Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3
“Kalian benar-benar membuatku bangga,” puji Anna sambil menatap Sherly dan William yang duduk di kursi belakang dari kaca spion di dekat kepalanya. Mengira Sherly akan tersipu setelah mendengar pujiannya —seperti yang tampak pada William— Anna justru mendapatkan tatapan mendongkol serta penuh selidik yang membuatnya sadar kalau Sherly pasti merasa kesal karena datang ke kafe tanpa tahu akan diminta untuk tampil. Sherly baru tahu saat William —yang sudah Anna beritahu melalui pesan sebelum tidur di ruang kerja Joey— datang membawa tas gitarnya. William juga sempat bingung saat tahu kalau Anna tidak memberitahu Sherly kalau mereka akan melakukan penampilan di live music kafe. Selain itu, tatapan Sherly juga membuat Anna berpikir bahwa Sherly kini memiliki rasa curiga yang lebih dalam padanya setelah melihat kemampuannya bermain piano dan bagaimana dirinya yang sebelumnya tidak pandai bernyanyi tiba-tiba saja bisa bernyanyi dengan sangat baik. Andai Orin dan William tidak sedang berada
Anna sengaja menatap keluar jendela untuk membiarkan Orin mengobrol lebih banyak dengan Sherly, menyadari jika Orin sedang berusaha membuat Sherly yang sangat pemalu dan tertutup itu merasa nyaman berbicara dengan orang lain selain keluarganya sendiri agar Sherly terbiasa berbaur dengan masyarakat, mengingat Sherly nanti akan melakukan banyak penampilan setelah Thomas, selaku manajer She Will, mencarikan banyak pekerjaan bagi grup musiknya. Orin tidak ingin Sherly tampak kaku seperti sebelumnya saat berada di panggung. Sikap kaku tentu akan membuat simpati para penonton berkurang, sebagus apapun Sherly bernyanyi. Dari pengalamannya, Orin mengetahui hal itu. Sambil memerhatikan gedung-gedung yang mereka lewati dalam perjalanan ke sekolah, Anna teringat bagaimana terpana dan senangnya Sherly saat ia —dan Orin— dibawa melihat-lihat apartemen kemarin. Walau Sherly pada awalnya bingung dan tampak kaget dengan harga sewanya, namun Anna melihat tatapan penuh harap di wajah Sherly yang ia tah
Anna baru saja tiba di lantai satu saat melihat kegaduhan yang terjadi di sana. Mengikuti penyebab kegaduhan itu dengan pandangannya, Anna kaget melihat Orin berada di sana dan tahu kalau Orin-lah penyebab kegaduhan itu. Orin sudah sangat terkenal. Sebagai asisten pribadi Jessica, Orin sering melakukan wawancara sebagai perwakilan Jessica, baik mewakilinya sebagai aktris maupun sebagai CEO Wright Entertainment. Melihat kehadiran Orin di sekolah mereka, para siswa itu tahu kalau Orin datang untuk mewakili seorang aktris muda yang agensinya miliki karena Orin biasanya datang secara khusus untuk mengurus aktris Wright Entertainment ke sekolah, tempat kerja, atau tempat kuliah untuk mendapatkan izin cuti. Dugaan para siswa memang benar dan suasana menjadi bertambah gaduh setelah Orin menatap ke sebuah titik, pada Anna yang berdiri di tengah-tengah koridor sembari memberikan tatapan malas padanya. “Astaga, kenapa dia masih di sini? Sia-sia deh aku memintanya datang saat jam pelajaran pad
