Share

Bab 2. Anu oleh gigolo

Penulis: Irana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-19 13:29:43

"Kamu masih virgin?" Seketika rasa panas, gairah dan nafsu yang semula membuncah itu langsung hilang dalam sekejap.

Sebelumnya, Juno berpikir sikap Alea yang agresif, seperti orang yang sudah pro melakukan hubungan intim. Tetapi, yang dia temui justru hal sebaliknya. Sadar dirinya bisa jadi menodai seorang gadis suci, apalagi kondisi gadis itu mabuk berat, Juno langsung mengurungkan niatnya.

"Ayo Om. Sentuh aku lagi." Alea yang kehilangan sensasi dari sentuhan itu protes. "Om, ayo...."

"Saya tidak bisa melanjutkannya." Pria itu berkata sambil mengambil pakaiannya yang tergeletak di lantai. Dia memakai pakaiannya kembali dan mulai mengancingkan kemejanya satu persatu.

Alea menatap Juno dengan sorot mata penuh kebingungan. Nafasnya masih memburu, dadanya naik turun dengan cepat, namun kini ada sedikit ketakutan di sana. Dia tidak mengerti mengapa pria itu tiba-tiba berhenti, padahal tadi Juno terlihat begitu menginginkannya.

"Kenapa, Om? Aku mau ini. Aku sudah siap," suara Alea terdengar sedikit bergetar, namun masih dipenuhi keinginan.

Juno menghela napas berat, menatap gadis itu yang masih terbaring di bawahnya. Cahaya lampu kamar menerangi kulitnya yang berkilauan oleh keringat, membuatnya terlihat begitu menggoda. Tapi bukan itu masalahnya. Bukan tentang godaan atau keinginan yang sempat membakar dirinya. Ini tentang kesalahan yang hampir saja ia lakukan.

"Kamu tidak mengerti. Saya tidak bisa," kata Juno lirih, tangannya masih sibuk mengancingkan kemejanya. Dia tidak berani menatap gadis itu terlalu lama, takut keinginannya kembali menguasai akal sehatnya.

Alea bangkit, mendekati Juno yang sudah hampir selesai berpakaian. Dengan mata berbinar, dia memeluk pria itu dari belakang dengan manja, menempelkan tubuhnya yang masih polos pada punggungnya yang hangat. "Kenapa tidak? Aku ingin Om. Aku ingin merasakan semuanya bersamamu."

Juno memejamkan mata, mencoba menenangkan diri. Dia tahu, jika dia tidak segera pergi dari sini, dia mungkin akan kehilangan kendali lagi. Dengan lembut, dia melepaskan pelukan Alea dan menatap gadis itu dalam-dalam.

"Kamu harus menyerahkan milikmu yang berharga pada seseorang yang berhak mendapatkannya," katanya sebelum berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Alea yang masih terpaku dengan kekecewaan di matanya.

"Om! Tunggu, jangan pergi, Om." Alea berteriak dan mencoba mencegah agar Juno tidak pergi.

"Kamu masih kecil. Masa depanmu masih panjang."

"Bodo amat! Aku sudah bayar dimuka untuk Om. Itu gajiku sebulan! Om harus tetap di sini dan menemaniku," ucap Alea dalam keadaan setengah sadar karena pengaruh alkohol.

"Apa?" Pria itu terlihat bingung dengan apa yang dikatakan oleh Alea. Apa maksudnya dia sudah bayar dimuka?

"Om harus tetap di sini. Atau aku akan rugi. Seenggaknya Om harus hibur aku. Malam ini pacar aku selingkuh Om. Dia selingkuh sama sahabatku. Apa Om tega ninggalin aku sendirian?"

Juno menghela napas, menatap gadis mabuk di depannya dengan perasaan campur aduk. "Dengar, bocah. Saya nggak bisa tetap di sini."

Alea tertawa miris. "Aku bayar mahal buat ini, dan Om nggak boleh pergi sebelum aku bilang boleh!"

Juno semakin bingung. "Kamu bayar untuk apa?"

"Apa lagi? Buat ditemani, lah. Aku cuma pengen ngobrol, Om. Aku nggak mau sendirian." Suaranya melemah, nyaris seperti bisikan.

Juno mengusap wajahnya dengan frustasi. Dia hanya datang untuk sekadar bekerja, bukan terjebak dalam drama seorang gadis mabuk yang patah hati. Tapi tatapan mata Alea begitu menyedihkan, penuh luka yang dalam.

