Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3
Anna hampir tidak bisa mengendalikan diri saat Jeany tak henti-hentinya mengatainya dengan kalimat merendahkan sampai harus menghina status keluarga Briel yang dianggapnya terlalu menyedihkan. Jeany menganggap keluarga Briel terlalu berambisi sampai sang kakak membawa masuk adiknya juga ke agensi hanya demi mengubah nasib dari kehidupan mereka. “Mengubah nasib demi kehidupan?” Anna membelalakkan mata, merasa tidak terima dengan kalimat menghina yang baru saja Jeany lontarkan padanya. Ia hampir melanjutkan protesnya saat Thomas berbicara tepat sebelum dirinya. “Anda sudah melihat videonya?” Thomas berkata dengan nada halus yang terkesan memaksa diri untuk terlihat bersabar dalam menghadapi kekonyolan Jeany dalam menilai sebuah bakat. “Aku lebih suka menonton acara komedi dibandingkan harus menonton sebuah lelucon murahan yang tak berarti.” Jawaban Jeany membuat Thomas mengernyitkan dahi, lalu menoleh pada Vinicius saat mengira sahabatnya itu mempertontonkan bagian yang salah dari pe
Walau sudah Jeany ancam, ketiga sekuriti masih bergeming. Sebenarnya bukan karena status Thomas sebagai juru bicara Anna lah yang membuat ketiga sekuriti itu ragu. Pada dasarnya mereka memang menghormati Thomas sebagai seorang pribadi daripada statusnya. Walau tampak angkuh —seperti CEO asli Wright Entertainment—, Thomas merupakan pribadi yang perhatian pada semua orang dalam agensi. Selain itu, sudah belasan tahun Thomas bekerja di Wright Entertainment dan mereka tahu pencapaian yang sudah Thomas raih hingga membantu membuat agensi semakin besar dan semakin memiliki nama baik, yang pada akhirnya berimbas pada para karyawan di sana. Nama besar Wright Entertainment membuat para karyawan merasa bangga telah menjadi bagian dalam perusahaan ternama itu. Hal itulah menjadi salah satu alasan yang cukup untuk membuat mereka segan pada Thomas. Dari desas desus yang beredar luas di dalam perusahaan, mereka juga tahu Thomas berhenti bukan karena telah melakukan sebuah kejahatan, namun hanya ka
“Sampai kapan Ayah membiarkanku dalam tekanan seperti ini? Kenapa Ayah tidak bisa menyingkirkan Rain yang hanyalah seorang asisten?” Rengek Jeany di telepon, di ruang kerjanya. Mengira Rudolf Wright akan khawatir setelah mendengar aduannya, Jeany tidak menyangka akan mendapat bentakan dari ayahnya. [“Sudah Ayah katakan untuk tidak berurusan dulu dengan mereka, kan?! Baik Elvin, Rain, atau siapapun itu yang berhubungan dengan keluarga kita. Baik sengaja atau tidak, jangan sampai kau memiliki masalah dengan mereka, Ayah sudah pernah memintamu untuk menahan diri terlebih dahulu! Kau lupa?”] Jeany langsung terdiam mendengar Rudolf yang biasanya selalu berbicara lembut padanya kali ini berbicara dengan suara keras dan nada marah yang sangat jelas didengarnya. [“Tunggu sebentar lagi sampai Simon kembali dari Eropa. Ayah sedang menyusun sebuah rencana yang akan membuat kita menguasai Wright Group.”] Rudolf Wright baru berbicara agak lembut setelah tidak mendengar tanggapan dari putrinya,
