Share

Bab 10. Makan Malam Spesial

Penulis: El Hawra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-26 10:45:26

Diego menghela napas, ia memperhatikan langkah sang asisten yang menjauh. Elena terdiam di samping lelaki yang kini telah resmi menjadi suaminya, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

“Tuan, Nyonya. Saatnya makan malam.” Mia berkata sopan mengingatkan Diego dan Elena.

“Kamu mau makan, sayang?”

Terdengar suara Diego sambil tersenyum menatap Elena.

“Sebenarnya aku belum lapar, tapi bukankah kamu juga belum makan, Diego?” Elena balik bertanya.

“Hahaha, kamu benar sayang. Sekarang saatnya menikmati hidangan spesial yang telah disiapkan Jose.”

Elena mengangguk, ia pun berdiri mendorong kursi roda Diego mengikuti langkah Mia menuju bagian lain di mansion mewah itu. Tempat yang disiapkan itu khusus untuk makan malam pasangan pengantin, dengan aura yang sangat romantis dan magis.

Warna putih klasik yang dipadu dengan warna gold mendominasi ruangan terbuka itu dengan dekorasi bunga-bunga segar dan lampu-lampu hias. Sebuah meja bulat telah di tata sedemikian rupa, tak ketinggalan empat buah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 11. Ceritakan Tentang Dirimu

    “Nyonya, saya sudah mendapatkan informasinya.”Dona masuk sambil membawa sebuah amplop lalu menyerahkannya pada Emma. Wanita itu segera membukanya, ternyata isi amplop itu adalah salinan data-data pribadi Elena.“Hmm, Ellena Torres ... Ternyata dia bukan berasal dari kota ini.” Emma bergumam sambil mengangguk-anggukan kepalanya, seulas senyum misterius tersungging di bibirnya.“Oh, memangnya nyonya Elena berasal dari mana, Nyonya?” tanya Dona penasaran, ia sendiri tidak sempat membuka amplop yang dikirimkan seseorang tadi.“Tidak penting juga untukmu. Kamu mau tahu apa yang penting?”“I-iya Nyonya pasti, yang penting itu apa ya Nyonya?”“Dengar baik-baik, Dona. Cari informasi kapan wanita itu datang ke kediaman ini, dan bagaimana dia bertemu Diego. Kamu paham?”“Pa-paham Nyonya. Ta-tapi ....”“Tapi apa?!” potong Emma. “Hmm, pasti kamu mau minta uang, kan?!”“Hehe, Nyonya tahu aja ....”“Dasar mata duitan!” Emma segera mengambil amplop dari tasnya, dan melemparkannya pada pelayan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 12. Tentang Masa Lalu

    Elena dibesarkan di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh kebun anggur dan pertanian. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya dan juga seorang adik perempuan. Mereka hidup dari hasil mengelola perkebunan anggur yang merupakan komoditas utama wilayah itu.Namun begitu, Elena dan kedua adiknya tidak pernah hidup kekurangan meskipun belum dikategorikan mewah, namun semuanya serba mencukupi. Hal itu karena kedua orang tuanya cukup mampu mengelola keuangan dengan baik, Elena sendiri sempat mengenyam pendidikan tinggi.Sayangnya, semua itu harus berakhir ketika sebuah tragedi menimpa kedua orang tua Elena. Ayah dan ibu Elena mengalami kecelakaan maut sekembalinya mereka dari kota, usai menjual hasil kebun mereka.Elena sangat syock atas kejadian yang menimpa keluarganya, ia harus kehilangan kedua orang tuanya sekaligus. Kini ia hanya hidup berdua dengan adik perempuannya. Elena merasa sangat bingung, bagaimana ia akan membiayai hidupnya dan adiknya? Satu-satunya yang Elena miliki adalah keb

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 13. Rencana Apa?

    "Diego ..." panggil Elena Rilih. Diego tersentak dari lamunannya, ia menatap Elena sambil tersenyum.“Jadi keluarga Mendez ....”“Apa kamu mengenal keluarga Mendez, Diego?” tanya Elena bingung, karena sepertinya Diego tidak asing dengan mereka.“Aku mengenal semua keluarga seperti itu di kota ini, Elena. Jika kamu mau, aku bisa saja membantumu membalas dendam pada mereka.” Diego berkata dengan santai.“Ah, maksudnya bagaimana Diego? Jadi kamu mengenal mereka?”“Mengenal secara langsung sih tidak. Aku bahkan tidak pernah kontak langsung dengan orang-orang dari keluarga Mendez. Tapi aku pastikan padamu, aku bisa membuat mereka bangkrut. Dan itu tidak sulit bagiku.” Diego tersenyum ringan seolah tak ada beban, namun ada sirat berbahaya di kedua bola mata pria miliarder itu.“Oh, tidak, tidak Diego. Itu bukan ide yang baik. Dendam hanya akan membawa kehancuran di mana-mana.” Elena menggelang, “aku tidak ingin membalas dendam pada siapapun, aku hanya tidak ingin bertemu dengan mereka lagi.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 14. Pertanyaan Sulit

