Share

Bab 5. Persiapan

Nyonya Victoria menatap benda yang digenggam kepala pelayannya itu. “Cincin ...?” Wanita itu bergumam sambil mengamati cicin bermatakan berlian itu, “sepertinya ini cincin Elena.”

“Benar, Nyonya. Itu cincin pernikahan Elena dengan tuan muda.” Carmen menjawab dengan suara yang rendah.

“Bagaimana bisa ada padamu?” tanya Nyonya Victoria heran.

Dengan cepat, Carmen pun menceritakan bagaimana ia menemukan cincin itu.

Bermula saat ia kembali ke kamar Elena untuk menyeretnya ke dapur, karena telah lama ditunggu-tunggu namun perempuan itu tidak juga datang, Carmen berpikir Elena sedang tidur, karenanya ia segera masuk ke dalam kamar yang tidak dikunci itu. Ternyata wanita itu tidak menemui siapa-siapa.

Carmen mencari Elena ke setiap sudut kamar, namun tetap tidak menemukannya, dan tanpa sengaja ia melihat cincin itu tergeletak di meja rias Elena.

“Hmm, sepertinya Elena pergi.” Nyonya Victoria menghela napas lalu menoleh pada putranya yang mulai mabuk.

“Benar, Nyonya. Dan dia tidak membawa apapun.”

“Carmen, cepat bawa tuan muda ke kamar, sebelum dia nyerocos yang nggak jelas.” Nyonya Victoria menjadi khawatir melihat putranya yang sudah mabuk berat.

Raul merangkul Beatriz yang dikiranya adalah Elena. “Sudahlah Elena, lupakan semuanya, sekarang mari kita minum.”

“Aku Beatriz, Raul. Sejak kapan namaku berubah jadi Elena?!” Beatriz protes dengan wajah kesal.

“Maaf Nona Beatriz, tuan muda sudah sangat mabuk, biar kami bawa ke kamar untuk beristirahat.”

Carmen memerintahkan dua orang pelayan laki-laki untuk memapah Raul ke kamarnya. Terdengar ocehan yang tidak jelas dari mulut Raul.

“Tante, Elena itu siapa?” Beatriz mendekati nyonya Victoria. Wanita itu sedikit terkejut, namun kemudian ia tersenyum.

“Bukan siapa-siapa,” jawab nyonya Victoria ramah, “oya Beatriz, sudah larut malam, kamu juga harus beristirahat.” Nyonya Victoria segera memerintahkan Carmen untuk mengantarkan Beatriz ke kamar tamu.

Nyonya victoria segera ke kamar putranya untuk melihat sendiri apa yang dilaporkan Carmen. Raul sudah tertidur pulas, ia memeriksa lemari dan barang-barang Elena, semua masih utuh. Wanita itu tertegun, Elena pergi tanpa membawa apa pun? Kemana dia pergi malam-malam begini?

Namun kemudian, wanita itu segera menepis sedikit kekhawatiran yang sempat timbul, Elena bukan anak kecil lagi, dia bisa pergi kemanapun yang dia mau.

Nyonya Victoria melihat putranya yang tergeletak di atas tempat tidur, ia merapihkan selimut putra semata wayangnya itu. Namun tiba-tiba Raul menarik tangannya.

“Elena ...”

Nyonya Victoria tertegun, mata Raul terpejam, namun ia terus memanggil-manggil nama Elena.

“Buat apa lagi kamu memanggil-manggil Elena, Raul, dia sudah pergi. Sudahlah, lupakan semua tentang perempuan itu.”  Nyonya Victoria  melepaskan tangan Raul dan segera meninggalkan kamar putranya. 

---

Di tempat lain, di sebuah kamar besar yang elegan, Elena yang semula berniat sekedar merebahkan diri, tertidur pulas di atas kasur empuk dan nyaman. Ia tak sempat lagi menyentuh makan malam yang telah disiapkan Mia di meja, bahkan tak sempat pula untuk membersihkan diri. Wanita itu sudah sangat letih, berjalan teramat jauh dengan membawa beban dan luka yang menyayat di hati.