"Om..." Alea menarik napas, lalu mendongak menatapnya. "Kalau Om pergi, aku bakal benar-benar sendirian."

Juno terdiam sejenak sebelum akhirnya mengambil keputusan. Dengan gerakan tenang, ia merogoh saku jasnya, mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu.

"Saya cuma punya uang tunai segini. Semoga ini cukup untuk mengganti kerugianmu."

Ia meletakkan uang itu di atas ranjang, lalu tanpa menunggu respons, melangkah pergi, meninggalkan Alea seorang diri. Ia harus tetap tegas—tidak boleh membiarkan dirinya terjerumus dalam kesalahan fatal.

Begitu keluar dari kamar, suara seseorang menyapanya dengan nada penuh godaan yang membuatnya terkejut.

"Juno! Ngapain lo di sini, hah?"

Seorang pria berdiri di dekatnya, menatapnya dengan ekspresi geli. Sedangkan Juno, terlihat cuek pada pria ini. Dia merasa risih.

"Lo booking cewek?" lanjutnya, terkekeh. "Gila, gue nggak nyangka. Akhirnya pohon tua ribuan tahun berbuah juga, ya?"

"Seorang Juno William ... datang ke tempat ini dan booking cewek?" katanya tidak percaya. Sebab dia tahu kalau Juno adalah orang yang tidak akan mungkin datang kemari. Apalagi berdekatan dengan wanita. Sikap dingin, wajah datarnya, membuat wanita yang berusaha untuk mendekat padanya menjadi ketakutan. Padahal wajahnya sangat tampan.

"Cewek lo mana Jun?"

Pria itu mengedipkan sebelah mata, sementara Juno hanya menghela napas, berusaha mengabaikannya. Juno melangkah pergi dari sana dengan cuek, tanpa bicara sepatah kata pun.

"Woy! Juno, tunggu gua."

Dia hendak menyusul Juno, tapi sayangnya salah seorang temannya menahan pria itu dan mengajaknya pergi ke tempat lain. Di sisi lain, Juno sudah berada di dalam mobilnya.

"Anak zaman sekarang. Memang benar-benar nakal. Patah hati langsung pergi ke klub malam. Untung saja aku tidak melanjutkannya, kalau tidak ... aku akan sangat menyesal sudah memerawani seorang gadis," gerutu Juno yang merasa bahwa keputusannya itu sudah tepat dengan meninggalkan Alea di dalam kamar itu dan menghentikan apa yang akan dia lakukan sebelumnya.

Pagi harinya, Alea terbangun di atas tempat tidur dalam keadaan kacau. Kepalanya terasa berat, bahkan untuk membuka mata pun ia kesulitan. "Ya ampun... Aku di mana?" gumamnya lirih sambil memegang kepalanya yang berdenyut nyeri. Dia melirik ke sekeliling dan menyadari bahwa tempat itu asing baginya.

"Ini bukan kamarku... Lalu, ini di mana?" bisiknya dengan ragu.

Tiba-tiba, dia merasakan hawa dingin menusuk kulitnya. Saat melihat ke bawah, jantungnya berdegup kencang.

"Ah! Astaga! Apa yang terjadi? Kenapa aku seperti ini?" serunya panik, menyadari bahwa dirinya tidak berpakaian. "A-aku kenapa?"

Wanita itu meremat rambut panjangnya dengan frustasi. Terlebih lagi saat dia melihat beberapa tanda kemerahan ditubuhnya itu. Sialnya, dia belum ingat kejadian semalam.

"Alea tenang ... coba kamu ingat-ingat apa yang terjadi semalam. Coba ingat!" ujar Alea pada dirinya sendiri, berusaha untuk menekan rasa panik di hatinya dan mengingat apa yang terjadi semalam.

Perlahan-lahan muncul ingatan di kepalanya. "Pertama-tama ... aku melihat Martin dan Linda bersama. Aku sakit hati, aku pergi ke klub malam dan ..."

Alea menjeda kalimatnya di sana saat dia menyadari, sesuatu fatal yang mungkin sudah dia lakukan.

"ASTAGA! SEMALAM AKU DIANUIN SAMA GIGOLO!" jerit Alea panik.