“Apa dia memang sudah seperti ini sejak dulu?” tanya kepala sekolah yang juga ikut datang ke ruang klub musik setelah penasaran mendengar pembicaraan siswa-siswinya tadi. Orin menoleh dan tersenyum canggung. Ia sebenarnya ingin mengatakan “tidak”, namun akhirnya mengangguk pelan sebagai jawabannya. “Menyesal baru tahu sekarang. Andai saya tahu kemampuannya dari dulu, saya pasti akan membantunya untuk mendapatkan sponsor agar karirnya lebih mulus,” ucap kepala sekolah lagi dengan ekspresi benar-benar menyesal. Ia tahu latar belakang keluarga Anna dan tahu kalau remaja itu pasti kesulitan menyaingi para anak orang kaya Kota X yang kebetulan seprofesi dengannya. Kepala sekolah tahu betul di Kota X seseorang yang memiliki relasi kuat akan jauh lebih dihargai dan dilirik dibandingkan seseorang yang berbakat namun tidak memiliki pengaruh apapun dalam jaringan orang-orang kaya dan berpengaruh di Kota X. Orin mengerti betul apa yang sedang kepala sekolah pikirkan setelah mendengar kata-kat
Setelah beberapa usaha yang dilakukannya, Anna akhirnya berhasil membuat celah di antara dua SUV yang berada di bagian depan dan samping kanan sedan yang ia kendarai. “Akhirnya!” seru Anna, girang melihat usahanya berhasil. Walau ia tahu Rainhard dan orang-orangnya mungkin akan datang untuk menolong mereka, tapi ia juga berpikir jika melarikan diri sebelum bantuan datang akan jauh lebih baik. Anna menginjak pedal, melajukan sedan yang sudah tampak sangat berantakan itu melewati SUV untuk keluar dari kepungan, namun SUV lain kembali menghadang jalan mereka, membuatnya dengan segera menginjak rem demi menghindari benturan yang sudah pasti akan membuat dirinya, juga Orin dan Sherly, cedera. “F**k!” Melihat jalan buntu lagi, Anna sempat gusar, terutama setelah melihat para pria bersetelan jas hitam dengan senjata api di tangan turun dari dalam mobil yang baru datang mencegat. Sempat terpaku pada kehadiran mereka, Anna yang merasa tidak sempat menginjak pedal gas untuk menghentikan anc
Sambil mengancam semua orang untuk menghentikan perkelahian, sopir pribadi William —yang merupakan anggota militer yang ditugaskan ayah William untuk menjaga anaknya, selain menjadi supir pribadi— kemudian mengarahkan senjatanya ke arah beberapa pria bersetelan jas hitam yang juga sedang memegang senjata api. Melihat senjata otomatis yang pria itu pegang, yang jauh lebih unggul dari senjata manual di tangan mereka, para anggota mafia itu pun terpaksa menuruti perintahnya dan melemparkan senjata mereka ke tanah saat pria itu minta. Melihat para anggota mafia itu tampak patuh, Anna buru-buru menurunkan kaca mobil sebelum akhirnya membuka pintu mobil saat tahu jika kaca mobil itu macet, lalu berbicara dengan setengah berteriak pada Joey yang berada tak jauh dari mobil mereka, “Bisa singkirkan mobil itu dari jalan kami?” Joey sempat tertegun melihat Anna yang tampak biasa-biasa saja —yang tidak terlihat ketakutan seperti dugaannya— sebelum akhirnya menoleh pada SUV di belakangnya dan me
Setibanya di area parkir, Anna mengarahkan mobil dan memarkirkan mobil di tempat Orin biasa memarkirkan mobilnya tanpa Orin pinta dan itu cukup membuat Orin agak heran namun mengabaikannya saja sama seperti saat ia heran ketika bertemu Anna di tempat itu beberapa hari lalu setelah selesai mengikuti rapat dengan Jeany Wright. Sebenarnya tidak banyak yang tahu tempat Orin biasa memarkirkan mobil selain dirinya, asistennya, dan bosnya, Jessica. Setelah keluar dari mobil, barulah Orin melihat jika bagian depan dan belakang mobilnya bisa dikatakan sudah rusak parah alih-alih hanya rusak seperti yang dibayangkannya saat merasa kalau mobilnya masih bisa berjalan dengan sangat normal ketika masih dikemudikan Anna. “Jangan khawatir, aku akan menghubungi pihak asuransi,” ucap Orin sambil tersenyum kaku saat melihat Anna tampak merasa bersalah memandangi mobilnya juga. Anna tahu kalau Orin sebenarnya hanya ingin membuatnya merasa tenang. Ia tahu kalau pihak asuransi tidak akan mengganti kerusa
