"Jangan masuk."Kedengarannya dia sangat berusaha keras untuk menahan dirinya, tetapi suaranya dipenuhi dengan napas yang berat. Selain itu ....Dia sedang dipengaruhi oleh obat itu, jadi sepertinya saat ini dia sedang melakukan hal yang tidak dapat dijelaskan oleh Alya.Alya menggigit bibirnya, dia benar-benar ingin menerobos masuk dan menyeret pria itu keluar.Dia menahan dirinya untuk sejenak, tetapi dia tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Kamu ... gunakan saja air dingin, jangan lakukan hal aneh di dalam sana."Namun, yang menjawabnya adalah suara desahan yang tercampur dengan suara air.Alya tercengang."Rizki, kamu dengar perkataanku nggak?""Rizki!"Mau dipanggil seperti apa pun, pria itu tetap tidak meresponsnya. Sepertinya dia telah memutuskan untuk tidak memedulikannya. Atau mungkin, dia sekarang sedang terlalu sibuk untuk memedulikannya.Alya sangat marah, tetapi dia tahu bahwa tidak ada gunanya memanggilnya terus. Akhirnya, dia hanya bisa menyerah.Dia berbalik dan per
"Apa?"Karena suara percikan air dan suara Rizki yang sangat kecil, Alya untuk sesaat tidak mendengar apa yang Rizki katakan.Dia harus berjongkok dan bertanya lagi, "Tadi kamu bilang apa?"Mata hitam Rizki terpaku padanya."Itu baju dari mana?"Di rumah Alya tidak ada pria dewasa, jadi dari mana Alya mendapatkan baju pria ini?Kali ini Alya mendengarnya dengan jelas. Dia terdiam, sebelum dia sempat menjawab, dia mendengar Rizki berkata dengan nada merajuk, "Kalau itu punya orang lain, aku nggak mau."Alya tak bisa berkata-kata.Dari ekspresi dan nada bicaranya, sepertinya Rizki mengira baju ini milik orang lain.Karena itulah Rizki tidak mau mengenakannya?Mendengar ini, Alya langsung mencibir di depannya, "Oke, kalau kamu nggak mau memakainya, kamu terus duduk saja di sana. Aku nggak bisa melayanimu. Sekarang aku akan menelepon asistenmu dan menyuruhnya ke sini untuk menjemputmu."Malam-malam begini dia harus terus-terusan berurusan dengannya. Dia bahkan tidak bisa tidur dengan nyeny
Satu pertanyaan terus berputar di dalam pikirannya.Sebenarnya baju ini milik siapa??Alya tidak mungkin menebak dia akan datang dan menyiapkan baju ini untuknya, 'kan?Sambil berpegangan pada secercah harapan terakhirnya, Rizki pun mengganti bajunya. Kemudian ekspresinya seketika menjadi suram.Baju dan celana ini kebesaran dan menggantung longgar di tubuhnya.Satu-satunya hal yang dapat menghiburnya adalah, baju ini tidak memiliki aroma apa pun. Sepertinya baju ini tidak pernah dipakai dan hanya dicuci.Namun, begitu memikirkan bagaimana Alya telah menyiapkan baju ganti untuk pria lain, wajah Rizki seketika menggelap.Irfan ....Mungkinkah baju ini disiapkan untuknya?Apakah hubungan mereka sudah sampai sejauh itu?Api kecemburuan pun bergejolak di dada Rizki."Ngapain kamu lama-lama di dalam?"Suara Alya terdengar dari pintu dan membangunkan Rizki dari lamunannya, dia pun membuka pintu dan keluar.Ketika dia keluar, Alya meliriknya dan tampak mengerti.Sesuai dugaannya, bajunya masi
Setelah kembali ke kamarnya sendiri, suasana akhirnya menjadi tenang.Dia sampai ketiduran saat menunggu Rizki tadi. Namun, sekarang setelah pria itu baik-baik saja, dia malah tidak bisa tenang sedikit pun.Alya berbaring di tempat tidur. Sekarang sudah jamnya untuk tidur, tetapi dia tidak dapat menahan dirinya untuk mengingat kembali kejadian hari ini.Rizki telah terpengaruh oleh suatu obat yang diberikan Hana, lalu datang berlari ke rumahnya. Artinya, Rizki tidak mau sampai terjadi apa-apa di antara dirinya dan Hana.Dulu Alya tidak akan memercayai hal ini. Lagi pula, yang dulu sampai menawarkan cerai demi wanita itu adalah Rizki. Meskipun sejak awal mereka menjalani pernikahan palsu, waktu itu perasaan Rizki padanya sudah sangat jelas.Akan tetapi, kenapa tidak ada yang terjadi di antara Rizki dan Hana?Alya sampai berpikir seperti ini karena bila memang ada sesuatu di antara mereka, maka Hana tidak akan sampai mengambil tindakan sedrastis ini terhadap Rizki.Dia tadinya ingin meny
Alya membalas, "Aku ....""Apa kamu akan membantahku dengan alasan bahwa dia adalah ayah dari anak-anakmu, makanya kamu membiarkannya masuk?"Untuk sejenak Alya tidak bisa berkata-kata, tidak menyangka bahwa sahabatnya dapat menebak apa yang akan dia katakan.Dia pun merapatkan bibirnya dan tidak menjawab."Kalau kamu nggak menjawab, artinya kamu mengakuinya, 'kan? Kalau karena dia adalah ayah dari anak-anakmu, seharusnya kamu nggak menolongnya, 'kan? Bukankah kamu selalu takut dia akan merebut anak-anakmu? Kalau dia benar-benar jatuh ke dalam perangkap Hana, maka dia dan Hana akan menjadi sepasang kekasih. Kemudian kalau Hana melahirkan, maka mereka akan memiliki anak sendiri. Saat itu, apa Rizki masih akan memperebutkan anak-anakmu?"Alya masih terdiam dan menyadari bahwa perkataan Citra benar.Jika malam ini Rizki jatuh ke dalam perangkap itu, maka di antara Rizki dan Hana ....Begitu mereka punya anak sendiri, mereka mungkin tidak akan memikirkan Maya dan Satya lagi.Akan tetapi ..
