Share

Bab 6. Pelayan Julid

Tampak sekali Mario masih  ragu dan bingung dengan rencana tuannya itu, namun Diego tersenyum sebagai reaksi atas kebimbangan dari orang kepercayaannya itu.

“Aku percaya, Elena pasti bisa. Asal kamu mau membimbingnya dengan sabar dan sungguh-sungguh.”

Diego berkata dengan kesungguhan di wajahnya, ia juga menatap Mario dengan tatapan yang penuh keyakinan.

“Baiklah, Tuan. Saya akan mengerahkan segenap kemampuan saya untuk menangani hal ini. Saya permisi, untuk segera mencatatkan pernikahan Anda dan nona Elena.”

Diego mengangguk, Mario segera berbalik dan keluar dari ruangan sang bos. Hari itu kediaman Rodriguez cukup sibuk, Mia mengerahka para pelayan untuk bekerja ekstra. Sejak pagi-pagi buta kesibukan di kediaman mewah itu sudah terlihat, terutama sekali di bagian dapur. Beberapa pelayan yang biasanya mengerjakan bagian lain turut diperbantukan ke dapur.

“Sebenarnya mau ada acara apa sih? Kok sibuk sekali, apa tuan akan mengadakan jamuan besar?” tanya Dona, salah seorang pelayan wanita yang bekerja di bagian dapur.

“Benar, nanti malam akan ada jamuan besar,” jawab pelayan yang lain, mereka berbisik-bisik disela kesibukan.

“Iya jamuan besar dalam rangka apa? Apakah jamuan keluarga?” tanya Dona penasaran.

“Mana aku tahu, tanya aja sana Mia. Tugasku hanya bantu-bantu di sini.”

“Kalian bisik-bisik apa? Jangan ngerumpi! Cepat selesaikan, masih banyak kerjaan lain yang menunggu.”

Seorang pria mengenakan seragam juru masak mengingatkan pelayan-pelayan lain yang sedang bekerja sesuai arahannya. Dia adalah Jose, juru masak andalan di kediaman Rodriguez.

“Maaf Jose, aku izin ke kamarku sebentar, kepalaku agak pusing.”

Dona mendekati Jose sambil memegangi kepalanya. Jose terdiam sejenak sambil mengamati wanita di hadapannya.

“Kamu beneran sakit, Dona? Awas kalau aku tahu kamu berpura-pura.”

“Ya ampun Jose, buat apa pura-pura sakit. Kepalaku beneran sangat pusing, sepertinya aku akan demam.”

“Ya sudah, kamu temui Mia untuk minta obat sekalian minta izin untuk istirahat, tolong bilang Mia agar dikirim satu pelayan lagi ke dapur.”

“Baik Jose, gracias. Kamu memang koki andalan sejagat raya.”

Dona tersenyum, lalu melangkah meninggalkan ruang dapur. Jose hanya menghela napas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia sudah cukup lama bekerja di kediaman Rodriguez, tidak berselang lama dengan Mia. Namun kecintaannya memasak, membuatnya memilih untuk tetap bertahan sebagai juru masak, dibanding menjadi kepala pelayan. Itu sebabnya ia menyerahkan tugas menjadi pimpinan pelayan kepada Mia, karena ia sendiri tidak mempunyai cukup kesabaran menghadapi para pelayan culas, seperti Dona.  

Dona berjalan dengan mengedarkan seluruh pandangannya, hampir semua sudut ruangan dihias dengan dekorasi bunga-bunga yang cantik.

“Ada apa sebenarnya? Seperti mau ada pesta,” gumam Dona. Ia mencoba bertanya kepada beberapa orang yang sedang membuat dekorasi, namun mereka hanya menggeleng.

Dona melangkah tanpa memperhatikan sekeliling, tatapnnya terpaku pada dekorasi - dekorasi yang belum selesai itu hingga tanpa sadar ia menabrak pelayan lain yang membawa tumpukan pakaian di tangannya.

“Argh!”

Seorang wanita muda yang ditubruk Dona berteriak, tumpukan pakaian yang dibawanya pun ikut jatuh berantakan.

“Oops! Maaf. Aku nggak sengaja,” ujar Dona yang juga jatuh terduduk.

“Bisa gak sih kamu hati-hati jalannya. Kalau gaun nyonya kotor, aku bisa kena marah Mia.”

Pelayan muda itu menggerutu sambil membereskan kembali pakaian yang dibawanya. Ia tidak menyadari jika Dona terbelalak mendengar ucapannya.

“Oh, aku ... Kepalaku agak pusing makanya tidak fokus. Aku sedang mencari Mia untuk meminta obat dan izin. Apa kamu melihat Mia?”

“Mia sedang menemui tuan di kamar utama, kamu tunggu saja jika ada perlu dengannya.”

Pelayan muda itu segera bangkit dan bergegas melangkah, namun Dona mengejar dan menghentikannya.

“Tunggu-tunggu ....”

“Kamu mau apa? Kenapa menahan jalanku? Bukankah kamu mencari Mia?” tanya pelayan muda itu keheranan dengan sikap Dona.

“I-iya ... Tapi tadi kamu bilang itu pakaian-pakaian nyonya? Maksudmu Nyonya ....”

“Nyonya Rodriguez lah, memang nyonya apa? Ini kan kediaman Rodriguez, masa nyonya Carlos.”

Belen berseloroh sambil tertawa kecil. Ia adalah pelayan muda yang ditempatkan di bagian laundry, mengurus pakaian tuan mereka adalah tugasnya. Belen bukan tidak tahu jika Dona adalah pelayan dari bagian dapur, dan sudah menjadi rahasia umum dikalangan para pelayan, kalau pelayan-pelayan dapur suka sekali bergosip.

Dona tertegun, ‘nyonya Rodriguez? Apa maksudnya nyonya Emma Rodriguez? Apa nyonya Emma akan tinggal di sini lagi?’

Dona menoleh ke kanan dan ke kiri, setelah merasa aman ia segera menyelinap ke sebuah ruang kosong yang sepi. Wanita itu segera mengeluarkan ponselnya dan mendial nomor seseorang.

“Halo Dona, ada apa kamu menghubungiku?!”

Terdengar suara seorang wanita di ujung sana. Suara itu terdengar acuh dan ketus.

“Ehm, Nyonya, saya mau mengonfirmasi ....”

“Konfirmasi apa? Bicara yang jelas Dona, jangan buang-buang waktu saya!”

“Oh, i-iya Nyonya. Apa Nyonya akan kembali ke sini dan mengadakan pesta nanti malam?”

“Apa? Pesta? Apa maksudmu?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status