Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3
Anna baru melangkahkan kakinya lagi untuk menuruni tangga gedung saat Thomas sudah tiba dan akhirnya berjalan mendahuluinya. Sepanjang perjalanan ke parkiran hingga akhirnya pergi dengan mobil Thomas dari lokasi rumah produksi itu, tidak satupun kata yang terucap dari keduanya. Tanpa bertanya pun Anna sudah bisa menebak apa yang telah terjadi. Merasa jika ia akan mengumpatkan sumpah serapah yang tentu saja tidak akan membuatnya menjadi lebih baik ketika membicarakannya di saat hatinya masih mendongkol, Anna mencoba untuk mengendalikan kemarahannya terlebih dahulu sebelum membicarakan masalah yang terjadi dengan Thomas. Hal berbeda terjadi pada Thomas yang juga sedang berusaha menahan kemarahannya. Ia mengira Anna belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, mengira jika sutradara yang tadi berbicara pada Anna hanya sekedar memberitahukan jika Lovely akan menggantikan Anna dalam peran sebagai pengawal pangeran saja. Menduga jika Anna hanya mengetahui sebatas itu, Thomas yang mengan
Roxy Finks, pria yang selama beberapa malam belakangan kesulitan tidur karena selalu terbayang wajah manis Anna, terkejut saat melihat ekspresi dingin gadis pujaannya itu setelah mengakhiri panggilan dan mengembalikan ponsel yang tadi direbutnya itu pada Thomas Wong. Walau sangat penasaran, Roxy berusaha untuk tidak menanyakan masalah yang terjadi, yang membuat ekspresi membunuh itu terpancar jelas dari gadis manis yang dipujanya. Barulah setelah ia mendengar pembicaraan antara Anna dan Thomas, Roxy pun akhirnya ikut berbicara untuk menawarkan bantuan. “Maaf menyela,” ucap Roxy di antara jeda pembicaraan yang terjadi antara Anna dan Thomas yang sedang berdebat untuk mendatangi Jeany Wright ke kantornya, sementara yang lain berusaha mencegahnya. Setelah perhatian Anna dan Thomas tertuju padanya, Roxy pun berbicara, “Daripada bingung, bagaimana kalau Anda pindah ke agensi saya saja, Nona Briel?” Ekspresi Thomas langsung berubah agak lembut setelah Roxy menyampaikan niat baiknya, seme
Bukannya tidak mau menerima tawaran yang Roxy berikan, yang pria itu tawarkan dengan penuh harap. Anna tentu sangat menghargai tawaran tersebut, terutama saat tahu kalau dia akan langsung diterima dalam agensi mengingat paman Roxy adalah CEO dari agensi yang dimaksud. Tapi, Anna merasa kalau dirinya masih memiliki harapan di Wright Entertainment. Ia tahu dirinya masih memiliki solusi untuk tetap berada di sana. Selain itu, sebagai orang yang sudah mewarisi Wright Entertainment dari mendiang ayahnya dan sudah mengembangkannya menjadi lebih besar lagi saat dipimpinnya, tentu saja Anna tidak ingin pergi dari perusahaan tersebut. Selain itu lagi, sebagai orang yang sangat suka berkompetisi, Anna tidak ingin pindah dari perusahaan yang sudah dikembangkannya itu karena takut akan muncul keinginan dalam hatinya untuk menyaingi Wright Entertainment terutama jika ia sampai berpikiran untuk menjatuhkan perusahaan tersebut yang ia tahu sedang berada dalam kepemimpinan adik sepupunya yang sangat