Anna mendapatkan sebuah peran lagi setelah mengikuti audisi. Kali ini, setelah berhasil membuat semua aktor dan aktris muda terpana di audisi pertamanya saat mendapatkan peran sebagai pengawal seorang pangeran, Anna mendapatkan banyak ucapan selamat dari para aktor dan aktris muda yang kini mulai menjadikannya panutan. Anna merasa senang dengan perubahan sikap mereka. Bukan karena pujian-pujian yang mereka lontarkan, namun karena ingat jika ‘Anna’ akan mendapatkan banyak kehangatan seperti yang kini didapatkannya saat mereka sudah kembali ke tubuh mereka masing-masing nanti. “Ku harap sikap mereka tidak berubah saat ‘Anna’ sudah kembali ke tubuh aslinya nanti,” batin Anna sambil membalas sapaan para aktor dan aktris muda yang sedang berpamitan pulang padanya. “Mau pulang bersamaku?” tanya Kiara saat bertemu Anna di depan pintu aula. Ia sebenarnya berharap jika Anna mau menerima tawarannya. Anna bisa melihat harapan itu dari sorot matanya. Anna mematikan layar ponsel setelah membaca
Saat sedang berjalan menuju tempat perhentian bus, Anna bertemu dengan Richard Lee yang sejak tadi menunggunya di sana, tahu kalau Anna akan pulang menaiki bus menurut informasi yang sudah dicarinya di agensi tadi setelah kesulitan mendekati Anna yang selalu pergi bersama Kiara Londin, wanita muda yang pernah mengancam Richard saat hendak membawa Anna secara paksa beberapa hari lalu. Awalnya Richard menyapa Anna baik-baik dan meminta maaf atas paksaannya waktu itu. Namun sikap jahat Richard akhirnya kembali terlihat saat Anna menolak ajakannya untuk pulang bersama. “Aku akan pergi bersamamu saat Tuan Thiago sudah memberikan waktu bagiku untuk menemuinya,” sahut Anna ketus sembari memberikan senyum jijik padanya. Mendapat penolakan yang bukan hanya dari kata-kata namun juga dari tatapan mata dan senyuman menghina, Richard bertambah geram. Ia hendak merangkul Anna untuk kemudian membawa paksa ke mobilnya, namun seseorang tiba-tiba muncul dan langsung memukul wajahnya. Setelah memukul
“Kau sudah tidak memiliki orang tua lagi?” Joey menoleh dan menatap Anna dengan mulut terbuka lebar sampai akhirnya menanyakan ulang apa yang baru saja Anna tanyakan padanya. Ia merasa tidak percaya dengan pertanyaan yang sedikit terdengar lancang itu. “Apa ini? Ke mana arah pertanyaan itu?” pikir Joey. Setelah Anna mengulangi pertanyaan yang sama persis seperti yang tadi Joey dengar dan mengatakan sumbernya juga —informasi dari adik sepupu Joey, Cecilia Davies—, Joey menyadari kalau Anna adalah tipe orang yang tidak suka berbasa-basi, juga tidak merasa sungkan untuk langsung bertanya saat ingin mengetahui sesuatu. “Ya,” sahut Joey singkat dengan ekspresi wajah yang tidak berubah walau pertanyaan itu membuatnya terkenang kembali akan masa lalunya yang sangat pahit. Andai seseorang bertanya seperti itu padanya di antara tiga atau empat tahun lalu, ia pasti akan merasa sedih karena telah dibuat teringat masa sulit setelah kehilangan kedua orang tuanya. Tapi saat ia sudah berdamai deng
Anna menarik napas panjang, menghirup aroma segar dari bunga-bunga yang baru bermekaran di taman rumah sakit yang langsung memenuhi paru-parunya, membuatnya tambah bersemangat untuk menghadapi hari baru yang sudah dinantikannya sejak pertama kali berada dalam tubuh Anna Briel. Hari di mana ia akhirnya akan memulai lagi hari-hari sibuknya sebagai aktris yang ia yakini akan sama berhasilnya seperti dalam kehidupannya yang lalu. Setelah menunjukkan sebuah kontrak baru yang tadi malam didapatkannya lagi usai mengikuti audisi pada ibu dan adiknya, Anna membuat mereka lebih bersemangat lagi setelah berjanji akan membawa Rosana dan Sherly Briel pergi ke apartemen baru begitu Rosana diizinkan keluar dari rumah sakit. Mengingat kenangan indah itu, Anna tersenyum puas, merasa jika satu janjinya pada ‘Anna’ akan segera terpenuhi. “Sekarang tinggal menjalani kehidupan sebagai aktris sebelum membalaskan dendamku pada Joseph.” Anna menganggukkan kepala, membalas sapaan orang-orang yang kebetulan