    Seorang pria berjalan mendekati Mia dan Jose. Sontak keduanya terdiam dan menunduk hormat.“Oh, Tuan Mario. Bukan apa-apa, saya sedang bertanya pada Mia, kira-kira menu apa yang disukai nyonya baru kita, supaya beliau makin betah tinggal di sini.” Jose menjawab, memberikan alasan.“Hmm, masuk akal juga alasanmu, Jose.” Mario tersenyum mendengar alasan sang juru masak, meskipun ia paham bukan hal itu yang mereka gosipkan sebelumnya. “Dan itu bisa dilakukan oleh Mia.”“Ah, kau tenang saja, Jose. Nyonya pasti akan menyukai semua masakanmu, buktinya tadi nyonya memuji masakanmu, bukan?”“Oh, kalian sudah menemui nyonya Elena?”“Sudah, Tuan Mario. Tadi tuan memanggil kami, dan kami sudah mengucapkan selamat secara langsung.” Mia menjawab dengan antusias, “Oya, tuan juga berpesan kalau beliau akan segera masuk dalam waktu tiga puluh menit, dan meminta Anda menunggu di ruang kerja beliau.”Mario mengangguk, ia segera melihat arlojinya. “Sepertinya sekarang sudah waktunya.” Lelaki itu ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 15. Kamar Utama

    Wajah Mia menegang, sebagai seorang yang sudah sangat lama bekerja di kediaman Rodriguez, ia sangat paham apa yang telah terjadi di kediaman itu. Mia sudah bekerja di kediaman itu sedari nyonya besar Rodriguez yaitu ibu kandung Diego masih hidup, jadi sudah dipastikan ia tahu apa yang terjadi pada tuannya, Diego Rodriguez. Namun, Mia tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya pada Elena, ia khawatir salah memberikan penjelasan.“Mia, ada apa?” Demi melihat perubahan wajah Mia, Elena pun penasaran, “Sebenarnya ada apa, Mia? Tolong jangan sembunyikan hal itu dariku. Sebagai istri Diego, aku berhak tahu, kan?”“Oh, ti-tidak apa-apa Elena. Bukan aku bermaksud menyembunyikannya darimu, tapi aku tidak punya wewenang untuk menjelaskan. Aku hanya seorang pelayan, tugasku hanya melayani dan memimpin pelayan lainnya.”“Baiklah, Mia. Aku mengerti posisimu. Nanti, aku akan bertanya langsung aja sama Diego.” Elena tersenyum menenangkan kegugupan Mia.“Oh, mungkin akan lebih baik jika kamu bertanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 16. Menerima Mandat

    "Tuan Mario, di mana Diego?" tanya Elena bingung, ia sudah mengedarkan seluruh pandangannya menjangkau setiap jengkal ruangan itu, namun ia tidak juga melihat lelaki yang kini telah menjadi suaminya.“Tenang, Nyonya. Tuan sedang menunggu di ruang kerja.” Mario menjawab sopan.“Di ruang kerja? Sudah malam begini?” tanya Elena terkejut, apa-apaan ini, bukankah ini malam pengantin mereka, mengapa masih memikirkan kerja? Selain itu bukankah Diego sedang sakit, kalau dilihat dari reaksi Emma, sepertinya sangat mengkhawatirkan.“Mari ikut saya, Nyonya. Nanti tuan akan menjelaskan semuanya.”Mario segera melangkah, membuka pintu yang terletak di samping lemari besar, pintu yang sejak tadi Elena bingung, pintu apa itu. Karena ada beberapa pintu di kamar ini.“Silahkan Nyonya, tuan sudah menunggu.”Elena mengangguk, ia segera masuk ke dalam ruangan lain yang ada di kamar itu, yang ternyata adalah ruang kerja Diego.Elena tertegun, terdapat beberapa rak buku besar dimana tertata berbagai macam b