“Bukannya saya tidak ingin membantu Anda, tapi sebaiknya Anda mengalah dulu untuk kali ini,” sahut Rainhard, berusaha menenangkan remaja itu yang ia rasa sangat keras hati menilai dari isi pesan yang tadi Anna kirimkan padanya. Tidak ada emosi apapun di wajah Rainhard saat mengatakan kalimat tersebut. Membuat Anna yang sangat ahli menebak isi pikiran seseorang dari ekspresi wajah, sorot mata, bahkan melalui bahasa tubuh, agak kebingungan dengan maksud dari perkataannya. “Bukannya kemarin-kemarin dia mengancam Jeany? Kenapa kali ini memintaku untuk mengalah?” pikirnya heran. Anna menghela napas, tersenyum sinis dan menatap ponsel di tangannya saat merasa sedikit putus asa. Walau masih belum mengerti kenapa Rainhard sampai memintanya untuk mengalah karena ia tahu Rainhard sebenarnya bisa saja membantunya, Anna pun merasa kalau ada sesuatu yang membuat Jeany sampai berani menentang Rainhard hingga membuat Rainhard yang terkenal kejam itu seakan enggan untuk langsung menghukum Jeany, sep
“Jangan berani-berani menyentuhnya!” Rainhard yang sebelumnya sudah melangkah pergi meninggalkan Simon, buru-buru berbalik dan segera menghampiri Anna saat melihat salah satu anak buah Simon hendak mengeluarkan senjata api untuk mengancam Anna. Sambil menodongkan senjata apinya pada pria yang hendak mengancam Anna, Rainhard menatap Simon dan memberi pria paruh baya itu peringatan yang membuat bukan hanya Simon, namun Jeany juga sangat terkejut sampai tanpa sadar berdiri dari tempat duduk secara refleks. “Nona ini adalah kekasih Tuan Wright muda. Anda tahu apa yang akan Anda alami jika berani berurusan dengan kekasih Tuan saya, kan?” Bahkan Thomas yang sedang berlari ke arah mereka pun ikut terkejut sampai-sampai tergelincir dan jatuh berdebum di lantai marmer kafe, membuat orang-orang yang tadinya sedang fokus menatap Anna menjadi terkejut dan menoleh ke arahnya. Jeany yang akhirnya tersadar setelah terkejut mendengar suara Thomas terjatuh, akhirnya berpaling lagi, kali ini pada Ra
Di sebuah ruangan, di lantai tiga mansion keluarga Wright. “Bukankah kau selalu mengikutinya? Bukannya kau sendiri yang mengatakan kalau dia belum memiliki kekasih sama sekali?” Rudolf Wright tampak gusar setelah menerima laporan orang yang paling dipercayainya. Siapa lagi kalau bukan tangan kanannya, Simon Igner. Orang yang selalu memikirkan rencana sekaligus melakukan pekerjaan kotor yang ingin Rudolf sembunyikan dari ayahnya, juga orang yang selalu membereskan tiap masalah yang pebisnis kotor itu dapatkan dari para kolega bisnis yang tidak suka dengan pelanggaran perjanjian kerjasama yang sering dilakukannya. “Sepertinya Rain sudah mengatur pengalihan jejak, sementara Elvin pergi menemui gadis itu, Tuan.” Simon mengatakan apa adanya, sesuai informasi yang baru diterimanya dari orang-orang yang ia suruh untuk selalu mengawasi dan membuntuti Elvin ke mana pun pria itu pergi. Setelah melacak ulang jejak kegiatan Elvin dari meretas CCTV kota, barulah orang-orang Simon tahu kalau pri
Malam sudah mulai larut. Jumlah orang yang berlalu lalang di jalan setapak yang memang hanya dikhususkan untuk para pejalan kaki itu juga sudah mulai menurun drastis. Bahkan saat itu hanya terlihat ada dua orang pria yang sedang berada di sana. Salah satu pria, yang bertubuh tinggi, terlihat sedang mondar mandir di depan sebuah kafe berdinding kaca, sementara pria lain yang tampak seperti seorang mahasiswa sedang duduk di sebelah mesin penjual minuman otomatis sambil asik bermain game di ponselnya. Di antara kedua pria itu, pria tinggi berhoodie hitam yang melengkapi penampilannya dengan topi dan masker itu tampak sangat mencurigakan, terutama karena ia sepertinya sedang mengawasi seorang wanita muda yang sedang tertidur di dalam kafe sejak satu jam lalu. Saat melihat pelayan kafe sudah mematikan sebagian lampu seperti sedang bersiap untuk menutup kafe tersebut, pria tinggi berhoodie hitam itu akhirnya masuk ke dalam kafe. Ia berbicara sebentar pada karyawan di sana sebelum akhirnya
