Share

Bab 17. Nyonya Rodriguez

Penulis: El Hawra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-02 23:58:02

“Maksudnya, merahasiakan bagaimana, Diego?” tanya Elena bingung.

“Jangan beritahu atau bicarakan dengan siapapun mengenai hal ini, Elena. Cukup hanya kamu dan Mario.” Diego menjawab dengan suara yang sungguh-sungguh. Bahkan senyumnya pun mulai menghilang, dan yang nampak keseriusan di wajah itu.

Elena tertegun, meskipun ia masih belum banyak mengerti namun sedikitnya ia bisa meraba ada sesuatu yang terjadi di kediaman ini. Dan jika dikaitkan dengan sikap Diego pada Emma tadi, sepertinya suaminya tidak menyukai wanita itu. Namun Elena belum tahu dengan pasti, ia hanya akan mencoba mengikuti apa yang diminta suaminya itu.

“Baiklah, Diego. Aku tidak akan bicara pada siapapun, lagi pula aku tidak ada teman bicara di tempat ini selain Mia. Tapi aku juga tidak akan membicarakan hal ini pada Mia.”

Diego kembali tersenyum mendengar ucapan Elena, “Terima kasih sayang, kamu memang tidak perlu banyak berbicara, tapi tunjukan saja sikapmu.”

“Maksudnya?” tanya Elena kembali bingung.

“Maksud tuan,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 18. Berbagi Tempat Tidur

    Diego menghela napas, namun ia tidak berkata apa-apa.“Apa yang mau kau tanyakan, Elena?” tanya Diego pada akhirnya, namun suaranya datar.“Apa benar Emma itu saudara sepupumu?” tanya Elena lagi.Diego kembali terdiam, namun kali ini dia benar-benar tidak bersuara.“Maaf Nyonya, Anda bisa menemukan jawabannya setelah membaca buku itu, semua ada tertera di situ.”Kali ini Mario yang bersuara, ia sangat paham mengapa majikannya tidak mau bicara.“Hmm, baiklah. Maaf jika pertanyaanku kurang berkenan, Diego.”Emma menyadari jika pertanyaan itu sepertinya berat untuk dijawab Diego. Meskipun ia masih sangat penasaran, namun sesuai saran Mario, ia akan mencari tahu sendiri.“Tidak apa-apa, sayang.” Diego menjawab sambil tersenyum. “Nah, sudah malam, sekarang sebaiknya kita beristirahat,” Diego menoleh pada Mario, “kamu boleh beristirahat, Mario. Biar nanti istriku yang akan membantuku ke tempat tidur.”“Baik Tuan, Nyonya. Saya Permisi,” jawab Mario sambil berdiri dan memberi hormat.Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 19. Apa Kamu Mengusirnya?

    Elena terdiam, ia coba mengingat bagaimana sikap Diego pada Emma yang acuh tak acuh dan terkesan tidak suka, tapi sebaliknya Emma sepertinya sangat peduli pada Diego. Tidak seharusnya Diego bersikap seperti itu hanya karena ….Tiba-tiba Elena mendengar suara Diego terbatuk dan memanggilnya, Elena terperanjat, ia segera menutup buku itu dan bergegas kembali ke tempat tidur. Elena segera mengusap-usap dada suaminya dan membantunya minum."Kamu dari mana, sayang?” tanya Diego setelah tenang kembali.“Aku dari ruang kerja, membaca buku yang harus aku pelajari,” jawab Elena sambil kembali berbaring di samping suaminya. Diego hanya mengangguk. “Kamu memang harus belajar keras, Elena. Tapi tetap harus memperhatikan kesehatanmu.” Diego berkata serius, tatapannya sudah tenang kembali, tadi Elena sempat melihat kepanikan di kedua mata hitam itu.“Iya, Diego. Aku mengerti,” jawab Elena lembut. “Kamu sendiri kenapa? Kamu seperti orang panik, apa kamu mimpi buruk, Diego?” Elena bertanya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 20. Kenangan Masa Lalu