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 17. Nyonya Rodriguez

    “Maksudnya, merahasiakan bagaimana, Diego?” tanya Elena bingung.“Jangan beritahu atau bicarakan dengan siapapun mengenai hal ini, Elena. Cukup hanya kamu dan Mario.” Diego menjawab dengan suara yang sungguh-sungguh. Bahkan senyumnya pun mulai menghilang, dan yang nampak keseriusan di wajah itu.Elena tertegun, meskipun ia masih belum banyak mengerti namun sedikitnya ia bisa meraba ada sesuatu yang terjadi di kediaman ini. Dan jika dikaitkan dengan sikap Diego pada Emma tadi, sepertinya suaminya tidak menyukai wanita itu. Namun Elena belum tahu dengan pasti, ia hanya akan mencoba mengikuti apa yang diminta suaminya itu.“Baiklah, Diego. Aku tidak akan bicara pada siapapun, lagi pula aku tidak ada teman bicara di tempat ini selain Mia. Tapi aku juga tidak akan membicarakan hal ini pada Mia.”Diego kembali tersenyum mendengar ucapan Elena, “Terima kasih sayang, kamu memang tidak perlu banyak berbicara, tapi tunjukan saja sikapmu.”“Maksudnya?” tanya Elena kembali bingung.“Maksud tuan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 18. Berbagi Tempat Tidur

    Diego menghela napas, namun ia tidak berkata apa-apa.“Apa yang mau kau tanyakan, Elena?” tanya Diego pada akhirnya, namun suaranya datar.“Apa benar Emma itu saudara sepupumu?” tanya Elena lagi.Diego kembali terdiam, namun kali ini dia benar-benar tidak bersuara.“Maaf Nyonya, Anda bisa menemukan jawabannya setelah membaca buku itu, semua ada tertera di situ.”Kali ini Mario yang bersuara, ia sangat paham mengapa majikannya tidak mau bicara.“Hmm, baiklah. Maaf jika pertanyaanku kurang berkenan, Diego.”Emma menyadari jika pertanyaan itu sepertinya berat untuk dijawab Diego. Meskipun ia masih sangat penasaran, namun sesuai saran Mario, ia akan mencari tahu sendiri.“Tidak apa-apa, sayang.” Diego menjawab sambil tersenyum. “Nah, sudah malam, sekarang sebaiknya kita beristirahat,” Diego menoleh pada Mario, “kamu boleh beristirahat, Mario. Biar nanti istriku yang akan membantuku ke tempat tidur.”“Baik Tuan, Nyonya. Saya Permisi,” jawab Mario sambil berdiri dan memberi hormat.Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03

Bab terbaru

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 155. Menikahlah Denganku

    “Elena? Ada apa?” tanya Raul cemas.“Raul, Mia… tolong selamatkan Mia, Emma sudah menyiksanya, dia bahkan nyaris membunuh Mia jika aku tidak mau menandatangani berkas-berkas itu.”Elena menjadi sangat syock, tubuhnya bergetar ketakutan, air matanya tidak terbendung lagi, seketika dia teringat kembali bagaimana kejamnya orang-orang itu menyiksa Mia.Raul segera merengkuh Elena ke pelukannya, ia berusaha menenangkan wanita itu.“Tenang Elena, semua baik-baik saja. Mia sudah berada di tempat yang aman,” ucap Raul sambil mengelus punggung Elena.“Maksudmu? Mia?”“Ketika kami tiba di tempat itu, kami menemukan Mia tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka, tidak jauh dari tempat kamu disekap. Aku memerintahkan Miguel dan beberapa orang untuk membawa Mia ke rumah sakit.”“Migu? Berarti Vela…?”“Ya Elena, sebenarnya Vela juga ikut dalam misi penyelamatan dirimu, tapi aku meminta Vela untuk menunggu di mobil.”“Oh, aku harus menemui adikku, dia pasti cemas…” Elena hendak bangun, na

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 154. Semua Sudah Jelas

    Perlahan Elena membuka matanya, lalu berkedip-kedip sambil memperhatikan sekeliling. Ia menyadari dirinya terbaring di atas sebuah tempat tidur di dalam sebuah kamar yang nyaman. Elena mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya, terakhir yang ingat ketika ia akan menandatangani berkas yang disodorkan Emma, tiba-tiba datang serangan dari sekelompok orang bertopeng, mereka menyerang Emma dan orang-orangnya, lalu salah satu dari mereka menangkap tubuh Elena yang dilemparkan oleh orangnya Emma, kemudian membawanya pergi, setelah itu Elena tidak ingat apa-apa lagi.“Siapa sebenarnya mereka? Dan, di mana aku sekarang?” gumam Elena, ia mencoba bangun namun tubuhnya terasa lemas. Elena ingat, sejak pagi perutnya belum terisi apa pun. Tanpa sengaja Elea menoleh ke samping tempatnya terbaring, sebuah meja penuh dengan makanan dan minuman. Elena menelan ludah, seketika rasa lapar menyergapnya. Ingin rasanya ia menyantap makanan-makanan itu agar tubuhnya mempunyai energi. Tapi tidak, Elena

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 153. Siapa Mereka?