“Dia bukan orang kiriman Tuan Rover? Ku kira dia orang Tuan Rover karena Tuan Rover tadi berkata padaku kalau dia akan mengirimkan orang untuk menjagaku.” “Bukan. Kalau dia orangnya Rainhard Rover, dia tidak mungkin akan mengikuti kita saat tahu kalau aku ada di sini bersamamu.” “Begitu…,” Anna mengangguk-angguk pelan seolah tidak mengerti keadaan yang sedang terjadi. Hanya untuk berjaga-jaga andai Elvin tidak memikirkan kemungkinan yang sedang dipikirkannya, Anna mencoba memberitahu Elvin tentang pemikirannya secara tidak langsung, “Sebenarnya aku sudah melihatnya duduk di seberang kafe sejak tadi sore. Untuk orang yang kurang kerjaan saja, kurasa tidak mungkin dia duduk di sana selama itu. Apalagi dia juga baru pergi dari sana saat aku akhirnya pergi dari kafe. Bukankah itu agak aneh?” Anna memang sudah mencurigai pria itu beberapa puluh menit semenjak pria itu muncul di seberang kafe. Sambil berbicara dengan Thomas yang tadi sore datang menemuinya di kafe setelah Anna mengubah ja
Anna masih diam terpaku menatap Joseph dengan ekspresi tak percaya. Wajah terkejutnya baru berangsur normal setelah menebak kalau Dewa memang tidak menghapus ingatan mereka bertiga, hanya mengubah keadaan ‘Anna’ saja.“Apa yang kau lakukan? Cepat bawa dia masuk!”Teriakan marah terdengar dari dalam bangunan. Sosok pria berekspresi dingin yang menjadi orang kepercayaan Simon untuk memimpin pasukan penculik menodongkan senjata api ke arah mereka.Takut dengan ancamannya, Joseph buru-buru menarik lengan Anna, membawanya pergi memasuki bangunan.Begitu masuk ke dalam bangunan, Anna langsung melihat Sherly yang spontan meronta-ronta begitu melihatnya muncul di pintu. Menggeleng pelan pada Sherly, Anna berbicara penuh percaya diri berusaha menenangkan Sherly dan berjanji akan menyelamatkannya tanpa memedulikan ejekan para penculik pada perkataannya.Setelah memastikan ketiga sandera baik-baik saja—selain hanya diikat di kursi—Anna mengalihkan pandangan pada Richard Lee yang berdiri mematung
Pukul 7.55 malam di Cross X Cafe.Sudah hampir jam 8 malam namun Sherly, William, dan Ivy Lee—manajer She Will—tak kunjung tiba di Cross X Cafe padahal para tamu undangan sudah berkumpul.Orin dan Anna baru tahu ponsel ketiganya tidak aktif setelah mencoba menghubungi untuk menanyakan posisi mereka.Merasa ada yang mencurigakan, Anna mencoba menghubungi Rosana untuk menanyakan apakah Sherly singgah di rumah pantai untuk menjemput, namun Rosana mengatakan Sherly tidak singgah dan hanya meneleponnya untuk datang ke Cross X Cafe bersama pengawal yang Elvin tugaskan untuk menjaga mereka. Rosana juga sedang dalam perjalanan, malah sudah hampir tiba.“Elvin juga belum datang. Tumben sekali dia terlambat?” pikir Anna, ingat kalau Sherly juga mengundang Elvin datang ke pesta namun Elvin tak kunjung muncul setelah hampir satu jam berlalu.Kejutan lain Anna dapat ketika mengetahui nomor telepon Elvin juga sedang tidak aktif.Merasa ada yang tidak beres, ia pun menghubungi Rainhard dan untungnya
