Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3
Setelah beberapa usaha yang dilakukannya, Anna akhirnya berhasil membuat celah di antara dua SUV yang berada di bagian depan dan samping kanan sedan yang ia kendarai. “Akhirnya!” seru Anna, girang melihat usahanya berhasil. Walau ia tahu Rainhard dan orang-orangnya mungkin akan datang untuk menolong mereka, tapi ia juga berpikir jika melarikan diri sebelum bantuan datang akan jauh lebih baik. Anna menginjak pedal, melajukan sedan yang sudah tampak sangat berantakan itu melewati SUV untuk keluar dari kepungan, namun SUV lain kembali menghadang jalan mereka, membuatnya dengan segera menginjak rem demi menghindari benturan yang sudah pasti akan membuat dirinya, juga Orin dan Sherly, cedera. “F**k!” Melihat jalan buntu lagi, Anna sempat gusar, terutama setelah melihat para pria bersetelan jas hitam dengan senjata api di tangan turun dari dalam mobil yang baru datang mencegat. Sempat terpaku pada kehadiran mereka, Anna yang merasa tidak sempat menginjak pedal gas untuk menghentikan anc
Sambil mengancam semua orang untuk menghentikan perkelahian, sopir pribadi William —yang merupakan anggota militer yang ditugaskan ayah William untuk menjaga anaknya, selain menjadi supir pribadi— kemudian mengarahkan senjatanya ke arah beberapa pria bersetelan jas hitam yang juga sedang memegang senjata api. Melihat senjata otomatis yang pria itu pegang, yang jauh lebih unggul dari senjata manual di tangan mereka, para anggota mafia itu pun terpaksa menuruti perintahnya dan melemparkan senjata mereka ke tanah saat pria itu minta. Melihat para anggota mafia itu tampak patuh, Anna buru-buru menurunkan kaca mobil sebelum akhirnya membuka pintu mobil saat tahu jika kaca mobil itu macet, lalu berbicara dengan setengah berteriak pada Joey yang berada tak jauh dari mobil mereka, “Bisa singkirkan mobil itu dari jalan kami?” Joey sempat tertegun melihat Anna yang tampak biasa-biasa saja —yang tidak terlihat ketakutan seperti dugaannya— sebelum akhirnya menoleh pada SUV di belakangnya dan me
Setibanya di area parkir, Anna mengarahkan mobil dan memarkirkan mobil di tempat Orin biasa memarkirkan mobilnya tanpa Orin pinta dan itu cukup membuat Orin agak heran namun mengabaikannya saja sama seperti saat ia heran ketika bertemu Anna di tempat itu beberapa hari lalu setelah selesai mengikuti rapat dengan Jeany Wright. Sebenarnya tidak banyak yang tahu tempat Orin biasa memarkirkan mobil selain dirinya, asistennya, dan bosnya, Jessica. Setelah keluar dari mobil, barulah Orin melihat jika bagian depan dan belakang mobilnya bisa dikatakan sudah rusak parah alih-alih hanya rusak seperti yang dibayangkannya saat merasa kalau mobilnya masih bisa berjalan dengan sangat normal ketika masih dikemudikan Anna. “Jangan khawatir, aku akan menghubungi pihak asuransi,” ucap Orin sambil tersenyum kaku saat melihat Anna tampak merasa bersalah memandangi mobilnya juga. Anna tahu kalau Orin sebenarnya hanya ingin membuatnya merasa tenang. Ia tahu kalau pihak asuransi tidak akan mengganti kerusa
Anna hampir tidak bisa mengendalikan diri saat Jeany tak henti-hentinya mengatainya dengan kalimat merendahkan sampai harus menghina status keluarga Briel yang dianggapnya terlalu menyedihkan. Jeany menganggap keluarga Briel terlalu berambisi sampai sang kakak membawa masuk adiknya juga ke agensi hanya demi mengubah nasib dari kehidupan mereka. “Mengubah nasib demi kehidupan?” Anna membelalakkan mata, merasa tidak terima dengan kalimat menghina yang baru saja Jeany lontarkan padanya. Ia hampir melanjutkan protesnya saat Thomas berbicara tepat sebelum dirinya. “Anda sudah melihat videonya?” Thomas berkata dengan nada halus yang terkesan memaksa diri untuk terlihat bersabar dalam menghadapi kekonyolan Jeany dalam menilai sebuah bakat. “Aku lebih suka menonton acara komedi dibandingkan harus menonton sebuah lelucon murahan yang tak berarti.” Jawaban Jeany membuat Thomas mengernyitkan dahi, lalu menoleh pada Vinicius saat mengira sahabatnya itu mempertontonkan bagian yang salah dari pe