TBC

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mutaharotin Rotin
......... aduuh alea lupa ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 3. Presdir Baru

    Kenapa dia bisa melakukan hal sebodoh itu? Apa yang membuatnya begitu ceroboh? Pertanyaan itu terus berputar di kepala Alea ketika gadis itu di perjalanan pulang. Apalagi setelah pemilik klub yang menyewakan gigolo itu mengatakan bahwa semalam, pria yang seharusnya menemani Alea justru pergi ke kamar yang salah dan melayani tamu lain. Pemilik klub bahkan sudah mengembalikan uang Alea tanpa banyak penjelasan. "Jadi, siapa pria itu?" gumam Alea, berusaha mengingat sosok pria yang tidur dengannya tadi malam. Wajahnya samar-samar terbayang dalam benaknya, "Tapi dia sangat tampan… dan hot juga," ucapnya pelan, merasakan debaran aneh di dada. Alea menggelengkan kepala cepat. "Dasar kamu sudah gila, Alea! Bukannya khawatir apakah dia benar-benar tidur denganmu atau tidak, kamu malah sibuk memikirkan ketampanannya," gerutunya, sambil memukul pelan kepalanya sendiri. Beberapa menit kemudian, Alea sampai di depan rumahnya, diantar tukang ojeg. Namun, alangkah terkejutnya dia saat matanya m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 4. Hanya Punya Dua Opsi

    Jantung Alea seakan berhenti berdetak dan dadanya terasa sesak, seolah-olah ada yang meraup oksigennya secara paksa. Manakala dia melihat pria yang semalam sudah menemaninya dan pria itu juga sudah memberikan kenangan ciuman pertama untuknya."Ke-kenapa dia bisa ada di sini?" desis Alea sembari menggigit bibirnya sendiri, guna menahan rasa gugup itu. Namun, apa yang dilakukannya itu sia-sia, lantaran dia malah menunjukkan kegugupannya.Alea semakin tidak aman, ketika pria itu tiba-tiba saja berhenti di depannya dan menatapnya dengan tajam. Alea pun langsung menundukkan kepalanya, untuk menyembunyikan wajahnya dan berharap bahwa Juno tidak mengenalinya."Kumohon, pergi sajalah dari sini." Mulut Alea komat-kamit dan meminta agar pria itu segera pergi dari hadapannya."Angkat kepala kamu!" titah lelaki itu dengan suara dinginnya pada Alea.Semua orang yang ada di sana, sontak saja melihat ke arah Alea dan Presdir baru itu. Mereka bertanya-tanya apa yang telah dilakukan oleh Alea atau apa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 5. Pagutan Bibir

    Alea menelan salivanya sendiri dan mematung ketika Juno mengatakan bahwa dia hanya memiliki dua pilihan. Kata-kata pria itu terdengar begitu ambigu, membuat pikirannya dipenuhi berbagai spekulasi."A-apa maksud Bapak? Kenapa Bapak bicara aneh seperti ini?" tanya Alea dengan gugup. Dia berusaha menerka maksud sebenarnya di balik ucapan Juno.Apakah dia salah dengar? Atau justru pria itu benar-benar mengatakan sesuatu yang sulit dipercaya?"Apa saya salah dengar? Bapak meminta saya untuk berpacaran dengan Bapak?" tanyanya lagi, kini dengan suara pelan seperti berbisik.Namun, Juno hanya tersenyum tipis tanpa segera memberikan jawaban. Tatapan matanya tetap tenang, seolah menikmati kebingungan Alea. Sementara itu, Alea mulai kehilangan kesabaran."Pak, saya lagi tanya sama Bapak!" ujar Alea dengan nada lebih tinggi. Dia merasa perlu mendapatkan kepastian.Juno mengangkat sebelah alisnya sebelum akhirnya berucap, "Saya tidak tuli, jadi kamu tidak usah berteriak seperti itu untuk berbicara