“Ya, Sherly?” sahut Anna riang menjawab panggilan telepon Sherly.Anna memang ingin segera kembali ke tubuh aslinya, namun merasa sedikit tidak rela jika harus terpisah dari Sherly dan Rosana yang sudah dianggapnya sebagai adik dan ibunya sendiri.Sejak hidup bersama mereka, ia seperti merasa berada di dalam keluarganya sendiri seperti di masa kanak-kanak sewaktu keluarganya masih lengkap. Memiliki ayah, ibu, dan saudara untuk berbagi cerita kesehariannya.Karena itulah tiap kali berbicara dengan salah satu dari mereka—termasuk Roman Briel—hatinya selalu merasa nyaman seakan mereka adalah keluarga kandungnya sendiri.“Apa Kakak ada kesibukan malam ini?”“Pengambilan gambar mungkin sudah berakhir di sore hari. Kakak akan meluangkan waktu untukmu kalau kau ingin bersama Kakak,” sahut Anna.Sherly tidak langsung menanggapi. Ia tersenyum gembira, senang karena Anna selalu mau meluangkan waktu untuknya saat dibutuhkan.“Sherly? Apa ada masalah?”“Oh… tidak… Itu…, Sherly mau mengundang Kakak
Di sebuah bangunan terbengkalai berlantai dua, di pinggiran Kota X…Richard Lee mengorek-ngorek tungku perapian menggunakan ranting yang biasa dipakainya untuk memperbaiki posisi kayu bakar dan arang dalam tungku tersebut.Sudah selama 3 minggu lebih sejak pelariannya dari kejaran orang-orang Rainhard Rover, Richard yang terbiasa hidup berdampingan dengan peralatan modern harus hidup dalam keadaan yang disebutnya sebagai dunia primitif.Tidak bisa menggunakan internet takut pihak pencari jejak Rainhard bisa mengendus keberadaannya, membuat Richard yang tidak pernah lepas dari internet dan perlengkapan modern sudah hampir gila.Selain itu ia juga harus bersembunyi di bangunan terbengkalai tersebut tanpa berani menyalakan listrik, takut drone pencari menemukan lokasi persembunyiannya di malam hari.Semenakutkan itulah tim pemburu Rainhard Rover, juga Leon yang bisa melacak keberadaan seseorang melalui sinyal SIM card.Richard menghentikan kegiatan memperbesar bara api untuk merebus air s
“Nona Green! Kenapa tidak melakukan pergerakan sesuai dengan koreografi yang sudah dilatih?!” teriak Lucas dari depan monitor pemantaunya.Terlihat jelas Lucas tidak repot-repot menyembunyikan kemarahannya. Ia merasa sangat frustrasi karena kesalahan yang Sharon lakukan telah merusak suasana bagus di gelanggang buatan itu, dan mungkin akan susah untuk didapatkan kembali apabila adegannya sampai diulangi.“M-maaf, Tuan Rose. S-saya…”“Tidak apa-apa, Tuan Rose. Kita bisa mengulanginya,” Anna menyela sembari berjalan menghampiri Sharon. “Ayo kita ulangi dari awal, Sharon,” Anna berdiri di hadapan Sharon sembari mengulurkan tangan, kemudian membantu Sharon berdiri dengan mengaitkan lengannya ke lengan Sharon.“Astaga… kau ini…” Sharon langsung membungkukkan badan begitu berdiri, menopang tubuhnya yang gemetar dengan kedua tangan di atas paha. “Sial… aku benar-benar ketakutan serasa sedang berhadapan dengan Sasha asli,” ucap Sharon sembari mendongak, menatap Anna yang kini sedang tidak bera
Mengikuti kebiasaan Sasha Volkova dalam tiap pertandingan, Anna berjalan menuju ring dengan langkah lebar, seperti terburu-buru ingin segera menyelesaikan pertarungan lalu pulang setelahnya. Itulah kesan yang selalu Sasha tinggalkan pada para penggemar.Seperti kebiasaan Sasha juga, Anna tidak menoleh sekalipun pada para penonton yang bersorak menyemangati, ia terus berjalan dengan kepala menunduk menyembunyikan wajah, memberikan kesan misterius sekaligus memengaruhi mental lawan.Tidak ada gaya mengepalkan tinju di depan dada seperti yang sering terlihat dari para petinju yang suka berjalan sembari meninju udara. Anna hanya berjalan dengan langkah cepat bagai pembunuh berdarah dingin yang ingin segera menghabisi lawan.Untuk apa yang dilakukannya sedari muncul dari balik tirai, Anna sudah benar-benar berhasil membuat dirinya terlihat seperti Sasha asli, membuat Dimitri yang melihatnya merasa bernostalgia dan mulai berkaca-kaca teringat pada mendiang putrinya.Bahkan atlet yang berpera
