kata kamu mereka mau ngutang. Sepuluh juta itu gede, mau bayar pakek apa mereka. Sedangkan kamu tau sendiri usahanya mulai bangkrut," sambung Mas Noval lagi yang kembali mengejek kedua orangtuaku.

"Tega kamu, Mas. Orang tuaku itu juga orang tua kamu, Mas. Lagian uang ini untuk pengobatan Papa."

"Dengar Kania! Kamu itu sudah menjadi istriku. Yang jadi tanggung jawabku itu kamu. Bukan orang tua kamu. Kalau aku mau memberikan uang pada Ibu dan Adikku. Itu hakku, lah uang juga uangku. Mereka itu orang tua kamu. Bilang sama mereka, jangan jadi beban dong buat kita," maki Mas Noval yang membuat seluruh sendiku lemas. Beginikah sifat laki-laki yang sudah menjadi suamiku.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Nada Azzah
Sukaaaaa🫰🫰
2024-11-14 19:41:37
0
user avatar
Nur Arya Faizah As
sungguh menarik dan seru, aku suka peran Kania
2023-04-04 06:33:49
0
50 Chapters
Pinjam uang
Keluargamu bukan KeluargakuPart 1Pov Kania"Iya, Ma. Mama tenang aja, aku yakin kok Mas Noval pasti bakalan kasih," ucapku pada Mama di telepon.Pagi ini Mama menelpon, padahal aku baru saja shalat subuh dan ingin memasak nasi goreng untuk sarapan Mas Noval. Tapi karena tidak biasanya Mama menelpon, makanya aku memilih mengangkat telpon dari Mama dulu. Aku khawatir jika terjadi apa-apa, karena sekarang Papa lagi sakit."Tapi Mama tetap aja nggak enak, Sayang. Kalian baru menikah satu tahun tapi Mama udah minta pinjaman sama Noval," sahut Mama sungkan.Mama menelpon karena ingin meminjam uang pada Mas Noval. Untuk pengobatan Papa yang sekarang sakit. Dan butuh biaya yang tidak sedikit. Dulu Mama dan Papa mempunyai usaha tekstil yang cukup maju. Hanya saja karena Papa sakit-sakitan, tidak ada yang mengurusnya.Aku anak ke dua, anak yang pertama Bang Ruli. Tetapi saat ini dia sedang menemani Istrinya melahirkan. Istrinya orang Turki, jadi mereka lebih memilih melahirkan di sana. Makany
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more
Ancaman
Keluargamu bukan KeluargakuPart 2POV Kania"Kok kamu ngomongnya gitu, Mas? Jadi selama ini kamu nggak nganggap Mama dan Papaku sebagai orang tua kamu?" tanyaku berang. Sebenarnya aku ingin sabar menghadapi suami, tapi kali ini rasanya emosiku sudah berada di puncak.Tidak habis pikir dengan perkataan Mas Noval barusan. Bagiamana bisa dia mengatakan jika Mama dan Papa bukan orangtuanya. Padahal selama ini aku selalu menganggap Ibunya sebagai Ibuku sendiri."Kan memang benar yang aku bilang barusan. Mereka orang tua kamu, kalau kamu mau bantu mereka. Ya kasih yang kamu aja, karena kewajibanku mengabdi ya cuma buat Ibuku aja," jawab Mas Noval santai. Padahal aku sudah sangat marah tapi dia masih bisa sesantai ini.Apa dia tidak memikirkan bagaimana perasaanku saat dia mengatakan seperti itu. Baru kali ini aku melihat sikap Mas Noval begini. Benar kata pepatah, jika kita mau melihat sifat asli seseorang. Maka berurusanlah dengan uang. Padahal Mama cuma minta pinjam, bukan meminta dengan
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more
MARAH
Keluargamu bukan Keluargaku Part 3 POV Kania Brak! Aku menutup pintu kamar dengan sangat keras. Tidak peduli bagaimana Mas Noval akan terkejut akibat kelakuanku barusan. Dadaku naik turun seperti habis berlari maraton. Mas Noval, aku tidak menyangka jika kamu begitu perhitungan dengan keluargaku. Padahal dulu ketika kamu sedang susah, Papa dan Mama lah yang berdiri di depan untuk menolong kita. Ya, dulu pernah ketika baru-baru menikah. Perusahaan Mas Noval tempat dia bekerja dulu bekerja bangkrut. Dan otomasi dia harus dipecat tanpa uang pesangon. Saat itu aku menerimanya dengan lapang dada. Walaupun dia pengangguran, tapi Mama dan Papa sama sekali tidak mempermasalahkannya. Bahkan pekerjaan yang sekarang Mas Noval dapatkan karena bantuan Bang Ruli. Kebetulan perusahaan yang bergerak di bidang otomotif itu milik sahabatnya Bang Ruli. Jadi Mas Noval bisa dengan mudah bisa masuk ke sana untuk bekerja. Aku tidak habis pikir, apa sekarang semua kebaikan keluargaku tidak diingat oleh
