Setelah kembali ke kamarnya sendiri, suasana akhirnya menjadi tenang.Dia sampai ketiduran saat menunggu Rizki tadi. Namun, sekarang setelah pria itu baik-baik saja, dia malah tidak bisa tenang sedikit pun.Alya berbaring di tempat tidur. Sekarang sudah jamnya untuk tidur, tetapi dia tidak dapat menahan dirinya untuk mengingat kembali kejadian hari ini.Rizki telah terpengaruh oleh suatu obat yang diberikan Hana, lalu datang berlari ke rumahnya. Artinya, Rizki tidak mau sampai terjadi apa-apa di antara dirinya dan Hana.Dulu Alya tidak akan memercayai hal ini. Lagi pula, yang dulu sampai menawarkan cerai demi wanita itu adalah Rizki. Meskipun sejak awal mereka menjalani pernikahan palsu, waktu itu perasaan Rizki padanya sudah sangat jelas.Akan tetapi, kenapa tidak ada yang terjadi di antara Rizki dan Hana?Alya sampai berpikir seperti ini karena bila memang ada sesuatu di antara mereka, maka Hana tidak akan sampai mengambil tindakan sedrastis ini terhadap Rizki.Dia tadinya ingin meny
Alya membalas, "Aku ....""Apa kamu akan membantahku dengan alasan bahwa dia adalah ayah dari anak-anakmu, makanya kamu membiarkannya masuk?"Untuk sejenak Alya tidak bisa berkata-kata, tidak menyangka bahwa sahabatnya dapat menebak apa yang akan dia katakan.Dia pun merapatkan bibirnya dan tidak menjawab."Kalau kamu nggak menjawab, artinya kamu mengakuinya, 'kan? Kalau karena dia adalah ayah dari anak-anakmu, seharusnya kamu nggak menolongnya, 'kan? Bukankah kamu selalu takut dia akan merebut anak-anakmu? Kalau dia benar-benar jatuh ke dalam perangkap Hana, maka dia dan Hana akan menjadi sepasang kekasih. Kemudian kalau Hana melahirkan, maka mereka akan memiliki anak sendiri. Saat itu, apa Rizki masih akan memperebutkan anak-anakmu?"Alya masih terdiam dan menyadari bahwa perkataan Citra benar.Jika malam ini Rizki jatuh ke dalam perangkap itu, maka di antara Rizki dan Hana ....Begitu mereka punya anak sendiri, mereka mungkin tidak akan memikirkan Maya dan Satya lagi.Akan tetapi ..
Alya kira dia sudah salah dengar.Tidak ada yang salah dengan pertanyaannya yang pertama, tetapi apa yang pria ini pikirkan ketika mengatakan pertanyaan yang kedua?"Tidur di kamarku? Apa kamu tahu apa yang baru saja kamu katakan?"Alya menatapnya, tak bisa berkata-kata. "Apa kamu kira setelah aku menandatangani kontrak itu, hubungan kita jadi kembali seperti dulu lagi?""Nggak." Rizki menurunkan pandangannya, bergumam, "Hanya saja aku terlalu lama basah kuyup, suhu di luar juga dingin.""Kalau dingin, bukankah kamu bisa pakai selimut saja?"Setelah mengatakan itu, Alya berbalik dan membuka lemari, bermaksud untuk mengambilkannya selimut. Namun, begitu lemarinya dibuka, di dalamnya ternyata kosong.Dia hanya menyiapkan satu selimut ekstra untuk mencegah situasi tak terduga dan selimut itu sudah dia berikan pada Rizki. Jika selimut itu masih tidak cukup untuknya ....Alya berbalik dengan marah dan mengambil selimutnya sendiri untuk Rizki."Nih, dua selimut seharusnya cukup, 'kan? Sekara
Pria itu menggenggam pergelangan tangannya. "Aku memperlakukanmu dengan sangat, sangat baik. Aku akan memberikan apa pun yang kamu inginkan, bahkan aku bisa memberikan nyawaku untukmu. Oke?"Akan tetapi, Alya seolah-olah tidak mendengar perkataannya dan mengulurkan tangan untuk menyentuh keningnya. Demamnya perlahan sudah turun, tetapi masih cukup panas hingga Rizki masih bisa mengatakan omong kosong seperti memberikan nyawanya."Nggak," tolak Alya dengan wajah datar, dia terus mengelapnya dengan alkohol.Ketika mencapai bagian belakang lengannya, Alya berpikir sejenak dan berkata, "Angkat lenganmu dan berbaliklah, aku akan mengelap punggungmu."Jika Rizki masih belum bangun, dia akan melakukannya sendiri.Namun, karena Rizki sudah bangun, dia suruh saja pria ini berbalik sendiri untuk menghemat tenaga.Akan tetapi, Rizki masih saja tidak bergerak. Alya pun mendesaknya, "Ayo cepat."Rizki yang berbaring tidak bergerak, akhirnya mengangkat tangannya. Alya menunggunya berbalik, tetapi te