Perlahan Elena membuka matanya ketika pintu kamar itu di buka, seorang wanita paruh baya tersenyum dan menyapanya.

“Buenos días, Elena. Kamu tidur nyenyak sekali.” Mia menyapa Elena dengan hangat. Elena tertegun namun bagai tersentak ia segera bangun dan duduk di tepi tempat tidur.

“Oh, Mia. Maaf aku ketiduran.” Elena merasa tidak enak hati dengan pelayan wanita yang baik itu.

“Semalam ketika aku kembali membawa makanan, kamu sudah tertidur pulas, nampaknya kamu sangat letih, aku tidak tega membangunkanmu, jadi makananya aku letakan di meja. Tapi sepertinya, kamu baru terbangun pagi ini.”

“Oh, iya. Semalam aku sangat lelah, semula cuma mau meluruskan tubuh, tapi malah tertidur lelap. Dan ternyata sekarang sudah pagi.”

“Tidak apa-apa, sekarang kamu mandi supaya segar, setelah itu sarapan. Nanti, akan ada perias yang akan mendandanimu untuk upacara pernikahan nanti siang.”

Elena tertegun mendengar ucapan Mia. Pernikahan? Ia kembali teringat akan pria misterius yang menawarkan pernikahan padanya tadi malam. 

Baru saja Elena akan bertanya pada Mia, namun tiba-tiba pintu diketuk. Dua orang pelayan wanita dan satu orang pelayan pria datang. Satu orang pelayan membawa makanan dan menatanya di meja, pelayan yang lainnya membawa tumpukan pakaian dan menatanya di lemari, sedangkan pelayan pria berbicara dengan Mia.

Pelayan pria itu diutus oleh Mario untuk meminta dokumen pribadi Elena untuk pencatatan pernikahan, Elena segera mengambil tasnya dan menyerahkan ID card dan dokumen pribadi miliknya pada Mia.

Setelah semua pelayan itu pergi, barulah Elena memberanikan diri untuk bertanya pada Mia mengenai tuannya. Semula Mia sedikit bingung, karena Elena tidak tahu nama lelaki yang akan menjadi suaminya, namun kemudian wanita paruh baya itu tersenyum, ia paham betul akan sifat aneh tuannya.

Mia menjelaskan bahwa lelaki yang akan dinikahi Elena adalah Diego Rodriguez, seorang pria yang baik dan bertangggung jawab.

Elena tertegun manakala Mia menanyakan asal usulnya, akhirnya Elena pun menceritakan semua tentang dirinya. Mia terkesima mendengar cerita Elena, ia segera merengkuh wanita muda yang malang itu ke pelukannya, Elena pun tak bisa lagi menahan kesedihan hatinya.

“Tenanglah Elena, kamu berada di tempat yang aman, sekarang. Percayalah padaku, kamu akan berubah menjadi lebih baik, di sini. Layani tuan dengan tulus dan penuh kasih, beliau hanya membutuhkan kasih sayangmu.”

Mia  mengelus punggung Elena dengan kasih sayang seorang ibu, Elena pun merasa lebih tenang. Ia segera mandi dan berganti pakaian.

Di ruang pribadinya, Diego Rodriguez sedang berbicara dengan Mario, asisten kepercayaannya. Ia juga memeriksa data-data Elena yang diberikan Mario.

“Tuan, apa Anda yakin akan menikahi nona Elena?” tanya Mrio, kembali memastikan.

“Ya, Mario. Sudah kuputuskan, Elena orang yang tepat.” Diego menjawab dengan meyakinkan. Namun tidak demikian dengan Mario, ada beban yang terasa berat manakala ia menatap sang bos yang ada di hadapannya.

“Tapi, Tuan. Apa Anda yakin nona Elena akan mampu mempelajari semuanya dalam waktu satu bulan?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status