Anna baru melangkahkan kakinya lagi untuk menuruni tangga gedung saat Thomas sudah tiba dan akhirnya berjalan mendahuluinya. Sepanjang perjalanan ke parkiran hingga akhirnya pergi dengan mobil Thomas dari lokasi rumah produksi itu, tidak satupun kata yang terucap dari keduanya. Tanpa bertanya pun Anna sudah bisa menebak apa yang telah terjadi. Merasa jika ia akan mengumpatkan sumpah serapah yang tentu saja tidak akan membuatnya menjadi lebih baik ketika membicarakannya di saat hatinya masih mendongkol, Anna mencoba untuk mengendalikan kemarahannya terlebih dahulu sebelum membicarakan masalah yang terjadi dengan Thomas. Hal berbeda terjadi pada Thomas yang juga sedang berusaha menahan kemarahannya. Ia mengira Anna belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, mengira jika sutradara yang tadi berbicara pada Anna hanya sekedar memberitahukan jika Lovely akan menggantikan Anna dalam peran sebagai pengawal pangeran saja. Menduga jika Anna hanya mengetahui sebatas itu, Thomas yang mengan
Anna masih diam terpaku menatap Joseph dengan ekspresi tak percaya. Wajah terkejutnya baru berangsur normal setelah menebak kalau Dewa memang tidak menghapus ingatan mereka bertiga, hanya mengubah keadaan ‘Anna’ saja.“Apa yang kau lakukan? Cepat bawa dia masuk!”Teriakan marah terdengar dari dalam bangunan. Sosok pria berekspresi dingin yang menjadi orang kepercayaan Simon untuk memimpin pasukan penculik menodongkan senjata api ke arah mereka.Takut dengan ancamannya, Joseph buru-buru menarik lengan Anna, membawanya pergi memasuki bangunan.Begitu masuk ke dalam bangunan, Anna langsung melihat Sherly yang spontan meronta-ronta begitu melihatnya muncul di pintu. Menggeleng pelan pada Sherly, Anna berbicara penuh percaya diri berusaha menenangkan Sherly dan berjanji akan menyelamatkannya tanpa memedulikan ejekan para penculik pada perkataannya.Setelah memastikan ketiga sandera baik-baik saja—selain hanya diikat di kursi—Anna mengalihkan pandangan pada Richard Lee yang berdiri mematung
Pukul 7.55 malam di Cross X Cafe.Sudah hampir jam 8 malam namun Sherly, William, dan Ivy Lee—manajer She Will—tak kunjung tiba di Cross X Cafe padahal para tamu undangan sudah berkumpul.Orin dan Anna baru tahu ponsel ketiganya tidak aktif setelah mencoba menghubungi untuk menanyakan posisi mereka.Merasa ada yang mencurigakan, Anna mencoba menghubungi Rosana untuk menanyakan apakah Sherly singgah di rumah pantai untuk menjemput, namun Rosana mengatakan Sherly tidak singgah dan hanya meneleponnya untuk datang ke Cross X Cafe bersama pengawal yang Elvin tugaskan untuk menjaga mereka. Rosana juga sedang dalam perjalanan, malah sudah hampir tiba.“Elvin juga belum datang. Tumben sekali dia terlambat?” pikir Anna, ingat kalau Sherly juga mengundang Elvin datang ke pesta namun Elvin tak kunjung muncul setelah hampir satu jam berlalu.Kejutan lain Anna dapat ketika mengetahui nomor telepon Elvin juga sedang tidak aktif.Merasa ada yang tidak beres, ia pun menghubungi Rainhard dan untungnya