Anna hampir tidak bisa mengendalikan diri saat Jeany tak henti-hentinya mengatainya dengan kalimat merendahkan sampai harus menghina status keluarga Briel yang dianggapnya terlalu menyedihkan. Jeany menganggap keluarga Briel terlalu berambisi sampai sang kakak membawa masuk adiknya juga ke agensi hanya demi mengubah nasib dari kehidupan mereka. “Mengubah nasib demi kehidupan?” Anna membelalakkan mata, merasa tidak terima dengan kalimat menghina yang baru saja Jeany lontarkan padanya. Ia hampir melanjutkan protesnya saat Thomas berbicara tepat sebelum dirinya. “Anda sudah melihat videonya?” Thomas berkata dengan nada halus yang terkesan memaksa diri untuk terlihat bersabar dalam menghadapi kekonyolan Jeany dalam menilai sebuah bakat. “Aku lebih suka menonton acara komedi dibandingkan harus menonton sebuah lelucon murahan yang tak berarti.” Jawaban Jeany membuat Thomas mengernyitkan dahi, lalu menoleh pada Vinicius saat mengira sahabatnya itu mempertontonkan bagian yang salah dari pe
Anna masih diam terpaku menatap Joseph dengan ekspresi tak percaya. Wajah terkejutnya baru berangsur normal setelah menebak kalau Dewa memang tidak menghapus ingatan mereka bertiga, hanya mengubah keadaan ‘Anna’ saja.“Apa yang kau lakukan? Cepat bawa dia masuk!”Teriakan marah terdengar dari dalam bangunan. Sosok pria berekspresi dingin yang menjadi orang kepercayaan Simon untuk memimpin pasukan penculik menodongkan senjata api ke arah mereka.Takut dengan ancamannya, Joseph buru-buru menarik lengan Anna, membawanya pergi memasuki bangunan.Begitu masuk ke dalam bangunan, Anna langsung melihat Sherly yang spontan meronta-ronta begitu melihatnya muncul di pintu. Menggeleng pelan pada Sherly, Anna berbicara penuh percaya diri berusaha menenangkan Sherly dan berjanji akan menyelamatkannya tanpa memedulikan ejekan para penculik pada perkataannya.Setelah memastikan ketiga sandera baik-baik saja—selain hanya diikat di kursi—Anna mengalihkan pandangan pada Richard Lee yang berdiri mematung
Pukul 7.55 malam di Cross X Cafe.Sudah hampir jam 8 malam namun Sherly, William, dan Ivy Lee—manajer She Will—tak kunjung tiba di Cross X Cafe padahal para tamu undangan sudah berkumpul.Orin dan Anna baru tahu ponsel ketiganya tidak aktif setelah mencoba menghubungi untuk menanyakan posisi mereka.Merasa ada yang mencurigakan, Anna mencoba menghubungi Rosana untuk menanyakan apakah Sherly singgah di rumah pantai untuk menjemput, namun Rosana mengatakan Sherly tidak singgah dan hanya meneleponnya untuk datang ke Cross X Cafe bersama pengawal yang Elvin tugaskan untuk menjaga mereka. Rosana juga sedang dalam perjalanan, malah sudah hampir tiba.“Elvin juga belum datang. Tumben sekali dia terlambat?” pikir Anna, ingat kalau Sherly juga mengundang Elvin datang ke pesta namun Elvin tak kunjung muncul setelah hampir satu jam berlalu.Kejutan lain Anna dapat ketika mengetahui nomor telepon Elvin juga sedang tidak aktif.Merasa ada yang tidak beres, ia pun menghubungi Rainhard dan untungnya