Setelah Anna pergi, Thomas mengajak Lucas mengobrol, membahas tentang lokasi pengambilan gambar yang ia rasa kurang terasa seperti di sebuah arena tinju. Walau kru film berhasil mendekorasi sasana tinju dan menyulapnya mirip seperti arena tinju sungguhan, tetap saja —menurut Thomas— akan jauh lebih baik lagi jika pengambilan gambar dilakukan di arena tinju yang sebenarnya. Akan lebih hidup.Lucas mengangguk setuju. Sangat disayangkan Kota X tidak memiliki gelanggang tinju besar. Kota X memang sangat maju, namun hanya ada aula-aula bisnis dan gedung pertunjukan saja di sana. Luasnya pun hanya sedikit lebih besar dari sasana tinju Cross X. Karena itulah Lucas lebih memilih untuk menggunakan sasana tinju milik Joey itu saja dibandingkan harus menyewa sebuah gedung pertunjukkan walau dana yang mereka miliki —setelah disponsori Wright Entertainment— cukup besar.Awalnya, Lucas juga merasakan hal yang sama setelah melihat lokasi pengambilan gambar itu. Namun demikian Lucas tetap optimis film
Seluruh persiapan untuk memulai proyek film Sasha Volkova sudah mencapai tahap final. Pemeran Sasha dan Vernon remaja sudah di audisi. She Will juga sudah memulai rekaman untuk lagu tema film.Baik Anna, Carmen, dan 3 atlet tinju wanita yang akan memerankan tokoh pendukung —sebagai 3 lawan berat Sasha sebelum bertemu Sabrina Witch— juga rutin berlatih di sasana tinju Cross X, milik Joey, yang RHP sewa sebagai pusat pelatihan para aktris, juga akan menjadi tempat pengambilan gambar untuk 3 pertandingan awal.Setelah pesta yang Felix Quil dan Chen Feng Yu —produser— adakan untuk menciptakan chemistry di antara para aktor, aktris, dan seluruh kru film yang bekerja sama dalam film Sasha Volkova, hari di mana pengambilan gambar perdana film Sasha Volkova pun akhirnya tiba.William dan Sherly adalah aktor dan aktris pemula yang pertama kali melakukan pengambilan gambar. Sebagai cameo pemeran Vernon dan Sasha, siapa sangka Sherly memiliki bakat akting yang cukup baik jika harus dibandingkan d
Melihat bagaimana manis dan lembutnya profil wajah Anna yang menurutnya jauh lebih cocok sebagai seorang idol dibandingkan aktris seni peran, Dimitri tidak begitu antusias saat mengetahui bahwa Anna lah yang akan memerankan Sasha. Hanya karena Anna putri sahabatnya saja pria itu memilih diam dan setuju menggunakan Anna sebagai pemeran utama.Awalnya Lucas pernah menyodorkan profil Jessica pada Dimitri. Melihat bagaimana ketegasan wajah Jessica yang mirip dengan Sasha, Dimitri menyetujui untuk mengangkat kisah mendiang putrinya itu ke layar lebar. Namun setelah tahu Jessica sedang mendapatkan musibah, ia pun pasrah karena tidak bisa meminta Lucas untuk memakai jasa Jessica lagi —mereka sudah menandatangani kontrak, dan Dimitri sudah menghabiskan sebagian besar uangnya.Baru setelah Roman meminta Anna untuk menunjukkan aksi bertinjunya, Dimitri akhirnya bersemangat kembali. Walau Anna masih belum menunjukkan gaya bertarung yang serupa dengan Sasha, namun semua gerakan dan teknik tinju da