“Ya, Sherly?” sahut Anna riang menjawab panggilan telepon Sherly.Anna memang ingin segera kembali ke tubuh aslinya, namun merasa sedikit tidak rela jika harus terpisah dari Sherly dan Rosana yang sudah dianggapnya sebagai adik dan ibunya sendiri.Sejak hidup bersama mereka, ia seperti merasa berada di dalam keluarganya sendiri seperti di masa kanak-kanak sewaktu keluarganya masih lengkap. Memiliki ayah, ibu, dan saudara untuk berbagi cerita kesehariannya.Karena itulah tiap kali berbicara dengan salah satu dari mereka—termasuk Roman Briel—hatinya selalu merasa nyaman seakan mereka adalah keluarga kandungnya sendiri.“Apa Kakak ada kesibukan malam ini?”“Pengambilan gambar mungkin sudah berakhir di sore hari. Kakak akan meluangkan waktu untukmu kalau kau ingin bersama Kakak,” sahut Anna.Sherly tidak langsung menanggapi. Ia tersenyum gembira, senang karena Anna selalu mau meluangkan waktu untuknya saat dibutuhkan.“Sherly? Apa ada masalah?”“Oh… tidak… Itu…, Sherly mau mengundang Kakak
Di sebuah bangunan terbengkalai berlantai dua, di pinggiran Kota X…Richard Lee mengorek-ngorek tungku perapian menggunakan ranting yang biasa dipakainya untuk memperbaiki posisi kayu bakar dan arang dalam tungku tersebut.Sudah selama 3 minggu lebih sejak pelariannya dari kejaran orang-orang Rainhard Rover, Richard yang terbiasa hidup berdampingan dengan peralatan modern harus hidup dalam keadaan yang disebutnya sebagai dunia primitif.Tidak bisa menggunakan internet takut pihak pencari jejak Rainhard bisa mengendus keberadaannya, membuat Richard yang tidak pernah lepas dari internet dan perlengkapan modern sudah hampir gila.Selain itu ia juga harus bersembunyi di bangunan terbengkalai tersebut tanpa berani menyalakan listrik, takut drone pencari menemukan lokasi persembunyiannya di malam hari.Semenakutkan itulah tim pemburu Rainhard Rover, juga Leon yang bisa melacak keberadaan seseorang melalui sinyal SIM card.Richard menghentikan kegiatan memperbesar bara api untuk merebus air s
“Nona Green! Kenapa tidak melakukan pergerakan sesuai dengan koreografi yang sudah dilatih?!” teriak Lucas dari depan monitor pemantaunya.Terlihat jelas Lucas tidak repot-repot menyembunyikan kemarahannya. Ia merasa sangat frustrasi karena kesalahan yang Sharon lakukan telah merusak suasana bagus di gelanggang buatan itu, dan mungkin akan susah untuk didapatkan kembali apabila adegannya sampai diulangi.“M-maaf, Tuan Rose. S-saya…”“Tidak apa-apa, Tuan Rose. Kita bisa mengulanginya,” Anna menyela sembari berjalan menghampiri Sharon. “Ayo kita ulangi dari awal, Sharon,” Anna berdiri di hadapan Sharon sembari mengulurkan tangan, kemudian membantu Sharon berdiri dengan mengaitkan lengannya ke lengan Sharon.“Astaga… kau ini…” Sharon langsung membungkukkan badan begitu berdiri, menopang tubuhnya yang gemetar dengan kedua tangan di atas paha. “Sial… aku benar-benar ketakutan serasa sedang berhadapan dengan Sasha asli,” ucap Sharon sembari mendongak, menatap Anna yang kini sedang tidak bera
Mengikuti kebiasaan Sasha Volkova dalam tiap pertandingan, Anna berjalan menuju ring dengan langkah lebar, seperti terburu-buru ingin segera menyelesaikan pertarungan lalu pulang setelahnya. Itulah kesan yang selalu Sasha tinggalkan pada para penggemar.Seperti kebiasaan Sasha juga, Anna tidak menoleh sekalipun pada para penonton yang bersorak menyemangati, ia terus berjalan dengan kepala menunduk menyembunyikan wajah, memberikan kesan misterius sekaligus memengaruhi mental lawan.Tidak ada gaya mengepalkan tinju di depan dada seperti yang sering terlihat dari para petinju yang suka berjalan sembari meninju udara. Anna hanya berjalan dengan langkah cepat bagai pembunuh berdarah dingin yang ingin segera menghabisi lawan.Untuk apa yang dilakukannya sedari muncul dari balik tirai, Anna sudah benar-benar berhasil membuat dirinya terlihat seperti Sasha asli, membuat Dimitri yang melihatnya merasa bernostalgia dan mulai berkaca-kaca teringat pada mendiang putrinya.Bahkan atlet yang berpera