“Ya, Sherly?” sahut Anna riang menjawab panggilan telepon Sherly.Anna memang ingin segera kembali ke tubuh aslinya, namun merasa sedikit tidak rela jika harus terpisah dari Sherly dan Rosana yang sudah dianggapnya sebagai adik dan ibunya sendiri.Sejak hidup bersama mereka, ia seperti merasa berada di dalam keluarganya sendiri seperti di masa kanak-kanak sewaktu keluarganya masih lengkap. Memiliki ayah, ibu, dan saudara untuk berbagi cerita kesehariannya.Karena itulah tiap kali berbicara dengan salah satu dari mereka—termasuk Roman Briel—hatinya selalu merasa nyaman seakan mereka adalah keluarga kandungnya sendiri.“Apa Kakak ada kesibukan malam ini?”“Pengambilan gambar mungkin sudah berakhir di sore hari. Kakak akan meluangkan waktu untukmu kalau kau ingin bersama Kakak,” sahut Anna.Sherly tidak langsung menanggapi. Ia tersenyum gembira, senang karena Anna selalu mau meluangkan waktu untuknya saat dibutuhkan.“Sherly? Apa ada masalah?”“Oh… tidak… Itu…, Sherly mau mengundang Kakak
Di sebuah bangunan terbengkalai berlantai dua, di pinggiran Kota X…Richard Lee mengorek-ngorek tungku perapian menggunakan ranting yang biasa dipakainya untuk memperbaiki posisi kayu bakar dan arang dalam tungku tersebut.Sudah selama 3 minggu lebih sejak pelariannya dari kejaran orang-orang Rainhard Rover, Richard yang terbiasa hidup berdampingan dengan peralatan modern harus hidup dalam keadaan yang disebutnya sebagai dunia primitif.Tidak bisa menggunakan internet takut pihak pencari jejak Rainhard bisa mengendus keberadaannya, membuat Richard yang tidak pernah lepas dari internet dan perlengkapan modern sudah hampir gila.Selain itu ia juga harus bersembunyi di bangunan terbengkalai tersebut tanpa berani menyalakan listrik, takut drone pencari menemukan lokasi persembunyiannya di malam hari.Semenakutkan itulah tim pemburu Rainhard Rover, juga Leon yang bisa melacak keberadaan seseorang melalui sinyal SIM card.Richard menghentikan kegiatan memperbesar bara api untuk merebus air s
“Nona Green! Kenapa tidak melakukan pergerakan sesuai dengan koreografi yang sudah dilatih?!” teriak Lucas dari depan monitor pemantaunya.Terlihat jelas Lucas tidak repot-repot menyembunyikan kemarahannya. Ia merasa sangat frustrasi karena kesalahan yang Sharon lakukan telah merusak suasana bagus di gelanggang buatan itu, dan mungkin akan susah untuk didapatkan kembali apabila adegannya sampai diulangi.“M-maaf, Tuan Rose. S-saya…”“Tidak apa-apa, Tuan Rose. Kita bisa mengulanginya,” Anna menyela sembari berjalan menghampiri Sharon. “Ayo kita ulangi dari awal, Sharon,” Anna berdiri di hadapan Sharon sembari mengulurkan tangan, kemudian membantu Sharon berdiri dengan mengaitkan lengannya ke lengan Sharon.“Astaga… kau ini…” Sharon langsung membungkukkan badan begitu berdiri, menopang tubuhnya yang gemetar dengan kedua tangan di atas paha. “Sial… aku benar-benar ketakutan serasa sedang berhadapan dengan Sasha asli,” ucap Sharon sembari mendongak, menatap Anna yang kini sedang tidak bera
Mengikuti kebiasaan Sasha Volkova dalam tiap pertandingan, Anna berjalan menuju ring dengan langkah lebar, seperti terburu-buru ingin segera menyelesaikan pertarungan lalu pulang setelahnya. Itulah kesan yang selalu Sasha tinggalkan pada para penggemar.Seperti kebiasaan Sasha juga, Anna tidak menoleh sekalipun pada para penonton yang bersorak menyemangati, ia terus berjalan dengan kepala menunduk menyembunyikan wajah, memberikan kesan misterius sekaligus memengaruhi mental lawan.Tidak ada gaya mengepalkan tinju di depan dada seperti yang sering terlihat dari para petinju yang suka berjalan sembari meninju udara. Anna hanya berjalan dengan langkah cepat bagai pembunuh berdarah dingin yang ingin segera menghabisi lawan.Untuk apa yang dilakukannya sedari muncul dari balik tirai, Anna sudah benar-benar berhasil membuat dirinya terlihat seperti Sasha asli, membuat Dimitri yang melihatnya merasa bernostalgia dan mulai berkaca-kaca teringat pada mendiang putrinya.Bahkan atlet yang berpera
