Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3
Anna sengaja menatap keluar jendela untuk membiarkan Orin mengobrol lebih banyak dengan Sherly, menyadari jika Orin sedang berusaha membuat Sherly yang sangat pemalu dan tertutup itu merasa nyaman berbicara dengan orang lain selain keluarganya sendiri agar Sherly terbiasa berbaur dengan masyarakat, mengingat Sherly nanti akan melakukan banyak penampilan setelah Thomas, selaku manajer She Will, mencarikan banyak pekerjaan bagi grup musiknya. Orin tidak ingin Sherly tampak kaku seperti sebelumnya saat berada di panggung. Sikap kaku tentu akan membuat simpati para penonton berkurang, sebagus apapun Sherly bernyanyi. Dari pengalamannya, Orin mengetahui hal itu. Sambil memerhatikan gedung-gedung yang mereka lewati dalam perjalanan ke sekolah, Anna teringat bagaimana terpana dan senangnya Sherly saat ia —dan Orin— dibawa melihat-lihat apartemen kemarin. Walau Sherly pada awalnya bingung dan tampak kaget dengan harga sewanya, namun Anna melihat tatapan penuh harap di wajah Sherly yang ia tah
Anna baru saja tiba di lantai satu saat melihat kegaduhan yang terjadi di sana. Mengikuti penyebab kegaduhan itu dengan pandangannya, Anna kaget melihat Orin berada di sana dan tahu kalau Orin-lah penyebab kegaduhan itu. Orin sudah sangat terkenal. Sebagai asisten pribadi Jessica, Orin sering melakukan wawancara sebagai perwakilan Jessica, baik mewakilinya sebagai aktris maupun sebagai CEO Wright Entertainment. Melihat kehadiran Orin di sekolah mereka, para siswa itu tahu kalau Orin datang untuk mewakili seorang aktris muda yang agensinya miliki karena Orin biasanya datang secara khusus untuk mengurus aktris Wright Entertainment ke sekolah, tempat kerja, atau tempat kuliah untuk mendapatkan izin cuti. Dugaan para siswa memang benar dan suasana menjadi bertambah gaduh setelah Orin menatap ke sebuah titik, pada Anna yang berdiri di tengah-tengah koridor sembari memberikan tatapan malas padanya. “Astaga, kenapa dia masih di sini? Sia-sia deh aku memintanya datang saat jam pelajaran pad
“Apa dia memang sudah seperti ini sejak dulu?” tanya kepala sekolah yang juga ikut datang ke ruang klub musik setelah penasaran mendengar pembicaraan siswa-siswinya tadi. Orin menoleh dan tersenyum canggung. Ia sebenarnya ingin mengatakan “tidak”, namun akhirnya mengangguk pelan sebagai jawabannya. “Menyesal baru tahu sekarang. Andai saya tahu kemampuannya dari dulu, saya pasti akan membantunya untuk mendapatkan sponsor agar karirnya lebih mulus,” ucap kepala sekolah lagi dengan ekspresi benar-benar menyesal. Ia tahu latar belakang keluarga Anna dan tahu kalau remaja itu pasti kesulitan menyaingi para anak orang kaya Kota X yang kebetulan seprofesi dengannya. Kepala sekolah tahu betul di Kota X seseorang yang memiliki relasi kuat akan jauh lebih dihargai dan dilirik dibandingkan seseorang yang berbakat namun tidak memiliki pengaruh apapun dalam jaringan orang-orang kaya dan berpengaruh di Kota X. Orin mengerti betul apa yang sedang kepala sekolah pikirkan setelah mendengar kata-kat
Setelah beberapa usaha yang dilakukannya, Anna akhirnya berhasil membuat celah di antara dua SUV yang berada di bagian depan dan samping kanan sedan yang ia kendarai. “Akhirnya!” seru Anna, girang melihat usahanya berhasil. Walau ia tahu Rainhard dan orang-orangnya mungkin akan datang untuk menolong mereka, tapi ia juga berpikir jika melarikan diri sebelum bantuan datang akan jauh lebih baik. Anna menginjak pedal, melajukan sedan yang sudah tampak sangat berantakan itu melewati SUV untuk keluar dari kepungan, namun SUV lain kembali menghadang jalan mereka, membuatnya dengan segera menginjak rem demi menghindari benturan yang sudah pasti akan membuat dirinya, juga Orin dan Sherly, cedera. “F**k!” Melihat jalan buntu lagi, Anna sempat gusar, terutama setelah melihat para pria bersetelan jas hitam dengan senjata api di tangan turun dari dalam mobil yang baru datang mencegat. Sempat terpaku pada kehadiran mereka, Anna yang merasa tidak sempat menginjak pedal gas untuk menghentikan anc