    “Apa mungkin Elena pergi ke sana!” Raul bergumam, ia ingat saat pertama kali melihat Elena. Saat itu ia mengantar sang nenek berbelanja ke sebuah butik, yang menjual berbagai pakaian dan aksesories.Raul melihat sang nenek bercakap-cakap dengan seorang pelayan toko yang berpenampilan sederhana, terlihat sangat polos dan lugu, namun gadis itu memiliki paras yang cantik dan senyum yang menawan, Raul tidak menampik itu. Namun di mata Raul saat itu biasa saja, tidak ada yang menarik dibandingkan teman-teman wanitanya yang bukan hanya cantik, tapi juga seksi dan berkelas.Raul hanya bersiul santai mendengarkan ocehan neneknya yang terus menerus memuji Elena. Dan yang menyebalkan sang nenek selalu datang ke toko itu, hampir setiap hari, hanya untuk ngobrol dan minta dilayani oleh gadis pelayan itu, dan ia hanya meminta diantar oleh Raul."Aduh, Nek… baru kemaren ke sana, masa tiap hari sih. Ya sudah minta diantar sopir aja ya, atau ditemani Mama, gimana?” ujar Raul membujuk sang nenek“Ngga

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 21. Melacak Jejak

    “Raul...” Terdengar suara seorang wanita memanggil Raul. Perlahan Raul menoleh, ia menatap wanita yang berdiri sambil tersenyum padanya. Raul tertegun, perlahan bibirya bergetar.“Elena ...” panggil Raul lirih.“Apa?!” teriak wanita itu. “Kamu kenapa, Raul? Elen, Elena dan Elena terus. Apa kamu masih mabuk?!”Raul terkesiap, ia memalingkan wajah dan mengusapnya dengan kasar. Lelaki itu menghela napas. ‘Astaga! ada apa dengan diriku? Kenapa aku selalu kepikiran Elena?’ Raul bergumam dalam hatinya, ia segera berdiri dari sisi tempat tidur.“Lo siento, Beatriz. Aku memang sedikit melamun,” jawab Raul datar. “Kamu sendiri, sedang apa di kamarku?”Beatriz yang semula ketus saat mendengar Raul memanggilnya Elena, kini kembali bersikap manis, ia tersenyum dan perlahan mendekati Raul.“Nggak apa-apa, Raul. Aku hanya sedikit terkejut, karena kamu selalu memanggilku dengan nama yang salah. Aku Beatriz Raul... Beatriz ....”Beatriz menyentuh pundak Raul dan berbisik di telinga lelaki itu sambil

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 22. Merasa Bersalah

    “Bukan, bukan merek pakaian. Tapi saya mencari Elena Torres. Apa dia kembali bekerja di sini?”“Elena Torres?” gumam pelayan itu, “oh, jadi yang Anda maksud seseorang?”“Ya,” sahut Raul sambil mengangguk, “dulu, dia bekerja di sini.”“Dulu? Kapan itu, Tuan?” tanya pelayan itu mengerutkan kening, ia nampak bingung dengan pengunjung yang terlihat aneh itu.“Dulu ... Maksud saya sekitar 3 atau 4 tahun lalu,” jawab Raul.“Oh, itu sudah lama sekali, Tuan. Saya sendiri baru bekerja setahun di sini. Tapi seingat saya tidak ada karyawan yang bernama Elena. Apa mungkin orang yang tuan maksud itu sudah berhenti atau pindah?”Raul menjadi kesal, sepertinya tidak ada gunanya bicara dengan pelayan dungu ini. Lelaki itu mengedarkan pandangannya ke seluruh butik itu, entah mengapa bayangan Elena seperti sedang bermain-main di ingatannya.“Begini saja, saya ingin bertemu dengan manajer kalian, bilang pada manajer kalian kalau Raul Mendez ingin bertemu” ujar Raul datar.“Oh baik, Tuan. Kebetulan Bu man