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more
Ibu mertua
Keluargamu bukan KeluargakuPart 4POV Kania"Kamu sudah siap?" tanya Mas Noval saat aku sedang menyisir rambut."Hampir ini," jawabku singkat. Aku terus menyisir rambut tanpa melihat ke arahnya. Masih kesal rasanya, mengingat semua kelakuan dan perkataan dia padaku tadi."Jangan lama-lama, kita makan malamnya di sana aja. Katanya Ibu udah masak buat kita," ucap Mas Noval lagi yang hanya aku balas dengan anggukan. Kemudian dia langsung keluar dari kamar.Setelah semuanya selesai, aku mengambil tas kecil di dalam lemari. Kemudian mengisinya dengan ponsel dan dompet. Kulihat sekali lagi penampilankh di cermin, rasanya aku masih cantik. Aku berjalan ke luar kamar untuk menemui Mas Noval yang mungkin sudah menungguku dari tadi."Kamu tenang aja, ini kami mau berangkat." Mas Noval berbicara di telepon. Entah dengan siapa dia bicara, membuat jiwa wanitaku meronta-ronta rasanya. Jelas aku penasaran, dia kan suamiku. Kalau dia sampai selingkuh seperti di novel-novel gimana."Mas, siapa yang n
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more
Uang bersama
Keluargamu bukan KeluargakuPart 5POV KaniaSetelah selesai makan, seperti biasa aku dan Sonya membereskan piring kotor dan sisa makanan. Kadang aku berpikir jadi menantu itu seperti menjadi seorang pembantu. Bagaimana tidak, ketika kami kesini. Ada saja pekerjaan rumah yang harus kami kerjakan. Seperti membuang sampah, menyapu, mengepel dan bahkan mencuci piring kotor bekas Siska makan.Jika piring kotor itu milik Ibu tidak apa. Tapi ini milik Siska, yang notabene sudah dewasa dan bisa mengerjakannya sendiri. Dulu hal seperti ini sama sekali bukan masalah untukku. Tali setelah pertengkaran tadi dengan Mas Noval. Membuatku tersadar, jika aku tidak harus menganggap keluarganya seperti keluargaku.Mungkin laki-laki akan menganggap sepele setiap pertengkaran yang terjadi antara dia dan istrinya. Tapi tidak bagi wanita, aku akan ingat sampai kapanpun semua perkataan dan peristiwa yang membuatku sakit hati dan kecewa."Bicaralah, ungkapkan semua uneg-uneg itu," ucapku pada Sonya saat kami
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more
Pergi
Keluargamu bukan KeluargakuPart 6POV KaniaAku tersentak mendengar pembelaan dari Ibu yang jelas-jelas sangat menyudutkan aku. Aku menatap tajam ke arah Ibu dan Siska. Baru kali ini aku merasa marah pada Ibu mertua dan juga Siska. Jika dulu aku sangat menyayangi mereka seperti keluarga sendiri. Sekarang rasa itu malah menguap entah kemana."Maksud Ibu apa ya? Maksud Ibu uang Kania juga uangnya Mas Noval?" tanyaku sekali lagi. Memastikan jika pendengaranku belum rusak. Jelas tadi aku mendengar jika Ibu mengatakan jika tidak ada istrilah hutang atau pinjam meminjam dalam hubungan suami dan istri."Iya, Kania. Dalam hubungan suami istri itu tidak ada istilah hutang. Uang kamu ya uangnya Noval juga. Kenapa kamu harus mengungkitnya lagi? Toh Noval juga nyari nafkahnya untuk kamu," terang Ibu lagi yang membuatku mengangguk-angguk paham."Aku sekarang paham, Bu. Berarti selama ini aku salah paham. Maaf ya, Mas. Selama ini aku pikir uang suami milik suami, dan uang istri milik istri. Berkat
last updateLast Updated : 2022-06-24
Read more
POV Noval