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 6. Pria Mesum Tidak Diajak

    Tatapan Juno, suaranya yang terdengar datar, entah kenapa malah terasa menyeramkan bagi Alea. Wajah wanita cantik itu menegang, kedua matanya melebar, terutama saat melihat seringai tipis di bibir Juno."Kamu akan menyesal karena telah menolak perintah saya, Nona."Hening. Beberapa detik berlalu tanpa ada yang bersuara. Seringai itu lenyap, digantikan oleh ekspresi dingin tanpa emosi. Alea menelan salivanya sendiri, melihat raut wajah Juno yang menyeramkan."Keluar."Namun, Alea tetap terpaku di tempat. Perubahan sikap Juno yang begitu cepat membingungkannya."Saya bilang keluar!" Kali ini, nada suara Juno lebih tegas, bahkan nyaris membentak. Alea tersentak. Tanpa berpikir panjang, dia segera melangkah keluar dari ruangan itu.Demi apa pun, jantungnya masih berdegup kencang setelah kejadian barusan. Nafasnya sedikit memburu, seolah dia baru saja keluar dari sebuah situasi berbahaya.Saat itu, Adrian, sekretaris Juno, melihatnya berjalan dengan langkah tergesa-gesa keluar dari ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 7. Wanita Golden Night

    Semua orang yang berada di meja itu langsung membisu. Napas mereka tertahan, takut melihat reaksi Juno setelah mendengar kata-kata Alea yang sangat berani, atau lebih tepatnya, nekat.Pak Gunawan, yang duduk di sebelah Alea, dengan panik mencoba meredakan situasi. "Maaf, Pak Presdir. Bu Alea benar-benar tidak sadar dengan apa yang dia katakan..."Namun, Juno tetap diam dan itu membuat suasana menjadi horor. Tatapannya tertuju pada Alea, yang tampak tidak peduli dan malah menuangkan lebih banyak minuman ke gelasnya. Wanita itu benar-benar menantangnya."Hey wanita Gold Night!" Suara Juno dalam, hampir seperti bisikan, tapi mengandung ancaman yang jelas. Gold Night adalah nama klub malam tempat Alea dan Juno bertemu semalam.Alea mendongak, menatapnya dengan mata yang mulai kehilangan fokus. "Apa?" jawabnya enteng, masih dengan nada menantang.Juno mendekat. Sekretarisnya, Adrian, terlihat tegang di belakangnya. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan pria itu.Lalu, dalam hitungan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 8. Om punya pacar?

    Alea semakin panik. Juno semakin mendekat ke wajahnya, membuatnya merasa terpojok. "M-melecehkan? Saya?" suaranya bergetar. Dia mencoba mengingat kejadian semalam, tapi dia hanya ingat makan malam bersama dengan rekan-rekan barunya di kantor.Juno menatapnya dengan tatapan tajam, lalu tersenyum miring. "Kamu mabuk, lalu menggoda saya. Bahkan sempat menyentuh wajah saya dan bilang saya tampan. Jangan lupa, kamu muntah dibaju saya. Lalu kita—"Alea merasakan wajahnya memanas, saat Juno dengan sengaja menjeda kalimatnya di sana. "Saya… saya tidak ingat!" serunya."Sayangnya, saya ingat dengan jelas," ujar Juno, mengusap dagunya seolah berpikir. "Dan sekarang, saya ingin kompensasi atas apa yang kita lakukan semalam."Alea menelan ludah, tubuhnya semakin tegang. "Kompensasi apa? Tidak ada kompensasi!"Juno mendekat, matanya menatap lekat ke dalam mata Alea yang penuh ketakutan. "Oh tentu harus ada. Sebelum kita having sex bersama, saya masih perjaka. Setelah kamu melecehkan saya dua kali,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 9. Lebih Dari Ciuman

    Siapa yang mengira bahwa Martin, mantan kekasih Alea, adalah keponakan satu-satunya Juno? Pria yang saat ini menjadi kekasih Alea. Mereka sama-sama belum mengetahui fakta tersebut.Martin menatap curiga ke arah sepatu pantofel wanita berwarna hitam yang tergeletak dekat dapur. Apakah pamannya memiliki kekasih? Pria yang selama ini bahkan tak pernah terlihat dekat dengan seorang wanita?"Om, apa Om punya pacar?" tanya Martin, mengarahkan perhatiannya pada Juno yang masih sibuk memanggang roti.Juno tidak menjawab. Alih-alih merespons, dia malah mengabaikan kehadiran keponakannya di sana."Mana mungkin Om punya pacar?" gumam Martin, setengah tak percaya. Tatapannya beralih ke arah dua potong roti panggang di atas piring. Juno bahkan mengoleskan selai coklat dengan rapi di atasnya."Om bikin dua roti. Apa pacar Om ada di sini? Dia menginap?" Martin semakin penasaran."Pergilah sebelum aku panggil petugas keamanan," usir Juno datar."Tapi aku ingin melihat pacar Om dulu. Pasti dia sangat