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 23. Kericuhan Para Pelayan

    “Baru sehari jadi nyonya Rodriguez sudah menghambur-hamburkan uang!” terdengar celetukan seseorang diantara kerumunan para pelayan.“Eh, kamu kenapa sinis begitu?” tanya pelayan lainnya.“Bukan sinis, tapi tuan besar kita sedang sakit, apakah pantas kita menerima hadiah dan bersenang-senang?”“Ya sudah, kalau menurut kamu tidak pantas, sini amplopnya buat aku.” Sambil berkata, Bellen merebut amplop yang dipegang Dona. Tentu saja Dona menjadi berang.“Heh pelayan kecil kurang ajar, kembalikan! Itu milikku!” Dona mengejar Bellen yang berlari-lari sambil meledeknya. “Awas kamu ya! Kamu itu pelayan baru, tapi sudah berani membuat gara-gara denganku.”“Loh, kenapa kamu marah? Bukannya tadi kamu bilang tidak pantas menerima hadiah? Jadi ya sini buat aku saja, karena kalau menurut aku sangat pantas dan wajar nyonya memberikan hadiah, sebagai rasa syukur karena pesta pernikahan kemarin berjalan sukses, dan itu tidak lepas dari kerja keras kita semua.”“Sok tahu, kamu anak baru kemaren, tahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 24. Siapa Yang Memberitahu?

    Elena tertegun, apa sebenarnya tujuan wanita ini? Ia mencoba mengingat, Diego sepertinya tidak menyukai sepupunya ini, meskipun kelihatannya kalau Emma sangat peduli pada Diego.Bagaimanapun Elena harus hati-hati, karena ia belum tahu orang seperti apa Emma ini. Dan sebagai istri Diego, sudah pasti Elena harus berdiri di sisi suaminya, namun begitu ia akan berusaha untuk tetap bersikap netral pada Emma.“Ehm, belum terlalu lama sih,” jawab Elena sambil tersenyum, “Memangnya kenapa ya, Emma?”“Tidak apa-apa, hanya aneh saja, belum lama kenal kok mau saja menikah, memangnya kenal berapa lama? 3 bulan, 2 bulan, sebulan, seminggu, atau sehari?”Elena terdiam, namun ia mencoba menentang tatapan Emma yang sedang menyelidikinya, Elena kembali tersenyum, sedikit banyak ia bisa meraba tujuan Emma.“Masalah hitungan waktu, bulan, minggu atau hari, aku rasa itu nggak penting. Yang terpenting kami bisa saling nyaman satu sama lain sehingga bisa saling support.”Elena menjawab diplomatis yang memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 25. Tekad Membara

    Elena tertegun, hampir saja ia menubruk Mia. Wanita itu pun mengatur napasnya untuk menetralkan kembali perasaannya yang berkecamuk.“Oh, Mia, kebetulan sekali, aku memang ingin bicara denganmu.”“Baik Nyonya, ada yang bisa saya bantu?” tanya Mia masih dalam sikap formalnya.“Apa Diego sudah bangun?”“Sudah, tapi sekarang sedang bersama tuan Mario.”“Aku ingin bicara denganmu, Mia. Ayo, ke kamarku.” Elena segera beranjak ke kamar pribadinya, Mia pun mengikuti.“Ada apa Elena, apa yang dikatakan nyonya Emma?” tanya Mia setelah mereka berada di kamar pribadi Elena.Elena menghela napas, ia menatap Mia dengan penasaran.“Mia, siapa saja yang tahu identitasku, asal usulku?” Elena langsung menanyakan kecurigaannya kalau identitasnya sudah tersebar. Mia tertegun, namun wanita itu menggeleng.“Aku kira hanya tuan dan tuan Mario yang tahu, karena beliau yang memegang data-datamu untuk mencatatkan dokumen pernikahanmu dengan tuan, disamping aku sendiri tentunya, memangnya ada apa, Elena?”“Apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10