Sambil mengancam semua orang untuk menghentikan perkelahian, sopir pribadi William —yang merupakan anggota militer yang ditugaskan ayah William untuk menjaga anaknya, selain menjadi supir pribadi— kemudian mengarahkan senjatanya ke arah beberapa pria bersetelan jas hitam yang juga sedang memegang senjata api. Melihat senjata otomatis yang pria itu pegang, yang jauh lebih unggul dari senjata manual di tangan mereka, para anggota mafia itu pun terpaksa menuruti perintahnya dan melemparkan senjata mereka ke tanah saat pria itu minta. Melihat para anggota mafia itu tampak patuh, Anna buru-buru menurunkan kaca mobil sebelum akhirnya membuka pintu mobil saat tahu jika kaca mobil itu macet, lalu berbicara dengan setengah berteriak pada Joey yang berada tak jauh dari mobil mereka, “Bisa singkirkan mobil itu dari jalan kami?” Joey sempat tertegun melihat Anna yang tampak biasa-biasa saja —yang tidak terlihat ketakutan seperti dugaannya— sebelum akhirnya menoleh pada SUV di belakangnya dan me
Setibanya di area parkir, Anna mengarahkan mobil dan memarkirkan mobil di tempat Orin biasa memarkirkan mobilnya tanpa Orin pinta dan itu cukup membuat Orin agak heran namun mengabaikannya saja sama seperti saat ia heran ketika bertemu Anna di tempat itu beberapa hari lalu setelah selesai mengikuti rapat dengan Jeany Wright. Sebenarnya tidak banyak yang tahu tempat Orin biasa memarkirkan mobil selain dirinya, asistennya, dan bosnya, Jessica. Setelah keluar dari mobil, barulah Orin melihat jika bagian depan dan belakang mobilnya bisa dikatakan sudah rusak parah alih-alih hanya rusak seperti yang dibayangkannya saat merasa kalau mobilnya masih bisa berjalan dengan sangat normal ketika masih dikemudikan Anna. “Jangan khawatir, aku akan menghubungi pihak asuransi,” ucap Orin sambil tersenyum kaku saat melihat Anna tampak merasa bersalah memandangi mobilnya juga. Anna tahu kalau Orin sebenarnya hanya ingin membuatnya merasa tenang. Ia tahu kalau pihak asuransi tidak akan mengganti kerusa
Anna hampir tidak bisa mengendalikan diri saat Jeany tak henti-hentinya mengatainya dengan kalimat merendahkan sampai harus menghina status keluarga Briel yang dianggapnya terlalu menyedihkan. Jeany menganggap keluarga Briel terlalu berambisi sampai sang kakak membawa masuk adiknya juga ke agensi hanya demi mengubah nasib dari kehidupan mereka. “Mengubah nasib demi kehidupan?” Anna membelalakkan mata, merasa tidak terima dengan kalimat menghina yang baru saja Jeany lontarkan padanya. Ia hampir melanjutkan protesnya saat Thomas berbicara tepat sebelum dirinya. “Anda sudah melihat videonya?” Thomas berkata dengan nada halus yang terkesan memaksa diri untuk terlihat bersabar dalam menghadapi kekonyolan Jeany dalam menilai sebuah bakat. “Aku lebih suka menonton acara komedi dibandingkan harus menonton sebuah lelucon murahan yang tak berarti.” Jawaban Jeany membuat Thomas mengernyitkan dahi, lalu menoleh pada Vinicius saat mengira sahabatnya itu mempertontonkan bagian yang salah dari pe
Walau sudah Jeany ancam, ketiga sekuriti masih bergeming. Sebenarnya bukan karena status Thomas sebagai juru bicara Anna lah yang membuat ketiga sekuriti itu ragu. Pada dasarnya mereka memang menghormati Thomas sebagai seorang pribadi daripada statusnya. Walau tampak angkuh —seperti CEO asli Wright Entertainment—, Thomas merupakan pribadi yang perhatian pada semua orang dalam agensi. Selain itu, sudah belasan tahun Thomas bekerja di Wright Entertainment dan mereka tahu pencapaian yang sudah Thomas raih hingga membantu membuat agensi semakin besar dan semakin memiliki nama baik, yang pada akhirnya berimbas pada para karyawan di sana. Nama besar Wright Entertainment membuat para karyawan merasa bangga telah menjadi bagian dalam perusahaan ternama itu. Hal itulah menjadi salah satu alasan yang cukup untuk membuat mereka segan pada Thomas. Dari desas desus yang beredar luas di dalam perusahaan, mereka juga tahu Thomas berhenti bukan karena telah melakukan sebuah kejahatan, namun hanya ka