Setelah Anna pergi, Thomas mengajak Lucas mengobrol, membahas tentang lokasi pengambilan gambar yang ia rasa kurang terasa seperti di sebuah arena tinju. Walau kru film berhasil mendekorasi sasana tinju dan menyulapnya mirip seperti arena tinju sungguhan, tetap saja —menurut Thomas— akan jauh lebih baik lagi jika pengambilan gambar dilakukan di arena tinju yang sebenarnya. Akan lebih hidup.Lucas mengangguk setuju. Sangat disayangkan Kota X tidak memiliki gelanggang tinju besar. Kota X memang sangat maju, namun hanya ada aula-aula bisnis dan gedung pertunjukan saja di sana. Luasnya pun hanya sedikit lebih besar dari sasana tinju Cross X. Karena itulah Lucas lebih memilih untuk menggunakan sasana tinju milik Joey itu saja dibandingkan harus menyewa sebuah gedung pertunjukkan walau dana yang mereka miliki —setelah disponsori Wright Entertainment— cukup besar.Awalnya, Lucas juga merasakan hal yang sama setelah melihat lokasi pengambilan gambar itu. Namun demikian Lucas tetap optimis film
Seluruh persiapan untuk memulai proyek film Sasha Volkova sudah mencapai tahap final. Pemeran Sasha dan Vernon remaja sudah di audisi. She Will juga sudah memulai rekaman untuk lagu tema film.Baik Anna, Carmen, dan 3 atlet tinju wanita yang akan memerankan tokoh pendukung —sebagai 3 lawan berat Sasha sebelum bertemu Sabrina Witch— juga rutin berlatih di sasana tinju Cross X, milik Joey, yang RHP sewa sebagai pusat pelatihan para aktris, juga akan menjadi tempat pengambilan gambar untuk 3 pertandingan awal.Setelah pesta yang Felix Quil dan Chen Feng Yu —produser— adakan untuk menciptakan chemistry di antara para aktor, aktris, dan seluruh kru film yang bekerja sama dalam film Sasha Volkova, hari di mana pengambilan gambar perdana film Sasha Volkova pun akhirnya tiba.William dan Sherly adalah aktor dan aktris pemula yang pertama kali melakukan pengambilan gambar. Sebagai cameo pemeran Vernon dan Sasha, siapa sangka Sherly memiliki bakat akting yang cukup baik jika harus dibandingkan d
Melihat bagaimana manis dan lembutnya profil wajah Anna yang menurutnya jauh lebih cocok sebagai seorang idol dibandingkan aktris seni peran, Dimitri tidak begitu antusias saat mengetahui bahwa Anna lah yang akan memerankan Sasha. Hanya karena Anna putri sahabatnya saja pria itu memilih diam dan setuju menggunakan Anna sebagai pemeran utama.Awalnya Lucas pernah menyodorkan profil Jessica pada Dimitri. Melihat bagaimana ketegasan wajah Jessica yang mirip dengan Sasha, Dimitri menyetujui untuk mengangkat kisah mendiang putrinya itu ke layar lebar. Namun setelah tahu Jessica sedang mendapatkan musibah, ia pun pasrah karena tidak bisa meminta Lucas untuk memakai jasa Jessica lagi —mereka sudah menandatangani kontrak, dan Dimitri sudah menghabiskan sebagian besar uangnya.Baru setelah Roman meminta Anna untuk menunjukkan aksi bertinjunya, Dimitri akhirnya bersemangat kembali. Walau Anna masih belum menunjukkan gaya bertarung yang serupa dengan Sasha, namun semua gerakan dan teknik tinju da