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 10. Membuat Tegang

    Juno mengangkat alis, lalu tersenyum tipis. "Menurutmu?"Alea mengerutkan kening, merasa tidak puas dengan jawaban pria itu. Dia menepis tangan Juno secara halus, kemudian mengambil tisu untuk membersihkan noda di bibirnya sendiri."Saya tidak tahu, dan saya tidak ingin tahu," jawab Alea ketus.Juno justru terkekeh kecil. "Kenapa? Kamu cemburu kalau saya melakukannya pada wanita lain?"Alea mendengus. "Kenapa harus cemburu? Enggaklah!"Juno menatapnya lekat-lekat, seolah sedang membaca pikirannya. "Benarkah?"Alea tidak menjawab. Dia hanya menunduk, sibuk menghabiskan rotinya. Sementara Juno tetap memperhatikannya dengan intens, membuat Alea semakin canggung."Apa kamu sudah merasa nyaman bersama saya?" tanya Juno tiba-tiba.Alea terdiam sejenak. Nyaman? Tentu saja tidak! Bagaimana mungkin dia bisa merasa nyaman dengan seseorang yang awalnya memaksanya untuk berpacaran? Mereka bahkan baru kenal satu hari, lalu berpacaran, mana mungkin bisa nyaman secepat itu."Saya belum tahu," jawab

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28

Bab terbaru

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 39. Deep Talk

    Tanpa Alea dan Juno sadari, kini tatapan semua orang tertuju kepada mereka berdua. Di mana perhatian Juno kepada Alea, menjadi pusat perhatian."Bisakah kamu hati-hati?""Apa masih panas? Sakit?" tanya Juno dengan lembut. Seolah-olah dia tidak pernah bersikap dingin sebelumnya kepada Alea."Aku nggak apa-apa, Om." Refleks dan terbawa suasana, Alea malah berbicara informal pada Juno. Tanpa sadar, perkataannya ini malah menimbulkan kecurigaan orang-orang di sana."Sini lihat.""Aku nggak apa-apa."Juno tetap bersikeras melihat jari Alea yang tadi terkena panggangan barbeque. Dia memegang tangan wanita itu dan memperhatikan jari-jarinya. Terlihat warna memerah pada jari tengah dan jari telunjuk tangan kanan milik Alea. Pria itu pun bergegas membawa Alea masuk ke dalam villa, dia bermaksud mengobatinya."Apa kalian merasa ada atmosfer yang aneh antara pak presdir dan bu Alea?" kata salah seorang pria, dari anggota tim lain."Aku juga merasa begitu.""Benarkah mereka om dan keponakan? Atau

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 38. Juno sadar

    Juno berusaha tetap tenang, meskipun dia mendengar sesuatu yang tidak menyenangkannya. Dia mencuri dengar tentang pacar Alea ini dan akhirnya dia tahu siapa yang dimaksud. Martin, tidak salah lagi. Keponakannya itu ternyata tidak mengindahkan peringatannya untuk mengganggu Alea lagi.Pria dewasa itu pun kemudian bergegas mencari Alea sebelum mereka berangkat ke Bogor dan tanpa disangka, dia melihat Alea bersama Martin sedang berada di depan semua teman-teman setimnya."Sebenarnya saya bukan pacar Alea. Saya cuma mantan. Tapi tolong doakan saya ya, agar saya bisa mendapatkan hatinya kembali," kata Martin pada teman-teman Alea yang membuat Alea geram. Juno juga mendengarnya dengan jelas."Jelaskan dengan benar, Martin." Tegas Alea tanpa ba bi bu lebih dulu."Iya, aku cuma mantan kamu, Lea. Tapi—""Shut up!" ujar Alea pada pria yang banyak omong ini. "Dan segera pergi dari sini, Martin."Semua orang bisa melihat, kalau Alea alat pembenci pria yang katanya mantan pacarnya ini. Padahal di

