Pria itu menggenggam pergelangan tangannya. "Aku memperlakukanmu dengan sangat, sangat baik. Aku akan memberikan apa pun yang kamu inginkan, bahkan aku bisa memberikan nyawaku untukmu. Oke?"Akan tetapi, Alya seolah-olah tidak mendengar perkataannya dan mengulurkan tangan untuk menyentuh keningnya. Demamnya perlahan sudah turun, tetapi masih cukup panas hingga Rizki masih bisa mengatakan omong kosong seperti memberikan nyawanya."Nggak," tolak Alya dengan wajah datar, dia terus mengelapnya dengan alkohol.Ketika mencapai bagian belakang lengannya, Alya berpikir sejenak dan berkata, "Angkat lenganmu dan berbaliklah, aku akan mengelap punggungmu."Jika Rizki masih belum bangun, dia akan melakukannya sendiri.Namun, karena Rizki sudah bangun, dia suruh saja pria ini berbalik sendiri untuk menghemat tenaga.Akan tetapi, Rizki masih saja tidak bergerak. Alya pun mendesaknya, "Ayo cepat."Rizki yang berbaring tidak bergerak, akhirnya mengangkat tangannya. Alya menunggunya berbalik, tetapi te
Habis mencium langsung pingsan?Masih ada kehangatan yang tersisa di bibirnya, bahkan bibirnya agak bengkak. Namun, orang yang menyebabkan hal ini barusan, sekarang sudah pingsan di sofa dan sama sekali tidak bergerak.Alya menyipitkan matanya, mengamati wajah tampan Rizki.Dari tadi orang ini tidak apa-apa, tetapi begitu dia mendorongnya, orang ini langsung pingsan?Alya menepuk-nepuk pipinya. "Jangan pura-pura, ayo bangun."Orang yang ditepuk-tepuk ini sama sekali tidak bereaksi. Alya menyentuh keningnya dan menemukan bahwa Rizki demam lagi.Mungkinkah ciuman tadi terlalu intens, sehingga ....Mengingat betapa bergairahnya Rizki tadi, jika Rizki tidak tiba-tiba pingsan, mungkin malam ini Alya sudah benar-benar diganyang olehnya.Alya menggigit bibirnya, merasa agak menyesal.Bagaimana bisa dia ... menyerahkan dirinya begitu saja?Tiba-tiba, dia teringat dengan Citra yang berkata bahwa dia masih menyukai Rizki. Raut wajahnya pun dalam sekejap berubah.Mungkinkah dia benar-benar masih
Hanya adegan tertentu yang membekas di ingatannya.Contohnya, saat Alya menutup pintu dan meninggalkannya di luar, lalu membuka pintu lagi dan menyuruhnya masuk.Atau saat Alya mengambil selimut dari tempat tidur dan memberikannya padanya, tetapi dia tidak menerimanya.Juga, saat dia gemetar sambil mencium kening Alya. Kemudian ... saat mereka berdua saling terjalin dan berciuman dengan penuh gairah.Ciuman yang intens ....Adegan itu terus berputar dalam kepala Rizki, membuat dadanya perlahan menghangat.Memikirkan adegan itu, Rizki pun menyentuh ujung bibirnya.Bibirnya melengkung menjadi senyuman yang indah. Semalam, dia dapat merasakan bahwa Alya merespons ciumannya.Dengan kata lain, Alya sebenarnya tidak sebenci itu padanya, 'kan?Memikirkan hal ini saja sudah membuat Rizki merasa lebih baik. Sakit kepala dan ketidaknyamanan di dadanya tadi, sekarang sudah sepenuhnya menghilang.Alya, Aci ....Sebelumnya dia sudah memutuskan, bahwa selama Alya menunjukkan sedikit kepedulian padan
Alya mengernyit melihat tingkah lakunya."Kamu ngapain?"Rizki tidak menjawab dan maju beberapa langkah untuk mendekatinya. Melihat ini, Alya refleks melangkah mundur.Namun, Rizki tidak berhenti dan terus mempersempit jarak mereka, hingga akhirnya punggung Alya pun menempel pada lemari di pintu masuk. Untuk menjaga jarak, dia terpaksa sedikit mencondongkan tubuhnya ke belakang.Tangan besar pria itu jatuh di pinggangnya, mata Rizki menggelap saat menatapnya."Karena kamu nggak mau menahanku untuk tinggal, maka aku terpaksa membuat diriku sendiri tinggal."Alya tak bisa berkata-kata.Pria ini benar-benar tak tahu malu.Ketika dia tengah berpikir, tangan Rizki yang berada di pinggangnya seketika sedikit berpindah ke atas.Dalam sekejap Alya menjadi waspada, mata indahnya langsung melebar."Kamu mau apa?"Rizki menundukkan kepalanya dan terkekeh dengan lembut di dekat lehernya. Napasnya yang hangat terus menerpa lehernya, membuatnya merasa sangat gatal."Aci," panggil Rizki, suaranya san