Bab terbaru

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 155. Menikahlah Denganku

    “Elena? Ada apa?” tanya Raul cemas.“Raul, Mia… tolong selamatkan Mia, Emma sudah menyiksanya, dia bahkan nyaris membunuh Mia jika aku tidak mau menandatangani berkas-berkas itu.”Elena menjadi sangat syock, tubuhnya bergetar ketakutan, air matanya tidak terbendung lagi, seketika dia teringat kembali bagaimana kejamnya orang-orang itu menyiksa Mia.Raul segera merengkuh Elena ke pelukannya, ia berusaha menenangkan wanita itu.“Tenang Elena, semua baik-baik saja. Mia sudah berada di tempat yang aman,” ucap Raul sambil mengelus punggung Elena.“Maksudmu? Mia?”“Ketika kami tiba di tempat itu, kami menemukan Mia tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka, tidak jauh dari tempat kamu disekap. Aku memerintahkan Miguel dan beberapa orang untuk membawa Mia ke rumah sakit.”“Migu? Berarti Vela…?”“Ya Elena, sebenarnya Vela juga ikut dalam misi penyelamatan dirimu, tapi aku meminta Vela untuk menunggu di mobil.”“Oh, aku harus menemui adikku, dia pasti cemas…” Elena hendak bangun, na

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 154. Semua Sudah Jelas

    Perlahan Elena membuka matanya, lalu berkedip-kedip sambil memperhatikan sekeliling. Ia menyadari dirinya terbaring di atas sebuah tempat tidur di dalam sebuah kamar yang nyaman. Elena mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya, terakhir yang ingat ketika ia akan menandatangani berkas yang disodorkan Emma, tiba-tiba datang serangan dari sekelompok orang bertopeng, mereka menyerang Emma dan orang-orangnya, lalu salah satu dari mereka menangkap tubuh Elena yang dilemparkan oleh orangnya Emma, kemudian membawanya pergi, setelah itu Elena tidak ingat apa-apa lagi.“Siapa sebenarnya mereka? Dan, di mana aku sekarang?” gumam Elena, ia mencoba bangun namun tubuhnya terasa lemas. Elena ingat, sejak pagi perutnya belum terisi apa pun. Tanpa sengaja Elea menoleh ke samping tempatnya terbaring, sebuah meja penuh dengan makanan dan minuman. Elena menelan ludah, seketika rasa lapar menyergapnya. Ingin rasanya ia menyantap makanan-makanan itu agar tubuhnya mempunyai energi. Tapi tidak, Elena

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 153. Siapa Mereka?

    “Tidak…! Hentikan!!” Elena berteriak histeris, ia tak tahan melihat Mia disiksa seperti itu. Tubuh Elena bergetar ketakutan. “Hentikan Emma, lepaskan Mia, dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Urusanmu adalah denganku.”“Hmm, bagus. Sekarang cepat tanda tangani berkas-berkas itu, atau kau akan melihat perempuan tua itu mati.”“Baiklah Emma, aku akan turuti keinginanmu, tapi lepaskan Mia, biarkan dia pergi.” Elena mencoba mengajukan persyaratan.“Apa?” Emma bertanya sambil mendekati Elena, “kamu mau mencoba mengelabuiku hah? Setelah dilepas perempuan tua itu akan mencari bantuan, itu kan rencanamu, kamu pikir aku bodoh!”“Tidak, Emma. Aku sungguh-sungguh akan memenuhi keinginanmu, aku akan menandatangani berkas-berkas ini. Aku hanya tidak ingin ada korban dalam masalah ini.” Elena berkata dengan kesungguhan pada kata-katanya, perlahan ia melihat pada Mia yang sudah tidak berdaya.“Lihatlah, Mia sudah terluka dan tidak berdaya begitu, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa, mau car

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 152. Cepat Tanda Tangani!

