Share

Bab 255

Di balik kacamatanya yang berbingkai emas, Alya dapat melihat sepasang mata yang dalam dan berkabut. Alya tidak dapat mengerti apa yang sedang dipikirkannya.

Sementara itu, Irfan masih mempertahankan senyum di wajahnya.

Setelah bertatapan dengan Alya untuk beberapa saat, Irfan pun mengangkat alisnya.

"Ada apa?"

Alya menunduk dan tidak menjawab pertanyaan tersebut.

Namun, dia juga tidak lagi meminta untuk menemui sang nenek. Dia dengan tenang membiarkan suster tersebut memasangkannya infus lagi. Rasa sakit yang menyebar dari tangannya pun membuat Alya menjadi lebih awas.

Setelah suster itu pergi, hanya mereka berdualah yang ada di dalam kamar. Ini merupakan waktu yang tepat untuk membicarakan beberapa hal.

Saat Alya sedang merasa bingung dan tidak tahu bagaimana dia harus memulai pembicaraan, Irfan tiba-tiba membungkuk di depannya. Pria itu mengeluarkan selembar sapu tangan bersih dari dalam sakunya, lalu dengan lembut mengelap bekas darah yang tadi mengucur keluar saat infusnya tidak s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status