    “Tidak…! Hentikan!!” Elena berteriak histeris, ia tak tahan melihat Mia disiksa seperti itu. Tubuh Elena bergetar ketakutan. “Hentikan Emma, lepaskan Mia, dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Urusanmu adalah denganku.”“Hmm, bagus. Sekarang cepat tanda tangani berkas-berkas itu, atau kau akan melihat perempuan tua itu mati.”“Baiklah Emma, aku akan turuti keinginanmu, tapi lepaskan Mia, biarkan dia pergi.” Elena mencoba mengajukan persyaratan.“Apa?” Emma bertanya sambil mendekati Elena, “kamu mau mencoba mengelabuiku hah? Setelah dilepas perempuan tua itu akan mencari bantuan, itu kan rencanamu, kamu pikir aku bodoh!”“Tidak, Emma. Aku sungguh-sungguh akan memenuhi keinginanmu, aku akan menandatangani berkas-berkas ini. Aku hanya tidak ingin ada korban dalam masalah ini.” Elena berkata dengan kesungguhan pada kata-katanya, perlahan ia melihat pada Mia yang sudah tidak berdaya.“Lihatlah, Mia sudah terluka dan tidak berdaya begitu, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa, mau car

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 152. Cepat Tanda Tangani!

    “Apa maksudmu, Emma? Dan apa yang kamu inginkan?” Elena bertanya dengan tenang, meskipun dia sudah bisa meraba apa yang diinginkan Emma.Demi melihat ketenangan sikap Elena, Emma menjadi gusar, ia mendekati Elena lalu dengan geram menarik rambut wanita itu hingga Elena merasa kesakitan, ia memejamkan mata dan mengigit bibirnya menahan rasa sakit. Namun ia tidak berteriak, sebisa mungkin ia menahannya dan berusaha untuk tenang.“Jangan pura-pura lugu, aku tahu meskipun kamu perempuan kampung tapi kalau soal harta kamu tidak bodoh. Itu sebabnya kamu mau menikahi lelaki lumpuh yang sudah mau mati, sehingga bisa menguasai seluruh harta Rodriguez.” Emma berkata berang.“Bukan begitu, Emma. Sedikitpun aku tidak ada keinginan menguasai harta Rodriguez.” Elena berkata pelan, ia terdiam sesaat lalu menatap Emma dengan kesungguhan di matanya. “Begini saja Emma, aku akan memberikan bagianku padamu. Aku hanya akan mendampingi putraku hingga dewasa, setelah itu aku akan mengelola milik keluargaku

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 151. Apa Yang Kau Inginkan

    Malam terus merangkak hingga kegelapan menyelimuti sekeliling, hanya lampu-lampu jalan dan juga lampu-lampu dari celah jendela setiap bangunan yang menjadi pemandangan malam itu. Raul dan rombongannya mengambil jalan pintas sehingga tidak melalui jalan utama kota. Untungnya, Raul dulu aktif melakukan kegiatan outdoor, sehingga dia hapal setiap sudut wilayah kota itu.Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, mereka pun tiba di daerah yang di tuju. Raul menghentikan mobilnya diikuti mobil-mobil lain di belakangnya. Raul segera turun, begitu pun Mario dan Miguel. Mereka mengamati sekeliling tempat itu.Miguel kembali melihat map di ponselnya, dan memang titiknya sangat tepat. “Di arah sana lokasinya, tuan.” Migu menunjuk arah sesuai petunjuk peta. Raul dan Mario mengamati arah yang ditunjuk Miguel.“Yah benar, di sana ada bangunan yang terpisah dengan bangunan lainnya, tempatnya terpencil, kalau tidak salah dulu dipakai sebagai istal untuk menyimpan kuda, tapi sepertinya sud