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 37. Ngajak Balikan

    "Sudah tahu dia cemburu, kamu masih bermain api dengannya, Juno. Ckckck." Liora muncul secara mendadak di belakang Juno, seperti makhluk halus saja. Bahkan Juno tidak menyadari kehadirannya sebelumnya. "Apa kamu sudah cukup melihatnya? Sudahi drama bodoh ini. Atau dia akan semakin menjauh dari kamu, Jun." Nasehat Liora pada sepupu bodohnya itu.. Bodoh dalam cinta dan membina hubungan. "Ini belum cukup." Kening Liora berkerut mendengar kata-kata Juno. "Apa? Dia cemburu, itu tandanya dia ada perasaan sama kamu. Jadi apa lagi yang mau kamu lihat?" tanya Liora heran. Kedua tangannya menyilang di dada dan sepasang matanya menatap Liora dengan tajam. "Dia belum mengakui perasaannya." "Astaga Juno. Wanita itu identik dengan sifat jaim. Kamu harusnya paham itu dong. Sebagian besar dari mereka, tidak bisa mengatakan cinta pada pasangannya karena malu," jelas Liora. "Tapi aku mau mendengar dia mengatakannya. Jika dia benar-benar ada rasa padaku," ujar Juno keras kepala. Liora mem

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 36. Dia cemburu?

    Alea mengabaikan Linda yang sedang marah padanya, bahkan ketika gadis itu berteriak dari belakang tubuhnya. Ia tetap tenang melanjutkan aktivitasnya—memoles riasan di depan cermin besar di toilet wanita yang luas itu. Malam ini, ia harus kembali ke pesta. Tidak ada waktu untuk drama murahan seperti ini."Mulutmu itu nggak bisa dijaga ya!" bentak Linda dengan napas memburu."Kenapa? Marah?" sahut Alea santai, diselingi senyum sinis yang menggoda amarah.Linda semakin gemas melihat ekspresi tak peduli dari Alea. Matanya melotot, pipinya memerah karena amarah yang mendidih."Kamu—"Tangan Linda melayang, hendak menampar wajah Alea. Namun, Alea lebih sigap. Dalam sekejap, dia memelintir tangan Linda ke belakang tubuhnya dengan gerakan yang cepat dan tegas."Aaakkh! Sakit!" pekik Linda, tubuhnya membungkuk menahan nyeri."Aku lagi nggak mood ngobrol sama manusia nggak penting kayak kamu sekarang. Jadi, jangan ganggu aku," desis Alea di telinga Linda, nadanya dingin dan tajam. "Atau, aku ak

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 35. Sikap Berubah

    Semua tatapan mata tertuju pada Juno dan wanita dewasa yang tampak seumuran dengannya. Wanita itu cantik, anggun, dan mengenakan gaun merah mencolok. Bodynya sangat menggoda, alias body goals. Para wanita di ruangan itu pun kagum melihat penampilannya yang nyentrik dan bodynya yang bagus.Orang-orang yang hadir langsung beranggapan bahwa Juno sangat serasi dengan wanita tersebut. Alea pun bisa mendengar bisik-bisik kagum dari para tamu yang memperhatikan keduanya."Baru kali ini aku melihat Juno Williams datang bersama seorang wanita.""Benar. Aku pikir dia tidak tertarik menjalin hubungan. Tapi ternyata seleranya luar biasa," komentar salah satu rekan bisnis Juno. Mereka semua tahu, Juno nyaris tak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun sebelumnya."Benar. Wanita dewasa seperti itu pasti tipe idealnya," gumam Alea lirih. "Tapi kenapa dia begitu mudah melupakan hubungan kami? Kami baru saja putus dua hari lalu, dan sekarang dia sudah menggandeng tangan wanita lain.""Atau sebenar

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 34. Putus!

    Begitu mendengar suara berat pamannya yang menggema penuh amarah, Martin langsung menghentikan gerakannya. Ia bangkit dari tubuh Alea dengan wajah pucat pasi dan mata membelalak ketakutan."Pergi, sebelum aku benar-benar menghajar kamu, Martin!" bentak Juno, suaranya menggema hingga membuat bulu kuduk meremang."Om, Om gak bisa semena-mena kayak gini! Alea milik aku, Om!" teriak Martin, mencoba membela diri meski suaranya bergetar.Juno melangkah maju, matanya menatap lurus penuh ancaman. "Martin Luke Matthew. Pergi. Sekarang."Nada suara Juno tegas, tak bisa ditawar. Martin langsung mengecil seperti anak kecil yang baru saja ketahuan mencuri. Ia mengatupkan rahangnya, lalu membalikkan badan tanpa sepatah kata pun."Sialan!" desis Martin saat di luar rumah. Dengan geram, ia mengusap rambutnya kasar, lalu berjalan menjauh, meninggalkan rumah itu dengan langkah berat dan hati penuh amarah.Kini hanya ada Alea dan Juno di ruang itu. Hening. Udara terasa berat. Alea duduk di lantai dengan