Walau sudah Jeany ancam, ketiga sekuriti masih bergeming. Sebenarnya bukan karena status Thomas sebagai juru bicara Anna lah yang membuat ketiga sekuriti itu ragu. Pada dasarnya mereka memang menghormati Thomas sebagai seorang pribadi daripada statusnya. Walau tampak angkuh —seperti CEO asli Wright Entertainment—, Thomas merupakan pribadi yang perhatian pada semua orang dalam agensi. Selain itu, sudah belasan tahun Thomas bekerja di Wright Entertainment dan mereka tahu pencapaian yang sudah Thomas raih hingga membantu membuat agensi semakin besar dan semakin memiliki nama baik, yang pada akhirnya berimbas pada para karyawan di sana. Nama besar Wright Entertainment membuat para karyawan merasa bangga telah menjadi bagian dalam perusahaan ternama itu. Hal itulah menjadi salah satu alasan yang cukup untuk membuat mereka segan pada Thomas. Dari desas desus yang beredar luas di dalam perusahaan, mereka juga tahu Thomas berhenti bukan karena telah melakukan sebuah kejahatan, namun hanya ka
“Sampai kapan Ayah membiarkanku dalam tekanan seperti ini? Kenapa Ayah tidak bisa menyingkirkan Rain yang hanyalah seorang asisten?” Rengek Jeany di telepon, di ruang kerjanya. Mengira Rudolf Wright akan khawatir setelah mendengar aduannya, Jeany tidak menyangka akan mendapat bentakan dari ayahnya. [“Sudah Ayah katakan untuk tidak berurusan dulu dengan mereka, kan?! Baik Elvin, Rain, atau siapapun itu yang berhubungan dengan keluarga kita. Baik sengaja atau tidak, jangan sampai kau memiliki masalah dengan mereka, Ayah sudah pernah memintamu untuk menahan diri terlebih dahulu! Kau lupa?”] Jeany langsung terdiam mendengar Rudolf yang biasanya selalu berbicara lembut padanya kali ini berbicara dengan suara keras dan nada marah yang sangat jelas didengarnya. [“Tunggu sebentar lagi sampai Simon kembali dari Eropa. Ayah sedang menyusun sebuah rencana yang akan membuat kita menguasai Wright Group.”] Rudolf Wright baru berbicara agak lembut setelah tidak mendengar tanggapan dari putrinya,
Anna mendapatkan sebuah peran lagi setelah mengikuti audisi. Kali ini, setelah berhasil membuat semua aktor dan aktris muda terpana di audisi pertamanya saat mendapatkan peran sebagai pengawal seorang pangeran, Anna mendapatkan banyak ucapan selamat dari para aktor dan aktris muda yang kini mulai menjadikannya panutan. Anna merasa senang dengan perubahan sikap mereka. Bukan karena pujian-pujian yang mereka lontarkan, namun karena ingat jika ‘Anna’ akan mendapatkan banyak kehangatan seperti yang kini didapatkannya saat mereka sudah kembali ke tubuh mereka masing-masing nanti. “Ku harap sikap mereka tidak berubah saat ‘Anna’ sudah kembali ke tubuh aslinya nanti,” batin Anna sambil membalas sapaan para aktor dan aktris muda yang sedang berpamitan pulang padanya. “Mau pulang bersamaku?” tanya Kiara saat bertemu Anna di depan pintu aula. Ia sebenarnya berharap jika Anna mau menerima tawarannya. Anna bisa melihat harapan itu dari sorot matanya. Anna mematikan layar ponsel setelah membaca
Saat sedang berjalan menuju tempat perhentian bus, Anna bertemu dengan Richard Lee yang sejak tadi menunggunya di sana, tahu kalau Anna akan pulang menaiki bus menurut informasi yang sudah dicarinya di agensi tadi setelah kesulitan mendekati Anna yang selalu pergi bersama Kiara Londin, wanita muda yang pernah mengancam Richard saat hendak membawa Anna secara paksa beberapa hari lalu. Awalnya Richard menyapa Anna baik-baik dan meminta maaf atas paksaannya waktu itu. Namun sikap jahat Richard akhirnya kembali terlihat saat Anna menolak ajakannya untuk pulang bersama. “Aku akan pergi bersamamu saat Tuan Thiago sudah memberikan waktu bagiku untuk menemuinya,” sahut Anna ketus sembari memberikan senyum jijik padanya. Mendapat penolakan yang bukan hanya dari kata-kata namun juga dari tatapan mata dan senyuman menghina, Richard bertambah geram. Ia hendak merangkul Anna untuk kemudian membawa paksa ke mobilnya, namun seseorang tiba-tiba muncul dan langsung memukul wajahnya. Setelah memukul