Setelah Anna pergi, Thomas mengajak Lucas mengobrol, membahas tentang lokasi pengambilan gambar yang ia rasa kurang terasa seperti di sebuah arena tinju. Walau kru film berhasil mendekorasi sasana tinju dan menyulapnya mirip seperti arena tinju sungguhan, tetap saja —menurut Thomas— akan jauh lebih baik lagi jika pengambilan gambar dilakukan di arena tinju yang sebenarnya. Akan lebih hidup.Lucas mengangguk setuju. Sangat disayangkan Kota X tidak memiliki gelanggang tinju besar. Kota X memang sangat maju, namun hanya ada aula-aula bisnis dan gedung pertunjukan saja di sana. Luasnya pun hanya sedikit lebih besar dari sasana tinju Cross X. Karena itulah Lucas lebih memilih untuk menggunakan sasana tinju milik Joey itu saja dibandingkan harus menyewa sebuah gedung pertunjukkan walau dana yang mereka miliki —setelah disponsori Wright Entertainment— cukup besar.Awalnya, Lucas juga merasakan hal yang sama setelah melihat lokasi pengambilan gambar itu. Namun demikian Lucas tetap optimis film
Seluruh persiapan untuk memulai proyek film Sasha Volkova sudah mencapai tahap final. Pemeran Sasha dan Vernon remaja sudah di audisi. She Will juga sudah memulai rekaman untuk lagu tema film.Baik Anna, Carmen, dan 3 atlet tinju wanita yang akan memerankan tokoh pendukung —sebagai 3 lawan berat Sasha sebelum bertemu Sabrina Witch— juga rutin berlatih di sasana tinju Cross X, milik Joey, yang RHP sewa sebagai pusat pelatihan para aktris, juga akan menjadi tempat pengambilan gambar untuk 3 pertandingan awal.Setelah pesta yang Felix Quil dan Chen Feng Yu —produser— adakan untuk menciptakan chemistry di antara para aktor, aktris, dan seluruh kru film yang bekerja sama dalam film Sasha Volkova, hari di mana pengambilan gambar perdana film Sasha Volkova pun akhirnya tiba.William dan Sherly adalah aktor dan aktris pemula yang pertama kali melakukan pengambilan gambar. Sebagai cameo pemeran Vernon dan Sasha, siapa sangka Sherly memiliki bakat akting yang cukup baik jika harus dibandingkan d
Melihat bagaimana manis dan lembutnya profil wajah Anna yang menurutnya jauh lebih cocok sebagai seorang idol dibandingkan aktris seni peran, Dimitri tidak begitu antusias saat mengetahui bahwa Anna lah yang akan memerankan Sasha. Hanya karena Anna putri sahabatnya saja pria itu memilih diam dan setuju menggunakan Anna sebagai pemeran utama.Awalnya Lucas pernah menyodorkan profil Jessica pada Dimitri. Melihat bagaimana ketegasan wajah Jessica yang mirip dengan Sasha, Dimitri menyetujui untuk mengangkat kisah mendiang putrinya itu ke layar lebar. Namun setelah tahu Jessica sedang mendapatkan musibah, ia pun pasrah karena tidak bisa meminta Lucas untuk memakai jasa Jessica lagi —mereka sudah menandatangani kontrak, dan Dimitri sudah menghabiskan sebagian besar uangnya.Baru setelah Roman meminta Anna untuk menunjukkan aksi bertinjunya, Dimitri akhirnya bersemangat kembali. Walau Anna masih belum menunjukkan gaya bertarung yang serupa dengan Sasha, namun semua gerakan dan teknik tinju da