Habis mencium langsung pingsan?Masih ada kehangatan yang tersisa di bibirnya, bahkan bibirnya agak bengkak. Namun, orang yang menyebabkan hal ini barusan, sekarang sudah pingsan di sofa dan sama sekali tidak bergerak.Alya menyipitkan matanya, mengamati wajah tampan Rizki.Dari tadi orang ini tidak apa-apa, tetapi begitu dia mendorongnya, orang ini langsung pingsan?Alya menepuk-nepuk pipinya. "Jangan pura-pura, ayo bangun."Orang yang ditepuk-tepuk ini sama sekali tidak bereaksi. Alya menyentuh keningnya dan menemukan bahwa Rizki demam lagi.Mungkinkah ciuman tadi terlalu intens, sehingga ....Mengingat betapa bergairahnya Rizki tadi, jika Rizki tidak tiba-tiba pingsan, mungkin malam ini Alya sudah benar-benar diganyang olehnya.Alya menggigit bibirnya, merasa agak menyesal.Bagaimana bisa dia ... menyerahkan dirinya begitu saja?Tiba-tiba, dia teringat dengan Citra yang berkata bahwa dia masih menyukai Rizki. Raut wajahnya pun dalam sekejap berubah.Mungkinkah dia benar-benar masih
Hanya adegan tertentu yang membekas di ingatannya.Contohnya, saat Alya menutup pintu dan meninggalkannya di luar, lalu membuka pintu lagi dan menyuruhnya masuk.Atau saat Alya mengambil selimut dari tempat tidur dan memberikannya padanya, tetapi dia tidak menerimanya.Juga, saat dia gemetar sambil mencium kening Alya. Kemudian ... saat mereka berdua saling terjalin dan berciuman dengan penuh gairah.Ciuman yang intens ....Adegan itu terus berputar dalam kepala Rizki, membuat dadanya perlahan menghangat.Memikirkan adegan itu, Rizki pun menyentuh ujung bibirnya.Bibirnya melengkung menjadi senyuman yang indah. Semalam, dia dapat merasakan bahwa Alya merespons ciumannya.Dengan kata lain, Alya sebenarnya tidak sebenci itu padanya, 'kan?Memikirkan hal ini saja sudah membuat Rizki merasa lebih baik. Sakit kepala dan ketidaknyamanan di dadanya tadi, sekarang sudah sepenuhnya menghilang.Alya, Aci ....Sebelumnya dia sudah memutuskan, bahwa selama Alya menunjukkan sedikit kepedulian padan
Alya mengernyit melihat tingkah lakunya."Kamu ngapain?"Rizki tidak menjawab dan maju beberapa langkah untuk mendekatinya. Melihat ini, Alya refleks melangkah mundur.Namun, Rizki tidak berhenti dan terus mempersempit jarak mereka, hingga akhirnya punggung Alya pun menempel pada lemari di pintu masuk. Untuk menjaga jarak, dia terpaksa sedikit mencondongkan tubuhnya ke belakang.Tangan besar pria itu jatuh di pinggangnya, mata Rizki menggelap saat menatapnya."Karena kamu nggak mau menahanku untuk tinggal, maka aku terpaksa membuat diriku sendiri tinggal."Alya tak bisa berkata-kata.Pria ini benar-benar tak tahu malu.Ketika dia tengah berpikir, tangan Rizki yang berada di pinggangnya seketika sedikit berpindah ke atas.Dalam sekejap Alya menjadi waspada, mata indahnya langsung melebar."Kamu mau apa?"Rizki menundukkan kepalanya dan terkekeh dengan lembut di dekat lehernya. Napasnya yang hangat terus menerpa lehernya, membuatnya merasa sangat gatal."Aci," panggil Rizki, suaranya san
Urusan penting apa yang perlu dia tangani?Sesaat berikutnya, Alya teringat dengan kejadian semalam. Mungkinkah Rizki mau menemui Hana untuk membereskan masalah tersebut?Pertama-tama, apakah dia bisa melakukannya atau tidak adalah satu hal. Apakah Rizki benar-benar bisa melawan penyelamat nyawanya?Dulu Hana juga pernah membantunya, Alya pun telah membayar utang budinya itu selama 5 tahun dan memenuhi begitu banyak persyaratannya. Apalagi, Hana juga pernah menyelamatkan nyawa Rizki, bagaimana bisa Rizki melunasi utang budi itu?Sayangnya, utang budi tidak bisa dibayar hanya dengan uang.Ketika Alya tengah melamun, seseorang tiba-tiba berjalan ke depannya. Sebelum dia sempat bereaksi, orang itu menunduk dan mencium keningnya.Melihat ini, Maya cepat-cepat menutup matanya dengan tangan dan berpura-pura malu.Satya tercengang di tempat.Mereka tidak menyangka bahwa hanya setelah satu malam, kemajuan hubungan Mama dan Paman RezekiMalam sudah secepat ini.Jangankan Satya, bahkan Alya sendi