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 150. Misi Penyelamatan

    “Bagaimana kalau kita menjebak Emma.” Miguel mengemukakan pendapatnya. “Maksudnya menjebak bagaimana, tuan Miguel?” tanya Mario tertarik.Miguel menghela napas lalu melihat pada Clara, “Kita akan mencari tahu di mana keberadaan Emma melalui nyonya Clara.”“A-apa? Maksudnya bagaimana, tuan?” tanya Clara bingung sekaligus khawatir, “kalau tuan meminta saya menanyakan Emma di mana, pasti dia tidak akan memberitahu, yang ada malah akan curiga kepada saya.”“Tidak, saya tidak akan meminta nyonya menanyakan di mana lokasi Emma,” sahut Migu sambil mengeluarkan ponselnya. “Tapi kita akan melacak keberadaan Emma melalui nomor teleponnya.”“Apa itu efektif, Migu?” tanya Raul penasaran.“Selama lokasinya akurat, maka akan sangat efektif, tuan. Yang penting ponsel sasaran harus aktif dan untuk memastikan kita bisa meminta nyonya Clara menelepon Emma.”Raul mengangguk mengerti, begitu pun Mario dan yang lainnya. “Vela, tolong pinjamkan aku laptopmu, supaya kita bisa melihat peta lebih leluasa diba

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 149. Mengungkap Kebenaran

    “Kamu, apa kamu yang menculik kakakku?” tanya Chavela penuh emosi, ia mendekati Clara dan menarik serta mencengkram lengannya. Clara hanya menunduk dan tidak berusaha melawan. “Bukankah kamu memang menginginkan Elena celaka sehingga kamu bisa merebut harta Rodriguez? “Nona, jaga sikap Anda, jangan menuduh tanpa bukti. Beginikah cara orang-orang terhormat memperlakukan tamu?” Lucy mendekati Chavela, namun Vela tetap tidak melepaskan cengkramannya.“Perempuan ini sudah jelas jahat. Beberapa waktu lalu dia telah memanipulasi data putranya sendiri dan hendak mengelabui kakakku!”“Di sebuah sidang pengadilan pun ada kesempatan bagi tersangka untuk melakukan pembelaan. Apakah Anda yang terhormat akan melakukan hukum rimba?” Lucy menjawab lantang.“Ah persetan! Cepat katakan di mana kakakku?” seru Chavela geram.“Kami tidak tahu di mana nyonya Rodriguez, tapi maksud kedataangan kami adalah baik, untuk memberikan informasi yang akan sangat penting buat kalian.”“Ahm, Vela. Tolong lepaskan Cl

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 148. Elena Diculik

    “S-siapa kalian?” tanya Mia tergagap, namun dia berusaha untuk tenang. Sedangkan Elena terlihat ketakutan, wajahnya seketika pucat, ia memegang tangan Mia erat.Mia menghela napas, berusaha mengumpulkan keberaniannya, dia menatap kedua orang yang menghadangnya itu. “Minggirlah, jangan menghalangi jalan kami. Apa yang kalian inginkan? Kami tidak ada urusan dengan kalian.”Mia berkata dengan lantang, namun kedua orang bertopeng itu tidak berkata apa-apa, mereka saling menoleh satu sama lain, lalu salah seorang dari mereka menenglengkan kepalanya yang direspon anggukan oleh rekannya.Detik berikutnya kedua orang itu melangkah maju sehingga tak ada jarak diantara mereka. Mia refleks mundur sambil menarik Elena, namun kedua lelaki bertopeng itu bergerak lebih cepat, menarik tangan Mia dan Elena. Belum sempat Elena dan Mia bereaksi, kedua pria itu mengeluarkan sesuatu dari saku mereka dan dengan gerakan cepat mendekap mulut dan hidung kedua wanita di depan mereka. Mia dan Elena berusaha mer

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 147. Rencana dan Penyesalan

    “Tuan Mendez…” Clara bergumam lirih, ia ingat saat peristiwa terakhir di kediaman Rodriguez dan baru mengetahui hubungan baik antara Raul Mendez dan Luis. “Tuan Mendez? Siapa dia?” tanya Lucy penasaran.“Dia adalah sahabat Luis sekaligus sahabat mendiang Diego. Dan tuan Raul Mendez juga sekarang adalah kekasih Elena, mantan istri Diego.”“Wow, tokoh yang penting dan tepat, yang bisa membantumu mendapatkan maaf dari mantan suamimu, agar dia menarik tuntutannya dan mengizinkanmu bertemu Hugo.” Lucy mengomentari dengan antusias, namun Clara hanya menghela napas sambil menggeleng. “Aku tidak yakin tuan Mendez mau membantu, dan jika dia maupun aku nggak yakin juga Luis mau memaafkan aku.”“Belum tentu juga, yang terpenting tunjukan kesungguhan dan rasa penyesalanmu, minta bantuan tuan Mendez untuk membujuk Luis, atau…”“Atau apa Lucy? Usulanmu sungguh sesuatu yang sepertinya tidak mungkin, mereka sudah tahu perlakuanku yang hendak menipu mereka.”“Hmh, kamu tuh belum apa-apa sudah menyer

DMCA.com Protection Status