Urusan penting apa yang perlu dia tangani?Sesaat berikutnya, Alya teringat dengan kejadian semalam. Mungkinkah Rizki mau menemui Hana untuk membereskan masalah tersebut?Pertama-tama, apakah dia bisa melakukannya atau tidak adalah satu hal. Apakah Rizki benar-benar bisa melawan penyelamat nyawanya?Dulu Hana juga pernah membantunya, Alya pun telah membayar utang budinya itu selama 5 tahun dan memenuhi begitu banyak persyaratannya. Apalagi, Hana juga pernah menyelamatkan nyawa Rizki, bagaimana bisa Rizki melunasi utang budi itu?Sayangnya, utang budi tidak bisa dibayar hanya dengan uang.Ketika Alya tengah melamun, seseorang tiba-tiba berjalan ke depannya. Sebelum dia sempat bereaksi, orang itu menunduk dan mencium keningnya.Melihat ini, Maya cepat-cepat menutup matanya dengan tangan dan berpura-pura malu.Satya tercengang di tempat.Mereka tidak menyangka bahwa hanya setelah satu malam, kemajuan hubungan Mama dan Paman RezekiMalam sudah secepat ini.Jangankan Satya, bahkan Alya sendi
Tidak apa-apa kalau mereka hanya lupa memberitahunya, tetapi sekarang, mereka tidak memberitahunya karena takut membuatnya sedih. Hal ini membuat hati Alya makin sakit.Anak-anak yang dia besarkan dengan sepenuh hati telah dibicarakan seperti itu oleh orang lain, tetapi kedua anak ini masih sangat perhatian terhadap perasaannya.Memikirkan hal ini, Alya tak bisa menahan getaran dan kebasahan di matanya.Akan tetapi, Maya mendongak dengan wajah penuh harapan dan berkata, "Tapi Mama, sekarang kita nggak usah khawatir lagi. Aku dan Kakak akan segera punya papa. Kalau guru kelas kecil itu bicara buruk tentang Maya dan Kakak lagi, Maya akan meminta Papa untuk mengusir orang jahat itu pergi."Anak-anak masih sangat muda, cara berpikir mereka sangatlah polos.Sebenarnya Alya tahu, bahwa kedua anak ini hanya tidak mau merepotkannya. Mereka selalu memikirkannya, itulah kenapa mereka merahasiakan hal ini darinya.Mereka masih sekecil ini tetapi mereka sudah seperti ini, bagaimana dengan nanti?S
Ternyata, Hana juga telah meminum obat itu. Setelah dia keluar dan mengejar Rizki kemarin, efek obat itu mulai bekerja saat dia sedang sendiri di jalan. Kemudian, dia bertemu dengan seorang pria yang berada di dekat sana. Melihatnya berjalan terhuyung-huyung, pria itu mengira dia sedang mabuk. Pria itu pun dengan baik hati menghampirinya, menawarkan untuk mengantarnya pulang. Akan tetapi begitu pria itu mendekat untuk membantunya, Hana malah langsung menempel pada pria tersebut.Setelah itu, mereka berdua menyewa kamar bersama. Ketika Hana tersadar, dia sudah terlalu terlambat untuk menyesalinya.Dia menelepon orang tuanya, berharap kejadian ini bisa ditekan supaya tidak menyebar. Namun, ternyata, pria yang terlibat dengannya ini adalah seorang tokoh penting di Kota Juwana. Pria ini baru saja kembali dari luar negeri dan mau bertanggung jawab atas Hana.Orang tua Hana tidak berada di Kota Juwana, jadi mereka hanya bisa menyuruh sepupu mereka untuk memeriksa situasi terlebih dahulu. Nam
Ada banyak hal yang tidak berani dia katakan sebelumnya, tetapi selama hal tersebut bersangkutan dengan Alya, Cahya akan mengambil kesempatan untuk mengatakan semuanya.Contohnya seperti sekarang, dia mempertanyakan kemampuan Pak Rizki sebagai seorang pria. Akan tetapi, Rizki hanya bertanya apakah dia mau dipukul dan hanya itu saja.Biasanya, dia pasti sudah kehilangan bonus akhir tahunnya dan lain-lain. Namun, sekarang ....Cahya teringat sesuatu, sikap main-mainnya seketika menghilang dan dia menjadi serius."Mengenai Nona Hana, bagaimana Pak Rizki berencana menanganinya?"Saat ini, Cahya membetulkan posisi kacamatanya dan melanjutkan, "Sebenarnya kalau dilihat dari situasi saat ini, tanpa melakukan apa-apa pun, Nona Hana seharusnya nggak akan berani menempel pada Pak Rizki lagi. Beritanya sudah tersebar, pria yang terlibat dengannya itu juga sudah mengumumkan bahwa dia akan bertanggung jawab. Sepertinya, perusahaan keluarga pria itu menyadari sumber daya dan koneksi yang dimiliki Ke