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 33. Denial

    Adrian masuk ke dalam ruangan presdir, untuk mengecek situasi yang terjadi. Dalam hati, dia bertanya-tanya mengapa Alea keluar dari ruangan presdir dalam keadaan menangis."Pak."Suara Adrian, sontak saja membuat Juno langsung mendongak dan menatap pria itu dengan tajam. "Kamu dari mana saja Adrian? Apa kamu mau dipecat, hah!" teriak Juno yang seketika membuat Adrian terkejut. Dia bingung, Kenapa dia dimarahi? Apa salahnya? Atau terjadi sesuatu selama dia pergi 10 menit yang lalu?Presdirnya itu tampak marah, terlihat jelas di wajahnya yang tampak memerah. Matanya yang menyalang tajam tertuju kepada dirinya."Ma-maaf Pak. Tadi saya pergi ke kamar mandi dulu dan—"Siapa sangka, Juno menghentikan ucapan Adrian dengan melempar asbak ke arah si sekretaris itu. Adrian biar cepat menghindar, dan Tia merasa beruntung karena tidak terkenal lemparan asbak kaca tersebut. Asbak itu pun jatuh ke lantai dan sekarang sudah menjadi serpihan."Sialan kamu, Adrian! Bulan ini, aku potong gajimu 50%." T

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 32. Bukan wanita murahan

    Baik Alea maupun Martin, terkejut saat mereka melihat satu sama lain dalam keadaan yang tak terduga. Martin tampak membeku sesaat, tepat setelah dia melihat Alea berciuman dengan pamannya di ruang kerja pamannya itu.Sedangkan Juno, dia terlihat marah pada Martin yang sudah seenaknya masuk ke dalam ruangan ini tanpa pemberitahuan. Bukan hanya pada Martin, tapi pada Adrian yang tidak becus kerjanya. Harusnya dia bisa menahan agar Martin tidak masuk ke dalam ruangan. Tapi sekarang? Di mana sekretaris itu? Dia tidak terlihat batang hidungnya."Alea, kamu habis ngapain sama Om aku?" Kedua mata Martin masih terbelalak saat melihat Alea yang tampak kaget."Kamu panggil dia Om? Dia Om kamu?" Bukannya menjawab, Alea malah balik bertanya pada Martin. Perasaannya tidak karuan, karena dia baru tahu kalau Juno adalah omnya Martin."Oh, jadi kamu mutusin aku gara-gara kamu selingkuh sama Om aku?" Martin malah bicara seenaknya tanpa berpikir dulu. Bahkan dia menuduh Alea putus darinya, karena selin

  • Kau Selingkuhi Aku, Kugapai Pamanmu   Bab 31. Minta Cium

    "Sebenarnya kami ini mau diapakan? Kenapa kami dikurung di sini, Pak? Tolong bebaskan kami!" pinta Maya sambil memegang jeruji besi, menatap tajam ke arah pria bertubuh kekar, berpakaian serba hitam, yang berdiri diam tak jauh dari sana.Pria itu hanya mematung, seolah tak mendengar."Hey! Apa kamu tuli? Kenapa kamu diam saja? Mamaku lagi nanya sama kamu! Bebal banget kamu!" teriak Ghea marah. Ia maju mendekat, mengguncang jeruji dengan keras. Suaranya menggema di ruang tahanan yang dingin dan lembab.Maya mencoba menahan emosinya. "Baiklah, kalau kamu tidak mau mengeluarkan kami sekarang, setidaknya jawab pertanyaan saya," ucapnya perlahan tapi tegas. Pria berbaju hitam itu akhirnya menoleh, menatap Maya dengan sorot mata tajam dan penuh tekanan."Kami salah apa? Kenapa sampai harus dikurung seperti ini? Siapa yang menyuruhmu?" lanjut Maya. Ia masih ingat jelas bagaimana ia tertangkap setelah menjual motor dan mencoba melepas gelang milik Alea, namun gagal karena keburu ketahuan. Tan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status