Alya kira dia sudah salah dengar.Tidak ada yang salah dengan pertanyaannya yang pertama, tetapi apa yang pria ini pikirkan ketika mengatakan pertanyaan yang kedua?"Tidur di kamarku? Apa kamu tahu apa yang baru saja kamu katakan?"Alya menatapnya, tak bisa berkata-kata. "Apa kamu kira setelah aku menandatangani kontrak itu, hubungan kita jadi kembali seperti dulu lagi?""Nggak." Rizki menurunkan pandangannya, bergumam, "Hanya saja aku terlalu lama basah kuyup, suhu di luar juga dingin.""Kalau dingin, bukankah kamu bisa pakai selimut saja?"Setelah mengatakan itu, Alya berbalik dan membuka lemari, bermaksud untuk mengambilkannya selimut. Namun, begitu lemarinya dibuka, di dalamnya ternyata kosong.Dia hanya menyiapkan satu selimut ekstra untuk mencegah situasi tak terduga dan selimut itu sudah dia berikan pada Rizki. Jika selimut itu masih tidak cukup untuknya ....Alya berbalik dengan marah dan mengambil selimutnya sendiri untuk Rizki."Nih, dua selimut seharusnya cukup, 'kan? Sekara
Pria itu menggenggam pergelangan tangannya. "Aku memperlakukanmu dengan sangat, sangat baik. Aku akan memberikan apa pun yang kamu inginkan, bahkan aku bisa memberikan nyawaku untukmu. Oke?"Akan tetapi, Alya seolah-olah tidak mendengar perkataannya dan mengulurkan tangan untuk menyentuh keningnya. Demamnya perlahan sudah turun, tetapi masih cukup panas hingga Rizki masih bisa mengatakan omong kosong seperti memberikan nyawanya."Nggak," tolak Alya dengan wajah datar, dia terus mengelapnya dengan alkohol.Ketika mencapai bagian belakang lengannya, Alya berpikir sejenak dan berkata, "Angkat lenganmu dan berbaliklah, aku akan mengelap punggungmu."Jika Rizki masih belum bangun, dia akan melakukannya sendiri.Namun, karena Rizki sudah bangun, dia suruh saja pria ini berbalik sendiri untuk menghemat tenaga.Akan tetapi, Rizki masih saja tidak bergerak. Alya pun mendesaknya, "Ayo cepat."Rizki yang berbaring tidak bergerak, akhirnya mengangkat tangannya. Alya menunggunya berbalik, tetapi te
Habis mencium langsung pingsan?Masih ada kehangatan yang tersisa di bibirnya, bahkan bibirnya agak bengkak. Namun, orang yang menyebabkan hal ini barusan, sekarang sudah pingsan di sofa dan sama sekali tidak bergerak.Alya menyipitkan matanya, mengamati wajah tampan Rizki.Dari tadi orang ini tidak apa-apa, tetapi begitu dia mendorongnya, orang ini langsung pingsan?Alya menepuk-nepuk pipinya. "Jangan pura-pura, ayo bangun."Orang yang ditepuk-tepuk ini sama sekali tidak bereaksi. Alya menyentuh keningnya dan menemukan bahwa Rizki demam lagi.Mungkinkah ciuman tadi terlalu intens, sehingga ....Mengingat betapa bergairahnya Rizki tadi, jika Rizki tidak tiba-tiba pingsan, mungkin malam ini Alya sudah benar-benar diganyang olehnya.Alya menggigit bibirnya, merasa agak menyesal.Bagaimana bisa dia ... menyerahkan dirinya begitu saja?Tiba-tiba, dia teringat dengan Citra yang berkata bahwa dia masih menyukai Rizki. Raut wajahnya pun dalam sekejap berubah.Mungkinkah dia benar-benar masih