Share

Bab 8. Prosesi Pernikahan

Tanpa disadari oleh mereka, seseorang diam-diam menyelinap meninggalkan ruangan itu. Ia masuk ke tempat lain yang sepi dan menghubungi Emma.

“Apa? Menikah? Jadi benar si lumpuh itu akan menikah?”

“Be-benar Nyonya, pengantin wanitanya sangat cantik.”

“Bodoh! Aku tidak peduli cantik atau tidak, tapi siapa perempuan yang dinikahi Diego.” Emma mendengus gusar.

“Oh, namanya Elena, Nyonya. Mereka sedang bersiap untuk upacara pemberkatan.” Dona menjawab cepat.

“Elena ... Hm, baiklah aku akan segera ke sana.”

Usai memberikan laporan, Dona segera kembali ke tempat semula, namun barisan pelayan itu sudah bubar dan kembali ke pekerjaan masing-masing.

“Kamu dari mana Dona? Jose mencarimu, kalau kamu sudah tidak sakit segera selesaikan pekerjaanmu.”

“Kamu siapa memangnya ngatur-ngatur aku?” Dona menjawab ketus.

“Aku bukan ngatur kamu, Dona. Tapi menyampaikan pesan Jose,” balas pelayan itu tak kalah ketus, keduanya bergegas ke ruangan dapur.

Sementara itu, Elena telah tiba di area depan di mana Diego telah menunggu. Mobil mewah dengan hiasan mawar yang cantik telah terparkir dan menunggu sang pengantin. Diego sendiri telah duduk di dalamnya.

“Silahkan Nyonya,” ujar Mario sopan, mempersilahkan sang pengantin wanita masuk ke dalam. Setelah semua siap, mobil pengantin itu pun bergerak menuju sebuah gereja untuk melakukan prosesi pernikahan.

Elena duduk dengan gelisah, entah mengapa ia sangat gugup, jantungnya berdegup kencang. Ia meremas-remas tangannya yang terasa dingin. Sedangkan pria agung yang duduk di sebelahnya tampak tenang.

Diego tersenyum melihat pengantinnya yang terlihat sangat cantik itu. Ia menyadari kegelisahan dan kegugupan Elena, karenanya ia meraih tangan Elena dan menggenggamnya.

“Tenanglah, sayang. Semuanya akan baik-baik saja.”

Elena hanya mengangguk. Ini bukan pertama kalinya buat Elena, tapi mengapa ia menjadi sangat gugup seperti ini? Dulu, saat pernikahan pertamanya dengan Raul, Elena juga sangat gugup, tapi selalu ada nenek Maria yang menemaninya. Elena menarik napas panjang untuk menetralkan kegugupannya.

Tidak lama berselang, mobil pengantin itu pun tiba di sebuah gereja yang telah ditunjuk Mario untuk melaksanakan pemberkatan pernikahan antara Diego Rodriguez dan Elena Torres.

Seorang pastor yang akan memimpin prosesi menyambut kedua mempelai, lalu pasangan itu bergerak perlahan menuju altar. Elena melangkah dengan tenang di sisi kursi roda Diego, ia sudah mulai bisa menenangkan dirinya. Beberapa jemaat yang hadirpun berdiri menyambut pasangan yang kontras itu.

Setelah menyampaikan khotbah pembukaan dan doa pembuka, prosesi pengucapan janji suci pun dilangsungkan. Kedua mempelai saling berhadapan dan berpegangan tangan. Sang pastor menanyakan kesediaan pasangan untuk saling menerima satu sama lain, berjanji  untuk selalu bersama hingga maut memisahkan. Keduanya pun menjawab kesediaan mereka dengan mantap.

Setelah pengucapan wedding vows, sang pastor mempersilahkan kedua pasangan menyematkan cincin sebagai simbol ikatan pernikahan mereka. Sebuah cincin berlian cantik disematkan oleh Diego di jari Elena, ada haru yang menggelora dalam diri wanita itu. Ia melihat ketulusan hati Diego saat mengucapkan sumpah pernikahan tadi.

Sang pastor pun mengumumkan jika pasangan yang berbahagia itu telah resmi menjadi sepasang suami istri, kini saatnya wedding kiss. Elena menurunkan tubuhnya agar bisa sejajar dengan tubuh Diego yang duduk di atas kursi roda. Perlahan Diego mencium bibir Elena dengan lembut, Elena pun menerima ciuman hangat itu, ia memang sudah pasrah dan bertekad untuk menerima Diego sebagai suaminya.

“Terima kasih, sayang.” Diego berbisik pelan, Elena mengangguk perlahan sambil tersenyum. Tepuk tangan pun bergemuruh didalam ruangan yang sakral itu.

Para jemaat yang sebagian adalah karyawan dan kolega Diego menyambut dan mengucapkan selamat pada kedua pengantin. Elena seakan berada dalam alam mimpi, ia seakan masih tidak percaya, jika  dalam satu hari saja hidupnya bisa berubah seperti itu. Kemaren, ia masih menjadi istri Raul Mendez, tiba-tiba kini ia sudah menjadi nyonya Diego Rodriguez. Hidup ini sungguh penuh misteri.

Elena menatap wajah Diego, lelaki yang kini telah resmi menjadi suaminya itu tampak tenang dan damai,  seolah tidak ada hal apapun yang dikhawatirkannya. Senyum lelaki itu begitu teduh, yang membuat Elena merasa nyaman dan aman saat bersamanya.

Usai prosesi pemberkatan, pasangan pengantin itu pun kembali ke kediaman Diego. Jamuan pesta digelar di kediaman mewah Diego sepanjang sore hingga malam hari. Mario telah mengatur, dan menyebarkan undangan kepada para kolega dan karyawan Diego.

Para tamu mulai berdatangan, Elena duduk dengan manis di samping Diego, menerima ucapan dari para tamu. Alunan musik mulai terdengar dari sekelompok grup musik yang disiapkan, mengalunkan lagu-lagu romantik, mengiringi beberapa pasangan yang berdansa. Kemeriahan malam itu mulai terasa di mansion mewah milik Diego Redriguez.

Tiba-tiba terdengar tepukan tangan seseorang  sambil berteriak mendekati pasangan pengantin.

“Selamat-selamat!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status