Keluargamu bukan KeluargakuPart 7Pov Noval"Kok semuanya jadi begini?" rutuk Ibu padaku. Tanpa menjawab pertanyaan Ibu, aku hanya bisa merebahkan tubuh di atas sofa panjang.Entah sejak kapan Kania menjadi pembangkang seperti ini. Padahal selama ini dia selalu menurut dan patuh sama semua peraturan yang aku buat. Bahkan dia tidak mempermasalahkan jika aku memberikan gajiku lebih banyak untuk Ibu daripada untuk dia.Dulu ketika aku gajian, uangnya langsung aku tarik. Kemudian aku sisihkan untuk Ibu dan untuk Kania. Dia tidak pernah menanyakan berapa gajiku selama ini. Aku juga tidak pernah memberitahu, toh dia tidak tanya. Jadi untuk apa aku harus bilang berapa nominal gajiku padanya."Emangnya bener Mas Noval pinjam uangnya Mbak Kania?" tanya Siska sedikit menyelidik. Dia mungkin tidak menyangka jika Abangnya ini meminta pinjaman uang Istri untuk modal usaha. Karena selama ini yang Siska dan Ibu tau Kania adalah Ibu rumah tangga."Iya, Noval. Apa benar yang dikatakan sama Kania tadi
last updateLast Updated : 2022-06-24
Read more
Ceraikan aku, Mas
Keluargamu bukan KeluargakuPart 8Pov KaniaAku tidak habis pikir dengan jalan pikirannya Mas Noval dan keluarganya itu. Bagaimana bisa uang istri adalah uang suami. Sedangkan uang suami bukan uang istri. Bukannya kebalik, dari ceramah-ceramah yang sering aku dengar itu. Uang istri adalah uang istri sedangkan dalam uang suami itu ada hak istri.Dengan susah payah aku mencerna ucapan Ibu mertua tadi. Aku pikir Ibu akan membelaku dan menyalahkan Mas Noval karena terlalu perhitungan dengan orangtuaku. Tapi ternyata aku salah besar. Ibu dan Mas Noval sama saia, memang benar kata pepatah. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.Aku mencoba menghirup nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan. Saat ini aku sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Tadi saat keluar dari rumah Ibu, aku segera memesan taksi online. Untung saja ada salah satu taksi yang memang jaraknya dekat. Jadi aku tidak harus menunggu lama untuk pulang ke rumah.Pelan aku memejamkan mata yang terasa berat. Pikiranku masih tida
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more
Gelas yang pecah
Keluargamu bukan KeluargakuPart 9Pov Kania"Jadi, Mas. Aku harap kamu jangan pernah lagi meremehkan Mama sama Papa," sambungku dengan nafas memburu.Mas Noval terlihat sangat terkejut dengan semua perkataanku barusan. Matanya sampai membulat sempurna menatapku. Tetapi aku sangat puas sudah mengeluarkan unek-unek yang dari kemarin tertahan di dalam dada. Apa dia pikir seorang Kania akan takut kehilangan cinta. Tentu saja tidak, aku masih muda, aku juga masih cantik. Masa depanku tentunya akan sangat cerah jika bisa bebas dari keluarga toxic."Kania, sadar. Kamu ngomong kayak gini karena lagi emosi. Meminta cerai dari suami itu dosa," ucap Mas Noval yang membuatku tertawa miris. Bagaimana bisa dia masih mengingat dosa. Setelah apa yang sudah dilakukannnya untuk keluargaku."Jangan ngomong dosa depan aku, Mas. Karena kamu sendiri nggak ingat dosa," balasku cepat sehingga membuat Mas Noval seakan kehilangan kata-kata."Kamu jangan keras kepala, Kania. Apa sih susahnya menuruti perintah
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more
Menjadi Sekretaris Pak Bara
Keluargamu bukan KeluargakuPart 10Pov KaniaUsai membuat kegaduhan dengan melempar dua gelas ke lantai. Aku segera pergi meninggalkan Mas Noval sendirian di meja makan. Tidak aku pedulikan lagi teriakan demi teriakan yang keluar dari mulut Mas Noval."Kaniaa!""Kamu jangan gila, Kania. Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikan kamu. Camkan itu!" Teriakan Mas Noval terdengar sampai ke dalam kamar. Untung saja Bik Yani tidak di rumah. Jika tidak, pasti dia akan melaporkan kejadian ini pada Mama dan Papa.Bik Yani adalah pembantu rekomendasi Mama. Dia mengenal Baik Yani dari salah satu teman arisannya. Ketika itu aku yang baru menikah, tidak mengerti apa-apa tentang bagaimana mengurus rumah. Jangankan membereskan rumah, memasak saja aku tidak bisa.Ini karena dulunya aku sibuk berkerja dan tidak pernah belajar menjadi wanita rumahan. Waktu itu yang ada dalam pikiranku hanyalah bagaimana caranya agar kinerjaku semakin bagus. Dan gajiku semakin tinggi.Makanya sejak aku memutusk
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status