    “Apa maksudmu, Emma? Dan apa yang kamu inginkan?” Elena bertanya dengan tenang, meskipun dia sudah bisa meraba apa yang diinginkan Emma.Demi melihat ketenangan sikap Elena, Emma menjadi gusar, ia mendekati Elena lalu dengan geram menarik rambut wanita itu hingga Elena merasa kesakitan, ia memejamkan mata dan mengigit bibirnya menahan rasa sakit. Namun ia tidak berteriak, sebisa mungkin ia menahannya dan berusaha untuk tenang.“Jangan pura-pura lugu, aku tahu meskipun kamu perempuan kampung tapi kalau soal harta kamu tidak bodoh. Itu sebabnya kamu mau menikahi lelaki lumpuh yang sudah mau mati, sehingga bisa menguasai seluruh harta Rodriguez.” Emma berkata berang.“Bukan begitu, Emma. Sedikitpun aku tidak ada keinginan menguasai harta Rodriguez.” Elena berkata pelan, ia terdiam sesaat lalu menatap Emma dengan kesungguhan di matanya. “Begini saja Emma, aku akan memberikan bagianku padamu. Aku hanya akan mendampingi putraku hingga dewasa, setelah itu aku akan mengelola milik keluargaku

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 151. Apa Yang Kau Inginkan

    Malam terus merangkak hingga kegelapan menyelimuti sekeliling, hanya lampu-lampu jalan dan juga lampu-lampu dari celah jendela setiap bangunan yang menjadi pemandangan malam itu. Raul dan rombongannya mengambil jalan pintas sehingga tidak melalui jalan utama kota. Untungnya, Raul dulu aktif melakukan kegiatan outdoor, sehingga dia hapal setiap sudut wilayah kota itu.Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, mereka pun tiba di daerah yang di tuju. Raul menghentikan mobilnya diikuti mobil-mobil lain di belakangnya. Raul segera turun, begitu pun Mario dan Miguel. Mereka mengamati sekeliling tempat itu.Miguel kembali melihat map di ponselnya, dan memang titiknya sangat tepat. “Di arah sana lokasinya, tuan.” Migu menunjuk arah sesuai petunjuk peta. Raul dan Mario mengamati arah yang ditunjuk Miguel.“Yah benar, di sana ada bangunan yang terpisah dengan bangunan lainnya, tempatnya terpencil, kalau tidak salah dulu dipakai sebagai istal untuk menyimpan kuda, tapi sepertinya sud

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 150. Misi Penyelamatan

    “Bagaimana kalau kita menjebak Emma.” Miguel mengemukakan pendapatnya. “Maksudnya menjebak bagaimana, tuan Miguel?” tanya Mario tertarik.Miguel menghela napas lalu melihat pada Clara, “Kita akan mencari tahu di mana keberadaan Emma melalui nyonya Clara.”“A-apa? Maksudnya bagaimana, tuan?” tanya Clara bingung sekaligus khawatir, “kalau tuan meminta saya menanyakan Emma di mana, pasti dia tidak akan memberitahu, yang ada malah akan curiga kepada saya.”“Tidak, saya tidak akan meminta nyonya menanyakan di mana lokasi Emma,” sahut Migu sambil mengeluarkan ponselnya. “Tapi kita akan melacak keberadaan Emma melalui nomor teleponnya.”“Apa itu efektif, Migu?” tanya Raul penasaran.“Selama lokasinya akurat, maka akan sangat efektif, tuan. Yang penting ponsel sasaran harus aktif dan untuk memastikan kita bisa meminta nyonya Clara menelepon Emma.”Raul mengangguk mengerti, begitu pun Mario dan yang lainnya. “Vela, tolong pinjamkan aku laptopmu, supaya kita bisa melihat peta lebih leluasa diba

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 149. Mengungkap Kebenaran

    “Kamu, apa kamu yang menculik kakakku?” tanya Chavela penuh emosi, ia mendekati Clara dan menarik serta mencengkram lengannya. Clara hanya menunduk dan tidak berusaha melawan. “Bukankah kamu memang menginginkan Elena celaka sehingga kamu bisa merebut harta Rodriguez? “Nona, jaga sikap Anda, jangan menuduh tanpa bukti. Beginikah cara orang-orang terhormat memperlakukan tamu?” Lucy mendekati Chavela, namun Vela tetap tidak melepaskan cengkramannya.“Perempuan ini sudah jelas jahat. Beberapa waktu lalu dia telah memanipulasi data putranya sendiri dan hendak mengelabui kakakku!”“Di sebuah sidang pengadilan pun ada kesempatan bagi tersangka untuk melakukan pembelaan. Apakah Anda yang terhormat akan melakukan hukum rimba?” Lucy menjawab lantang.“Ah persetan! Cepat katakan di mana kakakku?” seru Chavela geram.“Kami tidak tahu di mana nyonya Rodriguez, tapi maksud kedataangan kami adalah baik, untuk memberikan informasi yang akan sangat penting buat kalian.”“Ahm, Vela. Tolong lepaskan Cl

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 148. Elena Diculik

    “S-siapa kalian?” tanya Mia tergagap, namun dia berusaha untuk tenang. Sedangkan Elena terlihat ketakutan, wajahnya seketika pucat, ia memegang tangan Mia erat.Mia menghela napas, berusaha mengumpulkan keberaniannya, dia menatap kedua orang yang menghadangnya itu. “Minggirlah, jangan menghalangi jalan kami. Apa yang kalian inginkan? Kami tidak ada urusan dengan kalian.”Mia berkata dengan lantang, namun kedua orang bertopeng itu tidak berkata apa-apa, mereka saling menoleh satu sama lain, lalu salah seorang dari mereka menenglengkan kepalanya yang direspon anggukan oleh rekannya.Detik berikutnya kedua orang itu melangkah maju sehingga tak ada jarak diantara mereka. Mia refleks mundur sambil menarik Elena, namun kedua lelaki bertopeng itu bergerak lebih cepat, menarik tangan Mia dan Elena. Belum sempat Elena dan Mia bereaksi, kedua pria itu mengeluarkan sesuatu dari saku mereka dan dengan gerakan cepat mendekap mulut dan hidung kedua wanita di depan mereka. Mia dan Elena berusaha mer

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 147. Rencana dan Penyesalan

    “Tuan Mendez…” Clara bergumam lirih, ia ingat saat peristiwa terakhir di kediaman Rodriguez dan baru mengetahui hubungan baik antara Raul Mendez dan Luis. “Tuan Mendez? Siapa dia?” tanya Lucy penasaran.“Dia adalah sahabat Luis sekaligus sahabat mendiang Diego. Dan tuan Raul Mendez juga sekarang adalah kekasih Elena, mantan istri Diego.”“Wow, tokoh yang penting dan tepat, yang bisa membantumu mendapatkan maaf dari mantan suamimu, agar dia menarik tuntutannya dan mengizinkanmu bertemu Hugo.” Lucy mengomentari dengan antusias, namun Clara hanya menghela napas sambil menggeleng. “Aku tidak yakin tuan Mendez mau membantu, dan jika dia maupun aku nggak yakin juga Luis mau memaafkan aku.”“Belum tentu juga, yang terpenting tunjukan kesungguhan dan rasa penyesalanmu, minta bantuan tuan Mendez untuk membujuk Luis, atau…”“Atau apa Lucy? Usulanmu sungguh sesuatu yang sepertinya tidak mungkin, mereka sudah tahu perlakuanku yang hendak menipu mereka.”“Hmh, kamu tuh belum apa-apa sudah menyer

DMCA.com Protection Status